Al Imam Ibnul Qoyyim berkata: “Maka sesungguhnya hamba itu jika memurnikan niatnya untuk Alloh ta’ala, dan maksud dia, keinginan dia dan amalan dia itu adalah untuk wajah Alloh Yang Mahasuci, maka Alloh itu bersama dia, karena sesungguhnya Yang Mahasuci itu beserta orang-orang yang bertaqwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan. Dan kepala taqwa dan kebaikan adalah murninya niat untuk Alloh dalam penegakan kebenaran. Dan Alloh Yang Mahasuci itu tiada yang bisa mengalahkan-Nya. Maka barangsiapa Allo bersamanya, maka siapakah yang bisa mengalahkannya atau menimpakan kejelekan padanya? Jika Alloh bersama sang hamba, maka kepada siapakah dia takut? Jika Alloh tidak bersamanya, maka siapakah yang diharapkannya? Dan kepada siapa dia percaya? Dan siapakah yang menolongnya setelah Alloh meninggalkannya? Maka jika sang hamba menegakkan kebenaran terhadap orang lain, dan terhadap dirinya sendiri lebih dulu, dan dia menegakkannya itu adalah dengan menyandarkan pertolongan pada Alloh dan karena Alloh, maka tiada sesuatupun yang bisa menghadapinya. Seandainya langit dan bumi serta gunung-gunung itu membikin tipu daya untuknya, pastilah Alloh akan mencukupi kebutuhannya dan menjadikan untuknya jalan keluar dari masalahnya.” (“I’lamul Muwaqqi’in”/ hal. 412/cet. Darul Kitabil ‘Arobiy).

Buletin Jum'at 34 Kesalahan-Kesalahan Dalam Melaksanakan Sholat Tarawih

34
KLIK GAMBAR UNTUK ENDOWNLOAD MASTER PDF Buletin AL-AMIN  Edisi: 34/Jum'at/9/Romadhon/1436

KESALAHAN-KESALAHAN  DALAM PELAKSANAAN SHOLAT TAROWIH

بسم الله الرحمن الرحيم 
:الحمد لله وحده، والصلاة والسلام على من لا نبي بعده  أما بعد
Sesungguhnya pelaksanaan sholat tarowih telah dilakukan oleh Rosululloh Shollallohu 'Alaihi wa Sallam dan ramai pelaksanaannya pada zaman Amirul Mu'minin Umar Ibnil Khoththob Rodhiyallohu 'Anhu, mereka melaksanakan sesuai dengan bimbingan Rosululloh Shollallohu 'Alaihi wa Sallam, namun setelah berlalu zaman tersebut muncullah kebid'ahan dan kesalahan yang banyak dalam pelaksanaan sholat tarowih, lebih-lebih pada zaman ini sangatlah banyak kesalahan-kesalahan pada pelaksanaannya, diantara kesalahannya adalah:

1. Pemukulan bedug setelah sholat maghrib sebagai tanda akan dilaksanakannya sholat tarowih, beberapa menit kemudian dipukul lagi yang kedua kalinya, dan hal tersebut dilakukan berkali-kali hingga masuk waktu Isya, ini adalah muhdats dalam Islam, bahkan ini adalah peniruan terhadap peribadahan kaum Nashoro (Kristen) dan para penyembah berhala dari kalangan Soulin dan yang semisalnya sebagaimana mereka memukul bel yang menunjukan waktu peribadahan mereka akan dimulai.
2. Adanya azan khusus atau juga berbentuk mengumumkan dengan mengangkat suara tinggi sebagaimana ketika seseorang mengumumkan sholat kusuf (sholat gerhana).
3. Adanya pelafadzan niat dengan mengucapkan "Usholli Sunnatattarowih.... " maka ini juga suatu kesalahan, karena niat tempatnya di dalam hati dan tidak dilafadzkan, seseorang tidak mungkin akan melakukan sesuatu melainkan setelah dia niatkan di dalam hatinya, Syaikhul Islam Abul Abbas Ahmad Al-Harroniy dan para ulama Ahlissunnah telah berpendapat bahwa melafadzkan niat dalam beribadah adalah bid'ah.
4. Awal-awal Romadhon dari tanggal 1 (satu) sampai 14 (empat belas) Romadhon pada setiap roka'at kedua maka membaca khusus surat Al-Ikhlash, dan pada akhir-akhir Romadhon dari tanggal 15 (lima belas) hingga 30 (tiga puluh) Romadhon pada roka'at kedua membaca surat Al-Qodhr.
5. Pada pelaksanaan witir pada tanggal 1 (satu) sampai 14 (empat belas) Romadhon tidak dibaca qunut witir dan dibaca qunut witir ketika sudah tanggal 15 (lima belas) hingga 30 (tiga puluh).
6. Ada wirid dan dzikir khusus pada setiap selesai dari dua roka'at tarowih, setelah selesai sholat tarowih dan ingin berpindah ke sholat witir ada pula bacaan khusus dan doa.
7. Setelah sholat witir para jama'ah sholat memperebutkan memukul bedug, dan jama'ah yang lain bersalam-salaman sambil membaca sholawat.
Demikian kesalahan-kesalahan dalam pelaksanaan sholat tarowih dan witir, perkara-perkara tersebut sangat jelas bukan dari Nabi kita Muhammad Shollallohu 'Alaihi wa Sallam akan tetapi ajaran yang mereka wariskan turun temurun dari nenek moyang mereka, hal ini diperjelas dengan apa yang mereka tetapkan sendiri, bila kita menasehati mereka untuk meninggalkan kesalahan-kesalahan tersebut dengan cara mengikuti petunjuk Nabi kita Muhammad Shollallohu 'Alaihi wa Sallam maka jawaban mereka sama seperti yang telah Alloh Ta'ala sebutkan di dalam Al-Qur'an:
(وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ اتَّبِعُوا مَا أَنْزَلَ اللَّهُ قَالُوا بَلْ نَتَّبِعُ مَا أَلْفَيْنَا عَلَيْهِ آبَاءَنَا ۗ أَوَلَوْ كَانَ آبَاؤُهُمْ لَا يَعْقِلُونَ شَيْئًا وَلَا يَهْتَدُونَ)
"Dan apabila dikatakan kepada mereka: Ikutilah apa yang telah diturunkan Alloh kepada kalian!, maka mereka mengatakan: (tidak) bahkan kami akan mengikuti apa yang kami dapatkan dari nenek moyang kami, walaupun nenek moyang mereka tidak mengetahui sedikitpun dan tidak pula mendapatkan petunjuk".
TANYA: 
Mana yang lebih utama sholat tarowih berjama'ah di masjid atau di rumah?.
JAWAB: Kalau mengikuti sholat tarowih di masjid bersama orang-orang awamm yang pelaksanaannya diikutkan dengan kebid'ahan-kebid'ahan atau banyak terdapat kesalahan maka tidak diragukan lagi bahwa lebih utama pelaksanaannya di rumah, Rosululloh Shollallohu 'Alaihi wa Sallam berkata: 
  
«اجعلوا من صلاتكم في بيوتكم»
"Jadikanlah dari sholat (sunnah) kalian di rumah-rumah kalian".
Adapun kalau pelaksanaan sholat tarowih berjama'ah di masjid sesuai sunnah Nabi kita Muhammad Shollallohu 'Alaihi wa Sallam maka ini memiliki keutamaan pula, Rosululloh Shollallohu 'Alaihi wa Sallam berkata:
«إنه من قام مع الإمام حتى ينصرف كتب له قيام ليلة»
"Sesungguhnya siapa saja menegakan sholat tersebut bersama imam sampai dia berpaling maka dituliskan bagi qiamul lail (menegakan sholat malam).
TANYAMana yang benar dalam qunut witir apakah sebelum ruku' atau sesudah ruku'?.
JAWAB: Yang benar adalah sesudah bangkit dari ruku', riwayat-riwayat yang shohih menjelaskan masalah ini, adapun riwayat dengan lafadz:
إن رسول الله صلى الله عليه وسلم كان يقنت في الوتر قبل الركوع
"Sesungguhnya Rosululloh Shollallohu 'Alaihi wa Sallam qunut pada sholat witir sebelum ruku'", maka riwayat ini tidaklah shohih, dan Asy-Syaikh Al-'Allamah Yahya bin Ali Al-Hajuriy Hafizhohulloh telah memberikan faedah kepada kita, beliau mengatakan:
ورد عن جماعة من الصحابة، وأحسن ما ورد فيه حديث أنس بن مالك رضي الله عنه، وهو من طريق عاصم بن سليمان الأحول وقد وهم فيه، ولم يثبت القنوت قبل الركوع، وإنما الثابت القنوت بعد الرفع من الركوع.
"Telah ada riwayat dari sekelompok dari para shohabat, dan yang paling bagusnya riwayat yang ada adalah hadits Anas bin Malik Rodhiyallohu 'Anhu, yang dia dari jalur 'Ashim bin Sulaiman Al-Ahwal dan sungguh telah salah pada riwayatnya. Dan tidaklah shohih qunut sebelum ruku', hanya saja yang shohih adalah qunut setelah bangkit dari ruku'".
Ditulis oleh
Abu Ahmad Muhammad bin Salim Al-Limboriy hafidzahullah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar