Al Imam Ibnul Qoyyim berkata: “Maka sesungguhnya hamba itu jika memurnikan niatnya untuk Alloh ta’ala, dan maksud dia, keinginan dia dan amalan dia itu adalah untuk wajah Alloh Yang Mahasuci, maka Alloh itu bersama dia, karena sesungguhnya Yang Mahasuci itu beserta orang-orang yang bertaqwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan. Dan kepala taqwa dan kebaikan adalah murninya niat untuk Alloh dalam penegakan kebenaran. Dan Alloh Yang Mahasuci itu tiada yang bisa mengalahkan-Nya. Maka barangsiapa Allo bersamanya, maka siapakah yang bisa mengalahkannya atau menimpakan kejelekan padanya? Jika Alloh bersama sang hamba, maka kepada siapakah dia takut? Jika Alloh tidak bersamanya, maka siapakah yang diharapkannya? Dan kepada siapa dia percaya? Dan siapakah yang menolongnya setelah Alloh meninggalkannya? Maka jika sang hamba menegakkan kebenaran terhadap orang lain, dan terhadap dirinya sendiri lebih dulu, dan dia menegakkannya itu adalah dengan menyandarkan pertolongan pada Alloh dan karena Alloh, maka tiada sesuatupun yang bisa menghadapinya. Seandainya langit dan bumi serta gunung-gunung itu membikin tipu daya untuknya, pastilah Alloh akan mencukupi kebutuhannya dan menjadikan untuknya jalan keluar dari masalahnya.” (“I’lamul Muwaqqi’in”/ hal. 412/cet. Darul Kitabil ‘Arobiy).

Buletin jum’at 18 – Azab Kubur Dan Kenikmatannya

Buletin AL-AMIN
Edisi: 18/Jum’at/8/5/1436


AZAB KUBUR DAN KENI’MATANNYA

بسم الله الرحمن الرحيم
 :الحمد لله، وأشهد أن لا إله إلا الله، وأشهد أن محمدا عبد الله ورسوله ,أما بعد
Azab kubur dan keni’matannya adalah termasuk perkara yang wajib diimani oleh setiap insan, dan sesungguhnya perkara ini adalah benar adanya, sebagaimana telah ditunjukan oleh dalil-dalil dari Al-Qur’an dan As-Sunnah serta fitroh dan akal manusia membenarkannya. 
Adapun dalil dari Al-Qur’an dan As-Sunnah maka diantaranya adalah perkataan Alloh Ta’ala:
يثبت الله الذين آمنوا بالقول الثابت في الحياة الدنيا وفي الأخرة
“Alloh akan mengokohkan orang-orang yang beriman dengan perkataan yang kokoh di kehidupan dunia dan di akhirat”.
Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam menetapkan adanya pertanyaan di dalam kubur dengan dalil ayat ini sebagaimana yang diriwayatkan oleh Al-Bukhoriy dan Muslim di dalam “Shohih” keduanya dari hadits Al-Baro’ bin ‘Azib Rodhiyallohu ‘Anhu, bahwa Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam berkata:
المسلم إذا سئل في القبر، شهد أن لا إله إلا الله وأن محمدا رسول الله، فذلك قوله: يثبت الله الذين آمنوا بالقول الثابت في الحياة الدنيا وفي الأخرة
“Seorang muslim jika ditanya di dalam kubur, maka dia bersaksi bahwasanya tidak ada sesembahan yang benar kecuali Alloh dan Muhammad adalah Rosululloh, demikian itu adalah perkataan-Nya: “Alloh akan mengokohkan orang-orang yang beriman dengan perkataan yang kokoh di kehidupan dunia dan di akhirat”.
Di dalam riwayat Muslim bahwasa Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam berkata:
«وإنكم مسئولون عني فما أنتم قائلون»
“Dan sesungguhnya kalian adalah ditanyai tentangku tentang apa yang kalian katakan”.
Demikian pula di dalam hadits Anas yang diriwayatkan oleh Al-Bukhoriy, bahwa Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam berkata:
«إذا وضع الرجل في قبره وانصرف عنه أهله فإنه ليسمع قرع نعالهم، فيأتيه ملكان فيجلسانه ويقولون: من ربك ومن ذلك الرجل الذي بعث فيكم؟».
“Jika seseorang telah diletakan di dalam kuburnya, lalu keluarganya berpaling dari (kubur)nya, maka sesungguhnya dia akan mendengar gerakan sandal mereka, kemudian dua malaikat datang kepadanya, lalu keduanya menhadapnya, dan mereka berkata: “Siapa Robbmu?, dan siapakah lelaki yang beliau diutus kepada kalian?”.
Dan kejadian ini seperti yang dikatakan oleh Alloh Ta’ala:
وَيَوْمَ يُنَادِيهِمْ فَيَقُولُ مَاذَا أَجَبْتُمُ المُرْسَلِينَ
“Dan pada hari Alloh menyeru mereka, maka Dia berkata: Apa jawaban kalian kepada para Rosul?”.
Pertanyaan yang diajukan di dalam kubur ada tiga pertanyaan sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ath-Thobroniy dengan sanad hasan sebagaimana yang disebutkan oleh Al-Haitsamiy dari hadits Abdulloh bin Mas’ud Rodhiyallohu ‘Anhu:
إن المؤمن إذا مات أجلس في قبره، فيقال له: من ربك؟، ما دينك؟، من نبيك؟، فيثبته الله، فيقول: ربي الله، وديني الإسلام، ونبي محمد صلى الله عليه وسلم، وقرأ عبد الله: يثبت الله الذين آمنوا بالقول الثابت في الحياة الدنيا وفي الأخرة
“Sesungguhnya seorang mu’min jika telah mati, dan telah menetap di kuburnya, maka dikatakan kepadanya: Siapa Robbmu?, apa agamamu?, dan siapa nabimu?, maka Alloh mengokohkannya, dia pun berkata: “Robbku adalah Alloh, agamaku adalah Islam dan nabiku adalah Muhammad Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam”, lalu Abdulloh membaca: “Alloh akan mengokohkan orang-orang yang beriman dengan perkataan yang kokoh di kehidupan dunia dan di akhirat”.
Demikianlah keadaan orang yang beriman, dia kokoh di atas keimananya ketika di dunia dengan senantiasa merealisasikan dan mewujudkan konsekwensi dari tiga persaksiaannya “Robbku adalah Alloh, agamaku adalah Islam dan nabiku adalah Muhammad Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam” maka ketika dikuburnya dia dikokohkan pula oleh Alloh Ta’ala untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Adapun orang-orang tidak beriman dan tidak beramal sholih sebagaimana orang-orang munafiq maka mereka di atas ketakutan dan rasa kegugupan yang sangat dahsyat hingga tidak bisa menjawab, melainkan hanya ucapan:
«هاه! هاه! لا أدري، سمعت الناس يقولون شيئًا فقلته».
“Ha, ha, aku tidak tahu, aku mendengar manusia mengatakan sesuatu maka aku ikut mengatakan”. Diriwayatkan oleh Al-Bukhoriy dan Muslim dari hadits Al-Baro’ bin ‘Azib dari Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam.
Di dunia mereka mengetahui jawabannya, mereka mudah mengucapkan dan mempersaksikan “Robbku adalah Alloh, agamaku adalah Islam dan nabiku adalah Muhammad Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam” sebagaimana mereka mudah pula mempersaksikan dua kalimat syahadat seperti yang dipersaksikan oleh bapak-bapak mereka, namun mereka tidak merealisasikan ma’na, kandungan dan konsekwensinya, dengan itu tidak membuat mereka bisa mengucapkannya di dalam kubur.
TANYA: Ana pernah berdiskusi dengan seorang aktivis sekte Hizbut Tahrir di masjid kampus tempat kuliahku, dia menganggap bahwa di kubur tidak ada siksaannya, ketika ana bawakan dalil maka ia mengalihkan kepada anggapan lain, pertanyaan ana bagaimana membantah orang yang beranggapan bahwa yang ada di kubur hanyalah fitnah bukan azab, karena dalil yang jelas hanya penyebutan fitnah bukan azab?.
JAWAB: Ibnu Atsir Rohimahulloh mengatakan:
إنكم تفتنون في القبور يريد مسألة منكر ونكير، من الفتنة الامتحان والاختبار
“Sesungguhnya kalian akan mendapatkan fitnah di dalam kubur, diinginkan adalah pertanyaan (dua malaikat) Munkar dan Nakir, termasuk dari fitnah adalah ujian dan eksperimen”.
Orang yang pantas mendapatkan azab kubur maka dia diberikan fitnah berupa pertanyaan, yang diberi kekokohan untuk menjawab maka dia tidak diazab, yang layak untuk mendapatkan azab kubur maka dia diazab di dalamnya, dalil masalah ini sangat jelas, Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam berkata tentang dua orang yang diazab di dalam kubur:
«إنهما ليعذبان، وما يعذبان في كبير، أما أحدهما فكان يمشي بالنميمة، وأما الآخر فكان لا يستنزه من بوله»
“Sungguh keduanya benar-benar sedang diazab, dan tidaklah keduanya diazab karena dosa besar, adapun salah satu dari keduanya maka keberadaannya dia adalah berjalan untuk membuat namimah (adu domba), dan adapun yang lainnya maka keberadaan dia adalah tidak membersihkan dari kencingnya”. Diriwayatkan oleh Al-Bukhoriy dan Muslim dari hadits Abdulloh bin Abbas.
Akal seseorang yang masih di atas fitroh mengakui bahwa azab kubur benar adanya, dan bahkan ini pernah disaksikan oleh sekelompok kaum muslimin, penuntut ilmu asal Kudus menceritakan kepada kami ketika di Markiz Daril Hadits Sana’a bahwa pernah terjadi di desa Ploso kota Kudus-Jawa, bahwa pernah kejadian ada dua orang yang meninggal dunia dalam waktu bersamaan, keluarga yang meninggal sudah menetapkan masing-masing tempat kuburnya, namun ketika dibawa ke kubur, yang jenazah pertama dikubur ke kuburan untuk jenazah kedua, baru berapa menit setelah dikubur, datanglah keluarga jenazah kedua membawa jenazah kedua, mereka tidak mau untuk mengubur ke tempat yang bukan mereka pesankan, mereka memaksa agar jenazah pertama yang dikubur di tempat kuburan jenazah mereka agar digali lagi dan dipindahkan, hingga terjadi keributan dan perdebatan, akhirnya digalilah, setelah digali ditemukan jenazahnya sudah rusak-rusak, kain kafannya sudah tersobek-sobek, dagingnya sudah terluka-luka, dan dipandang sangat menakutkan, padahal baru beberapa menit, puluhan manusia menyaksikan hal tersebut, padahal jenazah yang mereka masukan baru beberapa menit dan ketika dimasukan masih utuh, bersih dan kain kafannya juga utuh bersih namun ketika digali didapatilah dalam keadaan hina seperti itu. Orang-orang yang menyaksikan langsung beranggapan bahwa itu adalah azab.
Ketika kami masih sekolah di SMP kami dapati pula kejadian yang berkaitan dengan kubur, tempat pemakaman besar di kampung kami di Limboro ada di tanjung, bila kami ke sekolah maka kami melewati pemakaman tersebut, pada suatu hari ada salah seorang warga Limboro mati, lalu jenazahnya diantar ke pemakaman di tanjung tersebut, ketika diletakan di dalam kubur, seorang pengurus jenazahnya ingin memalingkan wajah jenazah ke arah kiblat, seketika itu jenazahnya langsung mengeluarkan suara seperti suara binatang buas yang sangat keras, dengan suara tersebut seakan-akan menggoncang kuburan, semua pengantar jenazah berlarian meninggalkan kuburan, yang tersisa hanyalah seorang pengurus jenazah yang ada di dalam kubur dan dia pun seakan-akan disambar petir, rasa kaget yang sangat dia rasakan, kemudian dia meminta diberi batu untuk pengalas pada kubur, ternyata tidak ada yang memberinya, dia pun beranjak naik ternyata semua pengantar jenazah sudah berlarian meninggalkan kuburan, dia pun memanggil dari jarak jauh, mereka pun kembali dan meneruskan menguburnya. Setelah kejadian itu manusia pun berbicara tentang jenazah yang bersuara tersebut, karena memang keberadaan jenazah tersebut semasa hidupnya tidak sholat lima waktu dan dia bergaul pula dengan para dukun.
TANYA: Apakah di dalam kubur ada keni’matannya?.
JAWAB: Di dalam kubur ada keni’matannya, dengan dalil hadits hasan yang diriwayatkan oleh At-Tirmidziy dan Ibnu Majah dari Hani’ maula Utsman bin Affan, beliau berkata: “Dahulu Utsman bin Affan jika beliau berdiri di atas kubur maka beliau menangis sampai basah jenggotnya, maka dikatakan kepadanya: Terkadang engkau mengingat Jannah dan neraka namun engkau tidak menangis, akan tetapi engkau menangis tentang ini?, maka beliau berkata: Sesungguhnya Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam berkata:
إن القبر أول منازل الآخرة فإن نجا منه فما بعده أيسر منه وإن لم ينج منه فما بعده أشد منه
“Sesungguhnya kubur adalah awal tempat menginap bagi akhirat, jika selamat darinya maka apa yang setelahnya adalah lebih mudah darinya, dan jika tidak selamat darinya maka apa yang setelahnya lebih dahsyat darinya”.
Cukuplah keberadaan para syuhada sebagai dalil tentang adanya ni’mat kubur, pada tahun 1434 Hijriyyah ribuan kaum muslimin di Dammaj-Yaman dan juga berdatangan para pengunjung dari luar Dammaj untuk menyaksikan karomah berupa utuhnya jenazah-jenazah para syuhada yang dikuburkan pada tahun 1433. Para jenazah sudah dikubur selama 1,5 (satu setengah) tahun namun didapati masih utuh, bahkan kain kafannya masih putih bersih, diketahui demikian karena ketika terjadi hujan mengakibatkan beberapa kuburan runtuh, akhirnya digali dan ingin diperbaiki ternyata didapatilah masih utuh para jenazahnya.
Ketika telah tersebar luas beritanya bahwa para jenazah semisal Sufyan Prancis, Abdulloh Amerika, Hisyam Malaysia, Sholeh Indonesia, guru kami Abu Hafsh Umar Iraq, dan yang selain mereka masih utuh, bahkan seorang wanita yang meninggal dalam keadaan hamil ketika digali ditemukan jenazahnya masih utuh pula, bahkan masih terlihat hamil dan darah masih mengalir dari tubuhnya, maka ada seorang asal Indonesia meragukannya, apa benar demikian?, dia pun melewati sebuah mobil yang mengangkut jenazah para syuhada, dia mencoba melihat di tengah-tengah sangat padatnya kaum muslimin, ternyata dia melihat salah seorang jenazah masih utuh, bahkan kain kafan serta pakaian dan jeket yang dikenakan oleh jenazah tersebut masih utuh, dia pun berkata: “Ternyata benar apa yang saya dengar selama ini”, dia pun semakin yakin, dan dia berkata: “Jenazah yang ana lihat berwajah orang Indonesia”, beliau katakan demikian karena beliau datang setelah perang dan pengepungan pertama, jadi beliau tidak mengenal siapa jenazah tersebut?.
Saudara kami Abu Muhammad Anas bin Salim Al-Limboriy Hafizhohulloh datang ke Dammaj setelah perang dan pengepungan pertama, dan beliau mengenal Sholih Indonesia setelah melihat jenazahnya hanya setengah badan namun masih utuh sebagaimana awal terbunuhnya, jenggotnya yang lurus rapi masih utuh, Allohu Akbar, semoga Alloh menjadikan kami dan saudara-saudara kami yang dibunuh oleh kaum kafir Rofidhoh sebagai para syuhada’.
Ditulis oleh :
Abu Ahmad Muhammad bin Salim Al-Limboriy Afahullohu’anhu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar