Al Imam Ibnul Qoyyim berkata: “Maka sesungguhnya hamba itu jika memurnikan niatnya untuk Alloh ta’ala, dan maksud dia, keinginan dia dan amalan dia itu adalah untuk wajah Alloh Yang Mahasuci, maka Alloh itu bersama dia, karena sesungguhnya Yang Mahasuci itu beserta orang-orang yang bertaqwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan. Dan kepala taqwa dan kebaikan adalah murninya niat untuk Alloh dalam penegakan kebenaran. Dan Alloh Yang Mahasuci itu tiada yang bisa mengalahkan-Nya. Maka barangsiapa Allo bersamanya, maka siapakah yang bisa mengalahkannya atau menimpakan kejelekan padanya? Jika Alloh bersama sang hamba, maka kepada siapakah dia takut? Jika Alloh tidak bersamanya, maka siapakah yang diharapkannya? Dan kepada siapa dia percaya? Dan siapakah yang menolongnya setelah Alloh meninggalkannya? Maka jika sang hamba menegakkan kebenaran terhadap orang lain, dan terhadap dirinya sendiri lebih dulu, dan dia menegakkannya itu adalah dengan menyandarkan pertolongan pada Alloh dan karena Alloh, maka tiada sesuatupun yang bisa menghadapinya. Seandainya langit dan bumi serta gunung-gunung itu membikin tipu daya untuknya, pastilah Alloh akan mencukupi kebutuhannya dan menjadikan untuknya jalan keluar dari masalahnya.” (“I’lamul Muwaqqi’in”/ hal. 412/cet. Darul Kitabil ‘Arobiy).

Hukum Memberi Salam Atau Menjawab Salam Orang Ahmadiyyah

cooltext1890289854
page-section-divider
Pertanyaan: Bismillah… Bagaimana hukumnya memberi/menjawab salam orang ahmadiyah? Apakah mereka muslim?.Jazakallahukhoir. Pertanyaan dari Jambi.
Jawab: Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam berkata:
«أفشوا السلام بينكم»
“Sebarkanlah salam di antara kalian”.
Yaitu diantara kaum muslimin, adapun Ahmadiyyah maka mereka tidak masuk di dalamnya, karena mereka adalah orang-orang kafir, tidak boleh diucapkan salam kepada mereka dan tidak boleh pula menjawab salam mereka,  karena mereka tidak beraqidah dengan aqidah Islam, diantara aqidah mereka adalah:
* Mereka meyakini bahwa Rosululloh Muhammad Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam bukan penutup nabi, bahkan Alloh akan terus mengutus para nabi sesuai kebutuhan yang dhorurot, dan bahwasanya Ghulam Ahmad paling utamanya para nabi. 
* Mereka meyakini bahwasanya Jibril ‘Alaihissalam turun kepada Ghulam Ahmad, bahwasanya dia mewahyukan kepadanya, bahwa ilhamnya seperti Al-Qur’an.

* Mereka berkeyakinan bahwa Qodiyan seperti Madinah Nabawiyyah dan seperti Makkah Mukarromah, bahkan dia lebih utama dari keduanya, dan buminya juga harom dan dia adalah kiblat mereka dan kepadanya mereka berhaji”.
Ini termasuk keyakinan-keyakinan kufur mereka.
Dijawab oleh:
Abu Ahmad Muhammad bin Salim Al-Limboriy ‘Afallohu ‘Anhu (3/4/1436).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar