Al Imam Ibnul Qoyyim berkata: “Maka sesungguhnya hamba itu jika memurnikan niatnya untuk Alloh ta’ala, dan maksud dia, keinginan dia dan amalan dia itu adalah untuk wajah Alloh Yang Mahasuci, maka Alloh itu bersama dia, karena sesungguhnya Yang Mahasuci itu beserta orang-orang yang bertaqwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan. Dan kepala taqwa dan kebaikan adalah murninya niat untuk Alloh dalam penegakan kebenaran. Dan Alloh Yang Mahasuci itu tiada yang bisa mengalahkan-Nya. Maka barangsiapa Allo bersamanya, maka siapakah yang bisa mengalahkannya atau menimpakan kejelekan padanya? Jika Alloh bersama sang hamba, maka kepada siapakah dia takut? Jika Alloh tidak bersamanya, maka siapakah yang diharapkannya? Dan kepada siapa dia percaya? Dan siapakah yang menolongnya setelah Alloh meninggalkannya? Maka jika sang hamba menegakkan kebenaran terhadap orang lain, dan terhadap dirinya sendiri lebih dulu, dan dia menegakkannya itu adalah dengan menyandarkan pertolongan pada Alloh dan karena Alloh, maka tiada sesuatupun yang bisa menghadapinya. Seandainya langit dan bumi serta gunung-gunung itu membikin tipu daya untuknya, pastilah Alloh akan mencukupi kebutuhannya dan menjadikan untuknya jalan keluar dari masalahnya.” (“I’lamul Muwaqqi’in”/ hal. 412/cet. Darul Kitabil ‘Arobiy).

BIOGRAPHI: Mengenang Syaikh Qobilah Al-Wadi’iyyah Sholih Manna’ Rahimahulloh

Asy-Syaikh Sholih bin Ahmad Manna' Al-Wadi'iy Rohimahulloh
بسم الله الرحمن الرحيم
NAMA DAN NASAB BELIAU
Beliau adalah Asy-Syaikh Sholih bin Ahmad Manna’ Al-Wadi’iy Rohimahulloh, beliau dikenal dengan ‘Amm Sholih. Beliau termasul penduduk asli Dammaj, ketika Al-Imam Al-Wadi’iy Rohimahulloh dikeluarkan dari kerajaan Saudi Arabia, Amm Sholih ini yang termasuk pembelanya dan terus mengikuti da’wahnya Rohimahumulloh.
Ketika kami dan Al-Ustadz Muhammad Rofi’i Rohimahulloh berada di salah rumah di Alu Manna‘ sedang mempersiapkan perlengkapan jaga, tiba-tiba datang salah seorang putra dari Amm Sholih, beliau menginginkan agar kami menjadikan rumahnya sebagai tempat peristrahatan dan tempat menyimpan perlengkapan jaga, kemudian beliau menceritakaan keadaan bapaknya yang barusan meninggal ketika itu, bahwa bapaknya ya’ni Asy-Syaikh Sholih Rohimahulloh pernah mengajaknya semasa kecilnya, untuk ikut sholat bersama Al-Imam Al-Wadi’iy, kebiasan merekasholat dengan tanpa meletakan tangan di atas dada, namun diluruskan, kemudian Al-Wadi’iy merintahkannya untuk meletakannya di atas dada, diapun lakukan, dan sandalnya diletakan di bawah ketiak, dijepit antara lengan dan dada, Al-Imam Al-Wadi’iy menyuruhnya untuk memakai sandalnya dalam sholat, diapun memakainya.

Amm Sholih dan putra-putranya bertambah senang dengan Al-Imam Al-Wadi’iy, bahkan Amm Sholih termasuk hurros (para pengawal) Al-Imam Al-Wadi’iy Rohimahumulloh.
Ketika Al-Imam Al-Wadi’iy Rohimahulloh meninggal dunia, keadaan mereka terus seperti sebelumnya, mereka memperlakukan Kholifah Al-Imam Al-Wadi’iy ya’ni Syaikhuna Yahya Al-Hajuriy seperti perlakuan mereka terhadap Al-Imam Al-Wadi’iy, bahkan ketika itu salah seorang putra Amm Sholih yang bernama Ahmad bin Sholih bin Ahmad Manna’ termasuk hurros Syaikhuna Al-Hajuriy. Awal-awal kami datang di Dammaj, kami mendapati beliau termasuk hurros dan rajin menghadiri majelis Syaikhuna, beliau meninggal dunia pada harbussadisah (perang keenam) pada tanggal 17 Dzulhijjah 1430.
‘Amm Sholih dan putra-putranya dikenal benci terhadap hizbiy Abdurrohman Al-Adniy dan jaringannya, karena dengan sebab hizbiyyah mereka ini terjadilah perpecahan pada qobilah Al-Wadi’iyyah.
Amm Sholih dan keluarganya termasuk orang-orang yang kuat pembelaannya terhadap da’wah Ahlissunnah di Dammaj.
Ketika pengepungan terakhir di Dammaj, mereka menjadikan rumah mereka seakan-seakan Mabes pertahanan, para mujahidin yang berjihad di pemukiman Alu Manna’ menjadikan rumah mereka sebagai tempat masak, beristrahat dan tempat sholat karena masjid sudah hancur dengan sebab tembakan tank-tank Hutsiy. Apa saja yang dibutuhkan oleh para mujahidin di dalam rumah, boleh untuk digunakan -semoga Alloh membalasan kami dan mereka dengan kebaikan yang banyak-, berbeda dengan para tuan takur yang lebih suka rumah mereka dikuasai Hutsiy. Nas’alulloha Assalamah wal ‘Afiyah.
PERHATIAN ‘AMMI SHOLIH TERHADAP SHOLAT
‘Ammi Sholih dan putra-putra beliau benar-benar perhatian dengan sholat, ketika telah sampai hujjah kepada mereka tentang wajibnya sholat lima waktu dan kafirnya bagi siapa yang meninggalkannya maka ‘Amm Sholih benar-benar perhatian dengan sholat ini, bahkan putranya yang bernama Ahmad Rohimahulloh tidak pernah kami melihatnya sholat di belakang, bahkan beliau selalu sholat di shoff dekat meja Syaikhuna Al-Hajuriy.
Walaupun di pemukiman Alu Manna’ ada masjid namun Amm Sholih dan putranya Ahmad Rohimahumalloh lebih senang sholat jama’ah di masjid Syaikhuna Yahya Al-Hajuriy sehingga langsung mengikuti pelajaran umum.
Termasuk kebiasaan ‘Amm Sholih adalah berpagi-pagi datang ke masjid, sebelum azan pertama pada sepertiga malam beliau sudah berjalan kaki dari rumahnya menuju masjid Syakhina Yahya Al-Hajuriy, bila muadzdzin telat atau tidak bisa bangun untuk azan pertama maka beliau yang azan. 
Setelah azan beliau membangunkan para thullab yang tidur di masjid, setiap hari beliau membangunkan semua thullab yang tidur di masjid.
Setiap sholat lima waktu beliau selalu datang ke masjid sebelum dikumandangkan azan, bahkan beliau Rohimahulloh bersemangat untuk mendapatkan shoff awwal.
Adapun pada hari Jum’at maka beliau datang berpagi-pagi, untuk mencari keutamaan shoff awwal dan berpagi-pagi menghadiri jum’atan.
Keadaan ‘Amm Sholih dan putra-putranya bisa melakukan kebaikan dan keutamaan seperti itu karena sebab pandainya mereka dalam memilih teman, Rosululloh ‘Alaihishsholatu Wassalam berkata:
الرجل على دين خليله
“Seseorang di atas agama temannya”.
SEMANGATNYA DALAM BERJIHAD MELAWAN KAUM KAFIR ROFIDHOH
Walaupun beliau sudah tua, namun tidaklah melemahkan semangat juangnya, beliau setiap harinya selalu membawa senjata berlaras panjang, kemana beliau pergi senjatanya selalu dibawa.
Pada pengepungan Dammaj yang terakhir, beliau Rohimahulloh terus menerus mengintai Rofidhoh dari benteng Pemukiman ‘Uzzab dan Hadb, bila sudah mendekati masuknya waktu sholat maka beliau bergegas ke masjid Syaikhina untuk sholat berjama’ah, beliau lakukan ini pada setiap harinya.
Pada hari yang terakhirnya, yaitu hari Rabu, beliau pergi sholat berjama’ah seperti biasanya, setelah kembali dan sampai di samping pemakaman Syuhada’ baru, beliau terkena tembakan penyeneper Rofidhoh, beliaupun meninggal dunia,  umur beliau 70 (tujuh puluh) tahun, beliau menyusul putra tercintanya Ahmad bin Sholih Manna’ -semoga Alloh menjadikan kami dan mereka termasuk dari para syuhada’-.
UNTAIAN KATA BUAT AMM SHOLIH ROHIMAHULLOH
Asy-Syaikh Abu Hamzah As-Siwariy ‘Afallohu ‘anhu berkata:
بسم الله الرحمن الرحيم
الوالد صالح مناع الوادعي
رجل سلفي صلب شهم شجاع مقدام محب للسنة وأهلها منافح عن الدعوة ودار الحديث وعن شيخها الناصح الأمين
سشهد ولده -فيما نحسبه- البطل أحمد مناع قتل مقبل غير مدبر في الهجوم على جبل الأحرش في الحرب السادسة
واستشهد ولد ولده عبد الله بن صالح بن صالح مناع-فيما نحسبه في المعركة المشهورة بمعركة العشاش حين اعترض الحوثيون لعبد الله وعبد العزيز الوادعيين وحصلت معركة عظيمة قتل فيها أعداد من الحوثيين
وهاهو اليوم قتل شهيدا -فيما نحسبه- الوالد صالح مناع رحمه الله وأسكنه الفردوس الأعلى
أسرة عظيمة قدمت ثلاثة من الأبطال في النفاح عن دين الله
فاللهم ارحمهم وارحم جميع شهدائنا الذين قدموا أنفسهم لك يارب
وانتقم لهم من الحوثيين اللوثة
“Dengan nama Alloh yang Ar-Rohman (Maha Pengasih) lagi Ar-Rohim (Maha Penyayang).
Al-Walid Sholih Manna’ Al-Wadi’iy adalah pria yang salafiy, bersemangat tinggi, pemberani dan satria, mencintai As-Sunnah dan Ahlussunnah, banyak membantu da’wah, Darul Hadits dan Syaikhnya An-Nashihul Amin. Telah syahid putra beliau -pada apa yang kita harapkan- yang pemberani Ahmad Manna’, terbunuh disaat maju dengan tanpa mundur pada penyerangan di Jabal Ahrosy pada perang yang keenam. Dan syahid pula putra dari putra beliau (ya’ni cucu beliau) Abdulloh bin Sholih bin Sholih Manna’ -terhadap apa yang kita harapkan- pada pertempuran yang dikenal dengan pertempuran ‘Asyasy ketika para Hutsiyyun memberi rintangan kepada Abdulloh dan Abdul ‘Aziz (dua pemuda Al-Wadi’iy), maka terjadilah pertempuran yang besar, terbunuh pada pertempuran tersebut sejumlah dari orang-orang Hutsiy. Dan pada hari ini telah terbunuh sebagai syahid -terhadap apa yang kita harapkan- yaitu Al-Walid Sholih Manna’ semoga Alloh merohmatinya dan menempatkannya di dalam Jannah Al-Firdaus yang tertinggi, keluarga yang besar, telah mendahului tiga dari para pemberani dalam menolong agama Alloh. Ya Alloh rohmatilah mereka, dan rohmatilah seluruh para syuhada’ kami, mereka telah menghadapkan diri-diri mereka untuk-Mu wahai Robb, dan balaslah dengan azab yang mengerikan atas orang-orang Hutsiy”.
Abu Abdillah Muhammad bin Isma’il Al-Yamaniy ‘Afallohu ‘anhu berkata:
إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ إِنَّ للهِ مَا أَخَذَ وَلَهُ مَا أَعْطَى، وَكُلٌّ عِنْدَهُ بِأَجَلٍ مُسَمًّى، فَلْنَصْبِرْ وَلْنَحْتَسِبْ إِنَّ الْعَيْنَ تَدْمَعُ، وَالْقَلْبَ يَحْزَنُ، وَلاَ نَقُولُ إِلاَّ مَا يَرْضِيْ رَبَّنَا
عرفت العمّ صالح بن مناع آل مناع بالشجاعة والبطولة وحب السنة ورجالها والنصرة لهم 
وعرفت ابنه أحمد بالشجاعة والبطولة وحب السنة وأهلها والنصرة لهم 
وكنت موجوداً في دار الحديث يوم قتل الأخ الفاضل أحمد بن مناع
نسأل الله أن يتقبلهم شهداء مع النبيين والصديقين والشهداء والصالحين وأن يسكنهم في الفردوس الأعلى 
سائر إخواننا الذين في سبيبل الله والدفاع عن حياض الدين، اللهم اهلك الرافضة الحوثة اللهم دمرهم تدميرا
“Sesungguhnya kita adalah milik Alloh, dan sesungguhnya tempat kembali kita hanya kepada-Nya, sesungguhnya milik Alloh apa-apa yang Dia telah ambil, dan miliknya pula apa yang diberikan. Segala sesuatu di sisi-Nya dengan waktu yang sudah ditentukan, maka kami akan bersabar dan mengharap pahala, sesungguhnya mata meneteskan air, dan hati bersedih, tidaklah kami akan berkata melainkan apa yang diridhoi oleh Robb kami.
Aku mengenal ‘Amm Sholih bin Manna’ keluarga Manna’ dengan keberaniaan dan kesatriaan, beliau mencintai As-Sunnah dan para Ahlussunnah, serta beliau menolong mereka.
Dan aku mengenal pula putranya Ahmad dengan keberanian dan kesatriaan, serta mencintai As-Sunnah dan Ahlussunnah, dan menolong mereka, dahulu aku ada di Darul Hadits pada hari terbunuhnya saudara yang mulia Ahmad bin Manna’, kami memohon kepada Alloh untuk menerima mereka sebagai para syuhada, bersama para Nabi, Ash-Shiddiqin, Asy-Syuhada’ dan orang-orang sholih, dan semoga Alloh menempatkan mereka di dalam Jannah Al-Firdaus yang tertinggi, dan (begitu pula) seluruh saudara-saudara kami yang mereka (berjihad) di jalan Alloh, dan membela kampung agama. Ya Alloh binasakanlah Rofidhoh Hutsiy, Ya Alloh hancurkanlah mereka dengan sehancur-hancurnya”.
Abu Dzar Samir Muhammad Al-Juma’iy ‘Afallohu ‘anhu berkata:
عليك رحمة الله يا أيها الأسد فلقد كان بطلاً ومقداماً ومنافحاً عن الدار وشيخها عظم الله اجر إخواننا طلبة العلم في العم صالح وعظم الله أجر إخواننا أهل قبيلة وادعة.
“Untukmu rohmat Alloh wahai Al-Asad (pemberani), sungguh beliau adalah pemberani dan satria serta menolong Darul Hadits dan Syaikhnya, semoga Alloh memperbanyak pahala untuk saudara-saudara kami para penuntut ilmu dan ‘Amm Sholih, semoga Alloh memperbanyak pahala saudara-saudara kami warga qobilah Wadi’iyyah”.
Ditulis oleh: Abu Ahmad Muhammad bin Salim Al-Limboriy ‘Afallohu ‘anhu Di Darul Hadits Sana’a (22 Dzulqo’dah 1435).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar