UANG SOGOK HAROMKAH?
Pertanyaan: Apa hukum orang mengambil duit raswah (uang sogok/uang suap), adakah duit itu haram atau perbuatan itu haram atau kedua-duanya haram?. (Pertanyaan dari Malaysia).
Jawaban: Kedua-duanya harom, dan pendapat ini yang dipilih oleh Syaikhuna Yahya Al-Hajuriy Hafizhohulloh, beliau berkata:
وأما إذا كانت رشوة فلا يجوز أن يأخذها، ولا أن يأكلها، فهي حرام
“Dan adapun jika keberadaannya adalah uang sogok (uang pelicin) maka tidak boleh mengambilnya, dan tidak boleh pula memakannya, karena dia adalah harom”.
Apa yang dikatakan oleh beliau di sini adalah benar, karena yang memberi dan yang menerima kedua-duanya mendapatkan la’nat:
لعن رسول الله صلى الله عليه وسلم الراشي والمرتشي في الحكم
“Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam mela’nat orang yang menyogok dan yang disogok dalam hukum”. Diriwayatkan oleh At-Tirmidziy dari Abdillah bin ‘Amr Rodhiyallohu ‘Anhu dan dishohihkan oleh Ad-Darimiy.
Bila diketahui seperti ini maka tidak boleh bagi seseorang untuk menyogok, begitu pula orang yang disogok tidak boleh menerima sogokan tersebut, karena dia adalah harom.
Dijawab oleh:
Abu Ahmad Muhammad bin Salim Al-Limboriy Saddadahulloh (23/3/1436).
IBU SAFAR DENGAN SUAMI ANAKNYA, BOLEHKAH?
Tanya: Assalamu’alaikum…
Ustadz ana mau tanya, seorang ibu pergi bersama anak perempuan dan suami si anak itu, apakah boleh?. Apakah pergi safar harus dengan anak laki-lakinya? Bagaimana hukumnya?.
Ustadz ana mau tanya, seorang ibu pergi bersama anak perempuan dan suami si anak itu, apakah boleh?. Apakah pergi safar harus dengan anak laki-lakinya? Bagaimana hukumnya?.
Jawaban: Wa’alaikumussalam Warohmatullohi Wabarokatuh.
Kalau anak prempuan itu adalah anak ibu tersebut maka keadaan suami anaknya itu adalah mahrom baginya, boleh bagi ibu tersebut safar dengannya, karena dia adalah mahromnya.
Dan tidak harus bagi ibu untuk safar dengan anak laki-lakinya, namun boleh ia safar dengan mahromnya yang lain, seperti safar dengan suaminya, dengan bapaknya, atau dengan pamannya, atau dengan kakaknya atau dengan suami putrinya atau dengan suami ibunya. Semua mereka itu termasuk dari mahromnya sebagaimana yang Alloh terangkan di dalam surat An-Nisa ayat 23 (dua puluh tiga).
Dijawab oleh:
Abu Ahmad Muhammad bin Salim Al-Limboriy ‘Afallohu ‘Anhu (24/3/1436).
Abu Ahmad Muhammad bin Salim Al-Limboriy ‘Afallohu ‘Anhu (24/3/1436).
TANYA : APAKAH BENAR DI HADROMAUT-YAMAN ADA KUBURAN NABI?.
Jawab : Kami tidak mengetahui ada satu dalilpun menyebutkan ada seorang Nabi dikubur di sana.
Para ulama Ahlissunnah telah menetapkan bahwa tidak satu pun kuburan para Nabi diketahui dengan pasti kecuali kuburan Nabi kita Muhammad Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam, kuburan beliau diketahui dengan pasti berada di rumah Aisyah Rodhiyallohu ‘Anha, ketika terjadi perluasan masjid, maka kuburan tersebut dimasukan ke dalam masjid, kemudian para ulama meminta para umaro untuk membuatkan lapisan tembok pada kuburan tersebut supaya orang yang sholat di masjid Nabi Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam tidak teranggap sholat menghadap ke kuburan beliau. Dan kuburan beliau ini diketahui dengan pasti berada di dalam rumah Aisyah di dalam masjid Nabi Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam di Madinah-KSA.
Para ulama Ahlissunnah telah menetapkan bahwa tidak satu pun kuburan para Nabi diketahui dengan pasti kecuali kuburan Nabi kita Muhammad Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam, kuburan beliau diketahui dengan pasti berada di rumah Aisyah Rodhiyallohu ‘Anha, ketika terjadi perluasan masjid, maka kuburan tersebut dimasukan ke dalam masjid, kemudian para ulama meminta para umaro untuk membuatkan lapisan tembok pada kuburan tersebut supaya orang yang sholat di masjid Nabi Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam tidak teranggap sholat menghadap ke kuburan beliau. Dan kuburan beliau ini diketahui dengan pasti berada di dalam rumah Aisyah di dalam masjid Nabi Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam di Madinah-KSA.
Adapun kuburan selain beliau dari kuburan para Nabi dan Rosul maka tidak diketahui di mana letaknya, walaupun disebutkan tempatnya semisal di Palestina atau di Mesir atau di tempat lainnya namun untuk memastikan keberadaannya maka tidaklah diketahui.
Di zaman pemerintahan Amirul Mu’minin Umar Ibnul Khoththob Rodhiyallohu ‘Anhu didapati ada seorang Nabi dari kalangan Bani Isroil yang bernama Daniel ‘Alaihishsholatu Wassalam di sampingnya ada lembaran-lembaran kitab, dan beliau sudah meninggal dunia beratus-ratus tahun yang lalu namun jenazahnya masih utuh, ketika sampai beritanya kepada Amirul Mu’minin Umar Ibnul Khoththob Rodhiyallohu ‘Anhu maka beliau memerintahkan untuk digalikan puluhan kuburan, lalu Nabi yang mulia tersebut -pada malam harinya- di masukan ke dalam salah satu kuburan, setelah itu semua kuburan ditimbun, pada pagi harinya manusia tidak mengetahui di kuburan manakah beliau ditimbun, dengan sebab itu mereka pun tidak mengetahui kuburannya yang mana?.
Tujuan dari perbuatan tersebut supaya manusia tidak mengagungkan kuburannya, karena Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam telah berkata:
Tujuan dari perbuatan tersebut supaya manusia tidak mengagungkan kuburannya, karena Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam telah berkata:
«لعن الله اليهود والنصارى، اتَّخذُوا قبور أنبيائهم مساجد».
“La’nat Alloh atas orang-orang Yahudi dan Nasroni, mereka menjadikan kuburan para Nabi mereka sebagai masjid”.
Aisyah Rodhiyallohu ‘Anha berkata:
Aisyah Rodhiyallohu ‘Anha berkata:
«ولولا ذلك لأُبْرِزَ قبرهُ، غير أني أخشى أن يُتَّخَذَ مسجدًا».
“Kalaulah bukan karena demikian itu maka tentu aku akan menampakan kuburan beliau (Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam), melainkan karena aku khawatir akan dijadikan sebagai kuburan”.
Dengan sebab itu Aisyah Rodhiyallohu ‘Anha menjadikan kuburan beliau di tempat tertutup yaitu di dalam rumah di dalam kamarnya.
Dengan sebab itu Aisyah Rodhiyallohu ‘Anha menjadikan kuburan beliau di tempat tertutup yaitu di dalam rumah di dalam kamarnya.
Dengan adanya kuburan-kuburan yang dikatakan sebagai kuburan para Nabi seperti ini, membuat banyak orang tersesat, terkadang mereka dari negara jauh datang ke Hadromaut hanya dalam rangka untuk ziaroh kubur, padahal Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam telah berkata:
«لا تشد الرحال إلا إلى ثلاثة مساجد: مسجدي هذا، والمسجد الحرم، ومسجد الأقصى»
“Jangan kamu menempuh perjalanan (jauh untuk ziaroh) kecuali kepada tiga masjid: Masjidku ini, masjid Harom dan masjid Aqsa”.
Ketika seseorang melakukan ziaroh ke masjid Nabi Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam maka tentu dia akan menziarohi pula kuburan Nabi Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam, karena kuburan beliau sekarang sudah di dalam masjid, yang dikelilingi tembok berlapis.
Ketika seseorang melakukan ziaroh ke masjid Nabi Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam maka tentu dia akan menziarohi pula kuburan Nabi Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam, karena kuburan beliau sekarang sudah di dalam masjid, yang dikelilingi tembok berlapis.
Dijawab oleh:
Abu Ahmad Muhammad bin Salim Al-Limboriy ‘Afallohu ‘Anhu
Abu Ahmad Muhammad bin Salim Al-Limboriy ‘Afallohu ‘Anhu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar