Al Imam Ibnul Qoyyim berkata: “Maka sesungguhnya hamba itu jika memurnikan niatnya untuk Alloh ta’ala, dan maksud dia, keinginan dia dan amalan dia itu adalah untuk wajah Alloh Yang Mahasuci, maka Alloh itu bersama dia, karena sesungguhnya Yang Mahasuci itu beserta orang-orang yang bertaqwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan. Dan kepala taqwa dan kebaikan adalah murninya niat untuk Alloh dalam penegakan kebenaran. Dan Alloh Yang Mahasuci itu tiada yang bisa mengalahkan-Nya. Maka barangsiapa Allo bersamanya, maka siapakah yang bisa mengalahkannya atau menimpakan kejelekan padanya? Jika Alloh bersama sang hamba, maka kepada siapakah dia takut? Jika Alloh tidak bersamanya, maka siapakah yang diharapkannya? Dan kepada siapa dia percaya? Dan siapakah yang menolongnya setelah Alloh meninggalkannya? Maka jika sang hamba menegakkan kebenaran terhadap orang lain, dan terhadap dirinya sendiri lebih dulu, dan dia menegakkannya itu adalah dengan menyandarkan pertolongan pada Alloh dan karena Alloh, maka tiada sesuatupun yang bisa menghadapinya. Seandainya langit dan bumi serta gunung-gunung itu membikin tipu daya untuknya, pastilah Alloh akan mencukupi kebutuhannya dan menjadikan untuknya jalan keluar dari masalahnya.” (“I’lamul Muwaqqi’in”/ hal. 412/cet. Darul Kitabil ‘Arobiy).

MAJU KENA, MUNDUR KENA DAN DIAM JUGA KENA

MAJU KENA, MUNDUR KENA DAN DIAM JUGA KENA

بسم الله الرحمن الرحيم
وبه نستعين، أما بعد  :

Demikianlah apa yang dirasakan oleh Ahlussunnah yang memiliki keterkaitan hati dengan saudara-saudara mereka di bumi jihad Dammaj.
Yang membuktikan akan hal itu adalah apa yang telah dilakukan oleh kaum Syi'ah dan para hizbiyyun.
Yang maju membela Islam dan kaum muslimin Dammaj maka kaum Syi'ah menghadang mereka dengan gerakan persenjataan, para hizbiyyun semisal Ali Rozihiy dan komplotannya ikut menghalangi lewat pemikiran dan mengeluarkan fatwa aneh yang sangat bertentangan dengan kebenaraan dan kenyataan.
Ketika sebelum perang keenam terjadi dan Syaikhuna Yahya memfatwakan untuk orang-orang asing jangan ikut melibatkan diri dalam peperangan akan tetapi cukup bagi penduduk asli Dammaj, maka mereka para hizbiyyun mengatakan bahwa Syaikhuna Yahya memperalat penduduk asli Dammaj, pada perang keenam thullab dengan dukungan pemerintah Yaman bangkit memerangi kaum Syi'ah maka para hizbiyyun mengatakan bahwa Syaikhuna sedang memperalat thullab.

Pada blokade pertama dan tragedi Muharrom 1433 para hizbiyyun itu tidak menampakan pembelaan, bahkan Muhammad Al-Imam dengan lancang mengatakan bahwa itu bukan jihad akan tetapi karena sebab memperebutkan gunung Barroqoh.
Tidak hanya itu, bahkan Ali Rozihiy berkata: "Babak terakhir pemusnahan Al-Hajuriyyin".
Ketika itu mereka semuanya bersepakat dalam menghukumi bahwa yang terjadi di Dammaj adalah azab yang Alloh turunkan atas orang-orang yang ada di Dammaj.
Pada perang ini, ketika kaum muslimin bergegas maju ke Hasyid dan ke Kitaf untuk menolong saudara-saudari mereka di Dammaj maka Ali Rozihiy mengingkari dan menyatakan bahwa itu bukan jihad.
Tidak mau ketinggalan Firman Hidayat ingin supaya terkenal seperti masyayikh sesat itu, diapun ikut berfatwa, ketika pemblokadean pertama 1433 Syaikhuna menerima adanya perdamaian dan Alhamdulillah perdamaian itu sangat menguntungkan pihak Ahlussunnah maka Firman Hidayat dan orang-orang sesat semisalnya beramai-ramai menghina Syaikhuna Yahya, pada perang ini pula ketika sudah banyak thullab meninggal maka Syaikhuna Yahya yang dihinakan oleh mereka.
Sebagian orang-orang munafiq dan para pecinta dunia mencela Syaikhuna Yahya habis-habisan karena tidak mau damai dengan kaum Syi'ah.
Setiap apa yang beliau lakukan selalu dicari cela-celanya untuk bisa disakiti, namun bagaimanapun perlakuan mereka terhadap beliau, Insya Alloh tidak akan memudhoratkan beliau, demikian itu disebabkan karena beliau kuat tawakkalnya kepada Alloh dan beliau berpegang teguh kepada Al-Qur'an dengan pegangan yang kokoh, maka sungguh teringat perkataan Alloh kepada nabi-Nya Yahya 'Alaihis Salam:
"يا يحيى خذ الكتاب بقوة".

"Wahai Yahya, berpegang teguhlah kepada Al-Kitab dengan kuat".

Syaikhuna Yahya selalu menasehati kami para muridnya untuk berpegang teguh kepada Al-Qur'an, bila beliau ditanya apa yang pertama kali yang harus dipelajari oleh seseorang? maka jawaban beliau: "Al-Qur'an", juga pertanyaan yang lain: "Kitab apa yang paling shohih tentang masalah kisah-kisah para Nabi maka jawaban beliau adalah "Al-Qur'an".
Walaupun seperti itu namun para hizbiyyun semisal Abdul Ghofur Malang dan Firman Hidayat serta orang yang bersama mereka terus menjalankan makar dengan menjelajahi dunia maya.
Tidak hanya Syaikhuna Yahya yang mereka makari namun murid-muridnya di Tanah Air Indonesia mereka upayakan persatuan mereka hancur, sebagaimana perlakuan Firman Hidayat ini, awalnya datang ke ustadz Fulan atau menghubunginya lalu melaporkan keadaan ustadz Fulan yang lain, terkadang dia menampakan diri dengan pihak si Fulan dan menyempatkan duduk dengannya dalam sesaat, kemudian ke ustadz Fulan dengan menggambarkan keadaan yang dia dapati di tempat ustadz Fulan, ketika melihat ustadz Fulan belum berbicara tentang para hizbiyyin atau belum meninggalkan perbuatan hizbiyyah karena masih ada kerancuan dan keragu-raguan maka Firman ini bergegas membawa perkara itu kepada ustadz yang lainnya, setelah dia merasa telah berhasil mengacaukan antara pihak ini dan pihak itu, diapun pantau dari layar dunia maya.
Nabi Shollallohu 'Alaihi wa Sallam berkata:

"لا يدخل الجنة القتات".

"Tidak akan masuk Jannah para pembuat namimah".

Di Tulis Oleh : Abu Ahmad Muhammad bin Salim Al Limbory

Tidak ada komentar:

Posting Komentar