kebahagiaAN
Dutulis
oleh:
Muhammad bin Salim
Al-Limboriy
Semoga
Alloh mengampuninya, mengampuni kedua orang tuanya dan mengampuni
saudara-saudarinya
kebahagiaAN
بسم
الله الرحمن الرحيم
الحَمْدُ لله، أَحْمَدُه،
وأستعينُه، وأستغفرُهُ، وأَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ
لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه.
أمّا بعدُ:
Berikut untaian kata-kata mutiara dari Abul Abbas Harmin bin Salim Al-Limboriy semoga
Alloh merahmatinya dan menempatkannya ke dalam Jannah Firdaus-Nya yang Tinggi disertai dengan syarh
(penjelasan) dari kami:
"Tidak ada kebahagian di zaman ini dari
pada belajar ilmu agama dan mengamalkannya, betapa banyak manusia memikirkan
bagaimana supaya anak-anak mereka menjadi anak yang baik…".
"Kebahagiaan yang sebenarnya
tidak akan bisa diraih melainkan dengan cara mempelajari ilmu agama…".
Penjelasan:
Apa yang beliu
nasehatkan adalah suatu kebenaran, Rosululloh (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ)
berkata:
«مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ»
"Barang siapa yang Alloh kehendaki
kebaikan baginya maka dipahamkan baginya tentang agama". Diriwayatkan oleh Asy-Syaikhon dari hadits hadits Mu'awiyyah.
"Menderita di dunia itu lebih baik
dari pada menderita di akhirat".
Penjelasan:
Ini tidak hanya
beliau katakan namun beliau telah merasakan dan mengalaminya, ketika beliau dan
keluarganya diusir oleh para hizbiyyun dari rumahnya di dusun Hanunu maka beliau
sekelurga merasakan penderitaan dan kesengsaraan hidup namun beliau tidak
merasa putus asa, bahkan beliau berharap kepada Robbnya dengan sebab kejahatan
para hizbiyyun itu akan memberikan manfaat untuknya dan keluarganya di akhirat,
karena beliau dan keluarganya dizholimi maka beliau mengharapkan ganjaran dari
Robbnya di akhirat kelak, Rosululloh (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata:
«إِنَّ
الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلَاةٍ، وَصِيَامٍ،
وَزَكَاةٍ، وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا، وَقَذَفَ هَذَا، وَأَكَلَ مَالَ هَذَا،
وَسَفَكَ دَمَ هَذَا، وَضَرَبَ هَذَا، فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ، وَهَذَا
مِنْ حَسَنَاتِهِ، فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ
أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ، ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ».
"Sesungguhnya
orang yang merugi dari umatku adalah dia datang pada hari kiamat dengan
(membawa pahala) sholat, puasa dan zakat, dan dia datang dalam keadaan sudah
menghina (orang) ini, dan menuduh orang itu berzina, dan memakan harta orang
ini, menumpahkan darah orang itu, maka diberikanlah kepada orang ini (yang
dizholimi tersebut) dari kebaikannya, dan diberikanlah kepada orang itu (yang
dizholimi tersebut) dari kebaikannya, jika sudah habis kebaikannya (untuk
diberikan kepada orang-orang yang dia zholimi) sebelum diputuskan atas apa yang
dia berada di atasnya maka diberikanlah dari dosa-dosa mereka (orang-orang yang
dia zholimi) lalu dipikulkan kepadanya (orang yang berbuat zholim tersebut),
kemudian dilemparkan ke dalam neraka".
Diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Huroiroh.
Mereka para
hizbiyyun adalah muflisun (orang-orang yang merugi), mereka mengusir, membuat
kerusakan, mencela dan memusuhi beliau (Abul Abas Harmin bin Salim) semoga
Alloh merahmatinya dengan tanpa kebenaran sedikit pun, melainkan karena ta'ashub
dan fanatik buta.
Mereka memusuhi
beliau dengan alasan karena beliau pentolan, kami katakan:
"Memang
beliau semoga Alloh merahmatinya adalah orang besar kami, beliau semoga
Alloh merahmatinya adalah yang pertama-tama menyeru kepada da'wah Ahlissunah
wal Jama'ah di Limboro, banyak kaum muslimin di Limboro mengenal agama
Islam yang sebenarnya karena sebab beliau".
Mereka memusuhi beliau tidak hanya beralasan
karena beliau pentolan akan tetapi karena adik beliau di Dammaj, karena beliau
memuliakan Ahlussunnah, karena beliau tidak membolehkan minta-minta dan tidak
menginginkan adanya jam'iyyah di Hanunu, bila seperti ini keadaannya
maka tidak diragukan lagi bahwa mereka para hizbiyyin itu benar-benar telah
berakhlak dengan akhlak kaum musyrikin di zaman jahiliyyah, yang pernah
dikatakan oleh Waroqah bin Naufal semoga Alloh
meridhoinya kepada Nabi (صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ):
"لَيْتَنِي
أَكُونُ حَيًّا إِذْ يُخْرِجُكَ قَوْمُكَ".
"Seandainya
aku masih hidup ketika kaummu mengusirmu". Ketika Nabi (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ)
mendengarkan itu darinya maka beliau bertanya:
«أَوَ
مُخْرِجِيَّ هُمْ».
"Apakah merek
akan mengusirku?". Maka beliau semoga
Alloh meridhoinya menjawab:
"نَعَمْ،
لَمْ يَأْتِ رَجُلٌ قَطُّ بِمِثْلِ مَا جِئْتَ بِهِ إِلَّا عُودِيَ".
"Iya, tidak
akan datang seorang pun yang semisal dengan apa yang kamu da'wahkan dengannya
melainkan dimusuhi". Diriwayatkan
oleh Asy-Syaikhon dari Ibnu Syihab, dari Urwah Ibniz Zubair, dari Aisyah, dari Nabi (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ).
Rosululloh (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ)
dan para pengikut setianya dari kalangan Ahlussunnah wal Jama'ah diusir
dari kediaman mereka bukan karena berbuat dosa, bukan karena mereka (para
lelaki) memakai pakaian wanita (bercadar), bukan pula karena mencuri, mengemis
dan bukan pula karena berbuat kesyirikan, bid'ah dan bermaksiat akan tetapi
mereka diusir karena menda'wahkan kepada kebenaran dan mendakwahkan kepada
Al-Qur'an dan As-Sunnah di atas pemahaman salafush sholih, yang da'wah
tersebut bertujuan untuk memisahkan atau membedakan antara yang benar dan yang
bathil, Al-Bukhoriy semoga Alloh merahmatinya di dalam "Shohih"nya
pada kitab tafsir surat "An-Nur" berkata:
"وَسُمِّيَ
الفُرْقَانَ، لِأَنَّهُ يُفَرِّقُ بَيْنَ الحَقِّ وَالبَاطِلِ".
"Dinamakan
(Al-Qur'an) dengan nama Al-Furqan karena dia memisahkan antara kebenaran dan
kebatilan".
Dan diperjelas
lagi dengan hadits dari Jabir bin Abdillah yang
diriwayatkan Al-Bukhroriy:
وَالدَّاعِي
مُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَمَنْ أَطَاعَ مُحَمَّدًا صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ، وَمَنْ عَصَى مُحَمَّدًا صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَدْ عَصَى اللَّهَ، وَمُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَرْقٌ بَيْنَ النَّاسِ
"Dan
da'i (yang menyeru) itu adalah Muhammad (صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ), barang siapa yang mentaati Muhammad (صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) maka sungguh dia telah mentaati Alloh, dan
barang siapa yang memaksiati Muhammad (صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) maka sungguh dia telah memaksiati Alloh, dan Muhammad (صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) adalah memisahkan antara manusia".
"Orang tua kita!, kita tidak
akan bisa membalas kebaikan mereka, jalan satu-satunya melainkan hanya dengan
menjadi anak yang sholih, dan seseorang tidak akan bisa menjadi orang yang baik
(sholih) melainkan dengan
mempelajari ilmu agama".
Penjelasan:
Apa yang beliu
nasehatkan adalah suatu kebenaran, Rosululloh (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ)
berkata:
«إِذَا
مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةِ أَشْيَاءَ
مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ
يَدْعُو لَهُ».
"Jika
seseorang mati maka terputuslah amalannya kecuali dari tiga perkara; dari
sedekah yang terus mengalir (pahalanya), ilmu yang bermanfaat untuknya, dan
anak yang sholih yang mendoakannya". Diriwayatkan
oleh Ahmad dan Muslim, dari hadits Abu Huroiroh.
Hadits ini yang
sering beliau bawakan ketika beliau menasehati kaum muslimin di Limboro, semoga
Alloh menjadikan beliau termasuk dalam ketiga perkara tersebut.
Alhamdulillah
beliau semoga Alloh merahmatinya telah banyak membantu para penuntut
ilmu dan mengutus mereka ke pondok-pondok pesantren, diantara mereka beliau
danai dengan hartanya sendiri semoga ini tercatat di sisi Alloh sebagai
sedekah yang terus mengalir pahalanya.
Alhamdulillah
beliau semoga Alloh merahmatinya telah terjun di medan da'wah dan telah
mengajarkan ilmu-ilmu agama yang beliau ketahui semoga ini
tercatat di sisi Alloh sebagai ilmu yang bermanfaat untuknya.
Alhamdulillah
beliau semoga Alloh merahmatinya telah memiliki putra dan putri semoga
Alloh jadikan putra-putri beliau sebagai anak sholih yang selalu mendoakannya.
سبحانك اللهم وبحمدك لا إله إلا أنت أستغفرك
وأتوب إليك
Tidak ada komentar:
Posting Komentar