Al Imam Ibnul Qoyyim berkata: “Maka sesungguhnya hamba itu jika memurnikan niatnya untuk Alloh ta’ala, dan maksud dia, keinginan dia dan amalan dia itu adalah untuk wajah Alloh Yang Mahasuci, maka Alloh itu bersama dia, karena sesungguhnya Yang Mahasuci itu beserta orang-orang yang bertaqwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan. Dan kepala taqwa dan kebaikan adalah murninya niat untuk Alloh dalam penegakan kebenaran. Dan Alloh Yang Mahasuci itu tiada yang bisa mengalahkan-Nya. Maka barangsiapa Allo bersamanya, maka siapakah yang bisa mengalahkannya atau menimpakan kejelekan padanya? Jika Alloh bersama sang hamba, maka kepada siapakah dia takut? Jika Alloh tidak bersamanya, maka siapakah yang diharapkannya? Dan kepada siapa dia percaya? Dan siapakah yang menolongnya setelah Alloh meninggalkannya? Maka jika sang hamba menegakkan kebenaran terhadap orang lain, dan terhadap dirinya sendiri lebih dulu, dan dia menegakkannya itu adalah dengan menyandarkan pertolongan pada Alloh dan karena Alloh, maka tiada sesuatupun yang bisa menghadapinya. Seandainya langit dan bumi serta gunung-gunung itu membikin tipu daya untuknya, pastilah Alloh akan mencukupi kebutuhannya dan menjadikan untuknya jalan keluar dari masalahnya.” (“I’lamul Muwaqqi’in”/ hal. 412/cet. Darul Kitabil ‘Arobiy).

Buletin Jum’at 15 : Sebab-sebab Meraih Keamanan dan Ketenangan Dalam Kehidupan…

Buletin jum'at al-amin 15
Buletin AL-AMIN
Edisi: 15/Jum’at/16/4/1436
SEBAB-SEBAB MERAIH KEAMANAN DAN KETENANGAN DALAM KEHIDUPAN BERUMAH TANGGA, BERMASYARAKAT, BERBANGSA DAN BERNEGARA


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
االحمد لله رب العالمين, والعاقبة للمتقين, وأَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه. أما بعد
Diantara sebab-sebab tergapainya keamanan dan ketentraman dalam berumah tangga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara adalah:
1. Berislam (Memeluk Agama Islam).
Bila seseorang telah memeluk agama Islam dan menjalankan segala aturan-aturan dan syari’at-syari’atnya maka dia telah berada di puncak keni’matan, yang keni’matan tersebut meliputi ketenangan, keamanan dan ketentraman hidup, Alloh Ta’ala berkata tentang agama Islam yang telah sempurna ini: 
(الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا) [المائدة/3]
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kalian agama kalian, dan telah Ku-cukupkan kepada kalian nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhoi Islam itu sebagai agama bagi kalian”. (Al-Maidah: 3).
Syari’at Islam telah memberikan jaminan kepada siapa saja yang mau memeluk Islam dengan jaminan keamanan dan ketenangan hidup, di dalam “Ash-Shohihain” dari Abu Huroiroh Rodhiayallohu ‘Anhu bahwa Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam berkata:
«أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَشْهَدُوا أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، وَيُقِيمُوا الصَّلاَةَ، وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ، فَإِذَا فَعَلُوا ذَلِكَ عَصَمُوا مِنِّى دِمَاءَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ إِلاَّ بِحَقِّ الإِسْلاَمِ، وَحِسَابُهُمْ عَلَى اللَّهِ».
“Aku diutus untuk memerangi manusia sampai mereka bersaksi: Tidak ada sesembahan yang haq disembah kecuali Alloh, dan Muhammad adalah Rosululloh, menegakan sholat, menunaikan zakat, jika mereka mengerjakan yang demikian itu maka terlindungi dariku darah-darah mereka, harta-harta mereka kecuali dengan haq Islam, dan perhitungan mereka kepada Alloh”.
2. Bertauhid dan Beriman.
Alloh Ta’ala berkata:
(وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ) [النور/55].
“Dan Alloh telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kalian dan mengerjakan amal-amal yang sholih bahwa Dia benar-benar akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhoi-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap beribadah kepada-Ku dengan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu apapun. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasiq”. (An-Nuur: 55).
3. Bertaqwa dan Bertawakkal.
Allah Ta’ala berkata:
(وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا * وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا) [الطلاق/2، 3]
“Barangsiapa bertaqwa kepada Alloh niscaya maka Dia akan mengadakan baginya jalan keluar, dan memberinya rezqi dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Alloh niscaya Alloh akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Alloh melaksanakan urusan yang (dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Alloh telah menentukan terhadap segala sesuatu”. (Ath-Tholaq: 2-3).
4. Dzikir (Mengingat Alloh).
Alloh Ta’ala berkata:
(الَّذِينَ آَمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ) [الرعد/28]
“Orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Alloh. Ingatlah, hanya dengan mengingat Alloh hati menjadi tenteram”. (Ar-Ra’d: 28).
5. Berpegang Teguh Kepada Kebenaran.
Berpegang teguhnya seseorang kepada suatu kebenaran maka dengan sebab itu akan lenyap darinya segala macam yang tidak mencocoki dirinya dan tidak mencocoki kebenaran itu, juga akan memunculkan kebaikan yang dia senangi, baik itu berupa ketenangan, ketentraman dan kebahagian hidup, hal ini disebabkan dengan berkibarnya kebenaran dan lenyapnya kebatilan yang selalu mempengaruhi hidupnya, Alloh Ta’ala berkata:
(وَقُلْ جَاءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ إِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوقًا * وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآَنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ وَلَا يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلَّا خَسَارًا) [الإسراء/81، 82].
“Dan katakanlah: “Kebenaran telah datang dan kebatilan telah lenyap”. Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap. Dan Kami turunkan dari Al-Quran sesuatu yang menjadi penawar dan rohmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zholim kecuali kerugian”. (Al-Isro': 81-82).
Kebenaran yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah yang barang siapa berpegang teguh kepadanya maka Alloh Ta’ala akan memberinya penerang (cahaya) ke jalan yang lurus, yang dipenuhi dengan ketenangan dan ketentraman ketika seseorang mengikuti jalan tersebut, Alloh Ta’ala berkata:
﴿رَسُولًا يَتْلُو عَلَيْكُمْ آَيَاتِ اللَّهِ مُبَيِّنَاتٍ لِيُخْرِجَ الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ وَيَعْمَلْ صَالِحًا يُدْخِلْهُ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا قَدْ أَحْسَنَ اللَّهُ لَهُ رِزْقًا﴾ [الطلاق/11]
“(Dan mengutus) seorang Rosul yang membacakan kepada kalian ayat-ayat Alloh yang menerangkan segala sesuatu, supaya dia mengeluarkan orang-orang yang yang beriman dan yang mengerjakan amal sholih dari kegelapan menuju cahaya yang terang benderang. Dan barang siapa beriman kepada Alloh dan mengerjakan amal sholih niscaya Alloh akan memasukannya ke dalam Jannah (surga) yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya, sesungguhnya Alloh memberikan rizqi yang terbaik baginya”. (Ath-Tholaq: 11).
Alloh Ta’ala juga berkata:
﴿هُوَ الَّذِي يُنَزِّلُ عَلَى عَبْدِهِ آَيَاتٍ بَيِّنَاتٍ لِيُخْرِجَكُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَإِنَّ اللَّهَ بِكُمْ لَرَءُوفٌ رَحِيمٌ﴾ [الحديد/9].
“Dia-lah yang menurunkan kepada hamba-Nya Ayat-ayat yang terang (Al-Quran), supaya Dia mengeluarkan kalian dari kegelapan kepada cahaya. Dan sesungguhnya Alloh benar-benar Ar-Rouf lagi Ar-Rohim terhadap kalian”.(Al-Hadiid: 9).
Alloh Ta’ala juga berkata:
﴿هُوَ الَّذِي يُصَلِّي عَلَيْكُمْ وَمَلَائِكَتُهُ لِيُخْرِجَكُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَكَانَ بِالْمُؤْمِنِينَ رَحِيمًا﴾ [الأحزاب/43].
“Dia-lah yang memberi rohmat kepada kalian dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untuk kalian), supaya Dia mengeluarkan kalian dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). dan adalah Dia Ar-Rohim kepada orang-orang yang beriman”. (Al-Ahzab: 43).
Alloh Ta’ala juga berkata:
﴿وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا مُوسَى بِآَيَاتِنَا أَنْ أَخْرِجْ قَوْمَكَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَذَكِّرْهُمْ بِأَيَّامِ اللَّهِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآَيَاتٍ لِكُلِّ صَبَّارٍ شَكُورٍ﴾ [إبراهيم/5].
“Dan sungguh Kami telah mengutus Musa dengan membawa Ayat-ayat Kami, (dan Kami perintahkan kepadanya): “Keluarkanlah kaummu dari kegelapan yang menggulita kepada cahaya yang terang benderang dan ingatkanlah mereka kepada hari-hari Alloh. Sesunguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Alloh) bagi setiap orang penyabar dan banyak bersyukur”. (Ibrohim: 5).
Alloh Ta’ala berkata:
﴿الر. كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ لِتُخْرِجَ النَّاسَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِ رَبِّهِمْ إِلَى صِرَاطِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ﴾ [إبراهيم/1].
“Alif Lam Ro, (ini adalah) kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Robb mereka, (yaitu) menuju jalan Robb yang Al-‘Aziz lagi Al-Hamid”. (Ibrohim: 1).
Alloh Ta’ala juga berkata:
﴿يَهْدِي بِهِ اللَّهُ مَنِ اتَّبَعَ رِضْوَانَهُ سُبُلَ السَّلَامِ وَيُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِهِ وَيَهْدِيهِمْ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ﴾ [المائدة/16].
“Dengan kitab Itulah Alloh menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhoan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Alloh mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus”.(Al-Maidah: 16).
Alloh Ta’ala juga berkata:
﴿اللَّهُ وَلِيُّ الَّذِينَ آَمَنُوا يُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَوْلِيَاؤُهُمُ الطَّاغُوتُ يُخْرِجُونَهُمْ مِنَ النُّورِ إِلَى الظُّلُمَاتِ أُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ﴾ [البقرة/257].
“Alloh pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya adalah syaithon, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan. Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya”. (Al-Baqoroh: 257).
Dan barang siapa melepaskan dirinya dan berpaling dari kebenaran yang ada di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah serta tidak melaksakan apa yang disyari’atkan maka hidupnya tidak akan tenang, sama saja di dunianya atau pun di akhiratnya, Alloh Ta’ala berkata:
(وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى * قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِي أَعْمَى وَقَدْ كُنْتُ بَصِيرًا * قَالَ كَذَلِكَ أَتَتْكَ آَيَاتُنَا فَنَسِيتَهَا وَكَذَلِكَ الْيَوْمَ تُنْسَى *  وَكَذَلِكَ نَجْزِي مَنْ أَسْرَفَ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِآَيَاتِ رَبِّهِ وَلَعَذَابُ الْآَخِرَةِ أَشَدُّ وَأَبْقَى) [طه/124، 127].
“Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”. Orang tersebut berkata: “Ya Robbku, mengapa Engkau membangkitkanku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?” Alloh berkata: “Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, lalu kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamupun dilupakan”. Dan demikianlah Kami membalas orang yang melampaui batas dan tidak beriman kepada ayat-ayat Robbnya. Dan sesungguhnya azab di akhirat itu lebih berat dan lebih kekal”. (Thoha: 124-127).
6. Beramal Sholih.
Dengan amalan sholih seseorang akan dapat meraih ketenangan hidup di dunia dan akan terjaga serta terpelihara jiwa raga, harta benda dan kehormatannya, dan anak keturunannya pun akan merasakan kebaikan tersebut, Alloh Ta’ala berkata:
(وَأَمَّا الْجِدَارُ فَكَانَ لِغُلَامَيْنِ يَتِيمَيْنِ فِي الْمَدِينَةِ وَكَانَ تَحْتَهُ كَنْزٌ لَهُمَا وَكَانَ أَبُوهُمَا صَالِحًا فَأَرَادَ رَبُّكَ أَنْ يَبْلُغَا أَشُدَّهُمَا وَيَسْتَخْرِجَا كَنْزَهُمَا رَحْمَةً مِنْ رَبِّكَ) [الكهف/82].
“(Berkata Khidhir kepada Musa): Adapun dinding rumah adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang bapak keduanya adalah orang sholih, maka Robbmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu, sebagai rohmat dari Robbmu”. (Al-Kahfi: 82).
Demikianlah pengaruh amal sholih terhadap pelakunya di dunia ini. Tidak hanya itu, namun diakhirat pun dia dapatkan kebaikan dan pengaruhnya, Alloh Ta’ala berkata:
(مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ) [النحل/97].
“Barangsiapa yang beramal sholih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan dia beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”.(An-Nahl: 94).
Dan Alloh Ta’ala berkata:
(وَمَنْ يَعْمَلْ مِنَ الصَّالِحَاتِ مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولَئِكَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ وَلَا يُظْلَمُونَ نَقِيرًا) [النساء/124].
“Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal sholih, baik laki-laki maupun wanita sedang dia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam Jannah dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun”. (An-Nisa': 124).
7. Keharusan bagi Muslimah yang Safar untuk Ditemani Mahramnya.
Diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhoriy dalam “Shohihnya” dari Ibnu ‘Abbas Rodhiyallohu ‘Anhuma, bahwa Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam berkata:
﴿لا تسافر المرأة إلا مع ذي محرم ولا يدخل عليها رجل إلا ومعها محرم﴾.
“Tidak boleh bagi wanita melakukan safar kecuali bersama mahrom dan tidak boleh bagi seseorang masuk (menemui) wanita kecuali wanita tersebut bersama mahromnya”. 
Demikian indahnya syari’at Islam yang telah menempatkan kaum Hawa (para wanita) pada tempatnya yang paling mulia. Tidaklah syari’at membuat aturan semisal itu melainkan untuk kemaslahatan dan terjaganya kehormatan kaum Hawa, bila aturan tersebut ditaati maka buah yang akan dipetik adalah ketenangan, ketentraman, kedamaian dan kebahagian hidup baik di dunia ini maupun di akhirat kelak, dan bila dilanggar maka kenistaan, penderitaan dan kesengsaraan yang akan dirasa, Alloh Ta’ala berkata:
(مَنْ عَمِلَ سَيِّئَةً فَلَا يُجْزَى إِلَّا مِثْلَهَا وَمَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولَئِكَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ يُرْزَقُونَ فِيهَا بِغَيْرِ حِسَابٍ) [غافر/40].
“Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka dia tidak akan dibalasi melainkan sebanding dengan kejahatan itu. Dan barangsiapa mengerjakan amal yang sholih baik laki-laki maupun perempuan sedang dia dalam keadaan beriman, maka mereka akan masuk Jannah (surga), mereka diberi rezqi di dalamnya tanpa hisab”. (Ghofir: 40).
Dan bila syariat dan aturan-aturannya tersebut dilanggar dan diselisihi maka petaka, penderitaan dan bencana akan Alloh Ta’ala timpakan, Alloh Ta’ala berkata:
(فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ) [النور/63]
“Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah-Nya takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih”. (An-Nur: 63).
8. Menghadiri Majelis Ilmu.
Alloh Ta’ala berkata:
(يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ وَإِذَا قِيلَ انْشُزُوا فَانْشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ) [المجادلة/11]
“Wahai orang-orang beriman apabila dikatakan kepada kalian: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Alloh akan memberi kelapangan untuk kalian. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kalian”, maka berdirilah, niscaya Alloh akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Alloh adalah Al-Khobir atas apa yang kalian kerjakan”. (Al-Mujadilah: 11).
Diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim dalam “Shohihnya” dari Abu Huroiroh Rodhiyallohu ‘Anhu, bahwa Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam berkata:
ومن سلك طريقا يلتمس فيه علما سهل الله له به طريقا إلى الجنة وما اجتمع قوم في بيت من بيوت الله يتلون كتاب الله ويتدارسونه بينهم إلا نزلت عليهم السكينة وغشيتهم الرحمة وحفتهم الملائكة.
“Dan barangsiapa yang menempuh suatu jalan dalam rangka untuk menuntut ilmu maka Alloh akan memudahkan baginya jalan menuju Jannah, dan tidaklah berkumpul suatu kaum di rumah dari rumah-rumah Alloh (masjid) yang mereka membaca kitab Alloh (Al-Qur’an) dan mereka saling mengajarkannya diantara mereka melainkan akan turun kepada mereka ketenangan, dan diliputi rohmat dan dinaungi oleh malaikat”.
9. Mentaati Ulil Amri (Penguasa dan Ulama) dan Mengembalikan Probkematika Umat Kepada Mereka.
Alloh Ta’ala berkata:
(وَإِذَا جَاءَهُمْ أَمْرٌ مِنَ الْأَمْنِ أَوِ الْخَوْفِ أَذَاعُوا بِهِ وَلَوْ رَدُّوهُ إِلَى الرَّسُولِ وَإِلَى أُولِي الْأَمْرِ مِنْهُمْ لَعَلِمَهُ الَّذِينَ يَسْتَنْبِطُونَهُ مِنْهُمْ وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ لَاتَّبَعْتُمُ الشَّيْطَانَ إِلَّا قَلِيلًا) [النساء/83]
“Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, lalu mereka menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rosul dan ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya akan mengetahuinya dari mereka (Rosul dan ulil Amri). Kalau tidaklah karena karunia dan rohmat Alloh kepada kalian, tentulah kalian mengikuti syaithon, kecuali sebagian kecil saja (di antara kalian)”. (An-Nisa': 83).
Alloh Ta’ala berkata:
(يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا) [النساء/59]
“Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Alloh dan taatilah Rosul(Nya), dan ulil amri di antara kalian. Kemudian jika kalian berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah dia kepada Alloh (Al-Quran) dan Rosul (Sunnahnya), jika kalian benar-benar beriman kepada Alloh dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagi kalian) dan lebih baik akibatnya”. (An-Nisa': 59).
10. Membenci dan Berlepas Diri dari Fitnah-fitnah.
Betapa benar apa yang diriwayatkan oleh Al-Imam Abu Dawud dari Miqdad bin Aswad, bahwa Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam berkata:
«إن السعيد لَمَن جُنِّبَ الفِتَن، إن السعيد لَمَن جُنِّبَ الفِتَن، إن السعيد لَمَن جُنِّبَ الفِتَن، ولَمن ِابْتُلِي َفصبر، فَواها (أي فوا عجبا له».
“Sesungguhnya orang yang bahagia adalah orang yang dijauhkan dari fitnah, sesungguhnya orang yang bahagia adalah orang yang dijauhkan dari fitnah, sesungguhnya orang yang bahagia adalah orang yang dijauhkan dari fitnah, dan bila diberi cobaan maka dia bersabar, maka betapa mengagumkan (kebahagian yang dimilikinya)”. 
Alloh Ta’ala berkata:
(وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ ثُمَّ إِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فَإِلَيْهِ تَجْأَرُونَ) [النحل/53]
“Dan apa saja ni’mat yang ada pada kalian, maka itu datangnya dari Alloh, dan bila kalian ditimpa oleh kemudhoratan, maka hanya kepada-Nya-lah kalian meminta pertolongan”. (An-Nahl: 53).
Direvisi oleh penulis (Abu Ahmad Muhammad bin Salim Al-Limboriy) pada 15/4/1436.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar