Al Imam Ibnul Qoyyim berkata: “Maka sesungguhnya hamba itu jika memurnikan niatnya untuk Alloh ta’ala, dan maksud dia, keinginan dia dan amalan dia itu adalah untuk wajah Alloh Yang Mahasuci, maka Alloh itu bersama dia, karena sesungguhnya Yang Mahasuci itu beserta orang-orang yang bertaqwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan. Dan kepala taqwa dan kebaikan adalah murninya niat untuk Alloh dalam penegakan kebenaran. Dan Alloh Yang Mahasuci itu tiada yang bisa mengalahkan-Nya. Maka barangsiapa Allo bersamanya, maka siapakah yang bisa mengalahkannya atau menimpakan kejelekan padanya? Jika Alloh bersama sang hamba, maka kepada siapakah dia takut? Jika Alloh tidak bersamanya, maka siapakah yang diharapkannya? Dan kepada siapa dia percaya? Dan siapakah yang menolongnya setelah Alloh meninggalkannya? Maka jika sang hamba menegakkan kebenaran terhadap orang lain, dan terhadap dirinya sendiri lebih dulu, dan dia menegakkannya itu adalah dengan menyandarkan pertolongan pada Alloh dan karena Alloh, maka tiada sesuatupun yang bisa menghadapinya. Seandainya langit dan bumi serta gunung-gunung itu membikin tipu daya untuknya, pastilah Alloh akan mencukupi kebutuhannya dan menjadikan untuknya jalan keluar dari masalahnya.” (“I’lamul Muwaqqi’in”/ hal. 412/cet. Darul Kitabil ‘Arobiy).

DOA DAN DZIKIR SYAR'IY

سلسلة الأذكار والأدعية الشرعية (2):


الاسْتِعَاذَةُ مِنَ الخُبُثِ وَالخَبَائِثِ عِنْدَ دُخُولِ الخَلَاءِ
«اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الخُبُثِ وَالخَبَائِثِ». [رواه البخاري ومسلم، عَنْ أنس بن مالك].

الاِسْتِغْفَارُ بَعْدَ خُرُوجِ الْخَلَاءِ
«غُفْرَانَكَ». [حَسَنٌ، رواه ابن ماجه، والترمذي، وأبو داود، عَن عَائِشَةَ. وقَالَ الترمذي: "هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ". قَالَ أَبُو أَيُّوبَ: "فَقَدِمْنَا الشَّأْمَ فَوَجَدْنَا مَرَاحِيضَ بُنِيَتْ قِبَلَ القِبْلَةِ فَنَنْحَرِفُ، وَنَسْتَغْفِرُ اللَّهَ تَعَالَى". رواه البخاري ومسلم].


مَا يَقُولُ لِمَنْ وَضَعَ لَهُ وَضُوءًا
«اللَّهُمَّ فَقِّهْهُ فِي الدِّينِ». [رواه البخاري، ومسلم عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ].

مَا يَقُولُ عِنْدَ الْوُضُوءِ
{بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ}. [رواه الترمذي، وابن ماجه عَنْ أَبِي سَعِيدٍ].

مَا يُقَالُ بَعْدَ الْوُضُوءِ
«أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنَ التَّوَّابِينَ، وَاجْعَلْنِي مِنَ المُتَطَهِّرِينَ». [صحيح، رواه الترمذي، وابن ماجه عَنْ عُمَرَ بْنِ الخَطَّابِ. وَرواه أيضًا ابن ماجه عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ].

جَمْعُ وَتَرْتِيْبُ: أبِي أحْمَدَ مُحَمّدِ بْنِ سَلِيْمٍ اللّمْبُوْرِيّ الْأنْدُونِيْسِيّ عَفَا الله عَنْهُ

http://ahlussunnahthullab.wordpress.com




Tidak ada komentar:

Posting Komentar