Al Imam Ibnul Qoyyim berkata: “Maka sesungguhnya hamba itu jika memurnikan niatnya untuk Alloh ta’ala, dan maksud dia, keinginan dia dan amalan dia itu adalah untuk wajah Alloh Yang Mahasuci, maka Alloh itu bersama dia, karena sesungguhnya Yang Mahasuci itu beserta orang-orang yang bertaqwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan. Dan kepala taqwa dan kebaikan adalah murninya niat untuk Alloh dalam penegakan kebenaran. Dan Alloh Yang Mahasuci itu tiada yang bisa mengalahkan-Nya. Maka barangsiapa Allo bersamanya, maka siapakah yang bisa mengalahkannya atau menimpakan kejelekan padanya? Jika Alloh bersama sang hamba, maka kepada siapakah dia takut? Jika Alloh tidak bersamanya, maka siapakah yang diharapkannya? Dan kepada siapa dia percaya? Dan siapakah yang menolongnya setelah Alloh meninggalkannya? Maka jika sang hamba menegakkan kebenaran terhadap orang lain, dan terhadap dirinya sendiri lebih dulu, dan dia menegakkannya itu adalah dengan menyandarkan pertolongan pada Alloh dan karena Alloh, maka tiada sesuatupun yang bisa menghadapinya. Seandainya langit dan bumi serta gunung-gunung itu membikin tipu daya untuknya, pastilah Alloh akan mencukupi kebutuhannya dan menjadikan untuknya jalan keluar dari masalahnya.” (“I’lamul Muwaqqi’in”/ hal. 412/cet. Darul Kitabil ‘Arobiy).

Khutbah Jum'at - Edisi 5

Tukang Sihir Pasti Kafir
Khutbah AL-JUM'AH  - Edisi: 5/20/11/1436
TUKANG SIHIR PASTI KAFIR
KHUTBAH PERTAMA

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ 
وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ 
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا 
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.
أَمَّا بَعْدُ؛ 
فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَّرَ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِيْ النَّارِ
أَيُّهَا النَّاسُ هَدَانَا اللَّهُ وَإِيَّاكُم
Alloh Ta'ala berkata di dalam Al-Qur'an:
(وَاتَّبَعُوا مَا تَتْلُو الشَّيَاطِينُ عَلَىٰ مُلْكِ سُلَيْمَانَ ۖ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ وَلَٰكِنَّ الشَّيَاطِينَ كَفَرُوا يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْر)
"Dan mereka mengikuti apa-apa yang telah dibacakan oleh para syaithon pada kerajaan Sulaiman, dan tidaklah kafir Sulaiman itu akan tetapi para syaithonlah yang telah kafir, mereka mengajari manusia dengan sihir".
Pada ayat ini terdapat penjelasan kepada kita tentang kafirnya para syaithon, hal demikian itu disebabkan karena mereka mengajarkan sihir kepada manusia.
Sihir dan keberadaan tukang sihir keduanya adalah ujian bagi manusia, dan diperjelas dengan kelanjutan pada ayat tersebut:
(وَمَا أُنْزِلَ عَلَى الْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ هَارُوتَ وَمَارُوتَ ۚ وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّىٰ يَقُولَا إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلَا تَكْفُرْ ۖ فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهَ)
"Dan apa yang diturunkan kepada dua malaikat di negri Babil yaitu Harut dan Marut, dan tidaklah keduanya mengajarkan kepada seorang pun sampai keduanya berkata: Sesungguhnya kami adalah ujian maka janganlah kalian kafir, maka belajarlah mereka kepada keduanya tentang apa-apa yang dengannya menceraikan antara seseorang dengan istrinya".
ﻣَﻌَﺎﺷِﺮَ ﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻤِﻴْﻦَ رَحِمَنِي وَﺭَﺣِﻤَﻜُﻢُ اللَّهُ
Dalam menyikapi sihir manusia berbeda-beda, ada dari mereka yang meniadakan keberadaan sihir, mereka menganggap bahwa sihir itu hanyalah angan-angan belaka, dan yang terbawa dengan anggapan ini kemudian menolak hadits-hadits shohih yang menetapkan adanya sihir, dan bahkan sampai menolak hadits shohih tentang tersihirnya Nabi kita Muhammad Shollallohu 'Alaihi wa Sallam.
Yang lain lagi menetapkan adanya sihir, hingga ada pula dari mereka sangat menyalahkan siapa saja yang terkena sihir, bahwasanya dia itu lemah aqidahnya dan tidak benar tauhidnya, namun semua ini tidaklah benar, karena Sayyidul Muttaqin dan Imam Ahlit Tauhid Rosul kita Muhammad Shollallohu 'Alaihi wa Sallam pernah disihir, seorang Yahudi yang menyisihir beliau, hingga beliau merasakan sakit, dan kisahnya telah shohih di sebutkan di dalam "Shohihul Bukhoriy". Tidak ada yang mengingkari kalau Nabi kita Muhammad Shollallohu 'Alaihi wa Sallam pernah disihir dan sakit karena sebabnya melainkan hanya orang yang sesat.
ﻣَﻌَﺎﺷِﺮَ ﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻤِﻴْﻦَ رَحِمَنِي وَﺭَﺣِﻤَﻜُﻢُ اللَّهُ
Telah sampai kepada kami tentang apa yang ditebarkan oleh sebagian orang, karena merasa sebagai para penghafal Al-Qur'an atau merasa diri sebagai Ahlut Tauhid kemudian menganggap bahwa orang yang terkena sihir ada kelemahan pada dirinya atau bahkan sampai mereka bergembira ketika mendengarkan bahwa ada seseorang terkena sihir, mereka menampakan kegembiraan, padahal para tukang sihir adalah orang-orang kafir, perbuatan mereka tidak boleh didukung, bahkan wajib mengingkari mereka, senang dengan keberhasilan mereka dalam memusuhi kaum muslimin adalah perbuatan kekufuran, merasa bergembira dengan penderitaan kaum muslimin disebabkan kejahatan para tukang sihir merupakan salah satu pembatal keislaman, Alloh Ta'ala berkata:
(وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ)
"Dan barang siapa berloyalitas dengan mereka diantara kalian maka sesungguhnya dia termasuk dari mereka, sesungguhnya Alloh tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zholim".
Ayat ini dijadikan dalil oleh para ulama tentang batalnya keislaman seseorang yang menampakan kegembiraan atas kemenangan orang-orang kafir dalam melawan kaum muslimin.
Kita diperintahkan oleh Alloh Ta'ala untuk menolong kaum muslimin, bekerja sama dengan mereka dalam kebaikan dan ketaqwaan, dan kita dilarang bekerja sama dengan orang-orang kafir dalam memusuhi kaum muslimin, Alloh Ta'ala berkata:
(وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ)
"Dan tolong menolonglah kalian dalam berbuat kebaikan dan taqwa dan janganlah kalian tolong menolong dan perbuatan dosa dan permusuhan, dan bertaqwalah kalian kepada Alloh, sesungguhnya Alloh sangat pedih azabnya".
ﻣَﻌَﺎﺷِﺮَ ﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻤِﻴْﻦَ رَحِمَنِي وَﺭَﺣِﻤَﻜُﻢُ اللَّهُ
Perkara Islam dengan kekufuran adalah jelas, dan Islam terus memperingatkan dari bahaya kekufuran, permasalahan yang mendekatkan kepada sihir dan perdukunan sudah diperingatkan dengan tegas, hal ini menunjukan bahayanya perkara tersebut, ancaman bagi yang membenarkan perdukunan adalah kekufuran lalu bagaimana dengan mempraktekan sihir itu sendiri?, Rosululloh Shollallohu 'Alaihi wa Sallam berkata:
«مَن أَتَى كَاهِنًا فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ فَقَد كَفَرَ بِمَا أُنزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ»
"Barang siapa mendatangi dukun lalu membenarkannya terhadap apa yang dia katakan maka sungguh dia telah kufur kepada apa yang diturunkan kepada Muhammad (Shollallohu 'Alaihi wa Sallam)".
أَقُولُ قَولِي هَذَا وأَستَفِرُ اللَّهَ العَظِيمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُورُ الرَّحِيمُ
KHUTBAH KEDUA
إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ. أَمَّا بَعْدُ؛
Para tukang sihir adalah kafir, dan kaum muslimin harus meyakini tentang kafirnya mereka, kewajiban bagi setiap orang adalah beriman kepada Alloh dan mengkufuri para tukang sihir, dan perbuatan sihir adalah kekufuran, perbuatan sihir adalah termasuk dari thoghut yang kita dituntut untuk mengkufurinya, Alloh Ta'ala berkata:
(قَدْ تَبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ ۚ فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَىٰ لَا انْفِصَامَ لَهَا ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ)
"Sungguh telah jelas antara petunjuk dan kesesatan, barang siapa yang kufur terhadap thoghut dan beriman kepada Alloh maka sungguh dia telah berpegang kepada tali agama yang kokoh, yang dia tidak akan pernah putus, dan Alloh adalah As-Sami' (Maha Mendengar) lagi Al-'Alim (Maha Mengetahui)".
Dengan kokohnya seseorang dalam berpegang kepada agama ini maka dia akan selalu menang, serangan dan sihir dari para penyihir tidak akan memudhorotkannya melainkan hanya gangguan saja, dan mereka para tukang sihir tidak akan pernah beruntung dan bahkan mereka akan selalu kalah, Alloh Ta'ala berkata:
(وَلَا يُفْلِحُ السَّاحِرُ حَيْثُ أَتَىٰ)
"Dan tidaklah menang para tukang sihir itu dari mana saja mereka datang".
Bila seorang mu'min memahami hal ini maka hendaknya dia tidak boleh merasa takut kepada tipu daya dari tukang sihir, karena semua itu hanyalah permainan dari syaithon yang tidak ada tertipu padanya melainkan hanya dari kalangan pengikut syaithon, Alloh Ta'ala berkata:
(إِنَّمَا ذَٰلِكُمُ الشَّيْطَانُ يُخَوِّفُ أَوْلِيَاءَهُ فَلَا تَخَافُوهُمْ وَخَافُونِ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ)
"Hanya saja yang demikian itu adalah syaithon yang dia menakut-nakuti para pengikutnya, maka janganlah kalian takut kepada mereka akan tetapi takutlah kalian kepada-Ku jika keberadaan kalian adalah orang-orang yang beriman".
Kita memohon kepada Alloh Ta'ala supaya menjaga kita dan melindungi kita, serta menyelamatkan kita dari segala fitnah dan memberikan kekokohan di dalam hati kita ketika kita berhadapan dengan segala fitnah dan ujian.
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحبِهِ وَسَلَّمَ
سُبحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمدِكَ، أَشهَدُ أَن لاَ إِلَهَ إِلَّا أَنتَ، أَستَغفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيكَ
Ditulis oleh : Abu Ahmad Muhammad bin Salim Al-Limboriy

Tidak ada komentar:

Posting Komentar