Al Imam Ibnul Qoyyim berkata: “Maka sesungguhnya hamba itu jika memurnikan niatnya untuk Alloh ta’ala, dan maksud dia, keinginan dia dan amalan dia itu adalah untuk wajah Alloh Yang Mahasuci, maka Alloh itu bersama dia, karena sesungguhnya Yang Mahasuci itu beserta orang-orang yang bertaqwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan. Dan kepala taqwa dan kebaikan adalah murninya niat untuk Alloh dalam penegakan kebenaran. Dan Alloh Yang Mahasuci itu tiada yang bisa mengalahkan-Nya. Maka barangsiapa Allo bersamanya, maka siapakah yang bisa mengalahkannya atau menimpakan kejelekan padanya? Jika Alloh bersama sang hamba, maka kepada siapakah dia takut? Jika Alloh tidak bersamanya, maka siapakah yang diharapkannya? Dan kepada siapa dia percaya? Dan siapakah yang menolongnya setelah Alloh meninggalkannya? Maka jika sang hamba menegakkan kebenaran terhadap orang lain, dan terhadap dirinya sendiri lebih dulu, dan dia menegakkannya itu adalah dengan menyandarkan pertolongan pada Alloh dan karena Alloh, maka tiada sesuatupun yang bisa menghadapinya. Seandainya langit dan bumi serta gunung-gunung itu membikin tipu daya untuknya, pastilah Alloh akan mencukupi kebutuhannya dan menjadikan untuknya jalan keluar dari masalahnya.” (“I’lamul Muwaqqi’in”/ hal. 412/cet. Darul Kitabil ‘Arobiy).

Khutbah Al-Jum'ah - Edisi 2

KHUTBAH 2
Edisi: 2/21/10/1436
KEUTAMAAN ILMU DAN AMAL
Khutbah Pertama
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ 
وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا
أَمَّا بَعْدُ؛ 
فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَّرَ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِيْ النَّارِ
ﻣَﻌَﺎﺷِﺮَ ﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻤِﻴْﻦَ رَحِمَنِي وَﺭَﺣِﻤَﻜُﻢُ اللَّهُ
Sesungguhnya Alloh Ta'ala telah memerintahkan kita untuk mengilmui segala sesuatu, setelah itu dituntut bagi kita untuk mengamalkannya, Alloh Ta'ala berkata:
(فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ)
"Maka ilmuilah bahwasanya tidak ada sesembahan yang benar melainkan Alloh, dan mohon ampunlah kamu terhadap dosamu, dosa orang-orang beriman laki-laki dan prempuan".
Pada ayat ini terdapat perintah untuk mempelajari kalimat Tauhid, yang kemudian diikutkan dengan perintah beramal yaitu meminta ampun hanya kepada Alloh supaya Dia menghapus dosa-dosa, amalan inilah yang merupakan konsekwensi dari kalimat Tauhid.
ﻣَﻌَﺎﺷِﺮَ ﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻤِﻴْﻦَ رَحِمَنِي وَﺭَﺣِﻤَﻜُﻢُ اللَّهُ
Bila kita melihat kepada agama kita ini maka kita akan mengetahui bahwasanya dia dibangun di atas ilmu, awal diangkatnya Muhammad Shollallohu 'Alaihi wa Sallam sebagai nabi itu ditandai dengan perintah untuk mengilmui, malaikat Jibril 'Alaihis Salam memerintahkan beliau supaya membaca, karena Nabi kita Shollallohu 'Alaihi wa Sallam adalah nabi yang ummiy, yang tidak bisa membaca dan tidak bisa menulis maka beliau berkata:
مَا أَنَا بِقَارِئٍ
"Tidaklah aku bisa membaca".
Jibril 'Alaihis Salam terus menuntunnya hingga pada akhirnya dibacakanlah:
(اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ)
"Bacalah dengan menyebut nama Robbmu yang telah menciptakan".


Kemudian menyusul perintah-perintah mengilmui dan mengamalkan, sebagaimana pada awal diutusnya beliau sebagai Rosul:
(يَا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ * قُمْ فَأَنْذِرْ * وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ * وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ * وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ)
"Wahai orang yang berselimut, bangunlah dan berilah peringatan, Robbmu agungkanlah, pakaianmu bersihkanlah dan perbuatan dosa jauhilah".
ﻣَﻌَﺎﺷِﺮَ ﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻤِﻴْﻦَ رَحِمَنِي وَﺭَﺣِﻤَﻜُﻢُ اللَّهُ
Ilmu dan amal adalah satu kesatuan yang tidak bisa terpisahkan, barang siapa hanya merasa cukup dengan ilmunya dengan tanpa mengamalkannya maka dia termasuk orang-orang yang dimurkai seperti orang-orang Yahudi, dan barang siapa merasa cukup hanya dengan beramal dengan tanpa mengilmui amalannya, ya'ni beramal tanpa didasari ilmu maka dia termasuk dari orang-orang yang sesat seperti orang-orang Nashoro, Alloh Ta'ala memerintahkan kita untuk tidak menyerupai mereka, dan bahkan kita selalu memohon kepada Alloh di dalam sholat-sholat kita supaya kita tidak menempuh jalan mereka:
(اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ * صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ)
"Tunjukilah kami ke jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang Engkau beri ni'mat kepada mereka, bukan jalan orang-orang yang Engkau murkai dan bukan pula jalan orang-orang yang Engkau sesatkan".
Tidak dibenarkan bagi kita beramal tanpa didasari ilmu sebagaimana tidak dibenarkan pula kita memiliki ilmu namun kita tidak mengamalkannya, telah benar apa yang kami katakan:
العَمَلُ بِلَا عِلمٍ كَالشَّجَرِ بِلَا أَصلٍ
"Amal tanpa ilmu bagaikan pohon tanpa akar".
Sesungguhnya ilmu adalah perkara yang paling mendasar, keberadaannya seakan-akan seperti akar pohon, kalau pohon tidak berakar maka pohon tersebut akan roboh dan dia tidak akan hidup. Permisalan seperti itu dikatakan pula:
العِلمُ بِلَا عَمَلٍ كَالشَّجَرِ بِلَا ثَمَرٍ
"Ilmu tanpa amal bagaikan pohon tanpa buah".
Dengan melihat tentang pentingnya berilmu dan beramal maka hendaknya kita lebih menambah semangat untuk memperoleh ilmu, karena dengan ilmu kita bisa mengetahui mana amalan yang benar dan mana amalan yang salah?, oleh karena itu Al-Imam Al-Bukhoriy di dalam "Ash-Shohih" pada "Kitabul 'Ilmi" membuat bab khusus yaitu:
بَابُ العِلمِ قَبلَ القَولِ وَالعَمَلِ
"Bab mengilmui sebelum berkata dan beramal".
Dan termasuk ciri utama mengetahui seseorang itu sebagai Ahlussunnah ketika kita mendapatinya beramal selalu berdasarkan ilmu, ini sebagaimana yang diterangkan oleh Alloh di dalam Al-Qur'an:
(قُلْ هَٰذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ ۚ عَلَىٰ بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي)
"Katakanlah (wahai Ar-Rosul) ini adalah jalanku, aku berda'wah kepada Alloh di atas ilmu, aku dan orang-orang yang mengikutiku".
Yang mengikuti Ar-Rosul Shollallohu 'Alaihi wa Sallam dengan benar adalah Ahlussunnah, yang mana mereka senantiasa mengikuti jejak para shohabatnya dalam meneladani beliau Shollallohu 'Alaihi wa Sallam, mereka inilah yang melakukan amalan seperti berda'wah dan beribadah selalu dilandasi ilmu.
KHUTBAH KEDUA
إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ. أَمَّا بَعْدُ؛
ﻣَﻌَﺎﺷِﺮَ ﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻤِﻴْﻦَ رَحِمَنِي وَﺭَﺣِﻤَﻜُﻢُ اللَّهُ
Ketika kita sudah mengetahui tentang pentingnya ilmu maka hendaknya kita berupaya untuk memperolehnya dan mengamalkannya, dan untuk mendapatkan ilmu banyak cara yang perlu kita tempuh, baik kita berupaya dengan cara membaca buku-buku yang berkaitan dengan ilmu atau kita memanfaatkan media dan sarana yang tersampaikan bagi kita untuk memperoleh ilmu tersebut, seperti membaca buku-buku yang dikenal penulisnya dari kalangan Ahlussunnah, juga tulisan-tulisan yang berkaitan dengan ilmu yang ada di situs-situs internet yang dikenal para penulisnya dari kalangan Ahlussunnah atau mendengarkan ta'lim mereka lewat situs internet, dan yang lebih utama dari itu adalah datang langsung menghadiri majelis ilmu di masjid atau di rumah-rumah yang diadakan pengajian padanya, Rosululloh Shollallohu 'Alaihi wa Sallam berkata:
«وَمَن سَلَكَ طَرِيقًا يَلتَمِسُ فِيهِ عِلمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الجَنَّةَ»
"Dan barang siapa menempuh suatu jalan, yang dia mencari ilmu padanya maka Alloh akan memudahkan baginya jalan menuju Jannah (Surga)".
ﻣَﻌَﺎﺷِﺮَ ﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻤِﻴْﻦَ رَحِمَنِي وَﺭَﺣِﻤَﻜُﻢُ اللَّهُ
Kita sebagai manusia biasa tentu tidak akan luput dari kekurangan dan ketidak tahuan, walaupun kita sudah banyak membaca, mendengarkan pengajian dan melakukan perjalanan untuk menuntut ilmu maka tentu masih juga kita merasa kurang, setiap orang mengetahui kadar dirinya, terkadang dia mengetahui suatu ilmu namun dia tidak mengetahui ilmu yang lainnya, atau ketika dia membaca atau mendengarkan pengajian ada darinya suatu perkara yang dia tidak memahaminya atau bingung dalam membuat kesimpulan hukum padanya maka dituntut baginya untuk bertanya kepada orang yang mengerti pada masalah tersebut, Alloh Ta'ala berkata:
(فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ)
"Maka bertanyalah kalian kepada orang-orang yang memiliki ilmu jika kalian tidak mengetahui".
ﻣَﻌَﺎﺷِﺮَ ﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻤِﻴْﻦَ رَحِمَنِي وَﺭَﺣِﻤَﻜُﻢُ اللَّهُ
Masing-masing kita tentu memiliki kesibukan dan pekerjaan sebagaimana para shohabat Nabi kita dahulu juga memiliki kesibukan dan pekerjaan, namun tidaklah membuat mereka lalai dari menuntut ilmu, para shohabat dari kalangan Muhajirin sibuk dengan pekerjaan mereka di pasar dan berdagang, para shohabat dari kalangan Anshor sibuk dengan pekerjaan mereka di sawah-sawah mereka, namun tidaklah membuat kesibukan mereka itu melalaikan mereka dari mempelajari ilmu, begitu pula para shohabat yang tinggal di pedalaman atau pegunungan, mereka sibuk dengan gembalaan mereka dan sawah mereka, bersamaan dengan itu mereka juga datang ke majelis Nabi kita Shollallohu 'Alaihi wa Sallam supaya mendapatkan ilmu, hingga salah seorang dari mereka datang langsung bertanya:
يَا رَسُولَ اللَّهِ مَتَى السَّاعَةُ؟
"Wahai Rosululloh kapan hari kiamat?".
Maka Rosululloh Shollallohu 'Alaihi wa Sallam menjawab:
مَا أَعدَدتَ لَهَا؟،
"Apa yang kamu persiapkan untuk mengahadapi hari kiamat?".
Orang tersebut kemudian menyebutkan bahwa dia tidak ada persiapan mengahadapi hari kiamat melainkan hanya kecintaan kepada Alloh dan Rosul-Nya, maka Rosululloh Shollallohu 'Alaihi wa Sallam berkata kepadanya:
أَنتَ مَعَ مَن أَحبَبتَ
"Kamu bersama orang yang kamu cintai".
Subhanalloh hanya dengan bertanya dia pun mengetahui suatu ilmu dan mendapatkan keutamaan, semoga Alloh Ta'ala memberikan hidayah kepada kita untuk mengikuti bimbingan agama ini, dan menjadikan kita mencintai ilmu dan senang mengamalkannya sehingga kita bisa memperoleh kebaikan di dunia dan di akhirat.
.رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
.وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحبِهِ وَسَلَّمَ
.سُبحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمدِكَ، أَشهَدُ أَن لاَ إِلَهَ إِلَّا أَنتَ، أَستَغفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيكَ
header

Tidak ada komentar:

Posting Komentar