Masalah:
Aku pernah mendengarkan pembicaraan Luqman Ba’abduh,
dia menjelek-jelekkan syekh Hajuri, katanya Hajuri paling bodoh,
mengajar tidak becus, banyak salah, banyak salah dalam memberi
pelajaran, tidak pantas dia itu mengajar”.
Bagaimana kita menjawab perkataannya ini?.
Jawab:
Dengan ucapan Luqman Ba’abduh
itu, kamu bisa mengetahui kelemahan dan kerendahan Luqman itu sendiri,
dan tentu kamu akan mendapati pada dirinya banyak kesalahan dan banyak
pula kekurangan, baik dalam pembicaraan, ceramahnya dan
bahkan tulisannya seperti bukunya MEREKA ADALAH TERORIS.
Bila kamu
mengikuti prinsip dan kaedahnya maka mengharuskanmu untuk
menjauhinya, tidak boleh bagimu untuk mendengarkan ucapannya dan tidak
boleh pula bagimu untuk membaca bukunya, karena itu pengharusan darinya
sebagaimana yang kamu dengar darinya, karena dia juga sering salah dan
banyak kesalahannya terhadap yang lebih besar dan paling mengerikan.
Adapun sikap
dan prinsip yang benar dalam masalah seperti yang dia sebutkan
tentang Syaikhuna Yahya Al-Hajuriy ‘Afallohu ‘anhu maka ini adalah
masalah yang sering kita dapatkan pada setiap anak Adam.
Kita menasehati
dan kita memotivasi bagi siapa yang bisa memberi manfaat
untuk saudaranya maka dia lakukan sebagaimana yang telah dikatakan oleh
sebaik-baik teladan kita Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam.
Bila seseorang
merasa atau mendapati pada dirinya sering terjatuh kepada kesalahan dan
kekeliruan maka dia terus membenahi diri dengan terus menuntut ilmu,
bukan berarti kemudian dia melepaskan tugasnya berda’wah, dia mengajar
dan mengajar ini adalah keutamaan baginya, Rosululloh Shollallohu
‘Alaihi wa Sallam berkata:
“أفضلكم من تعلم القرآن وعلمه“.
“Paling afdholnya kalian adalah yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya”. Dan dalam suatu riwayat dengan lafazh:
“خيركم من تعلم……”.
“Sebaik-baiknya kalian adalah siapa yang mempelari….”. Kedua lafazh ini diriwayatkan oleh Al-Bukhoriy di dalam “Shohih”nya.
Adapun perkataan
Luqman bin Muhammad Ba’abduh dan siapa saja yang seide dengannya
maka mereka telah terjatuh kepada beberapa kesalahan, diantaranya:
1. Menutup pintu kebaikan dengan bentuk merintangi dan membuntuti jalan da’wah kepada Alloh.
2. Mereka
menipu diri mereka sendiri, karena mereka juga sering berbuat salah,
dan juga mereka menipu orang lain dan menjauhkannya dari kebaikan.
Terkadang seseorang
terjatuh dalam satu kesalahan seperti salah baca pada satu kalimat atau
salah berucap, maka hal ini dijadikan sebagai sarana oleh mereka
untuk menjauhkan orang dari kebaikan, bila seperti ini keadaan dan
prinsip mereka maka tidak ada yang selamat dari celaan dan hinaan
mereka, Abu Bakr Ash-Shiddiq sekalipun tidak akan selamat dari mereka,
ketika beliau mentafsirkan mimpi maka Rosululloh mengatakan kepada
tafsirannya: “Sebagian benar dan sebagian salah”.
Dengan kesalahan
itu, bukan kemudian Rosululloh melarang beliau, bahkan beliau
tetap berda’wah dan mengingkari kemungkaran walaupun Rosululloh di
depannya, sebagaimana beliau berkata di hadapan Rosululloh ketika beliau
mengingkari suatu kemungkaran berupa nyanyian:
“مزامر الشيطان“.
“Seruling-seruling syaithon”.
Ditanggapi oleh: Abu Ahmad Muhammad bin Salim Al-Limboriy.
Bagaimana sikap kita terhadap perselisihan yang banyak terjadi di zaman kita ini?.
Jawab:
بسم الله الرحمن الرحيم
Ketahuilah bahwa
setiap orang yang berselisih tentu masing-masing menyeru kembali
kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah, dan setiap mereka juga menyeru untuk
dikembalikansetiap perkara yang diperselisihkan kepada para ulama,
masing-masing yangberselisih merasa paling benar karena merasa memiliki
dalil dan memiliki ulama.
Adapun yang berkaitan dengan perselisihan telah kami jelaskan dalam tulisan kami
“Al-Ikhtilaf”.
“Al-Ikhtilaf”.
Pada kesempatan ini cukup bagi kami katakan bahwa:
“Setiap yang
berselisih tentu ada yang salah, tidak mungkin kedua-duanya benar
akan tetapi mesti ada yang benar dan ada yang salah, karena Alloh Ta’ala
telah berkata:
فماذا بعد الحق إلا الضلال“.
“Maka tidaklah setelah kebenaran itu melainkan kesesatan”.
Oleh karena
itu kami mengajak saudara-saudari kami, yang kami cintai karena
Alloh untuk banyak-banyak berdoa, mintalah kepada Alloh Ta’ala untuk
ditampakan bahwasanya al-haq itu adalah al-haq dan memohonlah kepada-Nya
supaya memudahkan kalian untuk mengikuti al-haq.
Dijawab oleh:
Abu Ahmad Muhammad bin Salim Al-Limboriy ‘Afallohu ‘anhu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar