Al Imam Ibnul Qoyyim berkata: “Maka sesungguhnya hamba itu jika memurnikan niatnya untuk Alloh ta’ala, dan maksud dia, keinginan dia dan amalan dia itu adalah untuk wajah Alloh Yang Mahasuci, maka Alloh itu bersama dia, karena sesungguhnya Yang Mahasuci itu beserta orang-orang yang bertaqwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan. Dan kepala taqwa dan kebaikan adalah murninya niat untuk Alloh dalam penegakan kebenaran. Dan Alloh Yang Mahasuci itu tiada yang bisa mengalahkan-Nya. Maka barangsiapa Allo bersamanya, maka siapakah yang bisa mengalahkannya atau menimpakan kejelekan padanya? Jika Alloh bersama sang hamba, maka kepada siapakah dia takut? Jika Alloh tidak bersamanya, maka siapakah yang diharapkannya? Dan kepada siapa dia percaya? Dan siapakah yang menolongnya setelah Alloh meninggalkannya? Maka jika sang hamba menegakkan kebenaran terhadap orang lain, dan terhadap dirinya sendiri lebih dulu, dan dia menegakkannya itu adalah dengan menyandarkan pertolongan pada Alloh dan karena Alloh, maka tiada sesuatupun yang bisa menghadapinya. Seandainya langit dan bumi serta gunung-gunung itu membikin tipu daya untuknya, pastilah Alloh akan mencukupi kebutuhannya dan menjadikan untuknya jalan keluar dari masalahnya.” (“I’lamul Muwaqqi’in”/ hal. 412/cet. Darul Kitabil ‘Arobiy).

JAM'IYAT BATAKO

KISAH NYATA
JAM IYYAH BATAKO
Add caption


Kisah ini dimulai dari belahan dunia ini, negeri antah berantah yang konon dinamakan Sudan.
Suatu ketika beberapa ikhwah dari Salafiyyin berinisiatif untuk membangun masjid, demi mendapatkan ridho Allah, juga untuk mempermudah penyebaran ajaran Islam yang benar, sesuai dengan pemahaman Salafus Sholeh.
Kesepakatanpun telah terpenuhi...
Pembangunanpun sudah dimulai...
Hingga pada suatu hari, datanglah beberapa gelintir orang, yang mengatas namakan dari jam'iyah ternama dikawasannya. Merakapun bersumbar untuk menyumbang 1000 batako demi kepentingan pembangunan masjid yang asri dan indah..

Bahkan merekapun mengatakan kalau pemberian itu bakalan tanpa syarat atau sejenisnya. Akhirnya para ikhwahpun menyetujui.
Setelah beberapa hari datanglah batako yang mereka janjikan, akan tetapi ada sebagian ikhwah yang tidak tenang dengan orang-orang itu, maka dia menasehatkan untuk tidak memakai batako itu. "Taruh aja di samping masjid.." sarannya.
Dan Ikhwah salafiy yang lainpun sependapat denganya, apalagi setelah mendengarkan panjang lebar penjelasan ikhwah itu...
Hari demi haripun berlalu..
Tahun demi tahunpun berlalu..
Abad demi abadpun berlalu..
Semuanya berlalu dengan cepat..... Hingga terdengar tiupan sangsakala..
Dan gunung-gunung pada beterbangan...
Wah afwan...
Terlalu jauh terlampui zamannya..
Jadi...beberapa bulan kemudian, setelah masjid sudah layak untuk dihuni.
Dan para mustafid disitu mulai menyebarkan da'wah yang murni serta jauh dari hizbiyat.
Tidak heran ketika terdengar kemungkaran dari "Jam'iyat Batako". Maka mereka mulai memperingatkan umat atas bahayanya jam'iyat ini di dalam kancah dunia Islam.
Tak lama kemudian datanglah perwakilan dari jam'iyah ini untuk menegur mereka: "Apa-apaan ini.." cetus salah satu dari mereka, dengan muka seram:
"Kalian sudah kami bantu bikin masjid, malah sekarang ngomongin kami.."
"jelek jelekan kami lagi!!!" imbuhnya masih dengan muka bengis: "Kalau kalian masih teruskan..., maka kalian harus lepaskan lagi batako yang telah kalian pasang" dengan nada penuh ancaman.
Seorang ikhwah menanggapi dengan enteng "oh, cuma mau minta batako ternyata.." dengan mencibirkan mulut: "Kalo mau, ambil aja di samping masjid tuh!." tambahnya: "Dijamin masih sama dengan keadaan semula sejak ditaruh..".
Dikisahkan oleh:
Saifuddin Al-Jawiy di Darul Hadits Al-Fath Sana'a.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar