Al Imam Ibnul Qoyyim berkata: “Maka sesungguhnya hamba itu jika memurnikan niatnya untuk Alloh ta’ala, dan maksud dia, keinginan dia dan amalan dia itu adalah untuk wajah Alloh Yang Mahasuci, maka Alloh itu bersama dia, karena sesungguhnya Yang Mahasuci itu beserta orang-orang yang bertaqwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan. Dan kepala taqwa dan kebaikan adalah murninya niat untuk Alloh dalam penegakan kebenaran. Dan Alloh Yang Mahasuci itu tiada yang bisa mengalahkan-Nya. Maka barangsiapa Allo bersamanya, maka siapakah yang bisa mengalahkannya atau menimpakan kejelekan padanya? Jika Alloh bersama sang hamba, maka kepada siapakah dia takut? Jika Alloh tidak bersamanya, maka siapakah yang diharapkannya? Dan kepada siapa dia percaya? Dan siapakah yang menolongnya setelah Alloh meninggalkannya? Maka jika sang hamba menegakkan kebenaran terhadap orang lain, dan terhadap dirinya sendiri lebih dulu, dan dia menegakkannya itu adalah dengan menyandarkan pertolongan pada Alloh dan karena Alloh, maka tiada sesuatupun yang bisa menghadapinya. Seandainya langit dan bumi serta gunung-gunung itu membikin tipu daya untuknya, pastilah Alloh akan mencukupi kebutuhannya dan menjadikan untuknya jalan keluar dari masalahnya.” (“I’lamul Muwaqqi’in”/ hal. 412/cet. Darul Kitabil ‘Arobiy).

Hukum Menyiapkan Menu Makanan Dan Minuman Khusus Untuk “Asyuro”

makanan asyuro
Tanya: Apakah boleh menyediakan atau memilih menu khusus dari makanan dan minuman untuk puasa ‘asyuro’?.
Jawab:
بسم الله الرحمن الرحيم  الحمد لله رب العالمين، وبعد
Syaikhuna Yahya bin ‘Ali Al-Hajuriy -semoga Alloh mengampuni kami dan beliau- pernah ditanya dengan pertanyaan semisal ini maka beliau mengatakan:
تحري هذا من البدع، أنه يوم عاشوراء لابد له من طعام يصنع من كذا وكذا
“Memilih seperti ini adalah bid’ah, bahwasanya dia adalah hari ‘asyuro’, harus baginya makanan terbuat dari demikian dan demikian”. 
Dan ini biasa dilakukan oleh yang memiliki khurofat, bila mereka puasa ayyamil bidh (puasa hari-hari putih) maka mereka mengkhususkan makanan dan minuman yang serba putih-putih, makan nasi dan telur putih, minum susu putih murni atau santan kelapa, dan yang putih-putih semisalnya, bila seperti ini maka dia adalah bid’ah, begitu pula pada puasa ‘asyuro’ ini hukumnya sama kalau mengkhususkan makanan dan minuman tertentu, Syaikhuna Yahya Al-Hajuriy -semoga ampunan Alloh untuknya- menyatakan:  
فيوم عاشوراء كسائر الأيام
“Hari ‘Asyuro’ seperti seluruh hari-hari (yang lainnya)”.
Sebagaimana telah kami sebutkan bahwa tidaklah seseorang mengkhususkannya melainkan karena ada khurofat atau anggapan yang tidak benar, Syaikhuna Yahya Al-Hajuriy -semoga ampunan Alloh untuknya- mengatakan:
وهل يتحرى هذا إلا لبعض العقائد الفاسدة، أو التشبه بالكافرين أو شيء من ذلك
“Dan tidaklah dia memilih ini melainkan karena sebagian keyakinan-keyakinan yang rusak atau menyerupai terhadap orang-orang kafir, atau sesuatu dari itu”.
Rosululloh ‘Alaihissholatu Wassalam dan para shohabatnya dahulu tidak pernah mengkhususkan makanan dan minuman tertentu untuk makan sahur atau ketika berbuka puasa ‘asyuro’, apa saja dari jenis makanan dan minuman yang mereka miliki maka mereka gunakan untuk puasa tersebut, Rosululloh ‘Alaihishsholatu Wassalam berkata:
من عمل عملا ليس عليه أمرنا فهو رد
“Barang siapa yang melakukan suatu amalan, yang dia bukan dari perkara kami maka dia tertolak”.
Adapun bila mengkhususkan seperti yang telah kami sebutkan maka dia adalah bid’ah, Rosululloh ‘Alaihissholatu Wassalam berkata:
من أحدث في أمرنا هذا ليس منه فهو رد
“Barang siapa mengadakan (suatu perkara baru) di dalam urusan (agama) kami ini maka dia tertolak”.
Syaikhuna Yahya Al-Hajuriy -semoga ampunan Alloh untuknya- mengatakan:
وقد أنكر مثل هذا شيخ الإسلام ابن تيمية رحمه الله في اقتضاء الصراط المستقيم.
“Dan sungguh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah -semoga Alloh merohmatinya- telah mengingkari semisal ini di dalam “Iqtidho’ush Shirotil Mustaqim”.
Dijawab oleh:
Abu Ahmad Muhammad bin Salim Al-Limboriy ‘Afallohu ‘anhu (4/1/1436).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar