Tanya: Saya punya ustadz, beliau bisa dibilang termasuk da’i-da’i terkemuka yang menyebarkan da’wah tauhid dari Imam Muhammad Najdy Rahimahullah, beliau dulu pernah ada hubungan dengan jam’iyyah ihya turats, Alhamdulillah sudah sekitar enam tahun atau lebih beliau tinggalkan jam’iyyah tersebut dan beliau bara’ dari IM juga Ali Irsyad serta da’i-da’i menyimpang, beliau sekarang sibuk mengurusi da’wahnya sendiri di pondoknya namun jarh dari sebagian da’i masih tersebar di internet, bagaimana tanggapan ustadz Abu Ahmad Limboro pada ustadzku tersebut?.
Jawab: Ustadz antum ‘Afallohu ‘anna wa ‘anhum lebih tahu tentang keadaan diri beliau, kalau beliau jujur dan selalu ikhlas dalam seluruh keadaannya serta benar-benar mengikuti manhaj salafush sholih maka beliau akan dijaga dan dibela oleh Alloh Ta’ala, berbeda dengan orang yang selalu berkhianat dalam da’wahnya:
إن الله يدافع عن الذين آمنوا، إن الله لا يحب كل خوان كفور
“Sesungguhnya Alloh akan membela orang-orang yang telah beriman, sesungguhnya Alloh tidak menyukai setiap orang yang selalu berkhianat lagi mengkufuri (ni’mat)”.
Kami tidak akan mengatakan atau menghukumi seseorang yang kami tidak mengetahui keadaannya, namun kalau tampak pada kami tentang kebatilan dan kemungkaran padanya maka kami akan mengingkari, siapapun yang melakukannya dan bagaimanapun kedudukannya, adapun yang tidak nampak pada kami maka kami tidak dibebani untuk menyelidikinya, Abdulloh bin Mas’ud Rodhiyallohu ‘anhu berkata:
إنا قد نهينا عن التجسس، ولكن إن يظهر لنا شيئ نأخذ به
“Sesungguhnyakami benar-benar telah dilarang dari memata-matai, akan tetapi jika nampak kepada kami sesuatu maka kami mengambil (menghukumi)nya”.
Kalau seseorang tidak jujur keistiqomahannya maka akan nampak dikemudian hari apa yang dia sembunyikan, karena yang namanya penyelewengan itu semisal bangkai, jika bangkainya tidakbenar-benar dilenyapkan atau ditimbun maka nanti akan tercium juga bau busuknya.
Kalau seseorang sudah membuktikan akan kebenaran dan kekokohan terhadap keimanannya, dengan terus istiqomah di atas al-haq maka tidaklah memudhorotkannya jarh dari yang membencinya, walaupun orang yang menjarh tersebut melakukan provokasi, menghasut dan mengadu domba, dan bagaimanapun tingginya martabat orang yang menjarh itu, kalau yang dijarh di atas keistiqomahan maka tidak akan mudhorotkannya, walaupun jarhnya masih terus disebar.
Dijawab oleh:
Abu Ahmad Muhammad bin Salim Al-Limboriy ‘Afallohu ‘anhu (27 Dzulhijjah 1435).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar