Al Imam Ibnul Qoyyim berkata: “Maka sesungguhnya hamba itu jika memurnikan niatnya untuk Alloh ta’ala, dan maksud dia, keinginan dia dan amalan dia itu adalah untuk wajah Alloh Yang Mahasuci, maka Alloh itu bersama dia, karena sesungguhnya Yang Mahasuci itu beserta orang-orang yang bertaqwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan. Dan kepala taqwa dan kebaikan adalah murninya niat untuk Alloh dalam penegakan kebenaran. Dan Alloh Yang Mahasuci itu tiada yang bisa mengalahkan-Nya. Maka barangsiapa Allo bersamanya, maka siapakah yang bisa mengalahkannya atau menimpakan kejelekan padanya? Jika Alloh bersama sang hamba, maka kepada siapakah dia takut? Jika Alloh tidak bersamanya, maka siapakah yang diharapkannya? Dan kepada siapa dia percaya? Dan siapakah yang menolongnya setelah Alloh meninggalkannya? Maka jika sang hamba menegakkan kebenaran terhadap orang lain, dan terhadap dirinya sendiri lebih dulu, dan dia menegakkannya itu adalah dengan menyandarkan pertolongan pada Alloh dan karena Alloh, maka tiada sesuatupun yang bisa menghadapinya. Seandainya langit dan bumi serta gunung-gunung itu membikin tipu daya untuknya, pastilah Alloh akan mencukupi kebutuhannya dan menjadikan untuknya jalan keluar dari masalahnya.” (“I’lamul Muwaqqi’in”/ hal. 412/cet. Darul Kitabil ‘Arobiy).

Allah Dengan ‘Ilmu-Nya Mengetahui Segala Sesuatu Yang Ada Dimana-mana

gif. ALLAH DIATAS ARSY
Pertanyaan dari Saudara di Malaysia. Saudara berkata: Ana ada sedikit soalan:
Gaimana kalau seseorang menanya kepada kita tentang dimanakah Allah, maka kita menjawab Allah di langit.  Mereka kata: Berarti kita udah samakan Allah dengan tuhan kristian, kerana kristian kata: Tuhannya di langit. Terus… Mereka juga kata: Kalau Allah di langit berarti Allah Ta’ala butuh tempat seperti makhluknya. Ini soalan mudah-mudahan dapat dijawab. Jazakallahukhaira Baarakallahufiik.

Jawab:
بسم الله الرحمن الرحيم
Termasuk dari aqidah Ahlissunnah wal Jama’ah adalah mengimani bahwa Alloh berada di atas langit, Dia berada di atas ‘arsy-Nya, diantara mereka adalah Al-Imam Asy-Syafi’y, dan muridnya ya’ni Al-Imam Ahmad dan gurunya ya’ni Al-Imam Malik Rohmatulloh ‘Alaihim mereka mengimani hal demikian itu, diantara dalil mereka adalah perkataan Alloh Ta’ala:
الرحمن على العرش استوى
“Ar-Rohman beristiwa’ di atas ‘arsy-Nya”.
Dan dalil-dalil tentang Alloh di atas langit adalah banyak, baik di dalam Al-Qur’an maupun di dalam As-Sunnah, diantaranya jawaban seorang hamba sahaya wanita kecil ketika ditanya oleh Rosululloh Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam:
أين الله؟
“Dimana Alloh?”. Ia menjawab:
في السماء
“Di langit”.
Juga hadits tentang turunnya Alloh ke langit dunia pada sepertiga malam terakhir.
Dan Alloh berada di atas seluruh makhluk-Nya, Dia berkata:
سبح اسم ربك الأعلى
“Sucikanlah nama Robbmu yang Maha Tinggi”.
Dia juga berkata:
وهو القاهر فوق عباده
“Dan Dialah Yang Berkuasa di atas para hamba-hamba-Nya”.
Bila seseorang menyatakan bahwasanya Alloh di atas langit maka dia telah benar ucapannya, baik dia itu muslim ataupun dia kafir, kalau dia mengatakan bahwa Alloh di atas langit maka sungguh telah benar ucapannya.
Adapun kalau umat Kristen menyatakan bahwa tuhan mereka di atas langit maka dilihat siapa yang dimaksud?, kalau mereka maksudkan adalah Alloh maka ucapan mereka adalah benar, adapun kalau mereka maksudkan adalah Yesus atau Mariyah maka ini adalah salah, karena Alloh saja yang berada di atas langit, yang Dia beristiwa’ di atas ‘arsy-Nya.
Dan siapa saja yang menyatakan bahwa Alloh berada di mana-mana maka sungguh dia telah merendahkan Alloh, muslim yang baik tidak mungkin akan berkata bahwa Alloh di tempat kotoran atau di tempat sampah, Alloh adalah Maha Suci berada di atas para makhluk, dengan ilmu-Nya Dia mengetahui segala sesuatu yang berada di mana-mana, dan Dia adalah Al-‘Alim (Maha Mengetahui) atas segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi:
ويعلم ما في البر والبحر، وما تسقط من ورقة إلا يعلمها
“Dia mengetahui apa saja yang di daratan dan di lautan, dan tidaklah jatuh sedaunpun melainkan Dia mengetahuinya…..”.
Alloh adalah Maha Kaya dan Dia tidak membutuhkan kepada makhluk-Nya.
Dijawab oleh: Abu Ahmad Muhammad bin Salim Al-Limboriy.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar