mengingkari kemungkaran
dengan
membuat kerusakan
Disertai dengan tanya jawab seputar hukum-hukum Islam, fakta
dan realita yang terjadi seputar jihad di Darul Hadits Dammaj
Ditulis
oleh:
Abu Ahmad Muhammad bin Salim
Al-Limboriy
Semoga Alloh mengampuninya, mengampuni kedua orang tuanya
dan mengampuni saudara-saudarinya
http://assaabiquunalawwaluun.blogspot.com
1434
بِسم الله الرَّحمنِ الرَّحِيم
الحَمْدُ لله، أَحْمَدُه،
وأستعينُه، وأستغفرُهُ، وأَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ،
وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه.
أمّا بعدُ:
Alloh (تعالى) berkata:
{وَلْتَكُنْ
مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ
وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ} [آل عمران: 104]
"Dan hendaklah ada di antara kalian segolongan umat yang
menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang
munkar; merekalah itulah orang-orang yang beruntung". (Ali Imron: 104).
Karena
keutamaan yang besar dalam mengingkari kemungkaran maka sangat banyak kita
dapati kaum muslimin berlomba-lomba melakukan pengingkaran kemungkaran, namun yang
menjadi pokok permasalahan di sini adalah: Benarkah langkah-langkah mereka
dalam melakukan pengingkaran tersebut? Ataukah justru mereka yang ikut dalam melakukan
kemungkaran dengan tanpa mereka sadari?.
Al-Bukhoriy
Rohimahulloh berkata di dalam "Ash-Shohih": "Telah
menceritakan kepada kami Abul Yaman, beliau berkata: Telah mengabarkan kepada
kami Syu'aib, dari Az-Zuhriy, beliau berkata: Telah mengabarkan kepada kami
Ubaidulloh bin Abdillah bin 'Utbah bin Mas'ud, bahwasanya Abu Huroiroh
berkata:
"قَامَ أَعْرَابِيٌّ فَبَالَ فِي المَسْجِدِ، فَتَنَاوَلَهُ
النَّاسُ، فَقَالَ لَهُمُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «دَعُوهُ
وَهَرِيقُوا عَلَى بَوْلِهِ سَجْلًا مِنْ مَاءٍ، أَوْ ذَنُوبًا مِنْ مَاءٍ،
فَإِنَّمَا بُعِثْتُمْ مُيَسِّرِينَ، وَلَمْ تُبْعَثُوا مُعَسِّرِينَ».
"Seseorang
lelaki Arob badui berdiri, lalu kencing di dalam masjid, maka manusia
mengingkarinya, lalu Nabi (صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ)
berkata kepada mereka: "Biarkanlah dia (menyelesaikan kencingnya), dan tuangkan
oleh kalian di atas tempat kencingnya dengan setempat dari air atau seember
dari air, karena kalian diutus untuk memberi kemudahan bukan untuk memberi
kesulitan". Hadits ini diriwayatkan pula oleh Muslim Rohimahulloh dari
hadits Anas bin Malik.
An-Nawiy
Rohimahulloh berkata:
"وفيه دفع أعظم الضررين باحتمال أخفهما".
"Pada (hadits tersebut) adalah menolak yang paling besarnya
dari dua madhorot, dengan mengambil yang paling ringan madhorot dari
keduanya".
PASAL:
PENGINGKARAN YANG DILAKUKAN OLEH PARA GADUNGAN
Sangat
menyedihkan ketika bermunculan da'i-da'i gadungan yang mereka menanamkan
keyakinan dan faham ekstrim dan kekerasan di dalam dada-dada generasi muda kaum
muslimin, mereka mengelabui anak muda kaum muslimin dengan berbagai macam cara,
diantara cara yang paling menonjol adalah amar ma'ruf nahi munkar
(memerintahkan kepada kebaikan dan melarang dari kemungkaran), mereka jadikan
kalimat ini sebagai penggerak generasi muda kaum muslimin untuk mengingkari
kemungkaran, namun benarkah mereka mampu merubah kemungkaran? Ataukah justru
mereka yang dirubah oleh kemungkaran? Ataukah justru mereka menjadi pelaku
kemungkaran?.
Berikut
ini kami akan sebutkan beberapa contoh yang sedang semarak di tengah-tengah
para simpatisan da'wah, ketika mereka melihat kaum muslimin melakukan
kema'siatan berupa zina maka mereka mengingkarinya dengan cara yang melampui
batas, pezinanya bukan dicambuk lalu diasingkan namun dipukul, digulingkan di
jalan raya dan diikutkan dengan tendangan-tendangan atau dorongan-dorongan atau
bahasa mereka (orang-orang Laskar Jihad) "disekolahkan", kemudian setelah
waktu yang panjang dan pezinanya telah bertaubat maka mereka mulailah membeberkan
aibnya, ini jelas bukan mengingkari kemungkaran namun membuat kemungkaran di
atas kemungkaran:
«مَنْ تَتَبَّعَ عَوْرَةَ أَخِيهِ المُسْلِمِ تَتَبَّعَ اللَّهُ
عَوْرَتَهُ»
"Barang siapa yang mencari-cari (membongkar) aib saudaranya
seorang muslim maka Alloh akan membongkar aibnya". Diriwayatkan oleh
At-Tirmidziy dari Nafi' dari Abdulloh bin Umar.
Atau
prilaku rusak Luqman bin Muhammad Ba'abduh beserta jaringannya, ketika para
ulama mereka membuat kerusuhan dan onar di Darul Hadits Dammaj maka Imam Darul
Hadits mengusir mereka, tiba-tiba Luqman bin Muhammad Ba'abduh beserta jaringannya
mulai angkat bicara, mereka menggambarkan di mata manusia kalau mereka sedang
mengingkari kemungkaran, menurut sangkaan mereka bahwa Syaikhuna Yahya Hafizhohulloh
selaku Imam Darul Hadits Dammaj telah berbuat kemungkaran.
Dengan
anggapan mereka bahwa itu adalah mungkar merekapun ingin mengingkarinya, namun
mereka tidak menyadari kalau mereka justru menyeru kepada kemungkaran dan
melarang dari kebaikan:
{يَأْمُرُونَ بِالْمُنْكَرِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمَعْرُوفِ}
[التوبة: 67]
"Mereka menyuruh berbuat kemunkaran dan melarang dari berbuat
yang ma'ruf". (At-Taubah: 67).
Mereka
dengan tanpa malu mengklaim sedang melakukan perbaikan atau pembelaan terhadap
para ulama mereka namun mereka tidak menyadari kalau mereka justru membuat
kerusakan:
{أَلَا إِنَّهُمْ هُمُ الْمُفْسِدُونَ وَلَكِنْ لَا يَشْعُرُونَ}
[البقرة: 12]
"Ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka itu adalah para
pembuat kerusakan, akan tetapi mereka tidak menyadari". (Al-Baqoroh: 12).
Perbuatan
seperti ini jelas menyelisihi etika dan nilai-nilai Islam, orang yang berakal
tentu akan memberikan nasehat untuk menjauhi perbuatan semisal ini.
Diantara
contohnya juga adalah: Orang yang pernah berbuat dosa, misalnya melihat porno,
atau ada yang pernah terjatuh ke dalam free sex (seks bebas) namun
kemudian dia bertaubat dengan menghadap kepada Robbnya dengan tekun beribadah
dan melakukan perbaikan pada dirinya maka bila orang seperti ini dipersempit jalannya,
baik dengan terus diungkit-ungkit masa lalunya, atau dengan upaya jahat lainnya
seperti menjauhkan manusia darinya, membuat provokasi di sana sini, supaya
orang tersebut tidak diterima di mana-mana maka ini jelas bukan mengingkari
kemungkaran namun justru membuat kemungkaran di atas kemungkaran, orang yang
melakukan tindakan seperti ini dikhawatirkan keadaannya seperti seorang pendeta
pada Bani Isroil, yang pada akhirnya dia terbunuh karena perbuatannya sendiri:
"كَانَ فِي بَنِي إِسْرَائِيلَ رَجُلٌ قَتَلَ تِسْعَةً
وَتِسْعِينَ إِنْسَانًا، ثُمَّ خَرَجَ يَسْأَلُ، فَأَتَى رَاهِبًا فَسَأَلَهُ
فَقَالَ لَهُ: هَلْ مِنْ تَوْبَةٍ؟ قَالَ: لاَ، فَقَتَلَهُ".
"Dahulu pada
Bani Isroil ada seorang lelaki membunuh 99 (sembilan puluh sembilan) jiwa,
kemudian dia keluar bertanya, dia datang
kepada seorang pendeta lalu bertanya kepadanya, dia berkata kepada pendeta
tersebut: Apakah ada taubat? Dia (pendeta) menjawab: Tidak", maka dia
membunuhnya". Diriwayatkan oleh Asy-Syaikhon
dari hadits Abu Shiddiq An-Najiy, dari Abu Sa'id Al-Khudriy dari
Rosululloh (صلى الله عليه وسلم).
Pendeta ini hanya dalam bentuk ucapan
(fatwa), namun mengakibatkan nyawanya melayang, lalu bagaimana kiranya dengan
orang yang menghalang-halangi pintu taubat?, atau menghalang-halangi orang yang
ingin membersihkan dosa-dosanya dengan mempersembahkan dirinya kepada Alloh?, baik
menghalang-halanginya dengan bentuk supaya dia diusir, atau supaya dibuntuti
jalannya dari mencari keridhoaan Robbnya, maka tidakkah para pembuat kerusakan
itu akan sadar?:
{لِمَ تَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ مَنْ آمَنَ تَبْغُونَهَا
عِوَجًا وَأَنْتُمْ شُهَدَاءُ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ} [آل
عمران: 99]
"Mengapa kalian
menghalang-halangi dari jalan Alloh terhadap orang-orang yang telah beriman, kalian
menghendakinya menjadi bengkok, padahal kalian menyaksikan?". Dan tidaklah
Alloh sekali-kali lalai dari apa yang kalian kerjakan".
(Ali Imron: 99).
Tidakkah merasa berdosa para pembuat
kerusakan itu?!, ketika ada dari kaum muslimin untuk datang menuntut ilmu ke
Darul Hadits Dammaj merekapun menghalang-halanginya dengan menanamkan syubhat
dan kerancuan-kerancuan, akibatnya mereka tidak jadi meneruskan cita-cita mulia
mereka, akibatnya mereka menjadi pengangguran dan menjadi anak gelandangan!.
PASAL:
MENGINGKARI JIHAD
SYARI'Y DENGAN MENYERU KEPADA PERBUATAN JAHAT
Tidaklah mereka para hizbiyyun mengatakan
bahwa pertempuran antara Ahlussunnah dengan Rofidhoh di Dammaj atau di Kitaf
(1433 Hijriyyah) "bukan termasuk jihad" melainkan karena mereka
menganggap bahwa Ahlussunnah di Dammaj melakukan kemungkaran yaitu memerangi
atau menghalalkan darah saudara-saudara mereka kaum Rofidhoh?.
Tidaklah Muhammad bin Abdillah Ar-Rimiy
mengatakan bahwa pertempuran 1 Muharrom
1433 Hijriyyah itu karena memperebutkan gunung Barroqoh melainkan karena dia
beranggapan bahwa Ahlussunnah yang di Dammaj melakukan kemungkaran dengan
menghalalkan darah saudara-saudaranya kaum Rofidhoh!.
Kami katakan: Sesungguhnya kami
Ahlussunnah di atas kebenaran dan di atas kebaikan, adapun mereka para
hizbiyyun dan kaum kafir Rofidhoh benar-benar di atas kebatilan, sungguh Alloh
telah membuktikan kebenaran kami.
Tatkala Asy-Syaikh Abdul Kholiq
Al-Washobiy Hafizhohulloh khutbah Jum'at di masjid Ahlissunnah Dammaj,
beliau di dalam khutbahnya berdoa meminta hujan maka dua hari kemudian turunlah
hujan deras, dengan hujan tersebut mengakibatkan beberapa kuburan di pemakaman
Syuhada' tenggelam, Alloh menginginkan untuk menampakan karomah-Nya yang
diberikan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman, dengan sebab itu maka Syaikhuna
Yahya Hafizhohulloh memerintahkan untuk digali semua kuburan dan
jenazahnya dipindahkan ke pemakaman umum Dammaj, dari hari pertama (Sabtu/9 Jumadits
Tsaniyyah/1434) dikeluarkan beberapa jenazah maka didapatilah bentuk tubuhnya
masih utuh, sampai Syaikhuna datang langsung ke pemakaman Syuhada' maka beliau
menyaksikan seperti yang diceritakan, beliau pun kemudian mengisahkan pada
waktu mengajar bahwa beliau melihat ada dari mereka masih utuh jenggotnya,
bentuk tubuhnya seperti sebelum dimakamkan dulu, begitu pula hari-hari
setelahnya didapati yang semisal itu, sampai jenazah seorang wanita Ahlissunah
yang mati karena disneper oleh kaum kafir Rofidhoh dalam keaadan hamil,
jenazahnya ketika dikeluarkan masih utuh, darah mengalir dan masih terlihat
bentuknya sedang hamil, begitu pula Sufyan asal Prancis badanya masih utuh dan
wajahnya masih memerah, begitu pula jenazah saudara-saudara kami asal Indonesia
didapati masih seperti semula (sebelum dikubur), sudah setahun lebih mereka
keadaannya seperti itu.
Ketika ada seseorang dari orang awam
menyaksikan itu, maka dia mengambil tisu lalu dioleskan ke darah mayit,
kemudian dia berkata: "Ini saya akan bawa ke kampungku sehingga
orang-orang Rofidhoh tahu", ada lagi dari orang-orang Rofidhoh langsung
sadar dan bertaubat, lalu berkata:
"نحن على الباطل، وطلبة العلم على الحق".
"Kami di atas
kebatilan, dan para penuntut ilmu (ya'ni Ahlussunnah) di atas kebenaran".
Ada lagi dari mereka berkata:
"من قال أن هؤلاء ليسوا من الشهداء فقد كذب".
"Barang siapa
yang mengatakan bahwa mereka (ya'ni para jenazah Ahlussunnah) itu bukan
termasuk dari para syuhada' maka sungguh dia telah berdusta".
Maka masihkah mereka para hizbiyyun yang
congkak itu akan mengatakan bahwa kami dan para jenazah itu mendapatkan azab
melalui sebab tangan-tangan saudara mereka kaum kafir Rofidhoh?!:
{وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ
وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا (36) وَلَا
تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا إِنَّكَ لَنْ تَخْرِقَ الْأَرْضَ وَلَنْ تَبْلُغَ
الْجِبَالَ طُولًا (37) كُلُّ ذَلِكَ كَانَ سَيِّئُهُ عِنْدَ رَبِّكَ مَكْرُوهًا
(38)} [الإسراء: 36 - 38]
"Dan janganlah
kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai ilmu tentangnya. Sesungguhnya
pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan
jawabnya. Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan congkak, karena
sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu
tidak akan sampai setinggi gunung. Semua itu kejahatannya sangat dibenci di
sisi Robbmu". (Al-Isro': 36-39).
Dan diantara tindakan bodoh dalam
mengingkari kemungkaran adalah apa yang dilakukan oleh para teroris, mereka
ingin mengingkari kemungkaran di pantai Kuta-Bali, atau ingin membantai kaum
kafir yang dilindungi pemerintah kaum muslimin Indonesia namun akibat dari
perbuatan mereka menimbulkan kemungkaran yang besar; ada dari kaum muslimin
terkena ledakan bom mereka, tempat ma'siat yang dihancurkan namun setelah itu dibangun
tempat yang lebih dahsyat kema'siatannya dari sebelumnya, maka dimana hasil
dari pengingkaran itu? Ataukah justru menimbulkan kemungkaran yang lebih
besar?.
Sebagian manusia merasa kagum dengan
tindakan para teroris semisal itu, ketika terjadi demonstrasi di Malaysia,
salah seorang keluar mengikuti demo kemudian berhadapan dengan pihak keamaan
maka orang tersebut mati dan kawan-kawannya bangga terhadapnya, karena kata
mereka akhir ucapannya adalah Laa Ilaha Illalloh, begitu pula beberapa
kejadian di beberapa negri kaum muslimin semuanya mengisahkan bahwa akhir ucapan
kawan-kawan mereka adalah Laa Ilaha Illalloh, apakah mereka tidak pernah
membaca kisah Fir'aun?!, bukankah dia telah berkata pada akhir ucapannya:
{آمَنْتُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا الَّذِي آمَنَتْ بِهِ بَنُو
إِسْرَائِيلَ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ} [يونس: 90]
"Saya beriman
bahwa tidak ada sesembahan yang benar melainkan Sesembahan yang telah diimani
oleh Bani Isroil, dan saya termasuk dari orang-orang yang berserah diri (kepada
Alloh)". (Yunus: 90).
Apakah ikrar dan persaksiannya ini
memberikan manfaat kepadanya? Wallohi tidak!, bahkan Alloh katakan tentangnya:
{آلْآنَ وَقَدْ عَصَيْتَ قَبْلُ وَكُنْتَ مِنَ الْمُفْسِدِينَ (91)
فَالْيَوْمَ نُنَجِّيكَ بِبَدَنِكَ لِتَكُونَ لِمَنْ خَلْفَكَ آيَةً وَإِنَّ
كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ عَنْ آيَاتِنَا لَغَافِلُونَ (92)} [يونس: 91، 92].
"Apakah
sekarang (baru kamu beriman), padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak
dahulu, dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan. Maka pada hari
ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi
orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia
lengah dari tanda-tanda kekuasaan kami". (Yunus:
91-92).
Dan diantara kemungkaran yang nyata pula
adalah adanya komentar dari para komentator, ketika mereka melihat tulisan kami
atau aktivitas da'wah kami, maka merekapun berkomentar di atas kebutaan;
"Fulan ini tidak layak menulis atau tidak boleh menulis, karena dia
menulis ada kesalahannya, menyebutkan nama seseorang saja, salah dalam
menyebutkan", ada pula yang lainnya berkata: "Fulan ini sibuk menulis
tidak begini dan tidak begitu", atau perkataanya: "Saya tidak pernah
hasad dengan si Fulan itu!, apa dia itu, dia itu begini dan begitu", dengan
berbagai ucapan dan usaha dilakukan dengan anggapan mereka adalah sedang
mengingkari kemungkaran yang ada pada kami, namun mereka tidak sadar kalau
sedang berbuat dua dosa sekaligus, Rosululloh (صلى
الله عليه وسلم)
berkata:
«أَتَدْرُونَ مَا الْغِيبَةُ؟»
"Taukah kalian
apa itu ghibah?", mereka (para shohabat) berkata:
"اللهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ".
"Alloh dan
Rosul-Nya yang lebih tahu". Beliau berkata:
«ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ»
"Kamu menyebutkan
saudaramu dengan apa yang dia membenci (menyebutkan)nya".
Dikatakan kepada beliau:
"أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِي أَخِي مَا أَقُولُ؟".
"Apa
pendapatmu kalau (benar ada) pada saudaraku atas apa yang aku katakan?",
beliau berkata:
«إِنْ كَانَ فِيهِ مَا تَقُولُ، فَقَدِ اغْتَبْتَهُ، وَإِنْ لَمْ
يَكُنْ فِيهِ فَقَدْ بَهَتَّهُ».
"Jika ada
padanya apa yang kamu katakan maka sungguh kamu telah menggibahinya, dan jika
tidak ada padanya maka sungguh kamu telah membuat kedustaan padanya".
Diriwayatkan oleh Muslim dari hadits Abu Huroiroh.
Dan tidaklah sampai kepada kami dari
ucapan para komentator itu melainkan dua perkara tersebut ada pada mereka,
yaitu terkumpul keduanya pada mereka ketika mengomentari kami, ada dari mereka menggibahi
kami bersamaan dengan itu mereka membicarakan kami dengan kedustaan maka orang
seperti mereka itu telah membebani diri-diri mereka dengan kesalahan dan dosa yang
nyata:
{وَمَنْ يَكْسِبْ إِثْمًا فَإِنَّمَا يَكْسِبُهُ عَلَى نَفْسِهِ
وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا (111) وَمَنْ يَكْسِبْ خَطِيئَةً أَوْ إِثْمًا
ثُمَّ يَرْمِ بِهِ بَرِيئًا فَقَدِ احْتَمَلَ بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُبِينًا
(112)} [النساء: 111، 112]
"Barangsiapa
yang mengerjakan dosa, maka sesungguhnya dia mengerjakannya untuk
(kemudhorotan) dirinya sendiri. Dan Alloh adalah Al-'Alim (Maha Mengetahui)
lagi Al-Hakim (Maha Bijaksana). Dan barangsiapa yang mengerjakan kesalahan atau
dosa, kemudian dituduhkannya kepada orang yang tidak bersalah, maka
sesungguhnya dia telah berbuat suatu kebohongan dan dosa yang nyata".
(An-Nisa': 111-112).
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِأَنِّي أَشْهَدُ أَنَّكَ
أَنْتَ اللهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، الْأَحَدُ اَلصَّمَدُ، الَّذِي لَمْ
يَلِدْ، وَلَمْ يُولَدْ، وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ، اللّهُمَّ مَنْ
أرَادَ بِنَا أوْ بِدَعْوَتِنَا سُوْءًا أوْ مَكْرًا فَاجْعَلْ كَيْدَهُ فِيْ
نَحْرِهِ وَمَزِّقْهُ كُلَّ ُممَزَّقٍ.
وصَلَّى
اللَّهُ على مُحَمَّد وَآلِهِ وَصَحْبِه وَسَلِّم.
والحمد
لله رب العالمين.
RAGU TERHADAP KEBENARAN
Pertanyaan:
Sebagian hizbiyyin mempertanyakan tentang berita bahwa
jenazah Ahlussunnah itu masih utuh, mereka menganggap bahwa itu hanya cerita
yang dibuat-buat?.
Jawaban:
Jangankan mereka, sebagian manusia yang ada di Dammaj
saja ketika pada hari pertama pemindahan jenazah mereka mempertanyakannya, sampai
seorang Indonesia berkata: "Ketika saya mendengarkan bahwa para jenazah
yang dipindahkan ke pemakaman umum Dammaj masih utuh saya kurang begitu percaya,
namun pada hari Ahad malam, seusai sholat maghrib saya melihat langsung dengan
mata kepala saya, ketika sedang di bawa ke tempat pemakaman, saya melihat
wajahnya utuh, jeket dan pakaiannya masih utuh, juga rambutnya masih utuh.
Dan pada hari Senin (11 Jumadits Tsaniyyah 1434) ada
seorang Indonesia menangis karena dia datang ke Dammaj setelah hishor,
sehingga dia tidak bisa mengikuti jihad melawan kaum kafir Rofidhoh, dia
berkata: "Tadi setelah sholat ashar saya melihat jenazahnya Sholih Indonesia
dibawa ke pemakaman umum Dammaj, saya melihat rambutnya masih utuh, begitu pula
jenggotnya, badannya masih utuh setengah seperti awal meninggalnya dulu".
Dan pada hari terakhir (Selasa/12/Jumadits Tasiniyyah
1434) penyelesaian dari pemindahan jenazah dari pemakaman Syuhada' ke pemakaman
umum Dammaj, dari pemakaman Syuhada' hingga ke pemakaman umum tidaklah terputus
jalan melainkan dipenuhi manusia, mobil yang mengantar para jenazah jalan
pelan-pelan karena banyaknya manusia mengantar, dari beberapa tempat di Sho'dah
berdatangan ikut mengantar para jenazah.
MENGINGKARI KEBENARAN DENGAN MELEMPARKAN
TUDUHAN ANEH
Pertanyaan:
Para hizbiyyun yang mengingkari adanya jihad syar'iy
di Dammaj ketika mendengar bahwa Asy-Syaikh Yahya memerintahkan untuk
memindahkan para jenazah dari pemakaman Syuhada' ke pemakaman umum Dammaj maka
mereka para hizbiyyun itu mengatakan bahwa Asy-Syaikh Yahya mempermainkan para
jenazah, apa pendapatmu tentang masalah ini?
Jawaban:
Keadaan mereka para hizbiyyun itu persis dengan
prilaku kaum jahiliyyah dahulu, setiap apa yang dilakukan oleh Rosululloh (صلى
الله عليه وسلم) maka mereka
selalu menyelisihi dan mengingkari, mereka menuntut untuk ditampakkan mu'jizat
berupa dipecahnya bulan, namun ketika ditampakkan merekapun tidak mengimani
kerosulan Muhammad (صلى الله عليه وسلم), Alloh (تعالى) berkata:
{اقْتَرَبَتِ
السَّاعَةُ وَانْشَقَّ الْقَمَرُ (1) وَإِنْ يَرَوْا آيَةً يُعْرِضُوا وَيَقُولُوا
سِحْرٌ مُسْتَمِرٌّ (2) وَكَذَّبُوا وَاتَّبَعُوا أَهْوَاءَهُمْ وَكُلُّ أَمْرٍ
مُسْتَقِرٌّ (3)} [القمر: 1 - 3]
"Telah dekat datang waktunya
dan telah terbelah bulan, dan jika melihat suatu tanda (mu'jizat) mereka
berpaling dan mengatakan: "Ini adalah sihir yang terus menerus",
mereka mengikuti hawa nafsu mereka dan setiap urusan telah ada
ketetapannya". (Al-Qomar: 1-3).
Begitu pula para hizbiyyun itu, mereka mengatakan bahwa
Ahlussunnah memerangi kaum Rofidhoh tidak lain karena sebabnya memperebutkan
gunung, dan mereka juga mengatakan Rofidhoh adalah kaum muslimin, dan mereka
mengatakan bahwa memerangi Rofidhoh bukan jihad, namun ketika Alloh buktikan
dengan menampakan ayat-ayat-Nya yaitu dengan dimunculkan para jenazah yang
masih seperti awal matinya maka merekapun mengingakarinya sambil menyatakan itu
hanya dongeng atau cerita-cerita saja, atau perkataan mereka Asy-Syaikh Yahya
sedang mempermainkan para jenazah, mereka berpura-pura tidak tahu kalau
pemakaman Syuhada' Dammaj berada di tengah-tengah perumahan dan di pinggir jalan
yang para pemuda melaluinya, yang seringkali anak-anak membuang kotoran ke
lokasi pemakaman, dan ditambah lagi dengan adanya hujan yang membuat beberapa
kuburan terprosot tanahnya ke dalam kuburan, dengan melihat hal demikian maka
Syaikhuna memerintahkan untuk dipindahkan para jenazah ke pemakaman umum Dammaj.
Luqman ba'abduh
Lindungi perusuh
Pertanyaan:
Luqman
B'abduh mengatakan kalau Asy-Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab Al-Washobiy
paling tua umurnya dan paling tinggi ilmunya, apa benar begitu?
Jawaban:
Itu hanyalah salah
satu dari bentuk perlindungannya dia terhadap para perusuh dan sikap ghuluwnya
dia, orang seperti Muhammad bin Abdil Wahhab Al-Washobiy dikatakan paling
berilmu?:
{وَفَوْقَ كُلِّ ذِي عِلْمٍ عَلِيمٌ} [يوسف: 76]
"Dan di atas tiap-tiap
orang yang berilmu itu ada lagi yang lebih berilmu". (Yusuf: 76).
Kalau orang
seperti Luqman ini memberi tazkiyyah maka berbalik segala-galanya, yang bodoh
dibilang 'alim yang 'alim dibilang bodoh, yang benar dibilang salah, yang
amanah dibilang khianat:
"إِنَّ أَمَامَ الدَّجَّال
سِنِيْنَ خَدَّاعَةٌ يُكَذَّبُ فِيْهَا الصَّادِقُ وَيُصَدَّقُ فِيْهَا الكَاذِبُ
وَيُخَوَّنُ فِيْهَا الأَمِيْنُ، وَيُؤْتَمَنُ فِيْهَا الخَائِنُ وَيَتَكَلَّمُ فِيْهَا
الرُّوَيْبِضَةُ".
"Bahwasanya sebelum muncul
Dajjal, (akan ada) masa-masa yang penuh dengan tipu daya, didustakan pada zaman
tersebut orang yang jujur, dan dibenarkan pada zaman tersebut orang yang dusta, pada zaman tersebut pengkhianat
dicap sebagai orang yang terpercaya, dan orang yang terpercaya dicap sebagai
pengkhianat, dan ar-ruwaibidhoh mulai angkat bicara". Ada yang tanya:
"وَمَا الرُّوَيْبِضَة؟".
"Dan apa itu ar-ruwaibidhoh?".
Beliau (صلى
الله عليه وسلم) menjawab:
«الفُوَيْسِقُ يَتَكَلَّمُ فِي
أَمْرِ العَامَّةِ».
"Orang fasiq (kelas) rendah
yang berbicara tentang urusan umat (orang banyak)”.
Dan semakin
nampak kalau memang diantara sang Ruwaibidhoh itu adalah Luqman Ba'baduh.
Tidak usah mereka
bersusah payah memberi tazkiyyah kepada pentolan sesat mereka, namun biarkan
umat menilai, biarkan umat mendengarkan sendiri muhadhorohnya Muhammad bin
Abdil Wahhab Al-Washobiy, mereka lebih pantas untuk menilai dari pada Luqman
Ba'abduh, mereka dan juga kalian semua tinggal membandingan muhadhorohnya
dengan muhadhoroh salah seorang dari da'i-da'i Ahlissunnah yang keluaran dari
Darul Hadits Dammaj semisal Asy-Syaikh Abdul Kholiq Al-Washobiy Hafizhohulloh
atau yang semisalnya maka tentu kalian akan lebih memilih mendengarkan
muhadhoroh Asy-Syaikh Abdul Kholiq Al-Washobiy Hafizhohulloh atau yang
semisalnya dari pada muhadhoroh Muhammad bin Abdil Wahhab Al-Washobiy, karena
muhadhorohnya ilmiyyah, adapun Muhammad bin Abdil Wahhab Al-Washobiy tidak
demikian, coba kalian baca hasil muhadhorohnya yang pernah diterjemahkan oleh
Abdurrohman Lombok, yang telah menjadi buku, apakah ilmiyyah ataukah hanya
cerita?, apakah setiap permasalahan dia menyebutkan dalilnya?, tidak, bahkan
kalian lihat tulisannya tentang tauhid, dia tidak memiliki rasa percaya diri
terhadap tulisannya sampai mencari dukungan dari berbagai kalangan, dia meminta
orang yang bukan Ahlussunnah untuk membaca dan memberi muqoddimah terhadap
tulisannya, kalian bisa lihat berapa pemberi muqaddimah terhadap tulisannya!
Apakah dia merasa cukup dengan ulama Ahlussunnah yang memberi muqoddimah? Dia
tidak merasa cukup, namun dia mencari pula dari yang selain Ahlissunnah,
miskin!.
Jadi sangat
kasihan buat Luqman Ba'abduh beserta jaringannya, mereka sudah tumpuk-tumpuk
kesesatan dan bahkan sudah berlipat ganda, ditambah lagi mengikuti orang sesat
semisal Muhammad bin Abdil Wahhab Al-Washobiy dan mereka ghuluw lagi kepadanya:
{لَا تَغْلُوا فِي دِينِكُمْ غَيْرَ الْحَقِّ وَلَا تَتَّبِعُوا
أَهْوَاءَ قَوْمٍ قَدْ ضَلُّوا مِنْ قَبْلُ وَأَضَلُّوا كَثِيرًا وَضَلُّوا عَنْ
سَوَاءِ السَّبِيلِ} [المائدة: 77]
"Janganlah kalian ghuluw
(melampaui batas) dengan cara tidak benar dalam agama kalian. Dan janganlah kalian
mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah sesat dari dahulu dan mereka telah
menyesatkan kebanyakan (manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang
lurus".
(Al-Maidah: 77).
Tidak diragukan lagi bahwa mereka itu adalah hizbiyyun ahlul bid'ah,
Asy-Syaikh Robi berkata di dalam "Majmu' Kutubih":
"رأي أن كل حزبي
مبتدع شاءوا أم أبوا"
"Pendapatku: Bahwasanya
setiap hizbiy adalah mubtadi', mereka inginkan atau mereka enggan (tidak
inginkan)".
TOLAQ SATU BOLEH RUJU'
Pertanyaan:
Bagaimana hukum orang yang
bercerai dengan tholaq satu dan ingin ruju'?.
Jawaban:
Kalau dia ingin ruju'
(kembali kepada istrinya) maka boleh baginya untuk ruju', Alloh (تعالى) berkata:
{الطَّلَاقُ مَرَّتَانِ
فَإِمْسَاكٌ بِمَعْرُوفٍ أَوْ تَسْرِيحٌ بِإِحْسَانٍ} [البقرة: 229]
"Tholaq (yang dapat diruju'i) dua kali, setelah itu boleh
ruju' dengan cara yang ma'ruf atau menceraikan dengan cara yang baik".
(Al-Baqoroh: 229).
Ibnu Taimiyyah Rohimahulloh
menafsirkan ayat tersebut dengan berkata:
"وَالْمُرَادُ
بِهِ الرَّجْعَةُ بَعْدَ الطَّلَاقِ".
"Yang diinginkan dengannya adalah ruju' setelah tholaq".
Dan beliau juga berkata:
"فَبَيَّنَ أَنَّ
الطَّلَاقَ الَّذِي شَرَعَهُ اللَّهُ لِلْمَدْخُولِ بِهَا - وَهُوَ الطَّلَاقُ
الرَّجْعِيُّ - (مَرَّتَانِ) وَبَعْدَ الْمَرَّتَيْنِ: إمَّا (إمْسَاكٌ
بِمَعْرُوفٍ) بِأَنْ يُرَاجِعَهَا فَتَبْقَى زَوْجَتُهُ، وَتَبْقَى مَعَهُ عَلَى
طَلْقَةٍ وَاحِدَةٍ. وَإِمَّا (تَسْرِيحٌ بِإِحْسَانٍ) بِأَنْ يُرْسِلَهَا إذَا
انْقَضَتْ الْعِدَّةُ، كَمَا قَالَ تَعَالَى: {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
إِذَا نَكَحْتُمُ الْمُؤْمِنَاتِ ثُمَّ طَلَّقْتُمُوهُنَّ مِنْ قَبْلِ أَنْ
تَمَسُّوهُنَّ فَمَا لَكُمْ عَلَيْهِنَّ مِنْ عِدَّةٍ تَعْتَدُّونَهَا
فَمَتِّعُوهُنَّ وَسَرِّحُوهُنَّ سَرَاحًا جَمِيلا} [الأحزاب: 49]".
""Maka
telah jelas bahwasanya tholaq yang Alloh syari'atkan bagi orang yang masuk ke
dalamnya, dia adalah tholaq ruju' (dua kali tholaq), dan setelah dua
kali tholaq: Boleh menahan dengan cara yang baik, yaitu dia kembali kepadanya,
maka dia (si wanita) tetap sebagai istrinya, dan dia tetap bersamanya di atas
sekali tholaq, dan boleh melepaskannya dengan cara yang baik, yaitu dengan
menceraikannya jika telah selesai masa 'iddahnya, sebagaimana Dia (تعالى)
berkata: "Wahai orang-orang yang beriman,
apabila kalian menikahi perempuan- perempuan yang beriman, kemudian kalian menceraikan
mereka sebelum kalian mencampurinya maka sekali-sekali tidak wajib atas mereka
'iddah bagi kalian yang kalian minta menyempurnakannya. Maka berilah mereka suatu
pemberian yang menyenangkan mereka dan lepaskanlah mereka itu dengan cara yang
sebaik- baiknya". (Al-Ahzab: 49).
Menjauhi ikhtilath ketika berada
di pasar
Pertanyaan:
Bolehkah berjualan di pasar
yang disitu ada campur baur, bagaimana dengan seorang pedagang untuk mengambil
posisi agak di luar atau di pinggiran pasar, sementara mayoritas yang di pasar
adalah wanita?.
Jawaban:
Kalau memang mengharuskan
jualan di pasar karena tidak ada pekerjaan lain atau mengharuskan belanja ke
pasar maka lakukan seperti yang kamu katakan: "Ambil posisi di luar pasar
atau di pinggir pasar" sehingga terjauhkan dari ikhtilath, atau lakukan
seperti yang pernah dilakukan oleh dua putri dari seorang laki-laki yang
sholih:
{وَلَمَّا وَرَدَ مَاءَ
مَدْيَنَ وَجَدَ عَلَيْهِ أُمَّةً مِنَ النَّاسِ يَسْقُونَ وَوَجَدَ مِنْ
دُونِهِمُ امْرَأَتَيْنِ تَذُودَانِ قَالَ مَا خَطْبُكُمَا قَالَتَا لَا نَسْقِي
حَتَّى يُصْدِرَ الرِّعَاءُ وَأَبُونَا شَيْخٌ كَبِيرٌ} [القصص: 23]
"Dan tatkala dia (Musa) sampai di sumber air negeri Madyan dia
menjumpai di sana sekumpulan orang yang sedang meminumkan (ternaknya), dan dia
menjumpai di belakang orang banyak itu, dua orang wanita yang sedang menghambat
(ternaknya). Musa berkata: "Apakah maksud kalian berdua (dengan berbuat
begitu)?" kedua wanita itu menjawab: "Kami tidak dapat meminumkan
(ternak kami), sebelum pengembala-pengembala itu memulangkan (ternaknya), dan
bapak kami adalah orang tua yang telah lanjut usianya".
(Al-Qoshshosh: 23).
Tidaklah dua wanita suci
tersebut berbuat seperti itu melainkan karena khawatir ikhtilath dengan para
lelaki pengembala, mereka bersabar menunggu di belakang para pengembala, kalau
pengembala sudah selesai baru mereka memulai pekerjaannya meminumkan ternak
mereka.
وصَلَّى
اللَّهُ على مُحَمَّد وَآلِهِ وَصَحْبِه وَسَلِّم
والحمد لله رب
العالمين
Tidak ada komentar:
Posting Komentar