Al Imam Ibnul Qoyyim berkata: “Maka sesungguhnya hamba itu jika memurnikan niatnya untuk Alloh ta’ala, dan maksud dia, keinginan dia dan amalan dia itu adalah untuk wajah Alloh Yang Mahasuci, maka Alloh itu bersama dia, karena sesungguhnya Yang Mahasuci itu beserta orang-orang yang bertaqwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan. Dan kepala taqwa dan kebaikan adalah murninya niat untuk Alloh dalam penegakan kebenaran. Dan Alloh Yang Mahasuci itu tiada yang bisa mengalahkan-Nya. Maka barangsiapa Allo bersamanya, maka siapakah yang bisa mengalahkannya atau menimpakan kejelekan padanya? Jika Alloh bersama sang hamba, maka kepada siapakah dia takut? Jika Alloh tidak bersamanya, maka siapakah yang diharapkannya? Dan kepada siapa dia percaya? Dan siapakah yang menolongnya setelah Alloh meninggalkannya? Maka jika sang hamba menegakkan kebenaran terhadap orang lain, dan terhadap dirinya sendiri lebih dulu, dan dia menegakkannya itu adalah dengan menyandarkan pertolongan pada Alloh dan karena Alloh, maka tiada sesuatupun yang bisa menghadapinya. Seandainya langit dan bumi serta gunung-gunung itu membikin tipu daya untuknya, pastilah Alloh akan mencukupi kebutuhannya dan menjadikan untuknya jalan keluar dari masalahnya.” (“I’lamul Muwaqqi’in”/ hal. 412/cet. Darul Kitabil ‘Arobiy).

Berkah Bersama Ahlus-sunnah – Belajar Selain di Yaman

BERKAH  BERSAMA AHLUS SUNNAH
Tanya: Sekarang kan keadaan di Yaman tidak tenang lagi, kami ingin untuk belajar keluar negri, apakah ada markiz yang menerima penuntut ilmu dengan tanpa syarat ijazah sekolah?.
Jawab: Alhamdulillah ada, di majelis para ulama di kerajaan Saudi Arobia yang diadakan di masjid-masjid itu tidak membutuhkan ijazah sekolah, cukup bagi anda mengurus iqomah (surat izin tinggal) di sana, baik berupa iqomah sebagai tenaga kerja atau iqomah lainnya, yang penting punya uang, beberapa ikhwah ada di sana, siang hari mereka bekerja, sore dan malam hari mereka menghadiri majelis ulama di masjid-masjid. 

Bila kesulitan untuk ke kerajaan Saudi Arobia, bisa belajar ke Mesir, Alhamdulillah di sana ada Fadhilatusy Syaikh Muhammad bin Ibrohim Al-Mishriy Hafizhohulloh, orang-orang ‘ajm (selain Arob) banyak juga yang belajar di sana, terutama orang-orang Prancis, Tunesia dan selain mereka, bahkan ada pula orang-orang Indonesia, beberapa hari yang lalu kami berhubungan dengan salah seorang penuntut ilmu asal Tunesia, dan dua malam kemarin Asy-Syaikh Muhammad bin Ibrohim Al-Mishriy Hafizhohulloh menyampaikan salamnya ke kami, dan salah seorang muridnya mengabari ke kami bahwa ada beberapa orang Indonesia sering datang ke majelis Asy-Syaikh Muhammad bin Ibrohim, dan Alhamdulillah kitab-kitab beliau sudah banyak yang terbit dan bahkan sudah ada pula di maktabah baru Daril Hadits Sana’a.
Dan kita menasehatkan kepada orang-orang Indonesia yang ada di sana untuk belajar kepada beliau, majelis beliau di masjid itu lebih baik dari pada belajar di universitas Al-Azhar yang tercampur baur para dosennya, ada dari mereka beraqidah asy’ariyyah, adapula shufiyyah, ikhwaniyyah dan ‘aqlaniyyah:
فالواجب أن يفرق بين مشايخ أهل السنة والجماعة وبين مشايخ أهل الفرقة والبدعة، فإن أهل السنة والجماعة هم الطائفة المنصورة، الفرقة الناجية، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: «لا تزال طائفة على الحق ظاهرين، لا يضرهم من خالفهم ولا من خذلهم إلى قيام الساعة».
“Maka wajib untuk dibedakan antara para syaikh Ahlissunnah wal Jama’ah dengan para syaikh pemecah belah dan pembuat bid’ah, karena sesungguhnya Ahlussunnah wal Jama’h mereka adalah golongan yang tertolong, kelompok yang selamat, Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam berkata: “Akan senantiasa ada segolongan (dari umatku) di atas kebenaran, mereka adalah senantiasa menampakan kebenaran, tidak memudhorotkan mereka orang-orang yang menyelisihi mereka, dan tidak pula orang-orang merendahkan mereka sampai tegaknya hari kiamat”.
Jika para penuntut ilmu tidak bisa juga menuntut ilmu di Mesir atau khawatir keamanan di sana maka bisa ke Tanzania, di sana telah ada markiz besar, yang sudah berjalan sekitar dua tahun lebih, yang diasuh oleh Asy-Syaikh Abul Yaman Adnan Al-Yamaniy Hafizhohulloh, para thullab dari orang-orang ‘ajm juga terdapat di sana, bahkan thullab di markiz tersebut sudah ribuan, bersamaan dengan itu Ahlussunnah yang di sana terus berupaya untuk mendatangkan para masyayikh dan para du’at keluaran Dammaj untuk memegang da’wah di setiap daerah di sana.
Da’wah Ahlissunnah tidak hanya di sana, di Algeria (Jazair) juga terdapat markiz Ahlissunnah yang di asuh oleh Asy-Syaikh Abu Hatim Yusuf Al-Jazairiy Hafizhohulloh, beliau telah banyak kitab-kitabnya yang terbit, dan sebentar lagi kitab beliau bantahan tentang pemikiran irja’ Prof. DR. Robi’ Al-Madkholiy akan terbit.
Walhamdulillah.
Dijawab oleh:
Abu Ahmad Muhammad bin Salim Al-Limboriy ‘Afallohu ‘anhu (29 Dzulhijjah 1435).

BERKAH  BERSAMA AHLUS SUNNAH

Tanya: Orang-orang hizbiy dalam membela syaikh-syaikh mereka seringkali berdalil: “Albarokah ma’a akabirikum”, apakah betul syekh-syekh yang bersama syekh Yahya rata-rata masyayekh shighor?.
Jawab: Hadits dengan lafazh:
البركة مع أكابركم
“Berkah bersama orang-orang kibar kalian”, telah diriwayatkan oleh Ibnu ‘Abdil Barr di dalam “Jami’ Bayanil ‘Ilmi wa Fadhlih” dengan beberapa jalur periwayatan, yang saling mendukung.
Dan Ibnu Abdil Barr Rohimahulloh telah menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan “akabir” adalah orang-orang yang berilmu, sama saja mereka berumur tua ataupun berumur muda.
Diantara ulama ada juga yang menyebutkan bahwa yang namanya “akabir” mereka adalah ulama Ahlissunnah wal Jama’ah, dan tidak masuk di dalamnya para ulama sesat dan menyimpang.
Hal demikian itu karena yang namanya berkah itu disandarkan kepada Alloh Ta’ala, sebagaimana perkataan Rosululloh ‘Alaihish Sholatu was Salam:
البركة من الله
“Berkah adalah dari Alloh”.
Dan Dia berikan berkah itu hanya kepada Ahlul Haq Ahlussunnah wal Jama’ah.
Siapa saja yang menyelisihi syari’at Alloh Ta’ala maka berkah akan dicabut dari mereka, karena berkah itu hanya diperuntukkan kepada orang-orang yang beriman lagi bertaqwa:
ولو أن أهل القرى آمنوا واتقوا لفتحنا عليهم بركات من السماء والأرض
Dan kalaulah para penduduk negri-negri itu beriman dan bertaqwa maka sungguh Kami akan membukakan untuk mereka berkah-berkah dari langit dan bumi”.
Seseorang walaupun umurnya sudah sangat tua, namun kalau dia berada di dalam kebatilan baik berpemikiran irja’ atau berloyalitas dengan orang-orang kafir atau melakukan penyimpangan maka dia masuk kategori “shighor”, walaupun dahulunya dianggap termasuk “kibar”.
Alhamdulillah para masyayikh Ahlissunnah terkumpul di dalamnya, baik “kibar” karena berilmu dan berusia yang sudah tua semisal Syaikhuna Abu Ibrohim Muhammad bin Mani’ Al-Ansiy ‘Afallohu ‘anhu ataupun mereka yang masih muda-muda namun mumpuni keilmuan mereka, maka mereka itulah lebih layak dan lebih berhak untuk dikatakan “kibar”.
Wallohu A’lam.
Dijawab oleh:
Abu Ahmad Muhammad bin Salim ‘Afallohu ‘anhu (1 Muharrom 1436).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar