Al Imam Ibnul Qoyyim berkata: “Maka sesungguhnya hamba itu jika memurnikan niatnya untuk Alloh ta’ala, dan maksud dia, keinginan dia dan amalan dia itu adalah untuk wajah Alloh Yang Mahasuci, maka Alloh itu bersama dia, karena sesungguhnya Yang Mahasuci itu beserta orang-orang yang bertaqwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan. Dan kepala taqwa dan kebaikan adalah murninya niat untuk Alloh dalam penegakan kebenaran. Dan Alloh Yang Mahasuci itu tiada yang bisa mengalahkan-Nya. Maka barangsiapa Allo bersamanya, maka siapakah yang bisa mengalahkannya atau menimpakan kejelekan padanya? Jika Alloh bersama sang hamba, maka kepada siapakah dia takut? Jika Alloh tidak bersamanya, maka siapakah yang diharapkannya? Dan kepada siapa dia percaya? Dan siapakah yang menolongnya setelah Alloh meninggalkannya? Maka jika sang hamba menegakkan kebenaran terhadap orang lain, dan terhadap dirinya sendiri lebih dulu, dan dia menegakkannya itu adalah dengan menyandarkan pertolongan pada Alloh dan karena Alloh, maka tiada sesuatupun yang bisa menghadapinya. Seandainya langit dan bumi serta gunung-gunung itu membikin tipu daya untuknya, pastilah Alloh akan mencukupi kebutuhannya dan menjadikan untuknya jalan keluar dari masalahnya.” (“I’lamul Muwaqqi’in”/ hal. 412/cet. Darul Kitabil ‘Arobiy).

Hanya Ada Dua Islam Atau Kafir

HANYA ADA DUA
ISLAM ATAU KAFIR

بسم الله الرحمن الرحيم، وبه نستعين، لا حول ولا قوة إلا بالله، وبعد:
Tiga hari yang lalu Sheikh Syi'ah berceramah lagi dengan berkata:
"Di dalam agama kita tidak dikenal yang namanya Syi'ah dan Sunniy, semuanya sama disebut orang-orang Islam, kemudian muncul Wahhabiyyun Takfiriyyun yang mereka mengkafirkan kita, padahal mereka yang kafir, pada asalnya mereka itulah yang kafir, mereka itu Amrikiyyun Su'udiyyun.".
Kami Ahlussunnah mengkafirkan mereka (kaum Syi'ah) karena mereka membuang mushhaf-mushhaf Al-Qur'an di dalam selokan di kota Sho'dah dan mereka membakar ratusan mushhaf Al-Qur'an di Kitaf, lalu Sheikh Syi'ah itu membalikan fakta, dia Qotalahulloh menyatakan bahwa:
"Wahhabiyyun (ya'ni kaum muslimin Dammaj) menghinakan Al-Qur'an, membuang Al-Qur'an di WC, mereka ketika telah selesai membaca Al-Qur'an maka mereka tanpa mengucapkan:
"صدق الله العظيم".
"Telah benar Alloh yang Maha Agung", bahkan Yahya Al-Hajuriy menyatakan bid'ah mengucapkan ini, jadi Alloh tidak benar, Al-Qur'an tidak benar yang benar Yahya Al-Hajuriy".

Dengan licik dan dustanya Sheikh Syi'ah yang kafir ini, tidak heran kalau kemudian Muhammad Al-Imam Laa Jazaahulloohu khoiro tidak mengkafirkan mereka, sebagaian ikhwah di Tanah Air mempertanyakan keberadaan Muhammad Al-Imam ini, karena mungkin mereka telah membaca "Nawaaqidul Islaam" (pembatal-pembatal keislaman) tentang barang siapa yang tidak mengkafirkan orang kafir maka dia adalah kafir.
Kita katakan:
"Muhammad Al-Imam adalah paling sesatnya ulama, dan paling hinanya orang yang mengaku sebagai "imam", kita tidak mengkafirkannya karena dia banyak berkelit dan bersilat lidah serta tidak berpendirian, dia banyak "kalaunya", "kalau Rofidhoh tidak menghinakan Al-Qur'an maka mereka adalah muslimun, kalau Rofidhoh....", dengan sebab tidak memiliki pendirian tetap, ini membuat kita tercegah untuk mengkafirkannya, adapun kalau dia dengan terangan-terangan menyatakan dengan pengitlakan bahwa Rofidhoh adalah muslimun dengan tanpa ada "kalau-kalau"nya maka kita akan kafirkan sebagaimana pengkafiran kita terhadap Abdurrohman Wahid alias Gusdur, karena dia tidak mengkafirkan Kristen, padahal Alloh Ta'ala telah berkata:
"إن الذين كفروا من أهل الكتاب والمشركين".
"Sesungguhnya orang-orang yang telah kafir dari kalangan Ahlil Kitab dan orang-orang musyrik".
Jika diitlakan di dalam Al-Qur'an tentang penyebutan Ahlul kitab maka dia adalah Yahudi dan Nashroni (Kristen).
Orang yang tidak mengkafirkan orang-orang kafir justru mereka sangat bermudah-mudahan dalam mengkafirkan kaum muslimin, sekadar contoh:
Gusdur dan orang-orang Shufiy tidak mengkafirkan Ahlul Kitab namun mereka berani mengkafirkan Imam An-Najdiy, juga Muhammad bin Abdil Wahhab Al-Washobiy Laa Jazaahulloohu Khoiro tidak mengkafirkan Rofidhoh namun dia berani mengkafirkan Imam Dammaj Yahya Al-Hajuriy dan mereka menghukumi untuk dipenggal kepala Al-Hajuriy dengan pedang:
"ربنا لا تزغ قلوبنا بعد إذ هديتنا".
"Wahai Robb kami, janganlah Engkau menyesatkan hati kami setelah Engkau memberi hidayah kepada kami".
Ditulis oleh:

Abu Ahmad Muhammad bin Salim Al-Limboriy di dalam parit di pertahanan Alu Manna' pada hari Rabu 29 Shofar 1435.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar