Al Imam Ibnul Qoyyim berkata: “Maka sesungguhnya hamba itu jika memurnikan niatnya untuk Alloh ta’ala, dan maksud dia, keinginan dia dan amalan dia itu adalah untuk wajah Alloh Yang Mahasuci, maka Alloh itu bersama dia, karena sesungguhnya Yang Mahasuci itu beserta orang-orang yang bertaqwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan. Dan kepala taqwa dan kebaikan adalah murninya niat untuk Alloh dalam penegakan kebenaran. Dan Alloh Yang Mahasuci itu tiada yang bisa mengalahkan-Nya. Maka barangsiapa Allo bersamanya, maka siapakah yang bisa mengalahkannya atau menimpakan kejelekan padanya? Jika Alloh bersama sang hamba, maka kepada siapakah dia takut? Jika Alloh tidak bersamanya, maka siapakah yang diharapkannya? Dan kepada siapa dia percaya? Dan siapakah yang menolongnya setelah Alloh meninggalkannya? Maka jika sang hamba menegakkan kebenaran terhadap orang lain, dan terhadap dirinya sendiri lebih dulu, dan dia menegakkannya itu adalah dengan menyandarkan pertolongan pada Alloh dan karena Alloh, maka tiada sesuatupun yang bisa menghadapinya. Seandainya langit dan bumi serta gunung-gunung itu membikin tipu daya untuknya, pastilah Alloh akan mencukupi kebutuhannya dan menjadikan untuknya jalan keluar dari masalahnya.” (“I’lamul Muwaqqi’in”/ hal. 412/cet. Darul Kitabil ‘Arobiy).

Bolehkah Mengadakan Selamatan (Syukuran) Sebelum dan Sesudah Haji ?

Haji - Mengadakan Selamatan Sebelum Sesudah Haji
Tanya: Bismillah..., Mau tanya ustadz... bos ana titip pertanyaan perkara mengadakan acara selamatan sebelum berangkat haji?. Hukumnya bagaimana?. (Pertanyaan dari Sekadau, Kalimantan Barat, Indonesia).

Jawab:  Mengadakan acara selamatan atau yasinan atau barjanji atau yang semisal itu ketika seseorang akan naik haji atau ketika dia sudah kembali dari Tanah Harom adalah termasuk perkara bid'ah yang diada-adakan, yang tidak pernah dilakukan oleh Rosul kita Muhammad Shollallohu 'Alaihi wa Sallam, tidak pula para shohabatnya serta tidak pula orang-orang yang mengikuti jejak mereka dengan baik:
«من أحدث في أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد».
"Barang siapa mengadakan perkara baru di dalam urusan agama kami ini yang dia bukan bagian darinya maka dia adalah tertolak".
Alhamdulillah para jama'ah haji sudah disiapkan buku petunjuk haji dan umroh yang dilengkapi dengan amalan serta doa yang perlu dipegang oleh para jama'ah haji mulai dari sebelum haji hingga pulang haji telah ada penjelasannya, adapun masalah yang ditanyakan maka sungguh dia adalah perkara baru yang diadakan-adakan:
«إن كل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة وكل ضلالة في النار».
"Sesungguhnya setiap perkara baru (di dalam agama) adalah bid'ah, dan setiap bid'ah adalah sesat dan setiap kesesatan di dalam neraka".
Dijawab oleh: Abu Ahmad Muhammad bin Salim Al-Limboriy di Limboro, 12/11/1436).
GOLD
Baca Selengkapnya Tentang: Bimbingan Haji dan Umroh
Dapatkan buku lainnya di ASH-HABUL HADITS Publishing

Tidak ada komentar:

Posting Komentar