Al Imam Ibnul Qoyyim berkata: “Maka sesungguhnya hamba itu jika memurnikan niatnya untuk Alloh ta’ala, dan maksud dia, keinginan dia dan amalan dia itu adalah untuk wajah Alloh Yang Mahasuci, maka Alloh itu bersama dia, karena sesungguhnya Yang Mahasuci itu beserta orang-orang yang bertaqwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan. Dan kepala taqwa dan kebaikan adalah murninya niat untuk Alloh dalam penegakan kebenaran. Dan Alloh Yang Mahasuci itu tiada yang bisa mengalahkan-Nya. Maka barangsiapa Allo bersamanya, maka siapakah yang bisa mengalahkannya atau menimpakan kejelekan padanya? Jika Alloh bersama sang hamba, maka kepada siapakah dia takut? Jika Alloh tidak bersamanya, maka siapakah yang diharapkannya? Dan kepada siapa dia percaya? Dan siapakah yang menolongnya setelah Alloh meninggalkannya? Maka jika sang hamba menegakkan kebenaran terhadap orang lain, dan terhadap dirinya sendiri lebih dulu, dan dia menegakkannya itu adalah dengan menyandarkan pertolongan pada Alloh dan karena Alloh, maka tiada sesuatupun yang bisa menghadapinya. Seandainya langit dan bumi serta gunung-gunung itu membikin tipu daya untuknya, pastilah Alloh akan mencukupi kebutuhannya dan menjadikan untuknya jalan keluar dari masalahnya.” (“I’lamul Muwaqqi’in”/ hal. 412/cet. Darul Kitabil ‘Arobiy).

MENGENANG TRAGEDI AHAD 12 SHOFAR 1435

MENGENANG TRAGEDI AHAD 12 SHOFAR 1435
بسم الله الرحمن الرحيم.الحمد لله، نحمده، ونستعينه، ونستغفره.أما بعد:

Sungguh termasuk dari perkara yang besar, yang dengannya membuat hati kaum muslimin menangis yaitu berita tentang keadaan saudara-saudari mereka di bumi Dammaj:

"المؤمن للمؤمن كالبنيان يشد بعضه بعضا".

"Seorang mu'min terhadap mu'min yang lainnya bagaikan satu bangunan yang saling menguatkan antara satu dengan yang lainnya".
Bila seorang mu'min melihat apa yang telah dirasakan oleh saudaranya di bumi Dammaj maka tentu dia akan menangis, bagaimana tidak, saudara-saudari mereka di Dammaj diblokade, kebutuhan pokok tidak bisa masuk ke Dammaj, bersamaan dengan itu mereka juga diperangi dengan senjata besar dan senjata kecil.
Kaum muslimin Dammaj benar-benar sedang berada di puncak ujian besar, sungguh terkenang dan terukir di dalam dada ini kejadian yang menakjubkan pada hari Ahad 12 Shofar 1435.

Di saat diri bertambah lemah akibat kurang beristrahat dan kurang kebutuhan, terasa sakit pada anggota-anggota badan, kaki mencoba melangkah menuju klinik tempat para korban, sesampainya di dalam terdengarlah suara tembakan tank yang menggetarkan, kakipun berbalik melangkah untuk kembali menghadiri pertempuran.
Serangan yang dilakukan oleh kaum Syi'ah kali ini benar-benar teratur dan ngawur, karena memang beberapa hari sebelum penyerangan mereka telah latihan kelaskaran di balik bukit Mudawwar, Abu Muhammad Anas bin Salim Al-Limboriy Hafizhohulloh berkata: "Aku melihat Syi'ah menyerang di perbatasan Alu Manna' dengan teratur, pasukan depan merentet dan di belang pasukan itu ada pemegang basoka, kami menembaki yang di depan ternyata yang di belakang pasukan itu menembak dengan basoka hingga aku terluka...".
Dalam serangan ini sebagaimana biasanya, bila mereka mau menyerang ke Alu Manna' maka mereka menembak terlebih dahulu dengan tank dari bukit Shoma'at, tembakan ini dimaksudkan untuk menghancurkan tempat-tempat jaga, parit dan menjadikan jalan terbuka, kemudian pasukan mereka menyerang, walaupun serangan pasukan mereka dahsyat namun korban kawan-kawan yang kita dapati hampir semua karena terkena senjata besar semisal tembakan tank, mortir, meriam dan basoka.
Dalam serangan ini yang terbunuh ada dua:
1. Abu Bilal komandan orang-orang Abyan.
2. Sulaiman penjaga Darul Atsar Dammaj Rohmatulloh 'Alaihima, Rosululloh Shollallohu 'Alaihi wa Sallam berkata:
"من قتل دون دينه فهو شهيد".
"Barang siapa terbunuh karena (membela) agamanya maka dia adalah syahid".
Dan beliau berkata:
"من قاتل لتكون كلمة الله هي العليا فهو في سبيل الله".
"Barang siapa berperang supaya kalimat Alloh adalah tinggi maka dia di jalan Alloh".
Adapun luka-luka sekitar 30 (tiga puluh) ikhwah, kebanyakannya dari kawan-kawan asal Abyan dan seorang asal Hadromaut, dua asal Indonesia (Anas dan Hasan), dan seorang lagi asal Afriqa (Isma'il) -semoga Alloh menyembuhkan mereka dan menerima amalan mereka-:
"والذي نفسي بيده  لا يكلم أحد في سبيل الله والله أعلم من يكلم في سبيله إلا جاء يوم القيامة واللون لون الدم والريح ريح المسك".
"Demi Yang jiwaku berada di tangan-Nya tidaklah seseorang terluka di jalan Alloh dan Alloh lebih tahu siapa yang terluka di jalan-Nya melainkan akan datang pada hari kiamat dengan warna warnanya darah dan wangi wanginya minyak wangi".
KEADAAN KLINIK
Klinik Dammaj yang digunakan untuk merawat para pasien benar-benar sangat mengkhawatirkan, dengan keterbatasan alat medis, sempitnya ruangan, kurangnya obat-obatan dan tenaga medis serta para perawatnya, yang terlukapun harus berjuang menahan derita, karena harus menunggu antrian hingga terkadang sehari semalam di klinik baru bisa mendapatkan pelayanan.
Banyak yang keluar dari klinik di dalam lukanya masih terdapat biji-biji percikan senjata besar, bahkan ada yang sudah dijahit dalam keadaan biji-biji itu masih di dalam lukanya, hal demikian itu karena tidak adanya alat untuk mendeteksi semisal alat Radiologi, CT scan, MRI atau alat yang
semisalnya.
Yang merasa diri lukanya agak ringan walaupun masih ada biji-biji itu pada tubuhnya, dia bergegas kembali ke Alu Manna' untuk mengisi tempat jaga, sungguh besar keutamaan bagi yang keluar ke tempat jihad:
"لغزوة في سبيل الله أو روحة خير من الدنيا وما فيها".
"Sungguh berperang di jalan Alloh atau keluar (untuk berperang dalam waktu yang sangat singkat) adalah lebih baik dari pada dunia dan apa-apa yang ada di dalamnya".

اللهم عليك بالشيعة، اللهم عليهم، اللهم مزقهم كل ممزق.اللهم اغفرلنا وارحمنا واحفظنا.والحمد لله رب العالمين.
Ditulis Oleh Saudara Kami Yang Mulia
Abu Ahmad Muhammad bin Salim Al Limbory

Tidak ada komentar:

Posting Komentar