Al Imam Ibnul Qoyyim berkata: “Maka sesungguhnya hamba itu jika memurnikan niatnya untuk Alloh ta’ala, dan maksud dia, keinginan dia dan amalan dia itu adalah untuk wajah Alloh Yang Mahasuci, maka Alloh itu bersama dia, karena sesungguhnya Yang Mahasuci itu beserta orang-orang yang bertaqwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan. Dan kepala taqwa dan kebaikan adalah murninya niat untuk Alloh dalam penegakan kebenaran. Dan Alloh Yang Mahasuci itu tiada yang bisa mengalahkan-Nya. Maka barangsiapa Allo bersamanya, maka siapakah yang bisa mengalahkannya atau menimpakan kejelekan padanya? Jika Alloh bersama sang hamba, maka kepada siapakah dia takut? Jika Alloh tidak bersamanya, maka siapakah yang diharapkannya? Dan kepada siapa dia percaya? Dan siapakah yang menolongnya setelah Alloh meninggalkannya? Maka jika sang hamba menegakkan kebenaran terhadap orang lain, dan terhadap dirinya sendiri lebih dulu, dan dia menegakkannya itu adalah dengan menyandarkan pertolongan pada Alloh dan karena Alloh, maka tiada sesuatupun yang bisa menghadapinya. Seandainya langit dan bumi serta gunung-gunung itu membikin tipu daya untuknya, pastilah Alloh akan mencukupi kebutuhannya dan menjadikan untuknya jalan keluar dari masalahnya.” (“I’lamul Muwaqqi’in”/ hal. 412/cet. Darul Kitabil ‘Arobiy).

Selamat Jalan Wahai Mujahidin...

"Sesungguhnya kita adalah milik Alloh dan sesungguhnya kita kepada-Nya kembali"
Telah meninggal dunia pada hari Ahad, 21 Muharram 1435 H
Abu Qudamah Wahyudin Al-Makassariy
di bumi jihad Kitaf.
Beliau Rohimahulloh termasuk dari thullab di Dammaj, beliau ikut menghadiri pertempuran di bulan Muharrom 1433 H

Ketika tragedi jihad di Dammaj tahun 1433 beliau Rohimahulloh termasuk yang paling bersemangat jihad, setelah blokade yang dilakukan oleh laskar Syi'ah beliau Rohimahulloh sibuk di Wathon, beliau setiap hari ke Wathon dengan mengendarai sepeda motor, beliau Rohimahulloh sangat perhatian terhadap saudara-saudaranya yang jaga di Wathon, beliau memasakkan dan menyiapkan kebutuhan-kebutuhan jaga di Wathon dan beliau di Wathon dikenal dengan nama

Abdurrohman Al-Andunisiy.
Ketika beliau mau naik haji maka beliau meminta Numair Al-Lombokiy untuk menggantikannya, beliau berkata kepada Numair: "Kamu gantikan saya kerja di Wathon, saya mau naik haji, masya Alloh dengan sebab kerja itu saya bisa naik haji". Perkataan beliau ini untuk menghibur Numair supaya menggantikannya. Setelah itu beliau naik haji, sekembalinya dari menunaikam ibadah haji, beliau ingin menguruskan orang tuanya supaya bisa ke Dammaj kumpul dengan kedua adik beliau Muhammad Syamsul 'Alam dan istrinya Hasan Al-Makassariy, belum selesai melanjutkan niat baiknya terjadilah perang dan blokade baru terhadap Dammaj, dengan niat jihad untuk membela Islam dan sudara-saudarinya di Dammaj maka beliaupun bergegas memenuhi panggilan jihad menuju medan jihad di bumi Kitaf. Semoga Alloh menjadikannya syahid dan mempertemukannya dengan keponakannya yang mendapatkan syahadah di waktu hishor Dammaj pada tahun 1433.
ditulis oleh Abu Ahmad Muhammad bin Salim Al Limbory, Selasa 22 Muharram 1435H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar