TANYA: Apa beda mereka yang ada di masjid kampung Kisar dengan kalian yang di masjid UD. Amin?, bukankah kalian dan mereka sama-sama berjubah dan berjenggot?, terus apa bedanya?. (Pertanyaan dari Ambon).
JAWAB: Perbedaannya sangat nampak, mereka yang berada di masjid kampung Kisar sangat jelas permusuhan mereka kepada Ahlissunnah yang bekerja di UD. Amin, tidak hanya itu bahkan mereka memusuhi pula siapa saja yang hadir ke majlis ta'lim di masjid Al-Amin depan UD. Amin, ketika dua ikhwan Limboro lewat di depan rumah mereka di kampung Kisar pada malam hari maka mereka melakukan pemukulan terhadap salah seorang hingga terjatuh, yang satunya lagi lari ketika melihat kawannya telah terjatuh karena dikroyok oleh gerombolan hizbiyyun Qobbahahumulloh, juga pemukulan terhadap beberapa ikhwan dengan cara pengkroyokan dan pemukulan secara beramai-ramai, ketika salah seorang ikhwah yang telah terjatuh parah maka salah satu dari mereka mencabutkan pisau untuk ditikam, belum lagi pemukulan dengan menggunakan kayu dan yang semisalnya terhadap ikhwah Ahlissunnah yang bekerja di UD. Amin, namun semua kejahatan itu kemudian mereka menutupinya dan membuat-buatkan kedustaan tentangnya, Qobbahahumulloh Wamazzaqohum.
Tanpa kita dapati dari da'i mereka semisal Saifulloh, Shodiqun, Ismail dan Abdussalam serta yang lainnya melakukan pengingkaran terhadap perkara tersebut, bahkan mereka menampakan keridhoan, karena diamnya mereka dalam masalah tersebut menunjukan mereka ridho dengan hal tersebut, karena mereka sudah terkenal mencari muka di hadapan umat dan bersegera menghilangkan jejak kejahatan mereka, maka mereka pun bergegas mengadakan dauroh dengan mengundang para penulis majalah Asy-Syari'ah semisal Askari dan Muslim untuk membahas tentang kesesatan Syi'ah dan ISIS, dalam keadaan mereka yang mengadakan acara dauroh tersebut belum lama melakukan tindak kejahatan seperti yang baru kami sebutkan tentang mereka La Jazahumullohu khoiro.
Keadaan mereka seperti itu, menampakan akhlaq yang baik di hadapan manusia namun di balik itu memiliki kerusakan dan kejahatan Qobbahahumulloh, ini sama seperti yang dilakukan oleh Kholiful Hadi menampakan akhlaq terpuji di hadapan para muridnya, seakan-akan paling adil, ketika salah seorang muridnya asal Aceh memukul Zain asal Makassar, dia bergembira dengan hal itu, sambil berkata: "Alhamdulillah dipukul sehingga bisa pergi dari pondok kita" (ya'ni ma'had Darul Atsar Banyutengah Gresik).
Taruhlah Zain itu hizbiy karena dari Wahdah Islamiyyah akan tetapi dia masih muslim, hukum masih berlaku baginya:
«ولا تضربوا المسلمين»
"Dan janganlah kalian memukul orang-orang muslim".
Keberadaan Kholiful Hadi di sini mirip dengan para da'i dari teman-temannya yang ada di Ambon itu.
Sekarang rata-rata dari mereka mencari muka dan menampakan nama baik di hadapan orang-orang yang berpangkat dan berkedudukan, bahkan melakukan pendekatan dengan anak-anak penggemar ikhtilath, apa maksud mereka seperti itu?. Tidak lain supaya mereka mempersempit ruang lingkup da'wah Ahlissunnah dan melakukan provokasi supaya Ahlussunnah tidak diterima di tengah umat atau supaya diusir sebagaimana mereka telah berhasil mengusir dan merampas harta Ahlussunnah di dusun Hanunu-Seram, kebiasaan berbuat jahat mereka semasa jahat atas nama jihad dahulu ternyata masih di bawa-bawa hingga zaman ini Mazzaqahumulloh.
Mereka bisa berbangga-bangga dan bergembira karena dahulu mereka melakukan kejahatan kepada orang-orang yang kebanyakannya di atas keawamman, namun kali ini jangan mereka mengira bisa seperti dahulu, sekarang di hadapan mereka yang mereka musuhi adalah Ahlulhaq Ahlussunnah, Alloh Ta'ala berkata di dalam hadits Qudsiy:
«من عادى لي وليًا فقد آذنته بالحرب»
"Barang siapa memusuhi wali-wali-Ku maka sungguh Aku telah mengumumkannya dengan peperangan".
Dijawab oleh:
Abu Ahmad Muhammad bin Salim Al-Limboriy Hafidzahullah (22/7/1436).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar