Al Imam Ibnul Qoyyim berkata: “Maka sesungguhnya hamba itu jika memurnikan niatnya untuk Alloh ta’ala, dan maksud dia, keinginan dia dan amalan dia itu adalah untuk wajah Alloh Yang Mahasuci, maka Alloh itu bersama dia, karena sesungguhnya Yang Mahasuci itu beserta orang-orang yang bertaqwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan. Dan kepala taqwa dan kebaikan adalah murninya niat untuk Alloh dalam penegakan kebenaran. Dan Alloh Yang Mahasuci itu tiada yang bisa mengalahkan-Nya. Maka barangsiapa Allo bersamanya, maka siapakah yang bisa mengalahkannya atau menimpakan kejelekan padanya? Jika Alloh bersama sang hamba, maka kepada siapakah dia takut? Jika Alloh tidak bersamanya, maka siapakah yang diharapkannya? Dan kepada siapa dia percaya? Dan siapakah yang menolongnya setelah Alloh meninggalkannya? Maka jika sang hamba menegakkan kebenaran terhadap orang lain, dan terhadap dirinya sendiri lebih dulu, dan dia menegakkannya itu adalah dengan menyandarkan pertolongan pada Alloh dan karena Alloh, maka tiada sesuatupun yang bisa menghadapinya. Seandainya langit dan bumi serta gunung-gunung itu membikin tipu daya untuknya, pastilah Alloh akan mencukupi kebutuhannya dan menjadikan untuknya jalan keluar dari masalahnya.” (“I’lamul Muwaqqi’in”/ hal. 412/cet. Darul Kitabil ‘Arobiy).

Tanya-Jawab: 15 Sya'ban 1436

Tanya Jawab 15 syaban
  • Hukum orang tua yang melaknat anaknya.
  • Nasehat untuk wanita agar tidak menuntut ilmu dengan model  menginap di asrama.
  • Apakah bekal yang mesti disiapkan untuk menuntut ilmu ditempat yang jauh?
  • Apa saja tantangan yang dihadapi seorang penuntut ilmu ke negeri yang jauh?
  • Bagaimana dengan cincin, apakah laki-laki boleh memakainya?
  • Apakah boleh kedua tangan untuk berdzikir?
  • Bolehkan bertasbih dengan menggunakan biji tasbih?
  • Bagaimana seorang muslim dikatakan sebagai orang yang sombong?
flower
Jawaban:
Dijawab oleh: Abu Ahmad Muhammad bin Salim Al-Limboriy

Tidak ada komentar:

Posting Komentar