ALwahdah al-islamiyyAH
adalah
ALIRAN BID'AH
Dutulis
oleh:
Muhammad bin Salim
Al-Limboriy
Semoga Alloh mengampuninya, mengampuni kedua orang tuanya
dan mengampuni saudara-saudarinya
***
بسم
الله الرحمن الرحيم
الحَمْدُ لله، أَحْمَدُه،
وأستعينُه، وأستغفرُهُ، وأَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ
لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه.
أمّا بعدُ:
Ketika para
hizbiyyun dari aliran sesat Al-Wahdah Al-Islamiyyah membaca jawaban kami atas
pertanyaan saudara kami Hisyam bin Abdillah Rohimahulloh yang
kami katakan:
"…bahkan ada yang pacaran yang kren dengan istilah PACIS
(pacaran Islami) dengan semboyan “dibanding pacaran dengan orang nakal mending
pacaran dengan kami”.
Mereka dengan
tanpa malu mempertanyakan ini, mereka mengira bahwa ini hanya bahasa buatan
atau rekayasa saja, maka pada kesempatan ini kami akan memaparkannya.
Ketika kami
masih di Surabaya, kami ditanya oleh seorang bapak yang rajin sholat berjama'ah
dengan kami di suatu masjid, dia berkata:
"Ustadz apa hukumnya pacaran?
Karena kami melihat ustadz dari dulu tidak pacaran, dan kami melihat seseorang
yang berpenampilan seperti ustadz; pakai baju taqwa, berjenggot rapi dan
mengajak orang-orang untuk ngaji dengan mereka, tapi dia ini pacaran, saya
tanya kepadanya menyangkut perbuatannya yang sering berdua-duan dengan prempuan
yang berjilbab besar, kadang dijemput dan diantar pulang dan makan di warung
bersama, dan kepengajian bareng? dia bilang: "Saya takut kalau saya tidak
dekati dia nanti didekati orang nakal… kasian nanti".
Dan kami juga
dengar dari dua kawan kami menukil dari perkataan diantara mereka yang asyik
pacaran, ketika itu dua kawan kami mengingkari mereka yang pacaran, tiba-tiba
jawaban mereka:
“Kami tahu pacaran itu harom, tidak boleh tapi
dibanding pacaran dengan orang nakal mending pacaran dengan kami”.
Tidak hanya
itu, namun kami juga dapati kenyataannya, ketika di Ambon, dua orang
(pria-wanita) sebagai pengajar di salah satu sekolah yang sama manhajnya dengan
Al-Wahdah Makassar dan ustadznya adalah hasil didikan dari Al-Wahdah Makassar,
sekolah tersebut tidak jauh dengan kampus STAIN Kebun Cengkeh Ambon.
Bahkan wanita
yang pacaran tersebut santai tanpa rasa malu jalan bareng dengan laki-laki (kawan
pacarnya), jalan bareng dari STAIN ke tempat tinggal mereka, atau terkadang
duduk berdua-duan di kampus STAIN karena mereka adalah mahasiswa STAIN yang
didik oleh para tokoh-tokoh sesat dari berbagai latar belakang.
Namun kalau
jalan dengan pacarnya, sengaja pakai cadarnya sehingga orang-orang menganggap
bahwa laki-laki itu adalah mahromnya, namun ketahuan ketika sedang pacaran yang
keduanya asyik makan di rumah makan.
Anehnya
orang-orang seperti ini ternyata juga dimanfaatkan pada bidang pendidikan
Al-Wahdah Al-Islamiyyah, mereka dijadikan sebagai bapak guru dan ibu guru di
sekolah-sekolah mereka[1].
Wanitanya
datang ke sekolah lalu mengajari anak-anak SD, apa dia mengira kalau anak-anak
SD terkhusus yang kelas 4 (empat) sampai kelas 6 (enam) belum mengerti aurat?.
Apakah mungkin
para da'i-da'i Al-Wahdah yang lulusan Universitas Islam Madinah atau lulusan
LIPIA Jakarta tidak mengajari para ibu guru tersebut dengan ayat hijab dan
sebab turunnya ayat hijab?.
Apakah ketika
itu Anas bin Malik Rodhiyallohu 'anhu yang seusia seperti
anak SD sekarang ini ikut masuk bersama Rosululloh (صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) ketika menemui Ummul Mu'minin?.
Anas bin
Malik Rodhiyallohu 'anhu adalah pembantu Rosululloh (صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) selama sepuluh tahun, beliau berkata:
"فَانْطَلَقْتُ فَجِئْتُ فَأَخْبَرْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُمْ قَدِ انْطَلَقُوا، فَجَاءَ حَتَّى دَخَلَ فَذَهَبْتُ
أَدْخُلُ، فَأَلْقَى الحِجَابَ بَيْنِي وَبَيْنَهُ، فَأَنْزَلَ اللَّهُ: {يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لاَ تَدْخُلُوا بُيُوتَ النَّبِيِّ} الآيَةَ".
"Aku
pergi, lalu aku mendatangi Nabi (صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) bahwasanya mereka (para undangan walimah) telah pergi, lalu
beliau datang sampai masuk (di dalam rumahnya), aku datang untuk masuk
(bersamanya), lalu beliau memasang hijab antaraku dan antaranya, maka Alloh turunkan
(wahyu): "Wahai orang-orang yang beriman janganlah kalian masuk ke
dalam rumah-rumah Nabi". Diriwayatkan oleh Asy-Syaikhon dari hadits Anas
bin Malik.
Ketika kami di
Makassar, kami berjumpa dengan anak paman kami yang kuliah di Makassar, kami
mengajaknya untuk menghadiri pengajian, dan dia mengisahkan bahwa ada temannya
mahasiswi nampak sholehah, berjilbab besar yang berwarna hitam dan terkadang
pakai cadar, dia juga terlibat dengan da'wah Al-Wahdah bahkan ikut menda'wahkan
Al-Wahdah di dunia kampus namun tidak lama dia hamil diluar nikah.
Kami katakan:
Walaupun mereka mengkader sebanyak-banyaknya para da'i, baik diutus di Fuyus
atau di Ma'bar atau di Universitas Islam Madinah atau bahkan ada yang nyasar di
Dammaj namun tetap mereka tidak akan bisa memperbaiki firqoh Al-Wahdah
Al-Islamiyyah, melainkan terlebih dahulu mereka membubarkan firqoh sesat ini,
dan mereka memulai da'wah mereka dengan mengikuti manhaj Ahlissunnah wal
jama'ah.
Adapun ingin
merombak dari dalam sebagaimana yang mereka gembar-gemborkan maka tidak akan
bisa, bahkan merekalah yang akan dirubah, atau bahkan mereka yang akan memaksakan
diri untuk merubah As-Sunnah menjadi Al-Bid'ah karena mengikuti hawa nafsu para
pencetus firqoh atau bid'ah mereka.
Butakah mereka
terhadap perkataan Yang Menciptakan mereka:
{ثُمَّ جَعَلْنَاكَ عَلَى شَرِيعَةٍ مِنَ الْأَمْرِ فَاتَّبِعْهَا
وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَ الَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ} [الجاثية: 18]
"Kemudian
Kami jadikan kepadamu di atas syari'at dari suatu perkara maka ikutlah syari'at
tersebut, dan janganlah kamu mengikuti hawa-hawa nafsu orang-orang yang tidak
berilmu". (Al-Jatsiyah:
18).
Sungguh
kenyataan telah berbicara tentang masalah ini, dimana hasilnya da'wah Muhammad
At-Tamimiy, Mubarok Ba Mu'allim dan jaringan mereka ketika mereka bercita-cita
merombak atau memperbaharui firqoh Ali Irsyad di Surabaya?.
Mereka sampai
merendah duduk di masjid Ali Irsyad Surabaya, sampai mereka membela mati-matian
pendiri Ali Irsyad (Ahmad Surkati), namun kenyataannya justru mereka disesatkan
lalu dilengserkan dari masjid Ali Irsyad.
Begitu pula
Abdul Hakim Abdat Cs, kagum dan bangga dengan LIPIA, bahwa dia itu adalah
perguruan Ahlissunnah, dia membelanya mati-matian namun kenyataannya apa?.
Mana hasilnya
kalau mereka akan merombak atau memperbaiki dari dalam?.
Justru apa
yang ada di dalam hati mereka terombak dan terguling-guling lantaran itu.
Tidak lupa
pula, dimana da'wah FKAWJ (Forum Komunikasi Ahlussunnah wal Jama'ah) dan LJ
(Laskar Jihad)nya? Dimana hasil da'wah mereka?.
Mereka ingin
menda'wahkan manhaj dan aqidah Ahlissunnah namun dengan cara menyelisihinya
maka tidak akan berhasil, walaupun jagoan-jagoan LJ semisal Luqman Ba'abduh,
Qomar Su'aidi, Usamah Mahri dan Muhammad Afifuddin serta jaringan mereka ingin
bangkit lagi memperbaiki nama dan ingin memperbaharui da'wah mereka namun bila
mereka masih gandrung dengan metode mereka yang sebelumnya, bernaung di bawah
jam'iyyah dan kesesatan maka dengan izin Alloh mereka tidak akan bisa, kecuali
mereka benar-benar membersihkan da'wah mereka dari bid'ah-bid'ah dan
kesesatan-kesesatan.
Mana hasilnya
da'wah Abdurrohman Abdul Kholiq? Apakah dia mampu merombak jam'iyyah Ihyaut
Turots? Ataukah dia yang dirombak oleh jam'iyyah tersebut?.
Suatu keanehan
mereka ingin merubah bid'ah yang besar namun mereka lupa dengan diri-diri
mereka sendiri.
Mereka itu adalah
ahlu bid'ah, kenapa mereka tidak merubah diri-diri mereka terlebih daluhu,
mereka rubah dari ahlu bid'ah menjadi ahlussunnah, baru kemudian meneruskan
hayalan mereka itu:
{إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا
بِأَنْفُسِهِمْ} [الرعد: 11]
"Sesungguhnya
Alloh tidak akan merubah apa-apa yang ada pada suatu kaum sampai mereka merubah
apa-apa yang ada pada diri-diri mereka". (Ar-Ro'd: 11).
Semuanya tidak
akan bisa memperbaiki dan merubah bida' dan firoq itu melainkan
mereka harus kembali kepada manhaj yang shofi dan murni ini yaitu manhaj
Ahlissunnah wal Jama'ah.
Kami khawatir
kalau mereka itu telah masuk dalam perkataan Nabi (صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ):
«...أَدْخَلَ اللَّهُ عَلَيْهِمُ الذُّلَّ لَا يَنْزِعُهُ مِنْهُمْ
حَتَّى يُرَاجِعُوا دِينَهُمْ»
"…maka
Alloh cemplungkan mereka ke dalam ketergelinciran yang tidak diangkat dari
mereka sampai mereka kembali kepada agama mereka".
KESESATAN WAHDAH
ISLMIYYAH
بِسْمِ
اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Tolong
dijelaskan tentang kesesatan Wahdah supaya kami mendapatkan faedah! karena
keluargaku banyak yang belajar dengan mereka!
(Hisyam
bin Abdilloh Al-Limbory Rohimahulloh).
Jawaban:
Wahdah
Islamiyyah adalah salah satu firqoh (aliran) yang menyimpang dari
Al-Qur’an dan As-Sunnah, penyimpangan mereka terlihat jelas secara zhohir
(penampilan) dan terlihat pula dari pemikiran.
Awal
berdirinya firqoh ini sudah dilumuri dengan pemikiran-pemikiran sesat diantaranya
penentangan terhadap pemerintah muslim, kemudian generasi-generasi mudanya
melakukan perombakan dengan cara diutus anggota-anggota atau para pengikutnya
untuk belajar ilmu agama, ada dari mereka yang pergi belajar kemudian berbalik
haluan menjadi musuhnya seperti Dzulqarnain, Muhammad As-Sarbini, Luqman Jamal,
Mustamin Cs, yang mereka berpindah pemikiran; sekarang mereka menjadi pentolan
hizbiyyun, ada juga yang masih kembali ke firqah Wahdah yang kebanyakan mereka
kemudian menjalin hubungan dengan kelompok hizbiyyun yang lain semisal Yazid
Jawaz, Abdul Hakim Abdat, Mubarok Ba Mu’allim, Abdulloh Taslim, Aunur Rofiq
Ghufron Cs.
Bahkan
mereka (Wahdah Islamiyyah) terkadang memanfaatkan saudara mereka yang pernah
nyasar di Dammaj semisal Abu Qotadah, mereka membangga-banggakan pria satu ini
dengan dipajang di sepanduk jalanan “Hadirilah Muhadaroh Bersama Al-Ustadz Abu
Qotadah murid Al-Imam Muqbil Al-Wadi’y”.
Mereka
(Wahdah Islamiyyah) memiliki perguruan yang dikenal dengan STIBA dan ini berada
di Makassar, penampilan zhohir pada mereka hampir sama dengan penampilan zhohir
hizbiyyun yang ada di LIBIA; mereka masih senang memakai celana ketat (kentara
bentuk tubuh), celana tersebut terkadang tidak bisa diketahui apakah ada di
atas mata kaki ataukah di bawah mata kaki?! karena ukuran ujung-ujung kaki
celanya berada di tengah-tengah mata kaki, bila mereka berjumpa dengan sesama
mereka maka celananya diangkat sedikit biar terlihat, jenggot mereka dirapikan
dengan cara di potong atau dikikis, mereka ikut gandrung dalam dunia ikhtilat
(campur baur pria wanita) seperti di sekolahan atau di perguruan-perguruan
tinggi bahkan ada yang pacaran yang kren dengan istilah PACIS (pacaran Islami)
dengan semboyan “dibanding pacaran dengan orang nakal mending pacaran dengan kami”.
Sampai
saat ini kami belum melihat dari mereka (yang masih gabung dengan Wahdah
Islamiyyah) memiliki jati diri sebagai seorang ahlussunnah sejati, mereka
mengaku sebagai ahlussunnah, mengaku sebagai kelompok yang selamat dan merasa
paling benarnya dalam beragama namun yang dilihat bukan sekedar pengakuan tapi
dibutuhkan pembuktian dan perealisasian, Alloh Ta’ala berkata:
{قُلْ هَاتُوا بُرْهَانَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ}
[البقرة: 111]
“Katakanlah: “Datangkanlah oleh kalian
bukti (penjelasan) jika kalian adalah orang-orang yang benar!”. (Al-Baqaroh: 111). Berkata seorang penyair:
كل يدعي وصلاً
بليلى ... وليلى لا تقر لهم بذاكا
Setiap orang mengaku berhubungan
(cinta kasih) dengan Laila
Dan
Laila tidak mengakui memiliki hubungan (cinta) dengan mereka
Begitu
pula banyak dari umat Islam, bahkan semuanya mengaku mencintai Alloh Ta’ala
namun apakah Alloh Ta’ala mencintai mereka?! Kecintaan Alloh Ta’ala
hanya kepada orang yang benar-benar mengikuti sunnah (ajaran atau metode) Nabi Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam, Alloh Ta’ala berkata:
{قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي
يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ } [آل
عمران: 31]
“Katakanlah:
"Jika kalian (benar-benar) mencintai Alloh maka ikutilah aku, niscaya
Alloh mencintai kalian dan mengampuni bagi kalian dosa-dosa kalian. Dan Allah
adalah Al-Ghofur (Maha Pengampun) lagi Ar-Rohim (Maha Penyayang)”. (Ali Imron: 31).
Jika seseorang berpaling dari sunnah Nabi Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam sebagaimana yang telah dilakukan oleh orang-orang Wahdah
dan orang-orang yang semisal mereka yang mereka terang-terangan berpaling
darinya maka Alloh Ta’ala pun berpaling dari mereka dan tidak akan
mencintai mereka sebagaimana kejelasannya dalam lanjutan ayat tersebut:
{قُلْ أَطِيعُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّ
اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْكَافِرِينَ} [آل
عمران: 32]
“Katakanlah: "Taatilah Alloh dan Rosul-Nya;
jika kalian berpaling maka sesungguhnya Alloh tidak menyukai orang-orang
kufur".
(Ali Imron; 32).
Dijawab oleh Abu Ahmad Al-Limbory Hafizhahulloh.
[1] Ini juga persis dengan para hizbiyyin,
diantara mereka Luqman Jamal (iparnya Dzul Qornain bin Muhammad Sanusi
Al-Makassariy), mendirikan SD di Kabupaten Goa ternyata pengajarnya anak-anak
mahasiswa, ada yang penampilannya bukan seperti Ahlussunnah, ketika kami
bertanya salah seorang dari gurunya, dari mana kamu? Dia menjawab: "Saya
baru habis mengajar di sekolahnya Al-Ustadz Luqman Jamal di Goa".
- Dan ini juga persis dengan sekolah Al-Mansuroh di Ambon, ketika LJ (laskar jihad) sedang jaya-jaya, sekolah ini dibangga-banggakan, namun ternyata ketika itu di dalamnya banyak sekali penyelisihan manhaj Ahlissunnah, kemudian setelah pembubaran JL (laskar jihad) mereka bubarkan pula sekolah tersebut dengan alasan sebaiknya ma'had saja, jangan sekolah, namun akhir-akhir ini kemudian muncul jagoan-jagoan LJ semisal Usamah Faishol Mahri, Asasuddin dan jaringan mereka mulai menengok lagi metode sesat itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar