Al Imam Ibnul Qoyyim berkata: “Maka sesungguhnya hamba itu jika memurnikan niatnya untuk Alloh ta’ala, dan maksud dia, keinginan dia dan amalan dia itu adalah untuk wajah Alloh Yang Mahasuci, maka Alloh itu bersama dia, karena sesungguhnya Yang Mahasuci itu beserta orang-orang yang bertaqwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan. Dan kepala taqwa dan kebaikan adalah murninya niat untuk Alloh dalam penegakan kebenaran. Dan Alloh Yang Mahasuci itu tiada yang bisa mengalahkan-Nya. Maka barangsiapa Allo bersamanya, maka siapakah yang bisa mengalahkannya atau menimpakan kejelekan padanya? Jika Alloh bersama sang hamba, maka kepada siapakah dia takut? Jika Alloh tidak bersamanya, maka siapakah yang diharapkannya? Dan kepada siapa dia percaya? Dan siapakah yang menolongnya setelah Alloh meninggalkannya? Maka jika sang hamba menegakkan kebenaran terhadap orang lain, dan terhadap dirinya sendiri lebih dulu, dan dia menegakkannya itu adalah dengan menyandarkan pertolongan pada Alloh dan karena Alloh, maka tiada sesuatupun yang bisa menghadapinya. Seandainya langit dan bumi serta gunung-gunung itu membikin tipu daya untuknya, pastilah Alloh akan mencukupi kebutuhannya dan menjadikan untuknya jalan keluar dari masalahnya.” (“I’lamul Muwaqqi’in”/ hal. 412/cet. Darul Kitabil ‘Arobiy).

Buletin Jum’at 25 – Upaya Syaithon Dalam Menyesatkan Setiap Insan

25
Buletin AL-AMIN Edisi 25/Jum’at/5/Rojab/1436
UPAYA SYAITHON 
DALAM MENYESATKAN SETIAP INSAN
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العالمين، والصلاة والسلام على رسول الله وآله وصحبه أجمعين، أما بعد:
Ketahuilah -semoga Alloh memberikan taufiq kepada kami dan anda sekalian- sesungguhnya syaithon telah berupaya dengan berbagai macam cara untuk menyesatkan anak keturunan Adam, syaithon telah nyatakan upayanya sebagaimana yang Alloh Ta’ala katakan:

(قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ * ثُمَّ لَآتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ ۖ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ)
“Dia (syaithon) berkata: Karena Engkau telah menghukumku (sebagai orang sesat) maka sungguh aku akan benar-benar menghalangi mereka dari jalan-Mu yang lurus, kemudian aku akan mendatangi mereka dari depan mereka, dari belakang mereka dan dari samping kanan mereka serta dari samping kiri mereka, dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur”. 
Syaithon dalam upayanya untuk menyesatkan anak keturunan Adam ada berbagai macam cara, dia melihat kepada keberadaan anak keturunan Adam tersebut, kalau mereka (anak keturunan Adam) terlihat di atas agama Islam atau di atas tauhid maka syaithon mendatangi mereka melalui pintu bid’ah, dikatakan kepada mereka: “Kalian berada dalam kekurangan pada amalan atau kalian lemah dalam amalan, tidak seperti para pendahulu kalian, bagaimana kalau kalian tambah dengan amalan-amalan baru sehingga amalan kalian bisa semisal dengan amalan mereka?”, atau dikatakan kepada mereka: “Buatlah kalian acara maulidan atau acara tahlilan atau buatlah wasilah-wasilah baru di dalam agama sebagai pembaharuan”, atau bujukan yang semisal itu yang dengannya bertujuan untuk memalingkan anak keturunan Adam dari agama yang lurus lagi utuh kepada penyimpangan dan kebid’ahan, Alloh Ta’ala berkata:
(تَاللَّهِ لَقَدْ أَرْسَلْنَا إِلَىٰ أُمَمٍ مِنْ قَبْلِكَ فَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ أَعْمَالَهُمْ فَهُوَ وَلِيُّهُمُ الْيَوْمَ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ)
“Demi Alloh sungguh benar-benar Kami telah mengutus kepada umat-umat dari sebelummu, lalu syaithon menghiasi bagi mereka amalan-amalan mereka, dan dia adalah wali (teman) mereka pada hari ini, dan bagi mereka azab yang pedih”.
Jika mereka (anak keturunan Adam) terjaga dari kesyirikan dan kebid’ahan maka syaithon akan mendatanginya melalui pintu kema’siatan, dikatakan kepada mereka: “Tidak mengapa berbuat ma’siat yang penting tidak berbuat syirik”, atau dikatakan pula: “Tidak mengapa berbuat ma’siat yang penting tidak berbuat bid’ah”, dengan sebab itu mulailah mereka bermudah-mudahan dan bergampang-gampangan dalam berbuat ma’siat dan terlalu memberi toleransi padanya, tanpa mereka sadari padahal ini adalah tipu daya syaithon yang akan membawa mereka kepada ketergelinciran dan penyelewengan, Al-Imam Abu Ishaq Asy-Syathibiy Rohimahulloh mengatakan:
فإياكم والتساهل فإنه مظنة الخروج عن الطريق الواضح إلى البُنَيّات
“Maka waspadalah kalian dari terlalu memberi toleransi karena sesungguhnya dia adalah tempat asumsi keluar dari jalan yang jelas kepada jalan kecil yang bercabang-cabang”.
Upaya syaithon seperti itu telah dilakukan pula kepada bapak dan ibu kita (Adam dan Hawa), syaithon menampakan kema’siatan dalam bentuk kebaikan, Alloh Ta’ala berkata:
(فَوَسْوَسَ إِلَيْهِ الشَّيْطَانُ قَالَ يَا آدَمُ هَلْ أَدُلُّكَ عَلَىٰ شَجَرَةِ الْخُلْدِ وَمُلْكٍ لَا يَبْلَىٰ * فَأَكَلَا مِنْهَا فَبَدَتْ لَهُمَا سَوْآتُهُمَا وَطَفِقَا يَخْصِفَانِ عَلَيْهِمَا مِنْ وَرَقِ الْجَنَّةِ ۚ وَعَصَىٰ آدَمُ رَبَّهُ فَغَوَىٰ * ثُمَّ اجْتَبَاهُ رَبُّهُ فَتَابَ عَلَيْهِ وَهَدَىٰ).
“Lalu syaithon membisik-bisikan kepadanya, dia berkata: Wahai Adam maukah aku tunjukan kepadamu tentang pohon keabadian dan kerajaan yang tidak akan runtuh?, lalu keduanya memakan dari pohonnya, lalu tampaklah aurat-aurat keduanya, maka keduanya mulai menutupinya dengan daun-daun yang ada di Jannah dan Adam mema’siati Robbnya lalu dia tersesat, kemudian Robbnya memilihnya dan menerima taubatnya serta memberi(nya) petunjuk”.
Maka hendaknya bagi setiap orang waspada dan berhati-hati dari syaithon dan tipu dayanya, dan hendaknya benar-benar pula menjadikan syaithon sebagai musuh, Alloh Ta’ala katakan:
(إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا ۚ إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ)
“Sesungguhnya syaithon bagi kalian adalah musuh maka jadikanlah syaithon tersebut sebagai musuh, sesungguhnya syaithon itu hanyalah menyeru kelompoknya untuk menjadi penghuni neraka”.
TANYA:  Bagaimana cara kita supaya syaithon tidak sanggup mempengaruhi kita?.
JAWAB:  Cara yang paling kokoh untuk membentengi diri dari bisikan dan tipu daya syaithon adalah mengikuti jejak para shohabat dalam bertauhid dan melaksanakan segala konsekwensi dari kalimat tauhid serta memperkuat dalam berpegang teguh kepada As-Sunnah, Syaikhul Islam Abul Abbas Ahmad Al-Harroniy Rohimahulloh mengatakan:
الصحابة رضي الله عنهم لما كانوا أعلم الناس بالتوحيد والسنة لم يطمع الشيطان أن يضلهم كما أضل غيرهم من أهل البدع
“Para shohabat semoga Alloh meridhoi mereka tatkala keberadaan mereka adalah paling alimnya manusia tentang At-Tauhid dan As-Sunnah maka syaithon tidaklah mampu menyesatkan mereka sebagaimana syaithon telah mampu menyesatkan selain mereka dari kalangan para ahlul bid’ah”.
Ketika seseorang menyelisihi para shohabat dan berjalan di selain metode mereka maka orang tersebut berada pada kedurhakaan dan penyelewengan, Alloh Ta’ala berkata:
(فَإِنْ آمَنُوا بِمِثْلِ مَا آمَنْتُمْ بِهِ فَقَدِ اهْتَدَوْا ۖ وَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا هُمْ فِي شِقَاقٍ ۖ فَسَيَكْفِيكَهُمُ اللَّهُ ۚ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ)
“Jika mereka beriman seperti apa yang kalian (para shohabat) imani dengannya maka sungguh mereka telah mendapatkan petunjuk, dan jika mereka berpaling maka sesungguhnya mereka dalam kedurhakaan, Alloh akan memeliharamu dari mereka, dan Dia adalah As-Sami’ lagi Al-‘Alim”.

PERMATA SALAF

Al-Imam Abu Syamah Rohimahulloh mengatakan:
وحيث جاء الأمر بلزوم الجماعة فالمراد به لزوم الحق واتباعه وإن كان المتمسك به قليلا والمخالف كثيرا، لأن الحق الذي كانت عليه الجماعة الأولى من عهد رسول الله صلى الله عليه وسلم وأصحابه صلى الله عليه وسلم ولا نظر إلى كثرة أهل الباطل بعدهم
“Dan ketika datang suatu perintah untuk menetapi Al-Jama’ah, maka diinginkan dengannya adalah menetapi al-haq (kebenaran) dan mengikutinya, walaupun yang berpegang teguh dengannya adalah sedikit dan yang menyelisihi adalah banyak, karena al-haq adalah yang berada padanya Al-Jama’ah yang terdahulu dari zaman Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam dan para shohabatnya semoga Alloh meridhoi mereka, dan tidaklah melihat kepada kebanyakan pelaku kebatilan setelah mereka”.
Ditulis oleh Abu Ahmad Muhammad bin Salim Al-Limboriy Aafaahullah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar