Al Imam Ibnul Qoyyim berkata: “Maka sesungguhnya hamba itu jika memurnikan niatnya untuk Alloh ta’ala, dan maksud dia, keinginan dia dan amalan dia itu adalah untuk wajah Alloh Yang Mahasuci, maka Alloh itu bersama dia, karena sesungguhnya Yang Mahasuci itu beserta orang-orang yang bertaqwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan. Dan kepala taqwa dan kebaikan adalah murninya niat untuk Alloh dalam penegakan kebenaran. Dan Alloh Yang Mahasuci itu tiada yang bisa mengalahkan-Nya. Maka barangsiapa Allo bersamanya, maka siapakah yang bisa mengalahkannya atau menimpakan kejelekan padanya? Jika Alloh bersama sang hamba, maka kepada siapakah dia takut? Jika Alloh tidak bersamanya, maka siapakah yang diharapkannya? Dan kepada siapa dia percaya? Dan siapakah yang menolongnya setelah Alloh meninggalkannya? Maka jika sang hamba menegakkan kebenaran terhadap orang lain, dan terhadap dirinya sendiri lebih dulu, dan dia menegakkannya itu adalah dengan menyandarkan pertolongan pada Alloh dan karena Alloh, maka tiada sesuatupun yang bisa menghadapinya. Seandainya langit dan bumi serta gunung-gunung itu membikin tipu daya untuknya, pastilah Alloh akan mencukupi kebutuhannya dan menjadikan untuknya jalan keluar dari masalahnya.” (“I’lamul Muwaqqi’in”/ hal. 412/cet. Darul Kitabil ‘Arobiy).

Yang Benar Yang Tidak Membuat Makar

YANG BENAR YANG TIDAK MEMBUAT MAKAR
Tanya jawab Bermanfaat Abu Ahmad Muhammad bin Salim Al-Limbori 5Tanya: Bismillah….. Dari khabar yang ana dengar, akan terjadi perang di Yaman, dan ada 3 (tiga) pasukan yang akan berperang, yaitu Hutsy, pemerintah Yaman dan AQap.
Dari ketiga pasukan tersebut, manakah yang di atas dalil baik Al-Quran dan As-Sunnah, yang disebutkan oleh hadits, ada pasukan di Yaman, ada pasukan di Syam dan ada pasukan di Iraq, mereka satu pasukan yang terpisah-pisah tapi satu pasukan (satu pemahaman).
Barangkali kalau pergi ke Yaman akan lebih mudah dan tidak berpayah-payah, dari Jakarta terbang ke Yaman, tentu dengan salah satu dari ketiga pasukan itulah yang dimaksud dalam hadits.
Pertanyaan: Dari ketiga pasukan itu mana yang diatas Dalil?. Jazakallahukhair. Barakallahufikum.
Jawab: Yang di atas dalil adalah Ahlul Haq:
“أهل الحق هم أهل السنة والجماعة، ومن عداهم فأهل الفرقة والبدعة”.
“Ahlul haq mereka adalah Ahlussunnah wal Jama’ah, dan orang-orang selain mereka adalah para pemecah belah dan para pembuat bid’ah”. 
Apa yang kami katakan ini adalah benar adanya, oleh karena itu setiap orang berkewajiban untuk bergabung dan mengikuti manhaj Ahlissunnah wal Jama’ah, Rosullulloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam berkata:
فعليكم بسنتي وسنة الخلفاء الراشدين المهديين
“Maka wajib bagi kalian (untuk berpegang teguh) dengan sunnahku dan sunnah kholifah yang empat, yang mendapatkan petunjuk”.

Diantara prinsip dan metode Ahlissunnah wal Jama’ah adalah mentaati penguasa muslim dalam perkara kebaikan.
Apa yang terjadi di Yaman adalah jelas perkaranya, muncul Hutsiy melawan penguasa muslim, begitu pula Al-Qaedah muncul melawan penguasa muslim sekaligus melawan Al-Hutsiy, Al-Qaedah musuh Al-Hutsiy, Al-Hutsiy musuh Al-Qaedah, keduanya sama-sama melawan penguasa Yaman yang masih muslim.
Bila seseorang ingin bergabung maka hendaknya dia bergabung dengan Ahlul Haq yang mereka adalah Ahlussunnah wal Jama’ah, mereka tidak memiliki makar (tipu daya) terhadap penguasa muslim, keberadaan mereka adalah mendengar dan taat kepada penguasa muslim dalam perkara kebaikan.
Bila Ahlussunnah wal Jama’ah diperangi oleh Hutsiy atau diperangi oleh Khowarij maka pemerintah berkewajiban untuk menaungi mereka, keberadaan mereka di tengah pemerintahan muslim Yaman adalah sebagai rakyat biasa, jika mereka diperangi atau dizholimi maka pemerintah berkewajiban melindungi mereka.
Yang terjadi sekarang ini di Yaman merupakan pemberontakan terhadap penguasa muslim Yaman, siapa yang ikut gabung dengan Al-Hutsiy maka dia adalah pemberontak, dan siapa yang gabung dengan Al-Qoedah maka dia juga pemberontak.
Yang membedakan antara Hutsiy dan Al-Qaedah yaitu:
Al-Hutsiy termasuk kuffar, sedangkan Al-Qaedah termasuk khowarij. Siapa yang gabung dengan mereka maka dia termasuk dari mereka.
Keadaan Al-Hutsiy dan Al-Qaedah seperti yang dikatakan oleh Ibnu Hazm Rohimahulloh:
ويفرقون كلمة المسلمين ويسلون السيف على أهل الدين ويسعون في الأرض مفسدين
“Mereka memecahkan kalimat kaum musimin dan mereka menghunuskan pedang atas pemeluk agama Islam, serta mereka leluasa di muka bumi membuat kerusakan”.
Sungguh benar perkataan Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam:
ويقتلون أهل الإسلام ويدعون أهل الأوثان
“Dan mereka memerangi pemeluk agama Islam dan membiarkan para penyembah berhala”.
Al-Hutsiy membantai kaum muslimin dan mengrusak jenazah-jenazah kaum muslimin.
Al-Qaedah menyembelih aparat penguasa yang muslim dan merampok harta-harta yang disimpan di Bank.
Dan masih banyak kejelekan dan kejahatan mereka yang belum kami sebutkan di sini.
Oleh karena itu tidak boleh gabung dengan Al-Hutsiy dan Al-Qaedah dan tidak pula gabung dengan kelompok-kelompok sempalan, kita diwajibkan oleh Alloh Ta’ala untuk gabung dengan Ahlussunnah wal Jama’ah yang mereka adalah pengikut jejak Salafush Sholih (Rosululloh dan para shohabatnya).
Barang siapa mengikuti mereka maka sungguh dia adalah Ahlul Haq dan di atas keridhoan Alloh:
والذين اتبعوهم بإحسان رضي الله عنهم ورضوا عنه
“Dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Alloh ridho kepada mereka, dan merekapun ridho kepada-Nya”.
Dijawab oleh:
Abu Ahmad Muhammad bin Salim Al-Limboriy ‘Afallohu ‘anhu (21 Dzulqo’dah 1435).
PERSATUAN HANYA DI ATAS AQIDAH DAN MANHAJ YANG SHOHIHAH
Tanya: Apakah ada dalilnya kalau salafy harus dari murid syekh Hajury, saya lihat pengajian ustadz yang penyampaian pengajiannya mirip-mirip yang saya baca dari ustadz Abu Ahmad, mesti ustadznya murid syekh Hajury, kalau yang belajar sama selain Hajury dibilang barang kali hizby.
Jawab: Bukan demikian menilai dan menghukumi, Ahlussunnah wal Jama’ah adalah orang-orang yang mencocoki Al-Haq dalam perkataan dan perbuatan yang tampak maupun yang tersembunyi, Abdulloh bin Mas’ud Rodhiyallohu ‘anhu berkata:
الجماعة ما وفق الحق وإن كنت وحدك
“Al-Jama’ah adalah apa-apa yang mencocoki Al-Haq walaupun kamu bersendirian”.
Siapa pun yang menyerukan Al-Haq, yang sifatnya seperti yang telah kami sebutkan tadi maka dia adalah salafy, dia adalah termasuk Ahlussunnah wal Jama’ah, sama saja dia belajar dengan Asy-Syaikh Muhammad bin Ibrohim di Mesir, atau belajar dengan Asy-Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilaliy di Yordan, atau belajar sama Asy-Syaikh Abu Hatim Yusuf Al-Jazairiy di Aljeria, atau belajar dengan Asy-Syaikh Abul Yaman Adnan Al-Yamaniy di Tanzania, atau belajar dengan Asy-Syaikh ‘Abdul Muhsin Al-‘Abbad di Saudi Arobia atau belajar kepada selain mereka dari Ahlussunnah wal Jama’ah maka dia adalah salafy.
Terkadang kita tidak mengira di suatu tempat ada salafy-nya, namun ketika kita terjun ke tempat tersebut kita dapati ada salafy-nya, sungguh menyenangkan kami atas apa yang disampaikan oleh saudara kami Abu ‘Iyyadh Said bin Muhammad Al-Limboriy ‘Afallohu ‘anhu, ketika beliau bersama kawan-kawannya di markiz Ibb beramai-ramai datang ke muhadhoroh di masjid At-Tauhid di kota Ibb, tiba-tiba beliau dikabarkan oleh seorang kawan bahwa di markiz mereka di ‘Udain-Ibb ada dua orang Indonesia, keduanya belajar di sana dan sudah tiga tahun di sana, beliaupun menjumpai keduanya, masya Alloh beliau bertemu dengan keduanya dan keduanya belum pernah ke Dammaj, mungkin baru pertama kali itu keduanya berjumpa dengan Syaikhuna Yahya Al-Hajuriy ‘Afallohu ‘anhum.
Bukan sesuatu yang mustahil kalau markiz-markiz Ahlissunnah di tempat lainnya ada juga orang-orang Indonesia yang belum kita kenal.
Alhamdulillah saudaraku Abu ‘Iyyadh tadi menelpon kami dari markiz di Ibb, beliau menyampaikan kabar gembira yang sangat menyenangkan tersebut-Alhamdulillah-, juga beliau mengabarkan bahwa Syaikhuna Yahya Al-Hajuriy ‘Afallohu ‘anhu mengadakan muhadhoroh di Ta’iz, masjid tidak bisa menampung kaum muslimin yang hadir di masjid bahkan di emper-emper masjid dan jalan-jalan sekitar masjid dipenuhi oleh kaum muslimin, belum lagi banyak para tentara Yaman yang ikut sebagai pengawas keamanan selama muhadhoroh.
Dijawab oleh:
Abu Ahmad Muhammad bin Salim Al-Limboriy ‘Afallohu ‘anhu (21 Dzulqo’dah 1435).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar