an saudara-saudarinya
Pertanyaan:
بِسم الله
الرَّحمنِ الرَّحِيم
Luqman
Ba'abduh mengadakan dauroh di beberapa tempat di Tanah Air dengan tujuan untuk
membongkar tuntas tentang Ahlissunnah yang di Dammaj dan sekitarnya, apa
tanggapanmu!.
Jawaban:
بِسم الله
الرَّحمنِ الرَّحِيم
الحَمْدُ لله، أَحْمَدُه،
وأستعينُه، وأستغفرُهُ، وأَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ،
وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه.
أمّا بعدُ:
Alloh (تعالى) berkata:
{الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ
يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا} [الكهف: 104]
"Orang-orang yang telah sesat amalan mereka di kehidupan
dunia dan mereka menyangka dalam keadaan melakukan perbaikan". (Al-Kahfi:
104).
Demikianlah
keadaannya Luqman bin Muhammad Ba'abduh berserta jaringannya, tidak pernah
mereka itu merasa salah bahkan mereka selalu merasa di atas jihad dan sedang beramal
kebaikan.
Dosa dan
kejahatan mereka masih segar bau busuknya tercium oleh manusia ditambah lagi dengan
berbuat dosa-dosa baru, ingin mencari-cari dan menghitung-hitung kesalahan
orang dengan berbagai macam cara, padahal mereka sendiri memiliki segudang dosa
dan kejahatan, sungguh bagus perkataan Abdulloh bin Mas'ud untuk dipukulkan
kepada Luqman Ba'abduh dan orang-orang yang semisalnya:
"فَعُدُّوا سَيِّئَاتِكُمْ، فَأَنَا ضَامِنٌ أَنْ لَا يَضِيعَ
مِنْ حَسَنَاتِكُمْ شَيْءٌ".
"Maka
hitunglah kejelekan-kelejekan kalian, aku adalah yang memberi jaminan bahwa
tidak akan tersia-siakan dari kebaikan-kebakan kalian sedikit pun". Diriwayatkan
oleh Ad-Darimiy dengan sanad hasan, dari hadits Al-Hakam Ibnul Mubarok, dari
'Amr, dari Yahya dari Bapaknya.
Kasihan sekali
mereka itu, lantaran membela pembuat kerusakan dan membela si penuduh mereka
pun berbondong-bondong membuat kerusakan di muka bumi dengan anggapan sedang
mengadakan perbaikan:
{وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ قَالُوا
إِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُونَ (11) أَلَا إِنَّهُمْ هُمُ الْمُفْسِدُونَ وَلَكِنْ
لَا يَشْعُرُونَ (12)} [البقرة: 11، 12]
"Dan jika dikatakan kepada mereka: "Janganlah kalian
membuat kerusakan di muka bumi, mereka menjawab: "Sesungguhnya kami adalah
orang-orang yang mengadakan perbaikan. Ketahuilah sesungguhnya mereka itulah
orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak menyadari".
(Al-Baqoroh: 11-12).
Kali
ini mereka riang gembira karena mendapatkan respon dari Asy-Syaikh Robi', mereka
bergembira karena mereka bisa menyatukan kalimat di hadapan manusia, bukan main
orang-orang yang berloyalitas dengan Syi'ah-Rofidhoh, orang-orang yang berloyalitas
dengan hizbiyyin, orang-orang yang berloyalitas dengan para penjahat bisa
bersatu untuk menyerang Ahlissunnah yang berada di Dammaj, kasihan persatuan
mereka hanya di depan mata namun hakekatnya mereka berpecah:
{بَأْسُهُمْ
بَيْنَهُمْ شَدِيدٌ تَحْسَبُهُمْ جَمِيعًا وَقُلُوبُهُمْ شَتَّى ذَلِكَ
بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لَا يَعْقِلُونَ} [الحشر: 14]
"Permusuhan
antara sesama mereka adalah sangat dahsyat. kamu mengira mereka itu bersatu,
sedang hati mereka berpecah belah, yang demikian itu karena sesungguhnya mereka
adalah kaum yang tidak mengerti". (Al-Hasyr:
14).
Kasihan mereka berani membela
Muhammad bin Abdillah Ar-Rimiy yang ghuluw dan senang menggelari dirinya
dengan al-imam, tanpa malu menuliskan di belakang namanya dengan gelar
itu, kasihan kali ini Muhammad Ar-Rimiy sedang kebingungan, dengan
terang-terangan dia mengkafirkan orang-orang yang meninggalkan sholat namun
Rofidhoh dia tidak berani kafirkan, padahal berbagai kejelekan dan kekafiran
dilakukan oleh Rofidhoh; meninggalkan sholat, berbuat syirik dan ghuluw kepada
ahlil bait, keluar dari jama'ah kaum muslimin, mengkafirkan sebagian shohabat,
menuduh Aisyah berbuat keji, menghalalkan zina dan memerangi kaum
muslimin dengan persenjataan.
Kasihan kekafiran seperti itu
jelasnya mereka masih berloyalitas dan menganggapnya sebagai saudara mereka dan
tidak menggugatnya, namun ketika ada dari kaum muslimin yang mereka anggap (sesuai
sangkaan mereka) terjatuh ke dalam dosa besar mereka beramai-ramai untuk
mengusirnya, bahkan menculiknya, memukulnya, bahkan menyembelihnya serta
merajamnya, padahal mereka sendiri para pelaku dosa besar yang mereka tidak
menyadari.
Kami katakan: Wahai Luqman,
tidaklah ada yang masih bisa tertipu dengan penampilan dan lagakmu melainkan
hanya orang-orang yang masih tertanam watak dan bid'ahnya LJ (laskar jihad).
Adapun orang-orang yang sudah benar-benar bertaubat dari LJ dan yang mengetahui
kelicikan dan kebengisanmu maka mereka melihatmu merasa jijik karena kamu itu
tidak ada bedanya dengan seekor anjing:
{فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ الْكَلْبِ إِنْ تَحْمِلْ عَلَيْهِ يَلْهَثْ
أَوْ تَتْرُكْهُ يَلْهَثْ} [الأعراف: 176]
"Maka
perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan
jika kamu membiarkannya maka dia mengulurkan lidahnya (juga)".
(Al-A'rof: 176).
Mungkin kata-kata ini sangat
kasar, tapi bagaimana lagi karena Luqman itu perlu dipukulkan kata-kata seperti
ini, supaya dia lebih mengerti tentang dirinya dan supaya sadar atau kalau dia
masih tetap tidak mengerti dan tidak mau sadar maka tidak ada ucapan untuknya
melainkan perkataan:
{إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ}
Kasihan karena deritanya mereka
bertambah parah, mereka semakin tuli, buta dan bisu dari al-haq:
{مَثَلُهُمْ كَمَثَلِ الَّذِي اسْتَوْقَدَ نَارًا فَلَمَّا
أَضَاءَتْ مَا حَوْلَهُ ذَهَبَ اللَّهُ بِنُورِهِمْ وَتَرَكَهُمْ فِي ظُلُمَاتٍ
لَا يُبْصِرُونَ (17) صُمٌّ بُكْمٌ عُمْيٌ فَهُمْ لَا يَرْجِعُونَ (18)} [البقرة:
17، 18]
"Perumpamaan
mereka adalah seperti orang yang menyalakan api, maka setelah api itu menerangi
sekelilingnya Alloh hilangkan cahaya (yang menyinari) mereka, dan membiarkan
mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat. Mereka tuli, bisu dan buta maka
tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar)".
(Al-Baqoroh: 17-18).
Sungguh kasihan dia begitu
pula jaringannya mulai lagi angkat bicara karena mendapat semprotan dari
Asy-Syaikh Robi', kasihan mereka ingin membela Asy-Syaikh Robi' atau ulama
mereka dengan memulai menyalakan api lagi!.
Mereka ghuluw sampai
menjadikan Asy-Syaikh Robi' seakan-akan Robb alam semesta, mereka tidak peduli
apa yang keluar dari lisan Asy-Syaikh Robi' baik benar atau salah "yang
penting Robi' berkata", mereka langsung menelannya mentah-mentah, kasihan
mereka dalam beragama persis seperti orang-orang shufi.
Perkataan ulama, mereka lebih
unggulkan dari pada perkataan Alloh dan Rosul-Nya, kasihan
prilaku dan ucapan serta dorongan mereka kepada para jaringan mereka persis dengan
ucapan kaum Nabi Ibrohim:
{حَرِّقُوهُ وَانْصُرُوا آلِهَتَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ فَاعِلِينَ}
[الأنبياء: 68]
"Bakarlah
dia dan tolonglah sesembahan-sesembahan kalian, jika kalian benar-benar hendak
bertindak". (Al-Anbiya': 68).
Ini persis dengan ucapan
Luqman Ba'abduh ketika dimintai fatwa oleh Saifulloh Ambon dia pun berkata "tolonglah
ulama kita…". Sungguh kasihan mereka, sekarang Luqman Ba'abduh mencoba
tampil lagi.
Luqman, Luqman, Luqman!
Kasihan dirimu! Walau pun kamu dan orang-orang yang sejaringan dengamu mencoba
dengan berbagai macam cara untuk bertingkah seperti itu, namun dengan izin
Alloh kalian tidak akan berhasil, bahkan kalian akan semakin terpuruk dan
binasa:
{مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْعِزَّةَ فَلِلَّهِ الْعِزَّةُ جَمِيعًا
إِلَيْهِ يَصْعَدُ الْكَلِمُ الطَّيِّبُ وَالْعَمَلُ الصَّالِحُ يَرْفَعُهُ
وَالَّذِينَ يَمْكُرُونَ السَّيِّئَاتِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَكْرُ أُولَئِكَ
هُوَ يَبُورُ} [فاطر: 10]
"Barangsiapa
yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Alloh-lah kemuliaan itu semuanya,
kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang sholih
dinaikkan-Nya. dan orang-orang yang merencanakan kejahatan bagi mereka azab
yang keras, dan rencana jahat mereka akan hancur".
(Fathir: 10).
Kasihan dirimu wahai Luqman!,
bukankah dulu kamu dan orang-orang yang sejaringan denganmu merekomendasikan
orang-orang kalian ke Dammaj, dan mereka kemudian melakukan makar di Dammaj,
menjalankan misi seperti yang pernah kamu lakukan baik berupa kejahatan,
pemukulan, pencelaan, penghinaan, penghalalan kehormatan orang dan yang semisal
itu, namun dimana mereka semua?.
Karena tidak berhasil
kemudian kamu (wahai Luqman) dengan penguat dari fatwa Ubaid Al-Jabiriy memerintahkan
untuk keluar dari Dammaj, orang dilarang masuk ke Dammaj, yang di Dammaj
disuruh keluar, kasihan!.
Walaupun faham kalian seperti
itu masih ada pada orang-orang yang pernah terpengaruh dengan kalian yang
mereka mencoba menerapkannya kembali faham busuk kalian itu di Dammaj dengan
berusaha mengeluarkan Ahlissunnah Al-Indonesiyyin dari Dammaj dengan tuduhan
dan alasan karena ahlul ma'ashi (pelaku ma'siat), luthi, jatuh
cinta dengan anak-anak atau melihat
gambar porno dan yang semisalnya namun:
{وَمَكْرُ أُولَئِكَ هُوَ يَبُورُ} [فاطر: 10]
"Dan
rencana jahat mereka itu akan hancur". (Fathir:
10).
Kasihan mereka semua berusaha
untuk mengeluarkan Ahlissunnah dari Dammaj, mereka kali ini semisi dengan
Rofidhoh, kaum Rofidhoh berupaya mengeluarkan Ahlissunnah dari Dammaj dengan berbagai
macam cara, perang fisik dan mental mereka lakukan.
Dan ternyata para hizbiyyun yang
dipelopori oleh Ubaid Al-Jabiriy ikut andil dengan mengeluarkan fatwa ngawur
"orang-orang yang di Dammaj keluar, yang diluar jangan ke Dammaj".
Mereka yang di Ma'bar tidak
ada tamayyuz (pembeda) antara Ahlissunnah dan para hizbiyyin, bahkan sebagian
orang-orang yang beramai-ramai duduk di sisi Asy-Syaikh Robi' adalah mereka
para hizbiyyin dan nampak Asy-Syaikh Robi' berloyalitas dengan mereka karena
mungkin ditipu, Asy-Syaikh Robi' sungguh telah terhujati dengan perkataannya
yang dahulu, dia berkata di dalam "Syarhu Ushulis Sunnah Lil Imam Ahmad":
"كثير من السياسيين عندهم نفاق عملي في الأحزاب السياسية، ومن
علامات هذا النفاق تولي أهل البدع".
"Kebanyakan
dari para politikus mereka ada "nifaq 'amaliy" (amalan
kemunafiqkan) pada kelompok-kelompok siasat (mereka), dan diantara tanda
kemunafiqkan ini adalah berloyalitas dengan ahlul bida'".
Maka sangat pas perkataan
Asy-Syaikh Robi' pada salah satu tulisannya untuk dipukulkan kepada Asy-Syaikh
Robi' sendiri dan orang-orang yang taqlid kepadanya, dia berkata:
"قد يتحالفون مع بعض الأحزاب الملحدة من شيوعيين وغيرهم فإذا
أنكر عليهم هذا التحالف الأثيم قالوا: إنهم أسلموا"، فإذا نشب بينهم وبين
حلفائهم قالوا: إنهم كفار شيوعيين".
"Terkadang
mereka bersatu dengan kelompok-kelompok yang kafir dari para syi'ah dan yang selain
mereka, jika diingkari atas mereka terhadap persatuan yang berdosa ini maka
mereka mengatakan: "Mereka telah berislam", jika tidak beterkaitan
antara mereka dan antara persatuan mereka (ya'ni berpecah) maka mereka
mengatakan: "Sesunguhnya mereka adalah orang-orang kafir lagi orang-orang
syi'ah".
Perkataannya ini telah
terhunuskan ke leher Asy-Syaikh Robi dan menjadi bumerang atas dirinya sendiri,
ketika dia bermajelis dengan murid-muridnya atau kawan-kawannya yang membenci
Syaikhuna, dia menuduhkan kepada Syaikhuna dengan berbagai tuduhan yang tidak
bisa dia pertanggung jawabkan, ketika ada dari murid-muridnya atau
kawan-kawannya menyebarkan ucapannya dan perkataannya maka dia pun ingkari
bahwa dia tidak mengatakannya atau dia tidak menuduhkannya itu kepada Syaikhuna,
kasihan muridnya pun jadi kambing hitam, dicap sebagai pendusta namun sekarang
perkataan itu dia benarkan dan nampakkan.
Dan perkataanya ini pula
telah terhunuskan ke leher Muhammad bin Abdillah Ar-Rimiy dan Muhammad bin
Abdil Wahhab Al-Washobiy dan jaringan mereka, karena mereka membela-bela
Rofidhoh dan tidak mengkafirkannya, ketika diingkari dengan lisan ringan mereka
berkata: "Sesungguhnya mereka adalah muslimun (orang-orang yang beragama
Islam)".
Memang kamu (wahai Luqman)
begitu pula jaringan-jaringanmu hebat dan berani menantang serta masih berani
juga merasa aman dari makarnya Alloh:
{أَفَأَمِنُوا مَكْرَ اللَّهِ فَلَا يَأْمَنُ مَكْرَ اللَّهِ
إِلَّا الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ} [الأعراف: 99]
"Maka
apakah mereka merasa aman dari azab Alloh (yang tidak terduga-duga)? Tidaklah
yang merasa aman dan azab Alloh kecuali orang-orang yang merugi".
(Al-A'rof: 99).
Kasihan dirimu wahai Luqman!
Betapa banyak sunnah sayyiah (metode yang jelek) yang kamu lakukan dan
yang kamu da'wahkan kini banyak yang mengikutinya:
«وَمَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِّئَةً، فَعُمِلَ بِهَا
بَعْدَهُ، كُتِبَ عَلَيْهِ مِثْلُ وِزْرِ مَنْ عَمِلَ بِهَا، وَلَا يَنْقُصُ مِنْ
أَوْزَارِهِمْ شَيْءٌ».
"Barang
siapa yang membuat sunnah-sunnah (metode-metode) di dalam Islam dengan sunnah
yang jelek lalu diamalkan (oleh orang-orang) setelahnya maka ditulis atasnya semisal
dosa orang yang mengamalkannya, dan tidak terkurangi dari dosa-dosa mereka
sedikit pun". Diriwayatkan oleh Muslim
dari hadits Jarir bin Abdillah dari Rosululloh (صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ).
Dahulu Luqman Ba'abduh dan
jaringannya mengingkari kemungkaran namun kali ini mereka mendiamkannya bahkan
melakukannya, dahulu mereka mengingkari seorang majhul (penulis gelap) semisal
Abdurrohman Ath-Tholibiy namun ternyata ketika mereka menjalankan makar atas Ahlissunnah
di Dammaj mereka pun meniru dan menerapkan prilaku Abdurrohman Ath-Tholibiy,
mereka menulis celaan dan penghinaan terhadap Syaikhuna, muncul diantara mereka
dengan menamakan diri Abu Umar bin Abdul Hamid tulisannya dicetak oleh
makatabah Al-Ghuroba' Solo dan tidak ada seorang pun yang terang-terangan dari
mereka mengingkari itu, muncul pula Abu Mahfudz bin Ali, muncul pula Abdulloh
bin Abdirrohman, semuanya mengikuti prilaku Abdurrohman Ath-Tholibiy:
«يُؤْتَى بِالرَّجُلِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ،
فَيُلْقَى فِي النَّارِ، فَتَنْدَلِقُ أَقْتَابُ بَطْنِهِ، فَيَدُورُ بِهَا كَمَا
يَدُورُ الْحِمَارُ بِالرَّحَى، فَيَجْتَمِعُ إِلَيْهِ أَهْلُ النَّارِ،
فَيَقُولُونَ: يَا فُلَانُ مَا لَكَ؟ أَلَمْ تَكُنْ تَأْمُرُ بِالْمَعْرُوفِ،
وَتَنْهَى عَنِ الْمُنْكَرِ؟ فَيَقُولُ: بَلَى، قَدْ كُنْتُ آمُرُ بِالْمَعْرُوفِ
وَلَا آتِيهِ، وَأَنْهَى عَنِ الْمُنْكَرِ وَآتِيهِ»
"Didatangkan
seorang lelaki pada hari kiamat, lalu dilemparkan ke dalam neraka, maka
keluarlah usus (atau sesuatu dari isi) perutnya, dia berputar padanya
sebagaimana berputarnya keledai pada tali pengikatnya, maka penduduk neraka
berkumpul kepadanya, mereka berkata: Wahai Fulan ada apa denganmu? Bukankah
dahulu kamu memerintahkan kepada kebaikan, dan melarang dari kemungkaran? Dia
pun berkata: "Tentu, dahulu aku memerintahkan kepada kebaikan namun aku
tidak melakukan (kebaikan itu), dan aku melarang dari kemungkaran namun aku
melakukannya". Diriwayatkan oleh Muslim
dari Usamah bin Zaid dari Rosululloh (صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) .
Sungguh memalukan dan
menghinakan, mereka beramai-ramai mengajak manusia kepada kebaikan namun mereka
selalu menyelisihi ajakan mereka sendiri, sekarang mereka mulai lagi berorasi,
berbicara dan berpidato di hadapan manusia, sungguh sangat mengena perkataan Rosululloh (صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ)
untuk dijadikan hujat atas mereka:
«ليلة أسري بي رأيت قوما تقرض ألسنتهم بمقاريض من نار - أو قال: من
حديد - قلت: من هؤلاء يا جبريل؟ قال: خطباء من أمتك».
“Ketika aku di-isra (dinaikan ke
langit) aku melihat suatu kaum di parut lidah-lidah mereka dengan parutan dari
api –atau dia berkata-: “Parutan dari besi” Maka aku bertanya: “Siapa mereka
wahai Jibril?” Jibril menjawab: Para khotib dari umatmu”. Diriwayatkan oleh Ahmad dari Anas bin Malik.
Dahulu mereka mentahdzir dari
prinsip Hasan Al-Banna: "Tolong menolong kepada perkara yang kita sepakati
dan saling memberi udzur dalam perkara yang kita perselisihkan", ternyata
sekarang mereka terapkan prinsip itu, ketika dahulu ada yang konsultasi kepada
mereka untuk kuliah di Universitas Islam Madinah maka mereka melarang karena kata
mereka para pengajarnya banyak hizbiyyun namun sekarang mereka merubah ucapan
itu.
Mereka dahulu dengan
terang-terangan mengkafirkan Rofidhoh bahkan ada dari mereka mengkafirkan Syi'ah
secara umum namun karena sebab menerapkan prinsip Hasan Al-Banna itu mereka pun
memberi toleransi terhadap fatwa Muhammad Ar-Rimiy dan fatwa ulama mereka dengan
berbagai macam alasan:
{قَاتَلَهُمُ اللَّهُ أَنَّى يُؤْفَكُونَ} [التوبة: 30]
"Semoga
Alloh binasakan mereka, bagaimana mereka sampai berpaling?".
(At-Taubah: 30).
Demikian jawaban singkat ini
semoga bermanfaat untuk siapa saja yang menginginkan kebenaran.
وصَلَّى
اللَّهُ على مُحَمَّد وَآلِهِ وَصَحْبِه وَسَلِّم.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar