Al Imam Ibnul Qoyyim berkata: “Maka sesungguhnya hamba itu jika memurnikan niatnya untuk Alloh ta’ala, dan maksud dia, keinginan dia dan amalan dia itu adalah untuk wajah Alloh Yang Mahasuci, maka Alloh itu bersama dia, karena sesungguhnya Yang Mahasuci itu beserta orang-orang yang bertaqwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan. Dan kepala taqwa dan kebaikan adalah murninya niat untuk Alloh dalam penegakan kebenaran. Dan Alloh Yang Mahasuci itu tiada yang bisa mengalahkan-Nya. Maka barangsiapa Allo bersamanya, maka siapakah yang bisa mengalahkannya atau menimpakan kejelekan padanya? Jika Alloh bersama sang hamba, maka kepada siapakah dia takut? Jika Alloh tidak bersamanya, maka siapakah yang diharapkannya? Dan kepada siapa dia percaya? Dan siapakah yang menolongnya setelah Alloh meninggalkannya? Maka jika sang hamba menegakkan kebenaran terhadap orang lain, dan terhadap dirinya sendiri lebih dulu, dan dia menegakkannya itu adalah dengan menyandarkan pertolongan pada Alloh dan karena Alloh, maka tiada sesuatupun yang bisa menghadapinya. Seandainya langit dan bumi serta gunung-gunung itu membikin tipu daya untuknya, pastilah Alloh akan mencukupi kebutuhannya dan menjadikan untuknya jalan keluar dari masalahnya.” (“I’lamul Muwaqqi’in”/ hal. 412/cet. Darul Kitabil ‘Arobiy).

Siasat Sesat alam Berbuat Jahat

cooltext1523478322
بسم الله الرحمن الرحيم، وبه نستعين، وبعد
Ketika kami mengutarakan bahwa kami tidak menerima dana yang digalang oleh jaringan Luqman Ba’abduh maka muncullah protes dan komentar dari pihak mereka yang semakin menampakan keterpurukan dan kejahatan mereka.
Jadi mereka awalnya tidak menampakan kalau mereka memberikan dana dari hasil minta-minta, orang yang tidak tahu menjadi tertipu dan menilai bahwa mereka bagus, namun orang yang mengetahui hakekat mereka dari sebelumnya maka sudah tahu tujuan mereka, mereka berjalan dengan siasat sesat, mereka membantu ketika bantuan itu digunakan merekapun menuduhkan:
Setelah keluar dari Dammaj Alhajuriy menjadi orang terkaya raya, menyewa hotel dan menerima dana miliyaran….“, sebagai mana yang mereka sebarkan di situs jahat mereka “miratsul anbiya’” dan diucapkan oleh da’i-da’i mereka.
Padahal mereka sendiri sudah tahu bahwa hotel yang disewakan itu adalah untuk penampungan para pengungsi, ketika kami di Sa’wan kami bertanya kepada sebagian orang asli Dammaj: “Tinggal dimana?”, mereka berkata: “Dihotel“.
Hal demikian itu terjadi karena memang tidak ada tempat penginapan, dan ini pemuliaan terhadap mereka, mereka tinggal di hotel dengan dana da’wah itu, dan ini tidak membutuhkan dana sedikit, akan tetapi membutuhkan banyak dana.
Adapun thullab maka mereka berada di masjid-masjid hidup seadanya, bahkan ketika itu banyak yang nginap di tenda-tenda depan masjid As-Sunnah Sa’wan.
Jadi kita sudah mengetahui dengan sejelas-jelasnya kalau para hizbiyyun itu memang ingin menjalankan siasat jahat, membantu untuk menyakiti orang yang dibantu dan tidak hanya itu namun mereka juga melontarkan ucapan yang tidak ma’ruf sebagaimana telah kita ketahui:
“قول معروف ومغفرة خير من صدقة يتبعها أذى”
“Perkataan yang ma’ruf (bagus) dan sifat pengampun adalah lebih baik daripada sedekah yang diikutkan dengan menyakiti”.
Mereka para hizbiyyun itu, terkumpul pada dua kejelekan sekaligus, memberi sedekah (yang dia adalah amanat umat) dengan cara menyakiti yang diberi sekaligus mengikutkan ucapan-ucapan keji dan jahat.
Tidak hanya tuduhan menyewa hotel dan berbagai macam tuduhan, namun mereka juga mengatakan bahwa Syaikhuna Yahya menjual “Markiz Dammaj“, maka orang yang masih berakal yang akalnya belum terkotori virus hizbiyyah Luqman Ba’abduh akan mengatakan:
Kalaulah markiz Dammaj itu dijual oleh Al-Hajuriy maka tidak akan mungkin bisa si Adil Al-Wadi’iy dan jaringannya Abdurrohman Al-Adniy akan kembali menguasai markiz Dammaj?, namun kenyataan yang ada justru  mereka telah meraih cita-cita mereka untuk merampas kursi dan menguasai markiz Dammaj?“.
Coba para hizbiyyun itu tanya si Adil Al-Wadi’iy: “Berapa dia beli markiz Dammaj dari Syaikhuna Al-Hajuriy?“.
Adapun yang berkaitan dengan radio roja, kita sudah tahu mereka dari jauh-jauh hari sebelumnya, dan kita menyebutkan mereka sebagai bentuk menjelaskan, adapun untuk menghukumi maka kita katakan bahwasanya mereka juga adalah hizbiyyun, cukup sebagai contoh dari da’i mereka adalah pak Firanda Lc. itu, kebobrokan manhajnya telah dia tampilkan sendiri secara terang-terangan.
Disampaikan oleh:
Abu Ahmad Muhammad bin Salim Al-Limboriy  ‘Afallohu ‘anhu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar