Al Imam Ibnul Qoyyim berkata: “Maka sesungguhnya hamba itu jika memurnikan niatnya untuk Alloh ta’ala, dan maksud dia, keinginan dia dan amalan dia itu adalah untuk wajah Alloh Yang Mahasuci, maka Alloh itu bersama dia, karena sesungguhnya Yang Mahasuci itu beserta orang-orang yang bertaqwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan. Dan kepala taqwa dan kebaikan adalah murninya niat untuk Alloh dalam penegakan kebenaran. Dan Alloh Yang Mahasuci itu tiada yang bisa mengalahkan-Nya. Maka barangsiapa Allo bersamanya, maka siapakah yang bisa mengalahkannya atau menimpakan kejelekan padanya? Jika Alloh bersama sang hamba, maka kepada siapakah dia takut? Jika Alloh tidak bersamanya, maka siapakah yang diharapkannya? Dan kepada siapa dia percaya? Dan siapakah yang menolongnya setelah Alloh meninggalkannya? Maka jika sang hamba menegakkan kebenaran terhadap orang lain, dan terhadap dirinya sendiri lebih dulu, dan dia menegakkannya itu adalah dengan menyandarkan pertolongan pada Alloh dan karena Alloh, maka tiada sesuatupun yang bisa menghadapinya. Seandainya langit dan bumi serta gunung-gunung itu membikin tipu daya untuknya, pastilah Alloh akan mencukupi kebutuhannya dan menjadikan untuknya jalan keluar dari masalahnya.” (“I’lamul Muwaqqi’in”/ hal. 412/cet. Darul Kitabil ‘Arobiy).

KEBAIKAN yang DISEGERAKAN



KEBAIKAN
yang
DISEGERAKAN






Dutulis oleh:
Muhammad bin Salim Al-Limboriy
Semoga Alloh mengampuninya, mengampuni kedua orang tuanya dan mengampuni saudara-saudarinya


KEBAIKAN
yang
DISEGERAKAN

بسم الله الرحمن الرحيم
الحَمْدُ لله، أَحْمَدُه، وأستعينُه، وأستغفرُهُ، وأَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه.
أمّا بعدُ:
Al-Bukhoriy semoga Alloh merahmatinya berkata: Telah menceritakan kepada kami Adam, beliau berkata: Telah menceritakan kepada kami Syu'bah, beliau berkata: Telah menceritakan kepada kami Tsabit Al-Bunaniy, dari Anas bin Malik semoga Alloh meridhoinya, Nabi (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata:
«لاَ يَتَمَنَّيَنَّ أَحَدُكُمُ المَوْتَ مِنْ ضُرٍّ أَصَابَهُ، فَإِنْ كَانَ لاَ بُدَّ فَاعِلًا، فَلْيَقُلْ: اللَّهُمَّ أَحْيِنِي مَا كَانَتِ الحَيَاةُ خَيْرًا لِي، وَتَوَفَّنِي إِذَا كَانَتِ الوَفَاةُ خَيْرًا لِي».
"Janganlah salah seorang diantara kalian mengangan-angankan kematian (karena) kemadhoratan yang menimpanya, dan jika memang harus melakukan (mengangan-angankannya) maka hendaknya dia berdoa:
"Ya Alloh teruskanlah saya hidup bila kehidupan itu lebih baik bagiku, dan wafatkanlah aku bila kematian itu lebih baik bagiku".
Hadits ini diriwayatkan pula oleh Muslim semoga Alloh merahmatinya.
Pada hadits ini dengan jelas menerangkan tentang dibencinya bagi seseorang mengangan-angankan kematian, baik dia berangan-angan itu karena sebab ujian berupa penyakit, tekanan jiwa, kekurangan dan berbagai penderitaan lainnya.
Bila seseorang sudah tidak sanggup lagi dengan ujian atau cobaan yang menimpanya dan dia lebih memilih untuk berjumpa dengan Robbnya maka hendaknya dia berdoa:
«اللَّهُمَّ أَحْيِنِي مَا كَانَتِ الحَيَاةُ خَيْرًا لِي، وَتَوَفَّنِي إِذَا كَانَتِ الوَفَاةُ خَيْرًا لِي».
"Ya Alloh teruskanlah saya hidup bila kehidupan itu lebih baik bagiku, dan wafatkanlah aku bila kematian itu lebih baik bagiku".
Bila seseorang sudah mempasrahkan dirinya untuk Alloh (تعالى) dan merealisasikan tauhidnya kepada Alloh (تعالى) semata maka ketika kematian sudah mendekatinya dan dia dalam keadaan menahan rasa sakit yang sangat disaat itulah dia mendapatkan kabar gembira, Rosululloh (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata:
«مَنْ أَحَبَّ لِقَاءَ اللَّهِ أَحَبَّ اللَّهُ لِقَاءَهُ، وَمَنْ كَرِهَ لِقَاءَ اللَّهِ كَرِهَ اللَّهُ لِقَاءَهُ».
"Barang siapa yang senang perjumpaan dengan Robbnya maka Alloh senang pula berjumpa dengannya, dan  barang siapa yang benci perjumpaan dengan Robbnya maka Robbnya benci pula berjumpa dengannya". Aisyah atau sebagian istri-istri (Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata: "Sesungguhnya kita benci kematian", beliau (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata:
«لَيْسَ ذَاكِ، وَلَكِنَّ المُؤْمِنَ إِذَا حَضَرَهُ المَوْتُ بُشِّرَ بِرِضْوَانِ اللَّهِ وَكَرَامَتِهِ، فَلَيْسَ شَيْءٌ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا أَمَامَهُ، فَأَحَبَّ لِقَاءَ اللَّهِ وَأَحَبَّ اللَّهُ لِقَاءَهُ، وَإِنَّ الكَافِرَ إِذَا حُضِرَ بُشِّرَ بِعَذَابِ اللَّهِ وَعُقُوبَتِهِ، فَلَيْسَ شَيْءٌ أَكْرَهَ إِلَيْهِ مِمَّا أَمَامَهُ، كَرِهَ لِقَاءَ اللَّهِ وَكَرِهَ اللَّهُ لِقَاءَهُ».
"Bukan demikian yang (dimaksud), akan tetapi seorang mu'min jika kematian menjemputnya maka dia diberi kabar gembira dengan keridhoan Alloh dan kemulian-Nya, tidak ada yang lebih dia sukai dari pada yang di depannya, dia senang berjumpa dengan Alloh maka Alloh pun senang berjumpa dengannya. Dan sesungguhnya orang kafir jika kematian menjemputnya maka dia diberi kabar buruk dengan azab Alloh dan siksaan-Nya, tidak ada yang paling dia benci padanya dari pada apa yang ada di depannya, dia benci berjumpa dengan Alloh dan Alloh pun benci berjumpa dengannya". Diriwayatkan oleh Al-Bukhoriy dari Anas bin Malik, dari 'Ubadah Ibnush Shomit.
Hadits yang mulia dan indah ini, lebih diperjelas lagi dengan perkataan Nabi (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ):
«اثْنَانِ يَكْرَهُهُمَا ابْنُ آدَمَ، يَكْرَهُ الْمَوْتَ، وَالْمَوْتُ خَيْرٌ لِلْمُؤْمِنِ مِنَ الْفِتْنَةِ، وَيَكْرَهُ قِلَّةَ الْمَالِ، وَقِلَّةُ الْمَالِ أَقَلُّ لِلْحِسَابِ».
"Dua (perkara) yang keduanya dibenci oleh anak Adam: benci kematian; dan kematian lebih baik bagi orang yang beriman dari pada fitnah, dan benci sedikit (atau berkurang)nya harta; dan sedikitnya harta adalah paling sedikit hitungannya". Diriwayatkan oleh Ahmad dan Al-Baghowiy dari hadits Mahmud bin Labib.
Orang yang beriman tentunya bila sampai kepadanya hadits ini, dia akan bertambah senang dan ingin segera berjumpa dengan Robbnya, lebih-lebih ketika dia berada di tengah-tengah fitnah yang dasyhat maka dia lebih memilih untuk menuju kepada keridhoan Robbnya, betapa bagus apa yang dikatakan oleh Abul Abbas Harmin Al-Limboriy semoga Alloh merohmatinya:
"Kita hidup di dunia ini hanya sementara, kita tidak tahu kapan kita akan mati, oleh karena itu jangan kita terlena dengan dunia!".
Dari Abdulloh bin Umar semoga Alloh meridhoinya, beliau berkata: Rosululloh (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) memegang pundakku lalu berkata:
«كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيلٍ».
"Jadilah kamu di dunia seakan-akan orang asing, atau orang yang sedang menempuh perjalanan".
Abdulloh bin Umar berkata:
«إِذَا أَمْسَيْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ، وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ المَسَاءَ، وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ، وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ».
"Jika kamu berada di waktu sore maka janganlah menanti waktu pagi, dan jika kamu berada di waktu pagi maka janganlah menunggu waktu sore, ambillah waktu sehatmu sebelum (datang) waktu sakitmu, dan (manfaatkan) waktu hidupmu sebelum (datang waktu) kematianmu". Diriwayatkan oleh Al-Bukhoriy, Ibnu Majah dan At-Tirmidziy.
Maka sungguh termasuk dari kebahagian terhadap mereka yang berada di atas As-Sunnah kemudian Alloh segerakan mereka dengan kematian:
«وَالْمَوْتُ خَيْرٌ لِلْمُؤْمِنِ مِنَ الْفِتْنَةِ».
"Dan kematian lebih baik bagi orang yang beriman dari pada fitnah".
Kami bersyukur kepada Alloh yang telah memberi hidayah kepada saudara kami Abul Abbas Harmin Al-Limboriy semoga Alloh merohmatinya dan memberinya taufiq sehingga beliau semoga Alloh merohmatinya benar-benar berada di atas petunjuk dan di atas As-Sunnah, tidaklah satu perkara pun dari As-Sunnah yang kami sampaikan kepada beliau semoga Alloh merohmatinya melainkan beliau memiliki prinsip:
{سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا}.
"Kami dengar dan taat".
Dari sejak awal munculnya fitnah "hizbiyyah jadidah" beliau semoga Alloh merohmatinya telah memiliki kecondongan kepada Al-Haq dan Ahli-nya, ketika kami melihat bahwa beliau semoga Alloh merohmatinya memiliki tanggung jawab yang banyak maka kami memintanya untuk kami ke ma'had Al-Hizbiy di Hadromaut karena biaya untuk kesana sedikit murah dibandingkan ke Dammaj, namun dengan ketegasan beliau menyatakan untuk tidak ke sana, namun beliau tetap memerintahkan kami dan adik kami (Al-Ustadz Umair Al-Limboriy) untuk ke Dammaj.
Beliau semoga Alloh merohmatinya dari awal fitnah "hizbiyyah jadidah" sudah menaruh rasa percaya kepada Syaikhuna Yahya Al-Hajuriy dan juga percaya kepada murid-murid setianya dari kalangan Ahlus Sunnah, ketika kami sudah mendaftarkan adik kami (Syafi'ul Hadiy Al-Limboriy) ke salah satu pondok pesantren (yang sekarang menjadi pondok hizbiy) bersamaan dengan itu kami mencoba menghubungi Al-Ustadz Abu Hazim Muhsin Al-Jawiy bagaimana dengan adik kami (Syafi'ul Hadiy Al-Limboriy) apakah bisa diterima karena ketika kami mengantar putra paman kami (Sa'id bin Muhammad Al-Limboriy) itu sudah terakhir penerimaan karena sudah penuh, namun Alhamdulillah Al-Ustadz Abu Hazim Muhsin Al-Jawiy dengan lapang dada siap menerima, ketika saudara kami Abul Abbas Harmin Al-Limboriy semoga Alloh merohmatinya mendengar bahwa masih bisa diterima adik kami di ma'had Magetan maka beliau bersegera memerintahkan kami untuk mengantar adik kami tersebut ke Magetan.
Selama fintah "hizbiyyah jadidah" berkecamuk beliau semoga Alloh merohmatinya selalu memiliki rasa percaya kepada saudara-saudaranya Ahlus Sunnah, ketika ada yang mentahdzir dari pondok pesatren Magetan dan pondok pesantren Darul Ilmi Surabaya beliau tetap memerintahkan adik-adik dan saudaranya Al-Limboriyyun untuk berangkat ke dua pondok tersebut, semoga Alloh mengampuni dosa-dosanya dan merohmatinya serta memberinya balasan dan dijadikannya sebagai penghuni Jannah Firdaus yang Tertinggi.
Sungguh beliau telah mengarahkan dan menunjuki manusia kepada kebaikan sebagaimana yang telah dilakukan oleh salah seorang salafush sholih:
«انْطَلِقْ إِلَى أَرْضِ كَذَا وَكَذَا، فَإِنَّ بِهَا أُنَاسًا يَعْبُدُونَ اللهَ فَاعْبُدِ اللهَ مَعَهُمْ».
"Pergilah kamu ke negri demikian dan demikian, karena sesungguhnya di negri tersebut ada segolongan manusia yang mereka beribadah kepada Alloh maka beribadahlah kamu kepada Alloh bersama mereka (dalam beribadah kepada Alloh)". Diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Sa'id, dari Rosululloh (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ).
Dan semoga beliau mendapatkan ganjaran pahala sebagaimana yang dikatakan oleh Rosululloh (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata:
«مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ»
"Barang siapa menunjuki kepada kebaikan maka baginya semisal pahala pelakunya". Diriwayatkan oleh Muslim, dari Abu Mas'ud Al-Anshoriy.
Dan pada kesempatan ini kami mengucapkan rasa syukur (terima kasih) kepada mereka yang telah berbuat baik dan membantu saudara kami (Abul Abbas Harmin Al-Limboriy semoga Alloh merohmatinya) semasa hidupnya, lebih-lebih bagi mereka yang telah membantu dalam pendidikan agama saudara-saudaranya Al-Limboriyyun yang ditinggalkan, dan diantara mereka yang telah membantu adalah Al-Ustadz Abu Usamah Al-Amboniy, Al-Ustadz Abu Hazim Muhsin Al-Jawiy, Al-Ustadz Asnur, Al-Ustadz Ibrohim Al-Jawiy, Abu Abdil Halim Hasyim Al-Jawiy, Abu Muhammad Al-Amin Nurdin Al-Amboniy, Abu Firman Alwiy Al-Amboniy, Abu Hamzah Imron Al-Amboniy, Abu Sa'id Al-Maidaniy Al-Amboniy dan yang selain mereka:
«جَزَاهُمُ اللَّهُ خَيْرًا».
"Semoga Alloh membalas mereka dengan kebaikan".
وصَلَّى اللَّهُ على مُحَمَّد وَآلِهِ وَصَحْبِه وَسَلِّم
سبحانك اللهم وبحمدك لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك

Tidak ada komentar:

Posting Komentar