MENITI JEJAK PARA SHOHABAT DALAM BERJIHAD MELAWAN ORANG-ORANG SESAT.
Bismillaahirrohmaanirrohiim. Washsholatu
Wassalaamu 'Alaa Rosuulillaah Wa'alaa
Aalihi Washohbihi Waman Waalaah.
Ammaa Ba'd:
Ketahuilah
oleh kalian -Rohimaniy Warohimakullooh- sesungguhnya mengikuti jejak para
Shohabat adalah termasuk penyebab yang paling terpenting dari tercapainya
kemenangan dan keselamatan di dunia dan di akhirat, Alloh Ta'ala berkata:
"Dan orang-orang terdahulu lagi pertama-tama (masuk Islam) dari kalangan Al-Muhajirin
(para shohabat yang hijroh) dan Al-Anshor (para shohabat yang menolong
orang-orang yang hijroh) dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik maka
Alloh meridhoi mereka dan mereka pula meridhoi-Nya, dan Dia telah menyediakan
bagi mereka Jannah-jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal
di dalamnya selama-lamanya, demikianlah kemenangan yang besar". Para
shohabat adalah paling berilmunya manusia setelah para Nabi, mereka paling
bersemangat dalam menuntut ilmu di sisi Nabi Shollallohu 'Alaihi wa Sallam,
mereka paling memahami Al-Qur'an dan paling dibutuhkan oleh umat manusia, namun
ketika sudah disyari'atkan jihad maka mereka paling pertama-tama menyambut
seruan jihad, berbeda dengan sebagian orang sesat di zaman ini, mereka menyerukan
jihad namun akhir seruan mereka: "...akan tetapi
kalau seseorang memiliki
semangat menuntut ilmu atau memiliki kemampuan dalam masalah ilmu maka
hendaknya dia tidak pergi jihad". Orang yang memahami siroh (perjalanan
hidup) Nabi dan para shohabat tentu akan mengingkari seruan seperti ini,
Rosululloh Shollallohu 'Alaihi wa Sallam dan para penghafal Al-Qur'an serta
para pencinta ilmu beramai-ramai menyambut seruan jihad, Nabi tidak berkata:
"Abu Huroiroh paling semangat menuntut ilmu maka jangan ikut jihad, yang
jihad biarkan hanya orang-orang Badui", Nabi Shollallohu 'Alaihi wa Sallam
tidak menyatakan demikian, akan tetapi beliau berkata kepada semua shohabatnya:
"Bersegeralah kalian kepada ampunan dari Robb kalian", "Pergilah
kalian (berjihad) baik dalam keadaan ringan maupun dalam keadaan berat".
Dengan seruan itu para shohabatpun bergegas memenuhinya, adapun saudara-saudara
kita di zaman ini bila diseru untuk jihad maka alasan mereka sangat banyak,
lebih mengherankan lagi yang sudah ada di medan jihad disuruh untuk safar,
dengan alasan "ibuku suruh safar...ibuku...", memang aneh tapi nyata,
kaum musliminyang di luar medan jihad
berupaya untuk masuk medan jihad, mereka malah mau lari dengan alasan "ibuku...ibuku",
seakan-akan hanya merekayang punya ibu. Dikemanakan hafalan Al-Qur'annya?, atau
kalau tidak hafal maka mau dikemanakan bacaan Al-Qur'annya pada surat Ash-Shaff
ayat (2-4). Memang benar umat di zaman ini penuh dengan bala' (petaka),
Rosululloh Shollallohu 'Alaihi wa Sallam berkata: "Dan sesungguhnya umat
kalian ini dijadikan kebaikannya pada awalnya (ya'ni di zaman shohabat) dan
bala' akan menimpa pada akhir umat ini, dan perkara-perkara kalian akan
mengingkarinya". Diriwayatkan oleh Muslim. Hadits ini sebagai salah satu
dalil yang menunjukan tentang keutamaan para shohabat, dan termasuk keselamatan
dan kesuksesan bagi setiap muslim untuk meniti jejak mereka, baik yang
berkaitan dengan jihad atau amalan-amalan sholih lainnya, karena hati mereka
adalah paling baiknya hati, Abdulloh bin Mas'ud berkata: "Sesungguhnya
Alloh melihat kepada hati para hamba, lalu Dia mendapati hati Muhammad
Shollallohu 'Alaihi wa Sallam paling baiknya hati para hamba, lalu Dia
memilihnya untuk diri-Nya, lalu mengutusnya dengan risalah-Nya, kemudian
dilihat ke hati para hamba setelah hati Muhammad lalu Dia mendapati hati para
Shohabatnya sebaik-baik hati para hamba, lalu Dia menjadikan mereka sebagai
pembantu Nabi-Nya, mereka berperang di atas agama-Nya, maka apa yang telah
dilihat oleh muslimun (ya'ni para Shohabat) sebagai kebaikan maka dia di sisi
Alloh adalah baik, dan apa yang mereka lihat sebagai kejelekan maka di sisi
Alloh dia adalah jelek". Para Shohabat menilai bahwa Abu Bakr Ash-Shiddiq
adalah yang paling berhak menjadi kholifah sepeninggal Nabi Shollallohu 'Alaihi
wa Sallam, mereka membaiatnya dan ikut berjihad bersamanya dalam memerangi
orang yang murtad, bahkan Ali bin Abi Tholib mengakui keutamaan Abu Bakr
Ash-Shiddiq, beliau bersamanya dalam berjihad membela agama Alloh. Dan apa yang
dilakukan oleh Abu Bakr Ash-Shiddiq dalam memerangi siapa saja yang keluar dari
ketaatan kepadanya, ini juga diikuti oleh Ali bin Abi Tholib, ketika kaum
Khowarij muncul maka beliau memeranginya, bahkan beliau mengazab orang-orang
yang ghuluw kepada beliau, kalaulah seandainya Ali bin Abi Tholib masih hidup
dan menyaksikan apa yang diada-adakan oleh kaum Syi'ah di zaman ini maka tentu
beliau akan memerangi mereka sebagaimana beliau memerangi kaum Khowarij, dan
dalil-dalil Al-Qur'an yang dibawakan oleh tokoh-tokoh Syi'ah di zaman ini cukup
bagi kita untuk membantahnya dengan perkataan Ali bin Abi Tholib: "Kalimat
yang benar digunakan untuk kebatilan". Walhamdulillah.
Ditulis Oleh Akhuuna Abu Ahmad Muhammad bin Salim Al Limbory
Tidak ada komentar:
Posting Komentar