NASEHAT
YANG
BERMANFAAT
Ditulis
oleh:
Abu ‘Iyadh Sa’id bin Muhammad
Al-Limboriy As-Seramiy
Semoga
Alloh menjaganya
Dibaca
dan diberi catatan kaki oleh:
Abu Ahmad Muhammad bin Salim
Al-Limboriy
Semoga
Alloh mengampuninya, mengampuni kedua orang tuanya dan saudara-saudarinya
NASEHAT
YANG BERMANFAAT
بِسم
الله الرَّحمنِ الرَّحِيم
الحَمْدُ
لله، أَحْمَدُه، وأستعينُه، وأستغفرُهُ، وأَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ
لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه.
أمّا بعدُ[1]:
Saya sangat bersyukur kepada saudara kami Abul ‘Abbas Harmin Rohimahulloh
(semoga Alloh merahmatinya), yang beliau telah menyemangati kami
dengan memperkenalkan kami kepada da’wah
Ahlissunnah wal Jama’ah ketika
kami di kampung (Limboro)[2],
yang mana beliau paling bersemangat dan sangat perhatian kepada orang-orang
yang bersamanya, apalagi dengan orang-orang yang telah mengikuti da’wahnya maka
beliau sangat mencintai dan perhatian untuk memberikan dorongan agar
mempelajari dan mendalami ilmu agama, sehingga dengan sebab itu kami bisa
berada di atas da’wah Ahlissunnah wal Jama’ah,
tidak lain karena sebab beliaulah yang menyemangati kami untuk senantiasa
komitmen di atas al-haq (kebenaran) dan tidak takut terhadap celaan para
pencela dalam membela agama ini, Alloh (تعالى) berkata:
{وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ لَاتَّبَعْتُمُ
الشَّيْطَانَ إِلَّا قَلِيلًا} [النساء/83]
“Dan kalaulah bukan karena pengutamaannya Alloh atas kalian dan
rohmat(Nya), maka sungguh kalian akan mengikuti syaithon melainkan hanya
sedikit (orang yang tidak megikutinya)”. (An-Nisa’: 83).
Betapa banyak beliau (Abul ‘Abbas Harmin) Rohimahulloh
mendapatkan ujian dari masyarakat di Limboro, baik berupa celaan dan hinaan
yang bertubi-tubi namun beliau tetap sabar dan kokoh dalam menghadapinya dan
tidak pernah goncang bahkan beliau semakin bertambah yakin kalau beliau di atas
al-haq, Alloh (تعالى)
berkata::
{وَإِنْ كَانَ
طَائِفَةٌ مِنْكُمْ آمَنُوا بِالَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ وَطَائِفَةٌ لَمْ
يُؤْمِنُوا فَاصْبِرُوا حَتَّى يَحْكُمَ اللَّهُ بَيْنَنَا وَهُوَ خَيْرُ
الْحَاكِمِينَ} [الأعراف/87]
“Jika ada segolongan dari
kalian yang beriman apa yang aku telah diutus dengannya dan ada pula segolongan
(lain) yang tidak beriman, maka bersabarlah sehingga Alloh menetapkan hukumnya
di antara kita, dan Dialah adalah hakim yang sebaik-baiknya”. (Al-A’rof:
87).
Dan Alloh (تعالى) berkata:
{وَلَقَدْ
كُذِّبَتْ رُسُلٌ مِنْ قَبْلِكَ فَصَبَرُوا عَلَى مَا كُذِّبُوا وَأُوذُوا حَتَّى
أَتَاهُمْ نَصْرُنَا} [الأنعام/34]
“Dan sungguh telah didustakan para Rosul dari sebelummu, lalu mereka
bersabar atas apa-apa yang mereka telah dustakan, dan mereka diganggu sampai
datang kepada mereka pertolongan Kami”. (Al-An’am: 34).
Dan Alloh (تعالى) berkata:
{وَالَّذِينَ صَبَرُوا ابْتِغَاءَ وَجْهِ رَبِّهِمْ وَأَقَامُوا
الصَّلَاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً وَيَدْرَءُونَ
بِالْحَسَنَةِ السَّيِّئَةَ أُولَئِكَ لَهُمْ عُقْبَى الدَّارِ} [الرعد/22]
“Dan orang-orang yang
bersabar karena mencari wajah Robb mereka dan mereka menegakan sholat,
menginfaqkan terhadap apa-apa yang telah Kami rezqikan kepada mereka baik
dengan sembunyi-sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan
kebaikan, maka mereka itulah orang-orang yang mendapatkan tempat kesudahan yang
baik”. (Ar-Ro’du: 22).
Abul ‘Abbas (Harmin) Rohimahulloh pernah berkata kepadaku:“Pondoklah
di pondoknya Ahlussunnah karena disitulah semua kebaikan berada dan janganlah
mengikuti perkataan orang-orang untuk masuk di sekolah umum, karena di dalam
sekolah umum sangatlah banyak terdapat penyelisihan terhadap syari’at Islam”[3].
Apa yang dikatakan oleh Abul ‘Abbas Rohimahulloh itu sangatlah benar, insya Alloh saya akan
sebutkan beberapa penyelisihan syar’iat di dalam sekolah-sekolah umum,
diantaranya:
Pertama: Ikhtilath (campur baur antara pria dan wanita).
Kedua: Banyaknya perzinaan.
Ketiga: Rusaknya akhlak dan moral dengan memasukan kepercayaan
ilmu filsafat.
Keempat: Banyaknya perkataan yang sia-sia.
Kelima: Banyak terbuang waktu.
Keenam: Tujuan belajar hanya untuk mendapatkan keuntungan dunia
semata.
DALIL-DALIL
TENTANG LARANGAN-LARANG TERSEBUT
Dalil tentang larangan ikhtilath
(campur baur antara pria dan wanita) adalah perkataan Alloh (تعالى):
{وَإِذَا سَأَلْتُمُوهُنَّ مَتَاعًا فَاسْأَلُوهُنَّ مِنْ وَرَاءِ
حِجَابٍ} [الأحزاب/53]
“Dan jika
kalian meminta sesuatu kebutuhan kepada mereka (istri-istri Nabi) maka mintalah
dari balik hijab (tirai)” (Al-Ahzab:
53)[4].
Dalil
tentang larangan zina
adalah perkataan Alloh (تعالى):
{وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ
سَبِيلًا}
[الإسراء/32]
“Dan
janganlah kalian mendekati zina, sesungguhnya dia itu perbuatan keji dan paling
jeleknya jalan”.
(Al-Isro’: 32) [5].
Dalil
tentang larangan dari perkataan sia-sia adalah perkataan Alloh (تعالى):
{وَأَنَّهُ كَانَ يَقُولُ سَفِيهُنَا عَلَى اللَّهِ شَطَطًا}
[الجن/4]
“Dan
bahwasanya orang yang dunggu dahulu berkata tentang Alloh dengan melampui
batas”. (Al-Jin:
4).
Alloh
(تعالى)
berkata:
{وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْتَرِي لَهْوَ الْحَدِيثِ لِيُضِلَّ عَنْ
سَبِيلِ اللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَيَتَّخِذَهَا هُزُوًا أُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ
مُهِينٌ} [لقمان/6]
“Dan diantara
manusia ada orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk
menyesatkan manusia dari jalan Alloh dengan tanpa ilmu dan menjadikannya
olok-olokan, mereka itu memperoleh azab yang menghinakan”. (Luqman: 6).
Rosululloh
(صلى الله عليه وسلم)
berkata:
«مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ
خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ».
“Barang siapa
yang beriman kepada Alloh dan hari akhir maka hendaknya dia berkata yang baik
atau dia diam”[6].
Dan Alloh (تعالى) berkata:
{وَإِذَا سَمِعُوا اللَّغْوَ أَعْرَضُوا عَنْهُ وَقَالُوا لَنَا
أَعْمَالُنَا وَلَكُمْ أَعْمَالُكُمْ سَلَامٌ عَلَيْكُمْ} [القصص: 55]
“Dan jika mereka mendengar olok-olokan maka mereka berpaling darinya,
dan mereka mengatakan: Bagi kami amalan kami dan bagi kalian amalan kalian”.
(Al-Ghoshosh: 55).
Dalil
tentang larangan dari belajar karena dengan tujuan dunia adalah perkataan Alloh (تعالى):
{مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ
إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ (15) أُولَئِكَ
الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ إِلَّا النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا
فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ} [هود: 15، 16]
“Barang siapa
menginginkan kehidupan dunia dan perhiasannya maka diberikan kepada merela
balasan amalan-amalan mereka di dunia, dan mereka di dunia itu tidak akan
dirugikan, itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat kecuali neraka
dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan
sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan”. (Huud: 15-16).
Dan
Alloh (تعالى) berkata:
{مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْعَاجِلَةَ عَجَّلْنَا لَهُ فِيهَا مَا
نَشَاءُ لِمَنْ نُرِيدُ ثُمَّ جَعَلْنَا لَهُ جَهَنَّمَ يَصْلَاهَا مَذْمُومًا
مَدْحُورًا (18) وَمَنْ أَرَادَ الْآخِرَةَ وَسَعَى لَهَا سَعْيَهَا وَهُوَ
مُؤْمِنٌ فَأُولَئِكَ كَانَ سَعْيُهُمْ مَشْكُورًا} [الإسراء: 18، 19]
“Barang siapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi) maka Kami
segerakan baginya di dunia itu apa yang Kami kehendaki bagi orang yang menginginkannya
dan Kami tentukan baginya neraka jahannam, dia akan memasukinya dalam keadaan
tercela dan terusir, dan barang siapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan
berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedangkan dia adalah beriman maka
mereka itulah adalah orang-orang yang usahanya dibalas dengan baik”. (Al-Isro’:
18-19)[7].
Tentang
rusaknya akhlak dan moral itu disebabkan terpengaruh dengan akhlak dan moral
orang-orang kafir yang kemudian dicontoh, maka larangannya masuk dalam
perkataan Nabi (صلى
الله عليه وسلم):
«مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ».
“Barang siapa yang menyerupai suatu kaum maka dia termasuk dari
mereka”. Diriwayatkan oleh Abu Dawud dari Abdulloh
bin Umar.
Adapun tentang filsafat maka telah berkata Syaikh
kami Yahya bin Ali Al-Hajuriy semoga Alloh menjaganya: “Filsafat
bukan dari agama”.
Semoga dengan nasehat saudara kami (Abul Abbas Harmin Rohimahulloh) menjadi amalan kebaikan di sisi Alloh dan menjadi
bekal untuknya di kemudian hari, semoga Alloh meninggikan derajatnya dan
memberikan kedudukan di sisi-Nya sebagai orang yang bertauhid.
Ditulis
oleh:
Abu ‘Iyadh Sa’id bin Muhammad
Al-Limboriy As-Seramiy
Semoga
Alloh menjaganya
Di Darul Hadits
Dammaj-Sho’dah-Yaman.
[1] Ini
tambahan dari Abu Ahmad Muhammad Al-Limboriy.
[2] Pertama kali beliau
memperkenalkan da’wah Ahlissunnah di Limboro pada tahun 2000 (dua ribu) masehi,
ketika kami mendidik anak-anak belajar membaca Al-Qur’an beliau datang membawa
puluhan kitab terjemahan “Hishnul Muslim”, lalu dibagi-bagikan
kepada kami dan anak-anak yang belajar bersama kami, mengingat kesibukan jihad
di Ambon maka beliau kembali ke Ambon, beberapa bulan kemudian kami menyelesaikan
studi di SMU Muhammadiyyah Limboro dan kami ke Ambon mengikuti seleksi
penerimaan mahasiswa baru cabang Surabaya dan kami diterima, ketika beliau
mengetahui kami maka beliau selalu menghubungi dan mewasiatkan kami kalau sudah
sampai di Surabaya untuk mencari majelis ta’lim Ahlissunnah dan
mengikuti pengajian di majelis tersebut, Alhamdulillah kami menerima
nasehat dan wasiatnya Rohimahulloh.
[3] Abu Ahmad Muhammad
Al-Limbory berkata:
Perkataanya Rohimahulloh:
“…sangatlah banyak
terdapat penyelisihan terhadap syari’at Islam” itu juga beliau
ucapkan ketika beliau ditawarkan untuk mengikuti seleksi menjadi pegawai negri
sipil, juga ditawarkan menjadi tentara, pengajar di sekolah tinggi dan di
sekolah-sekolah, namun beliau tidak terbetik sama sekali untuk menerima tawaran
tersebut, dan alasan beliau seperti yang telah kami sebutkan.
[4] Dari Abdulloh bin Abbas semoga
Alloh meridhoi keduanya bahwasanya Nabi (صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata:
«لاَ تُسَافِرِ المَرْأَةُ إِلَّا مَعَ ذِي مَحْرَمٍ، وَلاَ يَدْخُلُ
عَلَيْهَا رَجُلٌ إِلَّا وَمَعَهَا مَحْرَمٌ»
"Janganlah seorang wanita safar
melainkan bersama mahromnya, dan janganlah seseorang masuk kepadanya
melainkan bersamanya mahromnya". Maka seseorang berkata: "Wahai
Rosululloh sesungguhnya saya ingin untuk keluar ke pertempuran ini dan itu, dan
istriku menginginkan untuk haji? Maka beliau (صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata:
«اخْرُجْ مَعَهَا»
"Keluarlah kamu bersamanya
(untuk menunaikan ibadah haji)!". Diriwayatkan oleh Al-Bukhoriy.
[5] Beliau menyebutkan
permasalahan ini karena beliau menyaksikan dan mendengarkan, terkadang ada dari
anak-anak sekolahan melakukan perzinaan di dalam sekolah dan ini terjadi bila
kawan-kawan mereka semuanya sudah pulang ke rumah masing-masing. Dan juga
terkadang ketika pulang dari sekolah, bila sekolahnya berada di tanjung (ujung
kampung) maka ketika pulang mereka singgah di bawah pohon atau di
pinggir-pinggir batu besar bahkan terkadang di samping kuburan mereka melakukan
perzinaan na’udzu Billahi minzalik (kita berlindung kepada Alloh dari
demikian itu).
Kalau pun ada yang menyatakan: “Sekolah kami
adalah sekolah islamiyyah” maka kita katakan: Selama ada ikhtilath maka tidak
akan lepas dari perzinaan, bahkan walaupun dipisahkan (ada pembatas) antara
pria dan wanita akan tetapi mereka memiliki para pengajar yaitu guru-guru
mereka yang biasa menoleh ke tempat pria atau ke tempat wanita maka ini akan
menimbulkan perzinaan, dan paling kecilnya zina pandangan, Rosululloh (صلى الله
عليه وسلم) berkata:
«فَزِنَا الْعَيْنَيْنِ النَّظَرُ وَزِنَا اللِّسَانِ الْمَنْطِقُ
وَالنَّفْسُ تَمَنَّى وَتَشْتَهِى وَالْفَرْجُ يُصَدِّقُ ذَلِكَ وَيُكَذِّبُهُ».
“Maka zinanya mata adalah memandang, zinanya lisan
adalah mengucapkan, zinanya jiwa adalah mengangan-angankan dan mengharapkan dan kemaluan yang
membenarkan demikian itu dan mendustakannya”. Diriwayatkan oleh Al-Bukhoriy
dan yang selainnya dari Abu Huroiroh.
[7] Ada pula dari mereka
belajar untuk tujuan dunia namun ternyata tidak mereka dapati, ada dari wanita
baru di bangku SMP sudah hamil, pendidikannya pun terputus, ada ketika sudah
SMU dan ada pula ketika di perguruan tinggi, dan ada pula baru menyelesaikan
studinya (belum menjadi pegawai) sudah mati, ada yang sudah menjadi pegawai
namun tidak lama kemudian hancur berantakan rumah tangganya, istrinya mati
karena dia khianati, kemudian dia pun menyusul (mati) maka dimana kebahagian
yang mereka angan-angankan itu?! Mereka bersusah payah sekolah, kuliah dan
bekerja karena dunia namun mereka tidak memperolehnya maka bukankah ini adalah
kerugian yang bertumpuk-tumpuk?! Sungguh benar perkataan Alloh (تعالى):
{وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ
لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا
بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3)} [العصر/1-3]
“Demi waktu, sesungguhnya manusia benar-benar di atas
kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal sholih; yang mereka
saling mewasiatkan kepada kebenaran dan saling menasehatkan kepada kesabaran”
(Al-‘Ashr: 1-3).
Kami memohon kepada Alloh untuk memberikan
ganjaran pahala yang berlipat ganda kepada saudara kami Abul ‘Abbas Harmin yang mana beliau telah
menghabiskan sisa umurnya yang pendek untuk beriman, beramal sholih, berda’wah
kepada kebenaran dan selalu menasehatkan untuk bersabar, semoga Alloh
menempatkannya di Jannah Firdausnya yang Tertinggi.
سبحانك اللهم وبحمدك لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك
Tidak ada komentar:
Posting Komentar