Al Imam Ibnul Qoyyim berkata: “Maka sesungguhnya hamba itu jika memurnikan niatnya untuk Alloh ta’ala, dan maksud dia, keinginan dia dan amalan dia itu adalah untuk wajah Alloh Yang Mahasuci, maka Alloh itu bersama dia, karena sesungguhnya Yang Mahasuci itu beserta orang-orang yang bertaqwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan. Dan kepala taqwa dan kebaikan adalah murninya niat untuk Alloh dalam penegakan kebenaran. Dan Alloh Yang Mahasuci itu tiada yang bisa mengalahkan-Nya. Maka barangsiapa Allo bersamanya, maka siapakah yang bisa mengalahkannya atau menimpakan kejelekan padanya? Jika Alloh bersama sang hamba, maka kepada siapakah dia takut? Jika Alloh tidak bersamanya, maka siapakah yang diharapkannya? Dan kepada siapa dia percaya? Dan siapakah yang menolongnya setelah Alloh meninggalkannya? Maka jika sang hamba menegakkan kebenaran terhadap orang lain, dan terhadap dirinya sendiri lebih dulu, dan dia menegakkannya itu adalah dengan menyandarkan pertolongan pada Alloh dan karena Alloh, maka tiada sesuatupun yang bisa menghadapinya. Seandainya langit dan bumi serta gunung-gunung itu membikin tipu daya untuknya, pastilah Alloh akan mencukupi kebutuhannya dan menjadikan untuknya jalan keluar dari masalahnya.” (“I’lamul Muwaqqi’in”/ hal. 412/cet. Darul Kitabil ‘Arobiy).

Tanggapan Abu Ahmad Al Limbory Tentang Sekte Syi'ah di Indonesia

TANGGAPAN ABU AHMAD MUHAMMAD AL-LIMBORIY TERHADAP SEKTE SYI'AH DI TANAH AIRKU INDONESIA

Seorang Ibu yang Sholihah berkata:

"Di daerah saya sudah banyak Syi'ah, apalagi di Bandung, mereka kawin tanpa saksi tanpa wali, tanpa mahar".

Tanggapan:

Bila seperti ini keadaan mereka maka sungguh mereka telah berzina. Pemerintah kaum muslimin berkewajiban mengingkari perbuatan mereka, Rosululloh Shollallohu 'Alaihi wa Sallam berkata:


من رأى منكم منكرا فليغير بيده فإن لم يستطع فبلسانه، فإن لم يستطع فبقلبه، وذلك أضعف الإيمان.

"Barang siapa diantara kalian melihat suatu kemungkaran maka hendaknya dia merubahnya dengan tangannya, jika tidak sanggup maka dengan hatinya, dan demikian itu adalah paling lemahnya iman".
Bila mereka sudah menikah namun melakukan perbuatan itu maka dirajam sampai mati, bila belum menikah maka dicambuk seratus kali lalu dipisahkan antara kedua pezinanya, kami yakin bahwa pemerintah kaum muslimin mampu untuk menerapkan hukum ini, kalau seandainya tidak mampu maka kami nasehatkan untuk jangan dibiarkan mereka leluasa hidup di tengah-tengah umat Islam, karena sesungguhnya mereka itu adalah perusak terhadap para hamba dan perusak negri.

Coba kita perhatikan negeri Yaman, dari sejak berdirinya negara Republik Yaman hingga hari ini, mereka terus melakukan pemberontakan kepada negara dan melakukan pembunuhan terhadap rakyat yang tidak bersalah.


Maka kami nasehatkan kepada pemerintah NKRI (Negara Kesatuan Repoblik Indonesia) untuk jangan membiarkan mereka berkembang biak di Tanah Air, namun hendaknya pemerintah waspada dan berhati-hati dari mereka, dan berupaya dengan sekuat tenaga untuk mencegah sekte Syi'ah ini berkembang di Tanah Air, bukankah: "Mencegah mereka lebih baik dari pada bertempur dengan mereka dikemudian hari?!".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar