Tanya: Kaif tanggapan antum terhadap salah 1 tokoh hizbiyyun Assasudin Al-Hizby Mubtadi’, ngomong bahwa: “Di Indonesia tidak ada sururiy, sururiy adanya pada masa Ja’far”, Nauzubillah minal kazib, haza buhtanun azim, si buta di Jakarta, bukan mata yang buta, tapi hati Insyaallah. Kaif tanggapan antum ya akhanal fadhl?. Jazakallahu khairan, Wabarakallahu fikum wafi ilmikum.
Jawab: بسم الله الرحمن الرحيم Pernyataan tidak adanya lagi sururiyyun di bumi Nusantara ini adalah kesalahan. Bagaimana mungkin tidak ada, kelompok-kelompok sempalan, aliran-aliran sesat dan agama-agama baru saja tumbuh subur di Nusantara?!.
Dengan tidak munculnya firqoh Sururiyyin secara terang-terangan seperti pada zaman sebelumnya bukan berarti telah lenyap, kapan kamu melihat seseorang menyebarkan pemikiran-pemikiran Muhammad Surur Zainal Abidin baik dengan menyebarkan buku-bukunya, majalah-majalahnya dan membelanya atau bermanhaj dengan manhajnya dan menda’wahkannya maka dia adalah surury.
Tidak munculnya secara terangan-terangan mungkin karena masih lemah atau khawatir akan disikapi oleh kawan-kawannya sendiri.
Dengan mudah bagi kita melihat sepak terjang sebagian firqoh memiliki kesamaan dengan sururiyyin, namun untuk kita katakan firqoh tersebut adalah sururiyyah maka tidak tepat, karena firqoh tersebut sudah memiliki nama lain, sekadar contoh firqoh Al-Wahdah Al-Islamiyyah tumbuh subur di Makassar, awal mula berdirinya firqoh ini, memiliki visi dan misi yang sebagiannya sama dengan sururiyyun, bila mereka dikatakan sururiyyun maka tidak tepat, dan kita jelaskan bahwa mereka memiliki keterkaitan pada satu sisi dan memiliki perbedaan pada sisi lainnya.
Adapun mengglobalkan hukum kepada semuanya maka kita katakan semuanya adalah hizbiyyun, selain dari pengglobalan maka membutuhkan rincian: Ini hizb Muhammad Surur, ini hizb Abdirrohman Al-‘Adniy, ini hizb Muhammadiyyah ini hizb Ikhwanil Muslimin dan seterusnya, masing-masing hizb tidak mau dikatakan nama hizb mereka sama dengan hizb yang lainnya, keberadaan mereka telah dijelaskan:
فتقطعوا أمرهم بينهم زبرا، كل حزب بما لديهم فرحون
“Maka mereka menjadikan perkara mereka terpecah belah menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok merasa bangga atas apa yang ada pada mereka”.
Wallohu A’lam.
Wallohu A’lam.
Dijawab oleh:
Abu Ahmad Muhammad bin Salim Al-Limboriy ‘Afallohu ‘anh (27 Dzulqo’dah 1435).
Abu Ahmad Muhammad bin Salim Al-Limboriy ‘Afallohu ‘anh (27 Dzulqo’dah 1435).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar