Ada info dari situs hizbi Miratsul Anbiya bahwa ma’had Darul Hadits Dammaj sudah mulai ada durus dan mudirnya ‘Adil bin Mi’wad Al-Wadi’i dan katanya dia mengunjungi Ubaid sebulan yang lalu apakah benar info ini tolong tanyakan atautabayun dulu akh dan mengunjungi Syeikh Robi’ juga sebulan yang lalu.
Jawab:
Anwar Al-Wadi’y Hafizhohulloh telah menceritakan bahwa ‘Adil itu dulunya pengajar nahwu di Dammaj, setelah muncul fitnah Abdurrohman Al-Adniy dan jaringannya maka dia melakukan persekongkolan dengan mereka, dari fitnah itu dia tidak lagi menghadiri majelis Syaikhuna Yahya Al-Hajuriy, setelah Ahlussunnah wal Jama’ah keluar dari bumi Dammaj maka dia langsung ke masjid As-Sunnah Dammaj lalu berkhutbah Jum’at.
Itu memang tujuan mereka para hizbiynya Abdurrohman Al-Adniy, dulunya mereka berupaya bagaimana caranya supaya Syaikhuna Yahya dilengserkan dari kursinya dan bagaimana supaya Syaikhuna Yahya keluar dari Dammaj, ketika Syaikhuna dan seluruh Ahlussunnah keluar meninggalkan Dammaj merekapun muncul “di sana senang di situ senang”, mereka inginkan kursi dan markiz, dengan cara provokasi massal tidak mampu, melainkan dengan cara kekerasaan, Hutsiypun melakukan pergerakan persenjataan, ujung-ujungnya mereka mengambil kesempatan, dengan menjadikan Syaikhuna dan Ahlussunnah sebagai “kambing hitamnya”:
“ومكروا ومكر الله, والله خير الماكرين“.
“Dan mereka membuat makar (tipu daya) dan Allohpun telah menentukan makar, dan Alloh adalah sebaik-baik pembuat makar”.
Kita tinggal menunggu apakah ma’had baru itu keberadaannya seperti markiz Dammaj yang pernah dijalani oleh Al-Imam Al-Wadi’iy dan kholifahnya Syaikhuna An-Nashihul Amin?.
Apakah manusia akan berdatangan ke sana sebagaimana dahulu manusia berdatangan ke Al-Imam Ash-Shon’aniy, Al-Imam Al-Wadi’iy dan Syaikhuna An-Nashihul Amin Al-Hajuriy?.
Alhamdulillah manusia terus berdatangan dari berbagai penjuru ke markiz baru Darul Hadits di Shon’a hingga masjid Al-Fath tidak mampu menampung para penuntut ilmu.
Apa yang ada di Dammaj sekarang ini cukup sebagai bantahan terhadap Muhammad Afifudin As-Sidawiy, yang dia katakan bahwa Dammaj telah dikuasai Hutsiy, Hutsinya siapa?.
Dengan keadaan ini kita semakin tahu tentang kelicikan mereka para hizbiyyun itu, dan kita semakin tahu pula bahwa pada mereka terkumpul dua perangai jelek, yaitu ada dari mereka dikatakan ‘alim (berilmu), akan tetapi hakekatnya dia fajir (kejam/jahat), dan adapula yang lain dikatakan ‘abid (ahli ibadah), akan tetapi hakekatnya adalah jahil (bodoh).
Kedua sosok itu adalah fitnah, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rohimahulloh berkata:
“احذروا فتنة العالم الفاجر والعابد الجاهل، فإن فتنتهما فتنة لكل مفتون“.
“Waspadalah kalian terhadap fitnah orang ‘alim yang fajir dan fitnah ‘abid yang jahil, karena fitnah keduanya adalah fitnah setiap yang maftun (terfitnah)”.
Kemarin ada seorang Ahlissunnah asli Dammaj berziaroh ke Sa’wan dan menyatakan bahwa Dammaj sekarang tidak seperti dulu, dia menyatakan kesedihannya, di Dammaj sudah sangat sunyi dari ilmu dan para penuntut ilmu”. Dan hari ini beliau kembali lagi ke Dammaj.
Kalaulah Dammaj sudah seperti itu, sudah ada ma’hadnya dan sudah mulai ada durusnya maka silahkan bagi kalian yang tergiur, adapun kami Ahlussunnah, Alhamdulillah kami di atas kebaikan:
الحمد لله على كل حال.
Ditanggapi oleh: Abu Ahmad Muhammad bin Salim Al-Limboriy ‘Afallohu ‘anhu.
NB: Diatas adalah gambar Markiz Darul Hadits Shon’a Masjid Al-Fath, yang sedang tahap pembangunan. InsyaAllah dalam waktu dekat segera selesai. Adapun Masjid Al Fath, kami terpaksa tidak dapat mengambil gambarnya dikarenakan banyaknya thullab didalamnya, yang hadir pada taklim Syaikh Yahya tidak muat didalam masjid, yang hadirpun tidak dapat duduk dengan leluasa (harus mepet-mepet), sudah sangat padat thulab. Thullab yang tidur malam didalam masjid penuh, diteras begitu pula, juga diatas masjid, sehingga tidak pernah didapati kosong dari orang-orang. Oleh karena itu sekarang dipercepat pembangunan asrama thullab dan masjid diperluas. Setiap pekan ada thullab baru berdatangan di markiz Al Fath. (Difoto oleh: Sa’id bin Muhammad Al-Limbory dan Abu Ihsan Al-Makasary)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar