Al Imam Ibnul Qoyyim berkata: “Maka sesungguhnya hamba itu jika memurnikan niatnya untuk Alloh ta’ala, dan maksud dia, keinginan dia dan amalan dia itu adalah untuk wajah Alloh Yang Mahasuci, maka Alloh itu bersama dia, karena sesungguhnya Yang Mahasuci itu beserta orang-orang yang bertaqwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan. Dan kepala taqwa dan kebaikan adalah murninya niat untuk Alloh dalam penegakan kebenaran. Dan Alloh Yang Mahasuci itu tiada yang bisa mengalahkan-Nya. Maka barangsiapa Allo bersamanya, maka siapakah yang bisa mengalahkannya atau menimpakan kejelekan padanya? Jika Alloh bersama sang hamba, maka kepada siapakah dia takut? Jika Alloh tidak bersamanya, maka siapakah yang diharapkannya? Dan kepada siapa dia percaya? Dan siapakah yang menolongnya setelah Alloh meninggalkannya? Maka jika sang hamba menegakkan kebenaran terhadap orang lain, dan terhadap dirinya sendiri lebih dulu, dan dia menegakkannya itu adalah dengan menyandarkan pertolongan pada Alloh dan karena Alloh, maka tiada sesuatupun yang bisa menghadapinya. Seandainya langit dan bumi serta gunung-gunung itu membikin tipu daya untuknya, pastilah Alloh akan mencukupi kebutuhannya dan menjadikan untuknya jalan keluar dari masalahnya.” (“I’lamul Muwaqqi’in”/ hal. 412/cet. Darul Kitabil ‘Arobiy).

Jangan Bersembunyi Wahai Orang Yang Sunyi

Jangan Bersembunyi
Wahai Orang Yang Sunyi
بسم الله الرحمن الرحيم، الحمد لله، وأشهد أن لا إله إلا الله، وأشهد أن محمدا عبد الله ورسوله، أما بعد:
maka sesungguhnya telah kami dapati sebagian para pencinta da’wah atau para simpatisan da’wah bahkan para da’i yang memiliki semangat tinggi dalam menebar da’wah, namun ada dari mereka yang lemah dalam berprinsip ketika sedang memikul da’wah, terkadang mereka tidak berani menampakan secara terang-terangan nama mereka dalam menyampaikan da’wah.
Ini adalah suatu kelemahan mereka dan penyelisihan terhadap perwujudan prinsip-prinsip al-haq dalam berda’wah, hal ini terjadi karena dua faktor:

FAKTOR PERTAMA:
Adanya rayuan syaithon yang dibisikan ke dalam hati mereka: ”Jangan kalian munculkan terang-terangan siapa nama kalian, sembunyikanlah supaya kalian lebih ikhlas dan terbebas dari riya (ingin dilihat) dan sum’a (ingin didengar)”.
Bisikan seperti ini terkadang membuat orang tertipu, padahal hakekatnya dia terseret ke dalam perbuatan syaithon, yaitu menyembunyikan diri dalam menyampaikan al-haq, sebagaimana hal ini dijelaskan di dalam hadits dari Abu Huroiroh, ketika beliau mendapati orang yang tidak dikenal mencuri harta zakat, maka beliau menangkapnya, dan kisah hal ini diriwayatkan oleh Asy-Syaikhon, pada penutup kisahnya, orang yang tidak dikenal itu kemudian menyampaikan al-haq kepada Abu Huroiroh, ketika beliau sampaikan kepada Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam tentang al-haq itu, maka Nabi berkata kepadanya:
صدق وهو كذوب
“Dia telah benar, dan dia itu adalah paling pendusta”.
FAKTOR KEDUA:
Mereka berjiwa penakut sehingga tidak memunculkan nama-nama mereka, dan ini adalah penyelisihan yang sangat jelas terhadap wasiat Nabi Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam:
وقد أمر رسول الله صلى الله عليه وسلم أبا ذر رضي الله عنه أن لا يخاف في الله لومة لائم“. 
“Dan sungguh Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam telah memerintahkan Abu Dzarr Rodhiyallohu ‘Anhu untuk tidak takut karena Alloh terhadap para pencela”. Ma’na ucapan ini sebagaimana telah diriwayatkan oleh Ahmad di dalam “Musnad”nya.
Hendaknya mereka menjadikan diri-diri mereka sebagai pemberani dalam menyeruakan al-haq, dan janganlah mereka mengkhianati dan menyelisihi al-haq yang mereka serukan. Terkadang sebagian mereka menyerukan untuk terang-terangan dan menyebutkan adab dalam menerima al-haq adalah menyebutkan sumber dan asalnya namun pada waktu yang lain sering menyelisihi hal demikian itu:
لم تقولون ما لا تفعلون“.
“Kenapa kalian mengatakan terhadap apa yang kalian tidak melakukan(nya)”.
Barang siapa melakukan atau menyebarkan suatu da’wah baik berupa menulis atau menterjemahkan kemudian tidak memperjelas namanya maka sungguh dia telah mencontoh perbuatan syaithon semoga Alloh melindungi kita dari godaan-godaanya, dan dia juga telah mengikuti metode para hizbiyyin semisal Luqman bin Muhammad Ba’abduh, Muhammad As-Sarbiniy, Muhammad Afifuddin As-Sidawiy, Askariy, Usamah Faishol Mahri, Qomar Su’aidi, dan jaringan mereka, karena pada awalnya mereka takut menampakan pemikiran mereka dan makar mereka terhadap Darul Hadits Dammaj  namun ketika sudah ketahuan bahwa mereka membuat makar, merekapun menampakan diri-diri mereka, karena sudah terlanjur cemplung maka mereka semuanya sekalian cemplungkan diri-diri mereka.
Ditulis oleh: Abu Ahmad Muhammad bin Salim Al-Limboriy.
http://ashhabulhadits.wordpress.com/2014/04/07/teguran-buat-dai-yang-bersembunyi-dalam-menyeru-dakwah-ini/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar