PUJIAN
YANG MEMBINASAKAN
PERTANYAAN :
بسم الله الرحمن الرحيم.
Apa pendapat anta buat orang yang berlebihan memuji anta sampai
menyakiti ustadz kita?.
JAWABAN :
بسم الله الرحمن الرحيم.
الحمد لله، وبعد:
Rosululloh Shollallohu 'Alaihi wa
Sallam saja makhluk terbaik dipuji sebagai bentuk perendahkan kepada
saudara-saudaranya para nabi maka beliau melarang orang yang memuji itu,
apalagi kami sebagai hamba Alloh yang tidak luput dari salah!.
Sungguh kami tidak ridho terhadap
siapa saja yang memuji kami terhadap sesuatu yang tidak ada pada kami, atau
pujian dengan maksud merendahkan atau menjatuhkan saudara-saudariku
Ahlissunnah.
"وكفى بالله شهيدا".
"Dan cukuplah bagi Alloh
sebagai saksi".
PERTANYAAN :
Lalu bagaimana dengan orang
yang memuji sobatnya dan menjelekan anta, apa jawaban anta?
JAWABAN :
Jawabanku, Rosululloh Shollallohu
'Alaihi wa Sallam berkata di dalam pembukaan khutbahnya:
"إن الحمد لله، نحمده....".
"Sesungguhnya (segala)
pujian hanya untuk Alloh, kita memuji-Nya...".
Jika sudah tahu pujian itu adalah
milik Alloh maka untuk apa kita sebagai hamba yang penuh kelemahan ini
mengharap pujian dari kawan atau mencari pujian dari orang lain?!.
Adapun orang memuji kawannya
dengan tujuan menjatuhkan kami maka sungguh telah kami dapati, ketika ada
orang-orang ingin duduk bersamaku untuk saling memberi faedah ilmiyyah
tiba-tiba datang seseorang berkata kepada orang-orang yang mendekatiku itu:
"Kalau mau belajar, belajar
sama orang Yaman, jangan belajar sama orang Indonesia", ternyata maksudnya
jangan belajar sama orang Indonesia itu supaya tidak duduk belajar denganku,
tapi maksudnya supaya belajar dengannya dan itu terbukti sebagaimana ucapannya:
"Aku takut orang tertipu denganya" ya'ni tertipu dengan kami.
Atau kalau orang yang dekati kami
sulit dia arahkan kepada dirinya maka
dia gunakan bahasa tipuan:
"Jangan belajar dengan dia,
dia itu begini dan begitu" (sambil menyebutkan sesuatu yang menurutnya itu
adalah aib kami), kemudian dia berkata: "Belajar sama temanku yang itu
(dengan menyebutkan namanya), masya Alloh dia hafal Shohih Muslim".
Dari rayuan dan tipuannya itu dia
mengira akan bermanfaat untuk dirinya atau untuk kawannya, justru itu adalah
penghinaan untuknya dan perendahan terhadap kawannya secara tidak dia sadari,
bagaimana dia memuji dengan cara tanpa merinci?, seandainya kalau dia memuji
kawannya dengan mengatakan keadaan yang sebenarnya ya'ni sudah menghafal
MUKHTASHOR SHOHIH MUSLIM bukan SHOHIH MUSLIM aslinya, dan mukhtashor itupun
tidak semuanya dihafal namun satu KITAB di dalamnya dilewati, maka hal ini
tidak sepantasnya untuk digunakan sebagai bahan menjatuhkan orang baik,
kalaupun kawannya menghafal SHOHIH MUSLIM secara sempurna dengan sanad dan
matannya maka sangat tidak dibenarkan untuk digunakan sebagai bahan menjatuhkan
orang baik atau sebagai bahan untuk memisahkan orang-orang baik dengan para
kawannya, hafalan seseorang urusannya di sisi Alloh, kapan Dia menginginkan
untuk mencabutnya dari dada setiap para penghafal maka Dia cabut dengan mudah,
maka apa yang akan dikagumkan setelah itu?!, betapa banyak da'i-da'i di
Indonesia keluaran dari Darul Hadits dikatakan banyak hafalan, kemanakah
hafalan itu semuanya?.
رب زدني علما.
"Ya Robbku tambahkan
kepadaku ilmu".
Dijawab oleh: Muhammad bin Salim
Al-Limboriy.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar