Al Imam Ibnul Qoyyim berkata: “Maka sesungguhnya hamba itu jika memurnikan niatnya untuk Alloh ta’ala, dan maksud dia, keinginan dia dan amalan dia itu adalah untuk wajah Alloh Yang Mahasuci, maka Alloh itu bersama dia, karena sesungguhnya Yang Mahasuci itu beserta orang-orang yang bertaqwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan. Dan kepala taqwa dan kebaikan adalah murninya niat untuk Alloh dalam penegakan kebenaran. Dan Alloh Yang Mahasuci itu tiada yang bisa mengalahkan-Nya. Maka barangsiapa Allo bersamanya, maka siapakah yang bisa mengalahkannya atau menimpakan kejelekan padanya? Jika Alloh bersama sang hamba, maka kepada siapakah dia takut? Jika Alloh tidak bersamanya, maka siapakah yang diharapkannya? Dan kepada siapa dia percaya? Dan siapakah yang menolongnya setelah Alloh meninggalkannya? Maka jika sang hamba menegakkan kebenaran terhadap orang lain, dan terhadap dirinya sendiri lebih dulu, dan dia menegakkannya itu adalah dengan menyandarkan pertolongan pada Alloh dan karena Alloh, maka tiada sesuatupun yang bisa menghadapinya. Seandainya langit dan bumi serta gunung-gunung itu membikin tipu daya untuknya, pastilah Alloh akan mencukupi kebutuhannya dan menjadikan untuknya jalan keluar dari masalahnya.” (“I’lamul Muwaqqi’in”/ hal. 412/cet. Darul Kitabil ‘Arobiy).

Risalah Ta'ziyyah Abu Ahmad Untuk Keluarga Abu Qudamah


Tak Terlihat Di Mata
namun Terkenang Di Dalam Dada

Oleh : Abu Ahmad Muhammad bin Salim Al Limbory Hafidzohulloh
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله رب العالمين، أما بعد
Pada hari senin 22 Muharrom 1435 di saat kami sedang berada di ruang peristrahatan di bawah benteng Indofi'i tiba-tiba datang berita duka dari bumi jihad di Kitaf bahwa kemarin hari Ahad 21 Muharrom 1435 telah meninggal dunia Al-Akh Fillah Abu Qudamah Wahyuddin Al-Makassariy yang lebih dikenal di Wathon dengan nama Abdurrohman Al-Andunisiy.

Bila seseorang melihat beliau dan menyempatkan diri berteman dengannya maka tentu akan mendapatkan pada dirinya akhlak yang bagus dan terpuji.
Oleh sebab itu Asy-Syaikh Abdul Hamid Al-Hajuriy menjadikan beliau sebagai ustadz (pengajar) untuk anak-anaknya.
Beliau sebagai seorang kakak terhadap kedua adiknya di Dammaj menjadikan dirinya seakan-akan sebagai seorang ayah terhadap anak-anaknya.
Disaat hishor Dammaj yang pertama tahun 1433 beliau yang memunculkan ide tentang cara mudah mengolah kulit kambing atau kulit sapi menjadi kerupuk, beliau memberitahu kawan-kawan dengan idenya tersebut.
Untuk membantu kebutuhannya dan kebutuhan kedua adiknya beliapun memilih menuntut ilmu sambil bekerja di Wathon, disamping itu beliau juga menyewahkan kamarnya guna mengambil manfaat darinya.
Dengan adanya keimanan pada dirinya yang Nabi Shollallohu 'Alaihi wa Sallam berkata:
لا يؤمن أ حدكم حتى  يحب لأخيه كما يحب لنفسه.
"Tidak akan (sempurna) keimanan salah seorang diantara kalian sampai dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri". Maka dengan itu, ketika beliau mendengar bahwa saudara-saudarinya di Dammaj diblokade dan diperangi lagi oleh kaum Syi'ah maka beliau bergegas memenuhi seruan jihad yang dikumandangkan oleh para ulama Ahlissunnah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar