بسم الله الرحمن الرحيم
Tanya: Apakah boleh bagi kita untuk mendemo bersama orang PKS dalam rangka penolakan agama Syi’ah tersebar luas di Indonesia?.
Jawab: Yang namanya demo adalah terlarang di dalam Islam, demo dengan mengerahkan kekuatan massal pertama kali terjadi di dalam dunia Islam dilakukan oleh orang-orang yang mengaku sebagai pendukung Ali bin Abi Tholib, mereka datang mendemo Amirul Mu’minin Utsman bin Affan untuk lengser dari kedudukannya, hingga berujung pada penumpahan darah beliau Rodhiyallohu ‘anhu, setelah itu mereka memba’it Ali bin Abi Tholib dan mendukungnya, ketika Ali mengadakan perdamaian dengan saudaranya yaitu Mu’awiyyah maka mereka berbelok haluan, tidak hanya demo bahkan sekaligus mengangkat pedang melawan Ali bin Abi Tholib Rodhiyallohu ‘anhu.
Kami tidak sedikit pun menasehatkan untuk melakukan demo, baik demo bersama dengan IM (Ikhwanul Muslimin) dengan nama PKS-nya atau dengan selain mereka, sama saja yang berkaitan tentang musuh Islam yaitu syi’ah atau selain syi’ah.
Tidaklah PKS melakukan pergerakan tersebut, atau mengerahkan massal untuk itu melainkan karena mereka memiliki siasat sesat, tujuan pergerakan mereka adalah untuk memperoleh kedudukan atau untuk meraih kepemimpinan, dari sejak berdirinya aliran sesat IM ini tampak jelas memiliki tujuan yang satu ini.
Jangan anda tertipu dengan seruan mereka “anti syi’ah”, karena ujung-ujung mereka nantinya adalah sama seperti pendiri IM mereka yaitu Hasan Albanna yang memiliki kesesuaian dengan Muhammad Al-Imam: “Agama kita adalah satu, kitab kita adalah satu….”.
Hasan Albanna dan Muhammad Al-Imam memiliki kesamaan dalam berloyalitas dengan syi’ah.
Hasan Albanna dengan Al-Qummiy (tokoh besar syi’ah) pada tahun 1954 M menjalin loyalitas dan kerja sama untuk bersatu.
Muhammad Al-Imam dan Abdul Malik Al-Hutsiy (pimpinan rofidhoh Yaman) pada tahun 1435 H menjalin loyalitas dan kerja sama dengan mengakui musuh mereka adalah satu.
Hasan Albanna mengatakan dalam ceramahnya: “Bahwa Islam yang hanif ini tidak memusuhi suatu agama atau idiologi tertentu”.
Dan ini adalah sama dengan yang disuarakan oleh Muhammad Al-Imam dan kawan-kawannya semisal Muhammad bin Abdil Wahhab Al-Washobiy yang berkaitan dengan syi’ah-rofidhoh, bahkan mereka dengan terang-terangan meniadakan adanya jihad dalam pembelaan terhadap kaum muslimin Dammaj, padahal Alloh telah berkata:
(وَإِنْ عَاقَبْتُمْ فَعَاقِبُوا بِمِثْلِ مَا عُوقِبْتُمْ بِهِ)
“Dan jika mereka menyiksa kalian maka siksalah mereka dengan semisal apa yang mereka menyiksa kalian dengannya”.
Dan Alloh berkata pula:
(فَمَنِ اعْتَدَىٰ عَلَيْكُمْ فَاعْتَدُوا عَلَيْهِ بِمِثْلِ مَا اعْتَدَىٰ عَلَيْكُمْ)
“Maka barang siapa menyerang (memusuhi) kalian maka seranglah mereka dengan semisal apa yang telah mereka memusuhi kalian”.
Alloh Ta’ala juga berkata:
(يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ جَاهِدِ الْكُفَّارَ وَالْمُنَافِقِينَ وَاغْلُظْ عَلَيْهِمْ ۚ وَمَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ ۖ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ)
“Wahai nabi, perangilah orang-orang kafir dan orang-orang munafiq dan bersikap keraslah kepada mereka, tempat kembali mereka adalah jahannam dan dia adalah paling jeleknya tempat kembali”.
Mereka menganggap kaum kafir rofidhoh sebagai ikhwan (saudara-saudara) mereka seagama seperti yang diakui oleh Hasan Albanna, sebagaimana pengakuannya terhadap kaum kafir Nashoro: “Saudara-saudara kita Al-Masihiyyin (para penganut agama Nashoro)”.
Dan sejarah jihad di Dammaj (1433-1435) Insya Alloh akan menampakan hakekat mereka.
Dan jangan anda tertipu dengan slogan atau semboyan mereka “hidup mulia atau mati syahid”, karena bukanlah jihad syar’iy yang mereka inginkan, namun yang mereka inginkan adalah untuk melengserkan kepemimpinan negara dari orang-orang selain mereka supaya yang naik adalah orang-orang dari kalangan mereka, dan pergerakan ini mereka namai dengan “jihad”.
Ketika jihad syar’iy melawan kaum kafir yang pernah terjadi di Afganistan, di Maluku (1999-2002 M) dan di Dammaj (1433-1435 H) serta di negri lainnya maka semangat jihad pada mereka tidak ada, ataukah karena mereka sudah memiliki anggapan sama dengan Hasan Albanna bahwa yang memerangi Afganistan dan yang memerangi kaum muslimin di Maluku adalah saudara-saudara mereka Al-Masihiyyun, begitu pula kaum syi’ah yang memerangi kaum muslimin Dammaj adalah saudara-saudara mereka satu agama?!.
Kalaupun mereka menampakan pembelaan dengan menyuarakan jihad maka mereka akan membangunnya di atas nama pergerakan mereka, baik dengan mengangkat bendera yang bersimbolkan mereka atau mereka bergerak menyelisihi nilai-nilai jihad karena ada kepentingan siasat yang sesat.
Terkadang saat berkobarnya jihad syar’iy mereka tidak menyuarakan jihad namun ketika sudah tersamarkan adanya jihad, merekapun menyuarakan jihad, sebagaimana yang di suarakan oleh Al-Madakhilah (Prof. DR. Robi’ Al-Madkholiy Al-Murji’y, Ubaid Al-Jabiriy dan Hani Buroik serta jaringan mereka).
Terkadang saat berkobarnya jihad syar’iy mereka tidak menyuarakan jihad namun ketika sudah tersamarkan adanya jihad, merekapun menyuarakan jihad, sebagaimana yang di suarakan oleh Al-Madakhilah (Prof. DR. Robi’ Al-Madkholiy Al-Murji’y, Ubaid Al-Jabiriy dan Hani Buroik serta jaringan mereka).
TANYA: Ada beberapa anak mahasiswa di LIPIA Jakarta dan di universitas Sana’a (asal Indonesia), mereka memuji-muji para penulis dari orang-orang hizbi yang membongkar kesesatan syi’ah, sedangkan para hizbi tadi tidak pernah berbicara tentang IM, apakah boleh memuji mereka?.
JAWAB: Ahlussunnah sejati tidak akan tertipu dengan mereka, apalagi keadaan mereka telah kita ketahui, mereka seperti bunglon bahkan lebih hina darinya:
تجدون شر الناس ذا الوجهين، الذي يأتي هؤلاء بوجه وهؤلاء بوجه
“Kalian akan mendapati paling jeleknya manusia adalah pemilik dua wajah, dia datang ke golongan ini dengan satu wajah dan dia datang ke golongan yang lainnya dengan wajah yang lain”. Diriwayatkan oleh Al-Bukhoriy dan Muslim dari Abu Huroiroh, dari Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam”
Walaupun mereka menulis seperti itu namun bukanlah dia sebagai patokan, Muhammad Al-Imam juga menulis tentang rofidhoh dan membongkar kesesatannya, begitu pula ada dari para tokoh-tokoh IM atau yang berpemikiran semisal mereka menulis seperti ini namun hakekatnya mereka memiliki loyalitas dengan syi’ah:
(وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يُعْجِبُكَ قَوْلُهُ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيُشْهِدُ اللَّهَ عَلَىٰ مَا فِي قَلْبِهِ وَهُوَ أَلَدُّ الْخِصَامِ)
“Dan diantara manusia ada orang yang mengagumkanmu perkataannya di kehidupan dunia ini, dan dipersaksikan kepada Alloh apa yang di dalam hatinya dan dia adalah penantang yang paling keras”.
Yang layak bagi anda akui adalah para penulis dari kalangan Ahlissunnah, banyak dari Ahlussunnah telah menulis bantahan dan penjelasan tentang kesesatan dan kejahatan syi’ah, diantara mereka:
* Syaikhul Islam Abul ‘Abbas Ahmad Al-Harroniy Rohimahulloh.
* Syaikhuna Abu Hatim Sa’id bin Da’as Al-Yafi’iy Rohimahulloh dan masih sangat banyak dari para Ahlissunnah yang telah berjihad melawan syi’ah-rofidhoh baik dengan senjata atau pun dengan lisan dan tulisan.
Dan telah mewakilkan pula tulisan Al-Ustadz Abul ‘Aliyyah Rofi’iy Al-Jawiy Rohimahulloh tentang kesesatan syi’ah dan beliau telah berjihad pula melawan syi’ah-rofidhoh dengan senjata, lisan dan tulisannya.
* Syaikhul Islam Abul ‘Abbas Ahmad Al-Harroniy Rohimahulloh.
* Syaikhuna Abu Hatim Sa’id bin Da’as Al-Yafi’iy Rohimahulloh dan masih sangat banyak dari para Ahlissunnah yang telah berjihad melawan syi’ah-rofidhoh baik dengan senjata atau pun dengan lisan dan tulisan.
Dan telah mewakilkan pula tulisan Al-Ustadz Abul ‘Aliyyah Rofi’iy Al-Jawiy Rohimahulloh tentang kesesatan syi’ah dan beliau telah berjihad pula melawan syi’ah-rofidhoh dengan senjata, lisan dan tulisannya.
Dijawab oleh:
Abu Ahmad Muhammad bin Salim Al-Limboriy (18/2/1436).
Abu Ahmad Muhammad bin Salim Al-Limboriy (18/2/1436).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar