sAbar
dari
setiap Cobaan dan makar
Penulis:
Abu Muhammad Anas bin Salim Al-Limboriy
Dikoreksi dan Diberi Catatan Kaki Oleh:
Abu Ahmad Muhammad bin Salim Al-Limboriy
http://assaabiquunalawwaluuna.blogspot.com
Maktabah Abil 'Abbas Rohimahulloh
LIMBORO
1434
KATA PENGANTAR
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره،
ونعوذ بالله من شرور أنفسنا وسيئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضل له، ومن يضلل
فلا هادي له، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدا عبده
ورسوله صلى الله عليه وآله وسلم.
﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ
مُسْلِمُونَ﴾.
﴿يَا
أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ
وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً
وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ
عَلَيْكُمْ رَقِيبًا﴾.
﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا * يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ
وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ
فَوْزًا عَظِيمًا﴾.
أما بعد:
فإن خير الحديث كلام الله، وخير الهدي هدي محمد صلى الله عليه وعلى آله
وسلم، وشر الأمور محدثاتها، وكل محدثة بدعة، وكل بدعة ضلالة، وكل ضلالة في النار.
Ini adalah suatu tulisan yang bertinta hitam, kugoreskan di atas putih,
yang berisi tentang beberapa nasehat untuk diriku dan saudara-saudariku; baik
yang tua maupun yang muda, yang kecil maupun yang besar.
Apa yang saya tuliskan ini sebagai penghibur untuk diriku dan mereka
sebagai perwujudan perkataan Alloh (تعالى) di dalam kitab-Nya yang mulia:
﴿وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ
الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ
وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3)﴾
[العصر: 1 - 3]
"Demi masa, sesungguhnya manusia benar-benar
di atas kerugian, melainkan orang-orang yang beriman dan beramal sholih dan
orang-orang saling berwasiat terhadap kebenaran dan berwasiat untuk menetapi
kesabaran". (Al-Ashr: 1-3)[1].
Dan Rosululloh (صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata:
«الدِّينُ النَّصِيحَةُ».
"Agama
adalah nasehat". Para shohabat bertanya:
"Untuk siapa?" Rosululloh (صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) menjawab:
«لِلَّهِ وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُولِهِ وَلِأَئِمَّةِ
الْمُسْلِمِينَ وَعَامَّتِهِمْ»
PASAL 1
SESUNGGUHNYA KITA PASTI AKAN DIUJI
DAN DIBERI COBAAN
Alloh (تعالى)
memerintahkan kita untuk senantiasa bersabar, Dia (تعالى) berkata:
{يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ
لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ} [آل عمران: 200]
"Wahai orang-orang yang beriman, bersabarlah kalian dan
kuatkanlah kesabaran kalian dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negri
kalian) dan bertaqwalah kalian kepada Alloh, supaya kalian beruntung".
(Ali Imron: 200).
Dan Alloh akan terus menerus
memberikan cobaan kepada hamba-hamba-Nya sesuai dengan kadar keimanan mereka, siapakah
yang akan sabar dan siapakah yang tidak bisa sabar?:
{الم (1) أَحَسِبَ
النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ (2)
وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ
صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ (3)} [العنكبوت: 1 - 3]
"Alif laam miim. Apakah manusia mengira bahwa mereka
dibiarkan (begitu saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedangkan
mereka tidak diberi cobaan?. Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang
yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Alloh mengetahui orang-orang yang benar
dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta".
(Al-'Ankabut: 1-3).
Dan cobaan yang paling besar yang Alloh berikan kepada para
hamba-Nya adalah mereka para Nabi kemudian yang semisalnya, dari Sa'd bin
Abi Waqqosh, beliau berkata:
"يَا
رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ النَّاسِ أَشَدُّ بَلَاءً؟".
"Wahai Rosululloh, siapakah manusia
yang paling besar bala' (cobaan)nya?". Rosululloh
(صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) menjawab:
«الْأَنْبِيَاءُ،
ثُمَّ الْأَمْثَلُ فَالْأَمْثَلُ، يُبْتَلَى الْعَبْدُ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ،
فَإِنْ كَانَ فِي دِينِهِ صُلْبًا، اشْتَدَّ بَلَاؤُهُ، وَإِنْ كَانَ فِي دِينِهِ
رِقَّةٌ، ابْتُلِيَ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ، فَمَا يَبْرَحُ الْبَلَاءُ بِالْعَبْدِ،
حَتَّى يَتْرُكَهُ يَمْشِي عَلَى الْأَرْضِ، وَمَا عَلَيْهِ مِنْ خَطِيئَةٍ»".
"Para
Nabi, kemudian semisalnya dan yang semisalnya, ditimpakan bala' kepada seorang
hamba disesuaikan dengan keadaan agamanya, jika pada agamanya itu ada kekokohan
maka dibesarkan bala'nya, dan jika pada agamanya ada kelemahan (kerendahan)
maka ditimpakan bala' sesuai kadar agamanya, dan senantiasa seorang hamba akan
ditimpakan bala' sampai dia dibiarkan berjalan di muka bumi dan dia tidak ada
padanya dosa". Diriwayatkan
oleh Ibnu Majah (2/1334), At-Tirmidziy (4/78) dan Ad-Darimiy, lihat "Al-Jami'ush
Shohih Lil Wadi'iy" (3882) pada "Kitabuut Tibbun
Nabawiy".
Lihatlah kepada ujian orang-orang
terdahulu sebagaimana dalam hadits pada kisah Ashhabul Ukhdud yang diriwayatkan
oleh Al-Imam Muslim dari hadits Shuhaib Rodhiyallohu 'anhu, dan di dalam "Riyadhus Sholihin"
(no. 30).
Dan lebih khusus lagi ujian atau
cobaan yang didapati oleh ulul 'azmi sangatlah berat, Alloh (تعالى) berkata:
{فَاصْبِرْ
كَمَا صَبَرَ أُولُو الْعَزْمِ مِنَ الرُّسُلِ} [الأحقاف: 35]
"Maka
bersabarlah kamu seperti ulul 'azmi (orang-orang yang mempunyai keteguhan hati)
dari para Rosul". (Al-Ahqof: 35).
Ulul 'azmi mereka adalah Nuh,
Ibrohim, Musa, 'Isa dan Muhammad (صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ).
1.1
Kesabaran Nabi Nuh (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) Dalam Menghadapi Ujian dan Cobaan.
Nuh (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) adalah rosul yang pertama di utus ke muka bumi, beliau
berda'wah selama 950 tahun (1000 kurang 50 tahun), dan beliau yang paling lama
dalam berda'wah, siang dan malam beliau berda'wah, Alloh
(تعالى)
berkata terangkan tentang keadaanya:
{قَالَ
رَبِّ إِنِّي دَعَوْتُ قَوْمِي لَيْلًا وَنَهَارًا (5) فَلَمْ يَزِدْهُمْ دُعَائِي
إِلَّا فِرَارًا (6) وَإِنِّي كُلَّمَا دَعَوْتُهُمْ لِتَغْفِرَ لَهُمْ جَعَلُوا
أَصَابِعَهُمْ فِي آذَانِهِمْ وَاسْتَغْشَوْا ثِيَابَهُمْ وَأَصَرُّوا
وَاسْتَكْبَرُوا اسْتِكْبَارًا (7) ثُمَّ إِنِّي دَعَوْتُهُمْ جِهَارًا (8) ثُمَّ
إِنِّي أَعْلَنْتُ لَهُمْ وَأَسْرَرْتُ لَهُمْ إِسْرَارًا (9)} [نوح: 5-9].
"Dia
(Nuh) berkata: "Ya Robbku sesungguhnya aku telah menyeru kaumku malam dan
siang, maka tidaklah dari seruanku itu melainkan menambah mereka lari (dari
kebenaran). Dan sesungguhnya setiap kali aku menyeru mereka (kepada iman) agar
Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan jari mereka ke dalam telinganya dan
menutupkan bajunya (ke wajahnya) dan mereka tetap (mengingkari) dan
menyombongkan diri dengan sangat, kemudian sesungguhnya aku telah menyeru
mereka (kepada iman) dengan cara terang-terangan, kemudian sesungguhnya aku
(menyeru) mereka (lagi) dengan terang-terangan dan dengan sembunyi-sembunyi".
(Nuh: 5-9).
Beliau dengan waktu yang sangat lama seperti itu
dalam berda'wah namun yang mengikuti da'wahnya hanyalah sedikit, bahkan istri
dan putranya tidak mengikuti da'wahnya[3],
beliau diuji dengan penentangan dari luar dan dari dalam keluarganya, Alloh
(تعالى)
berkata:
{وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَى قَوْمِهِ فَلَبِثَ فِيهِمْ
أَلْفَ سَنَةٍ إِلَّا خَمْسِينَ عَامًا فَأَخَذَهُمُ الطُّوفَانُ وَهُمْ
ظَالِمُونَ} [العنكبوت: 14]
"Dan
sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka dia tinggal di antara
mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun, maka mereka ditimpa banjir besar,
dan mereka adalah orang-orang yang zholim".
(Al-'Ankabut: 14).
1.2
Kesabaran Nabi Ibrohim (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) Dalam Menghadapi Ujian dan Cobaan.
Ibrohim (صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ)
adalah Kholilulloh (kekasihnya Alloh), bapaknya para Nabi, dan beliau
adalah nabi yang paling utama setelah Muhammad (صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ), dan ujian
serta cobaan yang beliau dapati pun sangat berat, bahkan yang menentang
da'wahnya adalah bapaknya sendiri, Alloh (تعالى) berkata:
{وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ لِأَبِيهِ آزَرَ أَتَتَّخِذُ أَصْنَامًا
آلِهَةً إِنِّي أَرَاكَ وَقَوْمَكَ فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ} [الأنعام: 74]
"Dan
(ingatlah) ketika Ibrohim berkata kepada bapaknya Azar: "Pantaskah kamu
menjadikan berhala-berhala sebagai sesembahan-sesembahan? Sesungguhnya aku
melihatmu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata".
(Al-An'am: 74).
Dan beliau diuji dan diberi
cobaan dengan dilempar ke dalam api[4],
dan pengikut beliau sangat sedikit.
1.3
Kesabaran Nabi Musa (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) Dalam Menghadapi Ujian dan Cobaan.
Musa (صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) adalah
termasuk ulul 'azmi yang paling utama setelah Ibrohim (صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ), beliau
adalah Kalimurrohman (yang diajak bicara oleh Alloh[5],
beliau menghadapi ujian dengan berbagai macam ujian, diantara ujiannya adalah
menghadapi Fir'aun, beliau dan kaumnya Bani Isroil dianiaya dan disiksa, beliau
dikejar-kejar oleh bala tentara Fir'aun untuk beliau dibunuh[6],
orang-orang yang mengikuti Musa disiksa dan dianiaya, sebagaimana dia menyiksa
istrinya sendiri Asiyah Ash-Shiddiqoh Rodhiyallohu 'anha,
dikarenakan istrinya beriman kepada Alloh dan mengikuti da'wah anak angkatnya
Musa (صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ),
karena derita dan siksaan yang begitu dahsyatnya maka Asiyah Ash-Shiddiqoh
Rodhiyallohu 'anha hanya bisa berdoa kepada Robbnya, sebagaimana Robbnya
terangkan di dalam Al-Qur'an:
{وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا لِلَّذِينَ آمَنُوا امْرَأَتَ
فِرْعَوْنَ إِذْ قَالَتْ رَبِّ ابْنِ لِي عِنْدَكَ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ
وَنَجِّنِي مِنْ فِرْعَوْنَ وَعَمَلِهِ وَنَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ}
[التحريم: 11]
"Dan
Alloh membuat suatu perumpamaan bagi orang-orang yang beriman dengan istri Fir'aun,
ketika dia berkata: "Wahai Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah istana di
sisi-Mu di dalam Jannah, dan selamatkanlah aku dari Fir'aun dan perbuatannya,
dan selamatkanlah aku dari kaum yang zholim".
(At-Tahrim: 11).
1.4
Kesabaran Nabi Isa (صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) Dalam
Menghadapi Ujian dan Cobaan.
Nabi Isa (صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) adalah
termasuk dari ulul 'azmi, beliau adalah Nabi yang paling utama setelah
Nabi Nuh (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ),
da ada dari ulama mengatakan bahwa Isa (صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) lebih
utama dari Nuh (صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ).
Isa (صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) dikejar-kejar dan
diusahakan untuk dibunuh oleh orang-orang Yahudi, hingga Alloh mengangkatnya ke
langit.
Ibunya adalah Maryam Ash-Shiddiqoh, wanita yang paling mulia
di zamannya dan ujian serta cobaannya juga besar, dia dituduh berzina karena
Nabi Isa (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ)
lahir dengan tanpa bapak, sebagaimana Alloh terangkan di dalam surat Ali
Imron dan surat Maryam[7].
Demikian
cobaan dan ujian yang menimpa para ulul 'azmi, adapun mengenai Nabi kita
Muhammad (صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) pada pembahasan ini kami sengaja tidak menyebutkannya
karena Insya Alloh kami akan sebutkan dalam pembahasan tersendiri, yang Insya
Alloh kami akan sebutkan pula cobaan dan ujian yang menimpa beliau dan umatnya
secara umum.
PASAL 2
NASEHAT
UNTUK SAUDARA-SAUDARI AHLISSUNNAH
2.1 Bertaqwa, Berkata yang Benar dan
Jujur
Alloh (تعالى) berkata:
﴿يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا﴾
[الأحزاب: 70].
"Wahai
orang-orang yang beriman, bertaqwalah kalian kepada Alloh dan katakanlah
perkataan yang benar". (Al-Ahzab: 70).
Dan Dia (تعالى) berkata:
﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ
مُسْلِمُونَ﴾ [آل عمران: 102]
"Wahai
orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Alloh dengan sebenar-benar taqwa
kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kalian mati melainkan dalam keadaan
beragama Islam". (Ali Imron: 102).
Rosululloh (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata:
«أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ»
"Aku
wasiatkan kepada kalian untuk bertaqwa kepada Alloh".
Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan At-Tirmidziy dari hadits Abu Najih[8].
2.2
Tolong
Menolong dalam Perkara Kebaikan, Bukan Dalam Perkara Dosa dan Permusuhan.
Alloh (تعالى) berkata:
﴿وَتَعَاوَنُوا عَلَى
الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ﴾
[المائدة: 2]
"Dan tolong-menolonglah kalian dalam
(mengerjakan) kebaikan dan taqwa, dan jangan kalian tolong-menolong dalam
berbuat dosa dan permusuhan". (Al-Maidah: 2).
2.3 Bersatu,
Saling Menyayangi, dan Jangan Berpecah Belah.
Alloh (تعالى) berkata:
﴿وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ
اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ
كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ
إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا
كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ﴾
[آل عمران: 103]
"Dan berpegang teguhlah kalian semuanya
kepada tali (agama) Alloh, dan janganlah kalian berpecah belah, dan ingatlah
oleh kalian akan ni'mat Alloh kepada kalian ketika kalian dahulu (masa
Jahiliyah) bermusuh-musuhan, lalu Alloh mempersatukan hati-hati kalian, dengan
ni'mat Allah menjadilah kalian orang-orang yang bersaudara; dan kalian telah
berada di tepi jurang neraka, lalu Alloh menyelamatkan kalian dari padanya.
Demikianlah Alloh menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kalian, agar kalian mendapat
petunjuk". (Ali Imron: 103).
Rosululloh (صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata:
«لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ، حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ
لِنَفْسِهِ».
"Tidak akan sempurna keimanan salah seorang
di antara kalian sampai dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai
dirinya sendiri". Diriwayatkan oleh Al-Bukhoriy dan Muslim dari Anas bin Malik[9].
Alloh (تعالى) berkata:
﴿إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ
إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ
تُرْحَمُونَ﴾ [الحجرات: 10]
"Sesungguhnya
orang-orang yang beriman adalah bersaudara, maka damaikanlah (perbaikilah
hubungan) antara kedua saudara kalian itu dan bertaqwalah kalian kepada Alloh,
supaya kalian dirohmati". (Al-Hujarot:
10).
2.4 Bersegeralah
untuk Melakukan Kebaikan atau Perkara-perkara yang Bermanfaat dan Perintahkanlah
kepada Kebaikan dan Cegahlah dari Kemungkaran.
Alloh (تعالى) berkata:
﴿فَاسْتَبِقُوا
الْخَيْرَات﴾ [البقرة: 148]
"Bersegaralah kalian dalam kebaikan". (Al-Baqoroh: 148).
Dan Dia (تعالى) berkata:
﴿وَسَارِعُوا إِلَى
مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ
أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ﴾ [آل عمران: 133]
"Dan
bersegeralah kalian kepada ampunan dari Robb kalian dan kepada surga yang
luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang
bertaqwa". (Ali Imron: 133).
Dan Dia (تعالى) berkata:
﴿وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ
أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ
عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ﴾
[آل عمران: 104]
"Dan
hendaklah ada di antara kalian segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan,
menyuruh kepada yang baik dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang
yang beruntung". (Ali Imron: 104).
Dan Dia (تعالى) berkata:
﴿يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ
وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ
وَيُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَأُولَئِكَ مِنَ الصَّالِحِينَ﴾
[آل عمران: 114]
"Mereka
beriman kepada Alloh dan hari akhir, mereka menyuruh kepada yang baik, dan
mencegah dari yang munkar dan bersegera kepada (mengerjakan) berbagai kebaikan;
mereka itu termasuk orang-orang yang sholih".
(Ali Imron: 114).
2.5 Senantiasa Meminta Pertolongan dan
Perlindungan kepada Alloh Terhadap Semua yang Dihadapi
Dari Abdulloh bin 'Abbas,
beliau berkata:
"كُنْتُ خَلْفَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَوْمًا، فَقَالَ: «يَا غُلَامُ إِنِّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ، احْفَظِ
اللَّهَ يَحْفَظْكَ، احْفَظِ اللَّهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ، إِذَا سَأَلْتَ
فَاسْأَلِ اللَّهَ، وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ، وَاعْلَمْ أَنَّ
الأُمَّةَ لَوْ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوكَ
إِلَّا بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللَّهُ لَكَ، وَلَوْ اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ
يَضُرُّوكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَضُرُّوكَ إِلَّا بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللَّهُ
عَلَيْكَ، رُفِعَتِ الأَقْلَامُ وَجَفَّتْ الصُّحُفُ»".
"Aku
dahulu pada suatu hari di belakang Rosululloh (صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ), lalu beliau berkata: "Wahai anak, sesungguhnya aku mau
mengajarimu tentang beberapa kalimat: Jagalah Alloh maka dia akan menjagamu,
jagalah Alloh niscaya kamu akan mendapati-Nya di depanmu, jika kamu meminta
maka mintalah kepada Alloh, jika kamu meminta tolong maka minta tolonglah
kepada Alloh, ketahuilah sesungguhnya umat walaupun mereka bersatu untuk
memberikan manfaat kepadamu dengan sesuatu maka tidaklah mereka mampu memberimu
manfaat melainkan dengan sesuatu yang telah Alloh tuliskan untukmu, dan kalau
pun mereka bersatu untuk memberikan kemadhoratan kepadamu maka mereka tidak
akan mampu memudhoratkanmu melainkan dengan sesuatu yang telah Alloh tuliskan
untukmu, telah terangkat pena dan telah tertulis lembaran-lebaran". Diriwayatkan
oleh At-Tirmidziy dan beliau berkata: Hadits ini adalah hasan shohih[10].
Dan Alloh (تعالى) berkata:
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ
وَالصَّلَاةِ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ} [البقرة: 153]
"Wahai
orang-orang yang beriman minta tolonglah kalian kepada Alloh dengan bersabar
dan bersholat (berdoa), sesungguhnya Alloh bersama orang-orang yang
bersabar". (Al-Baqoroh: 153)[11].
Mintalah perlindungan untuk
anak-anak kalian, cucu-cucu kalian, anak-anak didik kalian atau anak-anak
saudara kalian di waktu pagi dan sore hari, sebagaimana Rosululloh (صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) meminta
perlindungan untuk kedua cucunya yaitu Hasan dan Husain:
«أُعِيذُكُمَا بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ، مِنْ كُلِّ
شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ، وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لَامَّةٍ».
"Aku
memintakan perlindungan untuk kalian berdua dengan kalimat-kalimatnya Alloh
yang sempurna, dari setiap syaithon dan makhluk yang memberi kejelekan dan dari
setiap pandangan mata yang menimbulkan penyakit".
Diriwayatkan oleh Al-Bukhoriy dari hadits Abdulloh bin Abbas[12].
Dan tahanlah anak-anak supaya
tidak keluar di waktu matahari sudah menguning pada sore hari dan tutuplah pintu-pintu
dan tempat-tempat makanan, tempat-tempat air dan yang semisalnya[13].
Jagalah harta-harta,
pakaian-pakaian dan bekas-bekas kalian jangan sampai diambil oleh dukun dan tukang
sihir kemudian kalian disihir dengan menggunakan itu atau menjadikan sebagai
bukhulnya.
3.6 Didiklah Anak-anak Kalian, Cucu
Kalian, Anak-anak Saudara Kalian dan Anak-anak Kaum Muslimin
Telah lewat bahwa
Nabi (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ) mengajari sepupunya (anak pamannya)
yang bernama Abdulloh bin Abbas, juga mengajari kedua cucunya (Hasan
dan Husain), dengan bimbingan seperti itu seseorang akan terselamatkan
dari azab di dunia dan di akhirat, Alloh (تعالى) berkata:
{يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا
النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ
اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ} [التحريم: 6]
Wahai orang-orang
yang beriman, jagalah diri-diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka yang
bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya adalah malaikat-malaikat
yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Alloh terhadap apa yang
diperintahkan-Nya, dan mereka selalu mengerjakan apa yang diperintahkan". (At-Tahrim: 6).
Sebagaimana pula Luqman
Rodhiyallohu 'anhu mendidik putranya, Alloh (تعالى) berkata tentang kisahnya:
{وَلَقَدْ
آتَيْنَا لُقْمَانَ الْحِكْمَةَ أَنِ اشْكُرْ لِلَّهِ وَمَنْ يَشْكُرْ فَإِنَّمَا
يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ (12) وَإِذْ
قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ
إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ (13) وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ
حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ
لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ (14) وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلَى أَنْ تُشْرِكَ
بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا
مَعْرُوفًا وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ
فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (15) يَا بُنَيَّ إِنَّهَا إِنْ تَكُ
مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ فَتَكُنْ فِي صَخْرَةٍ أَوْ فِي السَّمَاوَاتِ
أَوْ فِي الْأَرْضِ يَأْتِ بِهَا اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ لَطِيفٌ خَبِيرٌ (16) يَا
بُنَيَّ أَقِمِ الصَّلَاةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ
وَاصْبِرْ عَلَى مَا أَصَابَكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ (17) وَلَا
تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا إِنَّ اللَّهَ
لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ (18) وَاقْصِدْ فِي مَشْيِكَ وَاغْضُضْ مِنْ
صَوْتِكَ إِنَّ أَنْكَرَ الْأَصْوَاتِ لَصَوْتُ الْحَمِيرِ (19)} [لقمان: 12 - 19]
"Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepada Luqman,
yaitu: "Bersyukurlah kepada Alloh, dan barangsiapa yang bersyukur (kepada
Alloh), maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa
yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Alloh Al-Ghoniy (Maha Kaya) lagi
Al-Hamiid (Maha Terpuji)". Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada
putranya, pada waktu dia memberi pelajaran kepadanya: "Wahai putraku,
janganlah kamu mempersekutukan Alloh, sesungguhnya mempersekutukan (Alloh)
adalah benar-benar kezholiman yang besar". Dan Kami perintahkan kepada
manusia (untuk berbuat baik) kepada kedua orang tuanya; ibunya telah
mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam
dua tahun, bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu, hanya
kepada-Kulah kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan-Ku
dengan sesuatu yang kamu tidak memiliki ilmu tentangnya maka janganlah kamu
mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah
jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka
Aku beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (Luqman berkata):
"Wahai putraku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji
sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Alloh
akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Alloh adalah Al-Lathif (Maha
Halus) lagi Al-Khobir (Maha mengetahui). Wahai putraku, tegakanlah sholat dan
suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan
yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang
demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Alloh). Dan janganlah kamu
memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di
muka bumi dengan angkuh, sesungguhnya Alloh tidak menyukai orang-orang yang
sombong lagi membanggakan diri. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan
lunakkanlah suaramu, sesungguhnya seburuk-buruk suara adalah suara
keledai". (Luqman:
12-19)[14].
Rosululloh (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata:
«إِذَا
مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةِ أَشْيَاءَ
مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ
يَدْعُو لَهُ».
"Jika
seseorang mati maka terputuslah amalannya kecuali dari tiga perkara; dari
sedekah yang terus mengalir (pahalanya), ilmu yang bermanfaat untuknya, dan
anak yang sholih yang mendoakannya". Diriwayatkan
oleh Muslim[15].
Dan anak-anak
akan menjadi anak-anak yang sholih bila mereka didik dan diajarkan dengan ilmu
agama, dengan ilmu tersebut mereka akan berbakti kepada kedua orang tua mereka
dengan bakti yang sebenarnya.
Begitu pula
tentang sedekah, dengan ilmu seseorang akan tahu kepada siapa dia akan
menyalurkannya?!.
Dan ingatlah
bahwa manusia diciptakan dalam keadaan fitroh (suci sebagai orang yang beriman)
akan tetapi kedua orang tuanya atau mas'ul (penanggung jawabnya)lah yang
menjadikannya bodoh, menyimpang dan sesat, Rosululloh (صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata:
«كُلُّ
مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ، أَوْ
يُنَصِّرَانِهِ، أَوْ يُمَجِّسَانِهِ»
"Setiap anak
yang dilahirkan adalah dilahirkan dalam keadaan fitroh namun kedua orang
tuanyalah yang menjadikannya Yahudi atau Nasroni atau Majusi"[16].
Alloh (تعالى) berkata:
{فَأَقِمْ
وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَتَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا
لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ
النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ} [الروم: 30]
"Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Alloh;
(tetaplah atas) fitroh Alloh yang telah menciptakan manusia menurut fitroh itu,
tidak ada perubahan pada fitroh Alloh. (Itulah) agama yang lurus; tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui". (Ar-Ruum: 30).
Dan
kita akan diminta pertanggung jawaban atas anak-anak kita atau atas orang-orang
yang kita menjadi mas'ul (penanggung jawab) atas mereka, Rosululloh (صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata:
«كُلُّكُمْ رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، فَالإِمَامُ رَاعٍ
وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، وَالرَّجُلُ فِي أَهْلِهِ رَاعٍ وَهُوَ
مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، وَالمَرْأَةُ فِي بَيْتِ زَوْجِهَا رَاعِيَةٌ وَهِيَ
مَسْئُولَةٌ عَنْ رَعِيَّتِهَا، وَالخَادِمُ فِي مَالِ سَيِّدِهِ رَاعٍ وَهُوَ
مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ»
"Setiap kalian adalah pemimpin, dan dimintai pertanggung
jawaban dari kepemimpinannya, seorang imam adalah pemimpin dan dia dimintai
pertanggung jawaban atas kepemimpinannya, seseorang lelaki adalah pemimpin atas
keluarganya dan dia dimintai pertanggung jawaban atas kepemimpinannya, seorang
wanita di rumah suaminya adalah pemimpin dan dimintai pertanggung jawaban dari
kepemimpinannya, seorang pembantu pada harta majikannya adalah pemimpin dan
akan dimintai pertanggung jawaban atas kepemimpinannya". Diriwayatkan oleh Al-Bukhoriy (2554)
dan Muslim (2424)[17].
3.7
Senantiasa
Beristighfar dan Bertaubat
Alloh (تعالى) berkata:
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً
نَصُوحًا عَسَى رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ
جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ يَوْمَ لَا يُخْزِي اللَّهُ
النَّبِيَّ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ نُورُهُمْ يَسْعَى بَيْنَ أَيْدِيهِمْ
وَبِأَيْمَانِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا
إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ} [التحريم: 8]
"Wahai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kalian kepada
Alloh dengan taubat yang nasuhaa (semurni-murninya). Mudah-mudahan Robbmu akan
mengampuni kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir
di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Alloh tidak menghinakan Nabi dan
orang-orang mu'min yang bersamanya; yang cahaya mereka memancar di hadapan dan
di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Robb kami,
sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau
atas segala sesuatu Al-Qodiir (Maha Mampu)". (At-Tahriim: 8).
Dan
Alloh (تعالى) berkata di dalam
hadits qudsiy:
«يَا عِبَادِي إِنَّكُمْ تُخْطِئُونَ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ،
وَأَنَا أَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا، فَاسْتَغْفِرُونِي أَغْفِرْ لَكُمْ»
"Wahai hamba-hamba-Ku sesungguhnya kalian adalah berbuat
dosa pada malam dan siang hari, dan Aku mengampuni dosa-dosa semuanya, minta
ampunlah kalian kepada-Ku niscaya Aku akan mengampuni kalian"[18].
Rosululloh
(صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata:
«وَاللَّهِ إِنِّي لَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ فِي
اليَوْمِ أَكْثَرَ مِنْ سَبْعِينَ مَرَّةً»
"Demi Alloh sesungguhnya aku beristighfar kepada Alloh dan
bertaubat kepadanya dalam sehari lebih banyak dari 70 (tujuh puluh) kali". Diriwayatkan oleh Al-Bukhoriy (no. 6307) dari Abu Huroiroh.
Rosululloh
(صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata:
«يَا أَيُّهَا النَّاسُ تُوبُوا إِلَى اللهِ، فَإِنِّي أَتُوبُ،
فِي الْيَوْمِ إِلَيْهِ مِائَةَ، مَرَّةٍ».
"Wahai manusia, bertaubatlah kepada Alloh,
sesungguhnya saya bertaubat kepada Alloh dalam sehari seratus kali". Diriwayatkan oleh Muslim
dengan (no. 2702) dari hadits Abdulloh bin
Umar.
وبالله التوفيق
وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم
والحمد لله
[1] Dengan mengingat ayat ini membuat kami semakin mengingat pula
orang-orang sholih yang telah mendahului kami, mereka senantiasa mengamalkan
surat yang mulia ini, mereka menghabiskan umur-umur mereka karena mewujudkan
dan merealisasikan surat ini, siang dan malam mereka selalu diisi dengan
memberi nasehat kepada manusia supaya mengikuti kebenaran dan bersabar di
atasnya, diantara mereka adalah saudara kami yang mulia Abul 'Abbas Harmin
bin Salim Al-Limboriy semoga Alloh merohmatinya dan menjaga keluarga serta putra
putrinya.
[2] Hadits tersebut diriwayatkan oleh Muslim (no. 55) dari Tamim
Ad-Dariy, dan Al-Bukhoriy meriwayatkan secara ta'liq, beliau
berkata:
"بَابُ
قَوْلِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " الدِّينُ
النَّصِيحَةُ: لِلَّهِ وَلِرَسُولِهِ وَلِأَئِمَّةِ المُسْلِمِينَ وَعَامَّتِهِمْ
"
"Bab
perkataannya Nabi (صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ): "Agama
adalah nasehat untuk Alloh, Rosul-Nya dan pemimpin-pemimpin kaum muslimin serta
masyarakat mereka".
{وَنَادَى نُوحٌ ابْنَهُ وَكَانَ فِي مَعْزِلٍ يَا بُنَيَّ ارْكَبْ
مَعَنَا وَلَا تَكُنْ مَعَ الْكَافِرِينَ (42) قَالَ سَآوِي إِلَى جَبَلٍ
يَعْصِمُنِي مِنَ الْمَاءِ قَالَ لَا عَاصِمَ الْيَوْمَ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ
إِلَّا مَنْ رَحِمَ وَحَالَ بَيْنَهُمَا الْمَوْجُ فَكَانَ مِنَ الْمُغْرَقِينَ
(43) وَقِيلَ يَا أَرْضُ ابْلَعِي مَاءَكِ وَيَا سَمَاءُ أَقْلِعِي وَغِيضَ
الْمَاءُ وَقُضِيَ الْأَمْرُ وَاسْتَوَتْ عَلَى الْجُودِيِّ وَقِيلَ بُعْدًا
لِلْقَوْمِ الظَّالِمِينَ (44) وَنَادَى نُوحٌ رَبَّهُ فَقَالَ رَبِّ إِنَّ ابْنِي
مِنْ أَهْلِي وَإِنَّ وَعْدَكَ الْحَقُّ وَأَنْتَ أَحْكَمُ الْحَاكِمِينَ (45)
قَالَ يَا نُوحُ إِنَّهُ لَيْسَ مِنْ أَهْلِكَ إِنَّهُ عَمَلٌ غَيْرُ صَالِحٍ}
[هود: 42 - 46].
"Dan Nuh memanggil anaknya, sedang anak itu
berada di tempat yang jauh terpencil: "Wahai putraku, naiklah (ke kapal)
bersama Kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir!",
Putranya berkata: "Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat menjagaku
dari air banjir!", Nuh berkata: "Tidak ada yang melindungi hari ini
dari azab Alloh kecuali yang dirohmati", dan gelombang menjadi penghalang
antara keduanya; maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang
ditenggelamkan. Dan diwahyukan: "Wahai bumi telanlah airmu, dan wahai
langit (hujan) berhentilah", dan air pun disurutkan, perintah pun
diselesaikan dan bahtera itu pun berlabuh di atas bukit Judi, dan dikatakan:
"Binasalah orang-orang yang zholim". Dan Nuh berdoa kepada Robbnya
sambil berkata: "Waha Robbku, sesungguhnya putraku termasuk dari keluargaku,
dan sesungguhnya janji Engkau itulah yang benar, dan Engkau adalah hakim yang
seadil-adilnya". Alloh berkata: "Wahai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah
termasuk dari keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan) karena dia beramal
dengan amalan yang tidak baik". (Hud: 42-46).
Dan
Alloh (تعالى) berkata tentang istri
Nuh:
{ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا لِلَّذِينَ كَفَرُوا
امْرَأَتَ نُوحٍ وَامْرَأَتَ لُوطٍ كَانَتَا تَحْتَ عَبْدَيْنِ مِنْ عِبَادِنَا
صَالِحَيْنِ فَخَانَتَاهُمَا فَلَمْ يُغْنِيَا عَنْهُمَا مِنَ اللَّهِ شَيْئًا
وَقِيلَ ادْخُلَا النَّارَ مَعَ الدَّاخِلِينَ} [التحريم: 10]
"Alloh telah membuat perumpamaan bagi
orang-orang kafir tentang istri Nuh dan istri Luth, keduanya berada di bawah
pengawasan dua orang hamba yang sholih di antara hamba-hamba kami; lalu kedua
isteri itu berkhianat kepada suaminya (masing-masing), maka suaminya itu tidak
dapat membantu mereka sedikit pun dari (azab) Alloh; dan dikatakan (kepada
keduanya): "Masuklah ke dalam Jahannam bersama orang-orang yang masuk
(jahannam)". (At-Tahrim:
10).
{وَلَقَدْ آتَيْنَا إِبْرَاهِيمَ رُشْدَهُ مِنْ قَبْلُ وَكُنَّا
بِهِ عَالِمِينَ (51) إِذْ قَالَ لِأَبِيهِ وَقَوْمِهِ مَا هَذِهِ التَّمَاثِيلُ
الَّتِي أَنْتُمْ لَهَا عَاكِفُونَ (52) قَالُوا وَجَدْنَا آبَاءَنَا لَهَا
عَابِدِينَ (53) قَالَ لَقَدْ كُنْتُمْ أَنْتُمْ وَآبَاؤُكُمْ فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ
(54) قَالُوا أَجِئْتَنَا بِالْحَقِّ أَمْ أَنْتَ مِنَ اللَّاعِبِينَ (55) قَالَ
بَلْ رَبُّكُمْ رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الَّذِي فَطَرَهُنَّ وَأَنَا
عَلَى ذَلِكُمْ مِنَ الشَّاهِدِينَ (56) وَتَاللَّهِ لَأَكِيدَنَّ أَصْنَامَكُمْ
بَعْدَ أَنْ تُوَلُّوا مُدْبِرِينَ (57) {فَجَعَلَهُمْ جُذَاذًا إِلَّا كَبِيرًا
لَهُمْ لَعَلَّهُمْ إِلَيْهِ يَرْجِعُونَ (58) قَالُوا مَنْ فَعَلَ هَذَا
بِآلِهَتِنَا إِنَّهُ لَمِنَ الظَّالِمِينَ (59) قَالُوا سَمِعْنَا فَتًى
يَذْكُرُهُمْ يُقَالُ لَهُ إِبْرَاهِيمُ (60) قَالُوا فَأْتُوا بِهِ عَلَى
أَعْيُنِ النَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَشْهَدُونَ (61) قَالُوا أَأَنْتَ فَعَلْتَ هَذَا
بِآلِهَتِنَا يَا إِبْرَاهِيمُ (62) قَالَ بَلْ فَعَلَهُ كَبِيرُهُمْ هَذَا
فَاسْأَلُوهُمْ إِنْ كَانُوا يَنْطِقُونَ (63) فَرَجَعُوا إِلَى أَنْفُسِهِمْ
فَقَالُوا إِنَّكُمْ أَنْتُمُ الظَّالِمُونَ (64) ثُمَّ نُكِسُوا عَلَى
رُءُوسِهِمْ لَقَدْ عَلِمْتَ مَا هَؤُلَاءِ يَنْطِقُونَ (65) قَالَ
أَفَتَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَنْفَعُكُمْ شَيْئًا وَلَا
يَضُرُّكُمْ (66) أُفٍّ لَكُمْ وَلِمَا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَفَلَا
تَعْقِلُونَ (67) قَالُوا حَرِّقُوهُ وَانْصُرُوا آلِهَتَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ
فَاعِلِينَ (68) قُلْنَا يَا نَارُ كُونِي بَرْدًا وَسَلَامًا عَلَى إِبْرَاهِيمَ
(69) وَأَرَادُوا بِهِ كَيْدًا فَجَعَلْنَاهُمُ الْأَخْسَرِينَ (70)} [الأنبياء: 51
- 70]
"Dan sesungguhnya Kami telah anugerahkan
kepada Ibrohim hidayah kebenaran dari sebelumnya, dan adalah Kami
mengetahui (keadaan)nya. (Ingatlah), ketika Ibrohim berkata kepada bapaknya dan kaumnya:
"Patung-patung apakah ini yang kalian tekun beribadah kepadanya?",
mereka
menjawab: "Kami mendapati bapak-bapak kami
menyembahnya". Ibrohim berkata: "Sesungguhnya kalian dan bapak-bapak kalian berada dalam
kesesatan yang nyata". Mereka menjawab: "Apakah kamu datang
kepada kami dengan sungguh-sungguh ataukah kamu termasuk orang-orang
yang bermain-main?", Ibrohim berkata: "Bahkan Robb kalian adalah Robbnya langit-langit dan bumi yang Dia telah
menciptakannya: dan aku termasuk orang-orang yang dapat memberikan bukti atas yang demikian
itu". Demi Alloh, sesungguhnya aku akan melakukan tipu daya terhadap berhala-berhala kalian sesudah kalian pergi
meninggalkannya. Maka Ibrohim menghancurkan berhala-berhala itu dengan dipotong-potong, kecuali yang
terbesar dari patung-patung itu (dia biarkan); supaya mereka kembali
(untuk bertanya) kepadanya. Mereka berkata: "Siapakah yang melakukan
perbuatan ini terhadap sesembahan-sesembahan
kami, sesungguhnya dia termasuk orang-orang
yang zholim", mereka berkata: "Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela
berhala-berhala ini yang bernama Ibrohim". Mereka berkata:
"(Kalau demikian) bawalah dia dengan cara yang dapat dilihat orang
banyak, agar mereka menyaksikan". Mereka bertanya:
"Apakah kamu yang melakukan perbuatan ini terhadap sesembahan-sesembahan kami, wahai Ibrohim?", Ibrohim menjawab: "Sebenarnya patung yang besar itulah yang
melakukannya, maka tanyakanlah kepada berhala itu, jika mereka dapat berbicara". Maka
mereka telah kembali kepada kesadaran dan lalu berkata: "Sesungguhnya kamu
sekalian adalah orang-orang yang menganiaya (diri sendiri)", kemudian kepala mereka
jadi
tertunduk (lalu berkata): "Sesungguhnya kamu (wahai Ibrohim) telah mengetahui
bahwa berhala-berhala itu tidak dapat berbicara", Ibrohim berkata: "Maka mengapakah kalian menyembah selain
Alloh yaitu sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat sedikit pun dan
tidak (pula) memberi madhorat kepada kalian?", Ah (celakalah) kalian dan apa yang kalian sembah selain Alloh, maka apakah kalian tidak memahami?". Mereka
berkata: "Bakarlah dia dan tolonglah sesemahan-sesembahan kalian, jika kalian benar-benar hendak bertindak". Kami berkata: "Wahai api dinginlah kamu, dan jadilah keselamatan
bagi Ibrohim", mereka hendak berbuat makar terhadap Ibrohim, maka Kami menjadikan
mereka itu orang-orang yang paling merugi". (Al-Anbiya':
51-70).
{وَكَلَّمَ اللَّهُ مُوسَى تَكْلِيمًا} [النساء: 164]
"Dan Alloh mengajak bicara Musa dengan
sebenar-benar pembicaraan".
(An-Nisa': 164).
{وَجَاءَ رَجُلٌ مِنْ أَقْصَى الْمَدِينَةِ يَسْعَى قَالَ يَا
مُوسَى إِنَّ الْمَلَأَ يَأْتَمِرُونَ بِكَ لِيَقْتُلُوكَ فَاخْرُجْ إِنِّي لَكَ
مِنَ النَّاصِحِينَ (20) فَخَرَجَ مِنْهَا خَائِفًا يَتَرَقَّبُ قَالَ رَبِّ
نَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ (21)} [القصص: 20، 21]
"Dan datanglah seorang laki-laki dari ujung
kota bergegas-gegas seraya berkata: "Wahai Musa, sesungguhnya pembesar
negeri sedang berunding tentangmu untuk membunuhmu, sebab itu keluarlah (dari
kota ini) sesungguhnya aku bagimu termasuk orang-orang yang memberi
nasehat". Maka keluarlah Musa dari kota itu dengan rasa takut
menunggu-nunggu dengan khawatir, dia berdoa: "Waha Robbku, selamatkanlah
aku dari orang-orang yang zholim itu". (Al-Qoshshosh: 20-21).
Kejadian
dan cobaan seperti yang dialami oleh Nabi Musa (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) ini sering kali kita dapati di zaman ini, ketika ada
yang berusaha untuk mengikuti da'wah Rosululloh (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) maka diantara resikonya dia mendapati ujian dan
cobaan yang beraneka ragam.
Pernah kejadian di Limboro, kejadiannya hampir sama dengan
yang dialami oleh Nabi Musa (صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ), ketika
ada seseorang ingin menjadi Ahlissunnah, dia ingin ke pondok pesantren maka
keluarganya mengutus orang-orang untuk mencarinya dan menahannya, dan yang
paling keras dari mereka adalah pamannya sendiri, pamanya tersebut mengejarnya
sampai beliau semoga Alloh menjaganya lari dan bersembunyi di atas
pohon, kemudian lari ke Ambon berjumpa dengan saudara kami Abul 'Abbas
Harmin Rohimahulloh lalu beliau bersembunyi di sisinya, pamannya tersebut
terus mengejar dan mencari jejaknya, dan Alhamdulillah beliau tidak
didapati dan bahkan Alhamdulillah beliau berhasil mengikuti da'wah
Ahlissunnah dan berhasil lari ke pondok pesantren.
Adapun pamannya yang jahat tersebut maka Alloh
segerakan bala' kepadanya sebagaimana Alloh segerakan kepada Fir'aun,
Hiraklius dan Kaisar dengan dijadikan kerajaan dan rumah tangga mereka hancur
berantakan.
[7] Tentang keduanya (Isa dan Ibunya) telah Alloh jelaskan pula dalam
menghadapi ujian dan cobaan berupa munculnya makar dan rencana jahat dari
kaumnya, Alloh berkata:
{وَبِكُفْرِهِمْ وَقَوْلِهِمْ عَلَى مَرْيَمَ بُهْتَانًا عَظِيمًا
(156) وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ
اللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ وَإِنَّ
الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ
إِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا (157) بَلْ رَفَعَهُ اللَّهُ
إِلَيْهِ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا (158)} [النساء: 156 - 158]
"Dan karena kekafiran mereka (terhadap Isa)
dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (tuduhan zina). Dan
karena ucapan mereka: "Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, Isa
putra Maryam, Rosulullah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak
(pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh adalah) orang yang diserupakan
dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang
(pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu,
mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali
mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh
itu adalah Isa", akan tetapi (yang sebenarnya), Alloh telah mengangkat Isa
kepada-Nya, dan Alloh adalah Al-'Aziz (Maha Perkasa) lagi Al-Hakim (Maha
Bijaksana)". (An-Nisa':
156-159).
[8] Abu Dawud dengan (no. 4607) dan At-Tirmidziy dengan (no. 2676) dan
At-Tirmidziy berkata: "Ini adalah hasits hasan shohih", dan Abu
Najih adalah kuniyah dari Al-Irbadh bin Sariyah.
[11] Dan sungguh Alloh telah banyak memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya
untuk selalu meminta tolong kepada-Nya, namun sangat banyak kita dapati manusia
tidak mematuhi perintah tersebut, bahkan mereka menyelisihinya dengan meminta
tolong kepada penghuni kubur, meminta tolong kepada roh-roh dan meminta tolong
kepada selain Alloh, padahal mereka telah berikrar dan mengucapkan untuk selalu
meminta tolong kepada Alloh, namun mereka selisihi ucapan dan ikrar mereka,
mereka setiap kali berdiri dalam sertiap rokaat dalam sholat, mereka senantiasa
membaca:
{إِيَّاكَ
نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ} [الفاتحة: 5]
"Hanya
kepada-Mulah kami meminta pertolongan". (Al-Fatihah:
5), namun mereka selalu menyelisihinya. Allohul Musta'an.
«إِذَا
سَمِعْتُمْ نُبَاحَ الْكِلَابِ أَوْ نُهَاقَ الْحَمِيرِ مِنَ اللَّيْلِ، فَتَعَوَّذُوا
بِاللَّهِ، فَإِنَّهُمْ يَرَوْنَ مَالَا تَرَوْنَ، وَأَجِيفُوا الْأَبْوَابَ،
وَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ عَلَيْهَا، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لَا يَفْتَحُ بَابًا
أُجِيفَ وَذُكِرَ اسْمُ اللَّهِ عَلَيْهِ، وَغَطُّوا الْجِرَارَ، وَأَوْكِئُوا
الْقِرَبَ وَأَكْفِئُوا الْآنِيَةَ».
"Jika kalian mendengar gonggongan
anjing, atau teriakan keledai pada malam hari maka berlindunglah kepada Alloh,
karena sesungguhnya semuanya (anjing dan keledai) melihat apa yang kalian tidak
melihatnya, dan tutuplah pintu-pintu, dan sebutlah Alloh ketika menutupnya,
karena sesungguhnya syaithon tidak membuka pintu-pintu yang ditutup dengan
menyebut Alloh padanya, dan menutup tempat-tempat sesuatu, menutup tempat air,
dan menutup bejana-benaja". Diriwayatkan oleh Al-Bukhoriy di dalam "Al-Adabul
Mufrod" (no. 1234) dari hadits Jabir bin Abdillah.
[14] Dengan mengengingat ayat ini membuat kami semakin
mengingat pula orang-orang sholih yang telah mendahului kami, diantara mereka
adalah saudara kami yang mulia Abul 'Abbas Harmin bin Salim Al-Limboriy Rohimahulloh,
tidaklah beliau meninggalkan seorang pun baik bapaknya, para paman dan bibinya,
keluarganya, saudara-saudarinya, kawan-kawannya serta masyarakat di Limboro
melainkan beliau memberikan nasehat dari nasehat-nasehat yang disampaikan oleh
Luqman Al-Hakim kepada putranya tersebut, tidaklah beliau (Abul Abbas Harmin
semoga Alloh merohmatinya) menghubungi kami baik lewat
telpon atau surat menyurat melainkan beliau memberikan suatu nasehat dari nasehat-nasehat
seperti nasehat Luqman Al-Hakim tersebut.
[16] Diriwayatkan oleh Al-Bukhoriy dengan (no. 1385) dan Muslim dengan
(no. 2658) dari hadits Abu Huroiroh, dan lafadz ini adalah lafadz
Al-Bukhoriy.
Dan Al-Bukhoriy membuat bab
khusus di dalam "Shohih"nya:
بَابُ قَوْلِهِ: {يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ
أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لاَ تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ، إِنَّ
اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا، إِنَّهُ هُوَ الغَفُورُ الرَّحِيمُ}
[الزمر: 53]
"Bab
perkataan-Nya: "Wahai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri
mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rohmat Alloh. Sesungguhnya
Alloh mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia adalah Al-Ghofur (Yang
Maha Pengampun) lagi Ar-Rohiim (Maha Penyayang)". (Az-Zumar:
53).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar