INGIN SYAHID SEPERTI MEREKA YANG MATI SYAHID
Tanya: Alhamdulillah, sudah terkumpul semua kebaikan pada diri beliau (ya’ni Asy-Syaikh Abu Abdirrozzaq Riyadh), dan ditutup dengan jihad melawan orang kafir, insya Allah beliau syahid.
Tinggal ana yang di Indonesia, tanpa ilmu dan tanpa amal, dan ana ingin menebusnya dengan jihad, tapi kemana ana harus pergi?. Padahal sekarang tanda-tanda akhir zaman sudah sangat jelas, sesuai hadits atau pun ayat Al-Qurannya.
Pertanyaan, ana belum terjawab ya akhi. Kemana ana harus pergi bergabung dengan siapa?. Barakallahufikum.
Jawab: بسم الله الرحمن الرحيم
Ketika Hudzaifah Ibnul Yaman Rodhiyallohu ‘anhu khowatir dengan fitnah yang akan datang, dan beliau berkata kepada Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam:
يا رسول الله فما تأمرنا عند ذلك؟
“Wahai Rosululloh apa yang engkau perintahkan kami pada demikian itu?”.
Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam berkata:
تلزم جماعة المسلمين وإمامهم
“Kamu senantiasa bersama Jama’ah kaum muslimin dan pemimpin mereka”.
Ini solusi tepat dalam menghadapi fitnah, Ibnu Bazz Rohimahulloh berkata:
هذا الحديث العظيم يبين لنا أن الواجب على المسلم: لزوم جماعة المسلمين، والتعاون معهم في أي مكان، سواء كان جماعة وجدت في الجزيرة العربية، أو في مصر، أو في الشام، أو في العراق، أو في أمريكا، أو في أوربا، أو في أي مكان.
“Hadits yang agung ini menjelaskan kepada kita bahwasanya yang wajib bagi seorang muslim adalah senantiasa bersama Jama’ah kaum muslimin, bekerja sama dengan mereka di tempat manapun, sama saja keberadaan jama’ah itu kamu mendapatinya di Jaziroh Arob atau di Mesir, atau di Syam atau di Iroq, atau di Amerika atau di Eropa atau di tempat mana saja”.
Jadi tidak harus seseorang memberat-beratkan dirinya untuk datang ke Yaman atau ke Syam, dia mendapati di negrinya ada jihad syar’iy maka dia langsung ikut, dan dia bergabung dengan kaum muslimin dan pemimpinnya.
Ini bukan hanya ketika ada jihad ya’ni perang, namun dalam keseharian membutuhkan hal tersebut, Ibnu Bazz Rohimahulloh berkata:
فمتى وجد المسلم جماعة تدعو إلى الحق ساعدهم وصار معهم، وأعانهم وشجعهم وثبتهم على الحق والبصيرة
“Maka kapan seorang muslim mendapati suatu Jama’ah yang menyeru kepada al-haq maka dia membantu mereka dan menjadi (bergabung) bersama mereka, dan menolong mereka, menyemangati mereka dan mengokohkan mereka di atas al-haq dan di atas ilmu”.
Adapun kalau tidak lagi ada Jama’ah dan tidak ada lagi pemimpin kaum muslimin, yang ada hanya firoq (kelompok-kelompok) masing-masing memiliki pemimpin-pemimpin tersendiri maka berlaku perintah untuk menjauh dan menyendiri, Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam berkata kepada Hudzaifah bila mendapati keadaan seperti itu:
فاعتزل تلك الفرق كلها، ولو أن تعض أصل شجرة
“Maka jauhilah kelompok-kelompok itu semuanya, walaupun kamu menggigit akar kayu”.
Ibnu Baaz Rohimahulloh berkata:
.(فإذا لم يجد جماعة بالكلية فإنه يلزم الحق وهو الجماعة، ولو كان واحداً، كما قال ابن مسعود رضي الله عنه لعمرو بن ميمون: (الجماعة ما وافق الحق وإن كنت وحدك
“Maka bila tidak didapati jama’ah secara keseluruhan maka hendaknya dia senantiasa bersama al-haq, dan al-haq (itu sendiri) adalah al-jama’ah, walaupun keberadaannya adalah sendirian, sebagaimana yang telah dikatakan oleh Ibnu Mas’ud Rodhiyallohu ‘anhu kepada ‘Amr bin Maimun: “Al-Jama’ah adalah apa-apa yang mencocoki al-haq walaupun kamu dalam keadaan bersendirian”.
Dijawab oleh: Abu Ahmad Muhammad bin Salim Al-Limboriy ‘Afallohu ‘anhu di Sakan A’la Darul Hadits Sana’a (16 Dzulqo’dah 1435).
JANGAN PERNAH RIDHO DENGAN DOSA
Tanya: Assaalamualaikum… Bisa akhi anta carikan alasan kita bisa digunakan gambar kita pada KTP, passport dan gambar yang perlu ada di surat-surat penting?. (Pertanyaan dari Malaysia).
Jawab: وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته
Alasan kita membuat KTP, paspor, dan surat-surat yang harus ada foto kita karena pemerintah mengharuskan kepada kita, kalau bukan karena pengharusan dari mereka maka kita tidak akan mau membuat KTP atau paspor atau surat-surat yang diharuskan lainnya, yang terdapat padanya foto-foto kita atau gambar-gambar makhluk bernyawa lainnya.
Kita tidak boleh ridho dengan ini, sehingga yang nanggung dosanya adalah pemerintah yang mengharuskan demikian itu.
Adapun keadaan kita karena diharuskan, dan hati kita tetap mengingkari hal demikian itu dan kita tidak meridhoinya, bila seperti ini kedaan kita maka kita masuk dalam pengecualian seperti yang Alloh katakan:
…..إلا من أكره وقلبه مطمئن
“Kecuali orang yang dipaksa dan hatinya adalah tenang….”.
Dan bila ada di salah satu desa atau kota atau propinsi atau negara, pemerintah memberikan kebebasan kepada masyarakatnya, bahwa boleh bagi mereka untuk tidak membuat KTP atau surat-surat lainnya, maka kita tidak akan membuatnya, bila masih saja ada yang membuatnya maka mereka telah berdosa, karena tidak ada pengharusan untuk mereka dari pemerintah.
Adapun pengharusan di sini yaitu tidak ada lagi jalan lain melainkan keharusan untuk membuatnya maka ini masuk dalam pengecualian.
Adapun kalau masih ada jalan lain, misalnya ada satu tempat menuntut ilmu dengan mempersyaratkan KTP atau foto-foto dan ada tempat yang lain dengan tanpa mempersyaratkan itu, maka seseorang dituntut untuk menuntut ilmu di tempat yang tidak ada persyaratan tersebut. Wabillahittaufiq.
Dijawab oleh: Abu Ahmad Muhammad bin Salim Al-Limboriy ‘Afallohu ‘anhu (16 Dzulqo’dah 1435).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar