Al Imam Ibnul Qoyyim berkata: “Maka sesungguhnya hamba itu jika memurnikan niatnya untuk Alloh ta’ala, dan maksud dia, keinginan dia dan amalan dia itu adalah untuk wajah Alloh Yang Mahasuci, maka Alloh itu bersama dia, karena sesungguhnya Yang Mahasuci itu beserta orang-orang yang bertaqwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan. Dan kepala taqwa dan kebaikan adalah murninya niat untuk Alloh dalam penegakan kebenaran. Dan Alloh Yang Mahasuci itu tiada yang bisa mengalahkan-Nya. Maka barangsiapa Allo bersamanya, maka siapakah yang bisa mengalahkannya atau menimpakan kejelekan padanya? Jika Alloh bersama sang hamba, maka kepada siapakah dia takut? Jika Alloh tidak bersamanya, maka siapakah yang diharapkannya? Dan kepada siapa dia percaya? Dan siapakah yang menolongnya setelah Alloh meninggalkannya? Maka jika sang hamba menegakkan kebenaran terhadap orang lain, dan terhadap dirinya sendiri lebih dulu, dan dia menegakkannya itu adalah dengan menyandarkan pertolongan pada Alloh dan karena Alloh, maka tiada sesuatupun yang bisa menghadapinya. Seandainya langit dan bumi serta gunung-gunung itu membikin tipu daya untuknya, pastilah Alloh akan mencukupi kebutuhannya dan menjadikan untuknya jalan keluar dari masalahnya.” (“I’lamul Muwaqqi’in”/ hal. 412/cet. Darul Kitabil ‘Arobiy).

BEBERAPA KESAMAAN

cooltext1517837584 anigif kekiri anigif kekanan
بسم الله الرحمن الرحيم
Jika kita melihat kepada prilaku orang-orang  Hutsiy-Rofidhoh dengan prilaku orang-orang Hizbiy pengikut Ashhabus Sittah (Al-WashobiyAl-Imam, Al-Buro’iy, Ash-Shumaliy, Adz-Dzamariy dan Al-Adniy) baik di Yaman atau di Indonesia semisal Luqman bin Muhammad Ba’abduh dan jaringannya maka kita melihat prilaku mereka pada sebagian prilaku bercocokan dan bersesuaian, diantaranya:

1. Celaan dan penghinaan mereka kepada Ahlussunnah yang sudah pada mati. Hutsiy-Rofidhoh mencela para shohabat Nabi, para hizbiy mencela para syuhada’ Ahlissunnah (kita mengharap demikian dan Alloh yang menentukan) yang terbunuh di bumi Dammaj, terutama Asy-Syaikh Sa’id Da’as Al-Yafi’iy Rohimahulloh, beliau dan teman-temannya tetap dicela oleh Abu Malik dan Ali Rozihiy serta para hizbiy pengikut Ashhabus Sittah. Bahkan dengan bangga mereka berkata: “Sa’id Da’as dibunuh oleh para Hutsiy karena sebab didoakan kebinasaan oleh Asy-Syaikh Ali Rozihiy”.
Bahkan dengan bangga Ali Rozihiy menyebutkan: “Bahkan aku mendoakan atasnya ketika aku thowaf di Ka’bah”.
Mereka lupa atau mungkin pura-pura lupa kalau orang-orang yang dibunuh oleh anjing-anjing neraka adalah sebaik-baik orang yang terbunuh di bawah kolong langit?!.
Para shohabat telah Alloh beri kemuliaan di akhirat dan:
رضي الله عنهم ورضوا عنه
“Alloh telah meridhoi mereka dan merekapun meridoi-Nya”.
Dan juga Ahlussunnah yang terbunuh di Dammaj telah Alloh beri karomah (kita mengharap demikian dan Alloh yang menentukan), saudara-saudara kita Ahlu Sunnah telah memindahkan jenazah-jenazah mereka dari kuburan lama ke kuburan baru dan didapati tubuh mereka masih utuh padahal sudah setahun lebih, maka apakah pantas dikatakan bahwa orang-orang yang mencela mereka semisal orang-orang Hutsiy dan orang-orang hizbiy itu sama atau lebih baik dengan mereka yang sudah pada mati itu?!.
2. Anggapan bahwa yang berhak menjadi kholifah setelah Nabi adalah Ali bin Abi Tholib bukan Abu Bakr Ash-Shiddiq, demikian anggapan orang-orang Hutsiy. Adapun para pengikut Ashhabus Sittah beranggapan bahwa yang berhak menjadi kholifah setelah wafatnya Al-Imam Al-Wadi’iy adalah Abdurrohman Al-Adniy atau salah satu dari Ashhabus Sittah bukan An-Nasihul Amin Yahya Al-Hajuriy. Karena tidak puas dengan hal itu merekapun membuat makar dan terus menjalankan makar terhadap An-Nashihul Amin dan siapa saja yang bersamanya sebagaimana orang-orang Hutsiy membuat makar terhadap Ash-Shiddiq dan yang bersama beliau.
3. Anggapan mereka bahwa Syaikhuna Yahya korupsi dan mencuri uang da’wah serta menjual Darul Hadits Dammaj, ini seperti orang-orang Hutsiy yang menuduh Abu Bakr Ash-Shiddiq mengambil harta peninggalan Nabi dan Abu Bakr tidak menyerahkan sedikitpun kepada Fathimah putri Nabi”.
Dan masih banyak dari berbagai prilaku mereka lakukan yang memiliki kesamaan dan kemiripan dalam kedustaan dan pemutar balikan fakta.
Jadi keadaan mereka para Hutsiy dan para Hizbiy itu adalah seperti yang Alloh Ta’ala katakan:
فلما زاغوا أزاع الله قلوبهم والله لا يهدى القوم الفاسقين“.
“Tatkala mereka berpaling maka Alloh palingkan hati-hati mereka, dan Alloh tidak akan memberi petunjuk kepada orang-orang yang berbuat kefasiqkan”.
Ditulis oleh Abu Ahmad Muhammad bin Salim Al-Limboriy.
http://ashhabulhadits.wordpress.com/2014/04/11/beberapa-persamaan-orang-orang-hutsiy-dan-orang-orang-hizbiy/#more-6790

Tidak ada komentar:

Posting Komentar