Al Imam Ibnul Qoyyim berkata: “Maka sesungguhnya hamba itu jika memurnikan niatnya untuk Alloh ta’ala, dan maksud dia, keinginan dia dan amalan dia itu adalah untuk wajah Alloh Yang Mahasuci, maka Alloh itu bersama dia, karena sesungguhnya Yang Mahasuci itu beserta orang-orang yang bertaqwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan. Dan kepala taqwa dan kebaikan adalah murninya niat untuk Alloh dalam penegakan kebenaran. Dan Alloh Yang Mahasuci itu tiada yang bisa mengalahkan-Nya. Maka barangsiapa Allo bersamanya, maka siapakah yang bisa mengalahkannya atau menimpakan kejelekan padanya? Jika Alloh bersama sang hamba, maka kepada siapakah dia takut? Jika Alloh tidak bersamanya, maka siapakah yang diharapkannya? Dan kepada siapa dia percaya? Dan siapakah yang menolongnya setelah Alloh meninggalkannya? Maka jika sang hamba menegakkan kebenaran terhadap orang lain, dan terhadap dirinya sendiri lebih dulu, dan dia menegakkannya itu adalah dengan menyandarkan pertolongan pada Alloh dan karena Alloh, maka tiada sesuatupun yang bisa menghadapinya. Seandainya langit dan bumi serta gunung-gunung itu membikin tipu daya untuknya, pastilah Alloh akan mencukupi kebutuhannya dan menjadikan untuknya jalan keluar dari masalahnya.” (“I’lamul Muwaqqi’in”/ hal. 412/cet. Darul Kitabil ‘Arobiy).

Perkara Yang Penting untuk Para Da'i Yang Bermazhab Asy-Syafi'i dan Masyarakat Mereka






بِسم الله الرَّحمنِ الرَّحِيم
Dengan menyebut Alloh yang Ar-Rohman (Maha Pengasih) lagi Ar-Rohim (Maha Penyayang)
الحَمْدُ لله، أَحْمَدُه، وأستعينُه، وأستغفرُهُ، وأَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه.
أمّا بعدُ:
Segala puji bagi Alloh, aku memuji-Nya, aku meminta tolong kepada-Nya dan aku meminta ampun kepada-Nya, aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak kecuali Alloh satu-satu-Nya, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya.
Kemudian setelah itu:
فقد أخبرنِي أحد من طلابِي، أن دعوة أهل السنة والجماعة في بلاده ماليزيا قد انتشرت، والمسلمون في بعض الأماكن يحبون دعوة أهل السنة والجماعة، وهم يحتاجون الدعاةَ السلفية، ثُمَّ سألَنِي أن أكتبَ النصيحة للمسلمين هناك، لأنهم يقولون: أن الله تعالى في كل مكان، وهم يسمون أنفسهم بالشافعيين، فأجبته إلى سؤاله رجاء المنفعة به.
Sungguh telah mengabarkan kepadaku salah seorang dari muridku, bahwa da'wah Ahlissunnah wal Jama`ah di negaranya Malaysia sungguh telah tersebar, dan kaum muslimin di sebagian tempat (di negaranya) senang dengan da'wah Ahlissunnah wal Jama`ah, mereka membutuhkan para da'i yang bermanhaj salafiy, kemudian dia memintaku supaya aku tuliskan suatu nasehat untuk kaum muslimin di sana, karena mereka berkata: "Bahwasanya Alloh Ta'ala berada di setiap tempat (berada di mana-mana). Dan mereka menjuluki diri-diri mereka dengan pengikut-pengikut As-Syafi'iy, lalu aku memenuhi permintaannya dengan harapan bisa memberikan manfaat dengannya.
فأقول مستعينا بالله:
Maka aku berkata dengan meminta pertolongan kepada Alloh:
قال الإمام الشافعي رحِمه الله: "القول في السنة التي أنا عليها، ورأيت عليها الذين رأيتهم، مثل سفيان ومالك وغيرهما، الإقرار بشهادة أن لا إله إلا الله، وأن محمداً رسول الله، وأن الله على عرشه في سمائه، يقرب من خلقه كيف شاء، وينْزل إلى السماء الدنيا كيف شاء ... وذكر سائر الاعتقاد". اهـ، من "مختصر العلو للعلي العظيم" (ص: 176). 
Al-Imam Syafi'iy -Rohimahulloh- berkata: "Perkataan di dalam As-Sunnah yang saya berada di atasnya, dan saya melihat tentangnya juga orang-orang yang berada di atasnya melihat, seperti Sufyan, Malik dan yang selain keduanya. Mereka  menetepkan dengan persaksian bahwa tidak ada sesembahan yang berhak melainkan Alloh, dan Muhammad adalah utusan Alloh, dan sesungguhnya Alloh di atas 'Arsy-Nya di langit-Nya, dan Alloh mendekat kepada makhluk-Nya dengan kehendak-Nya, dan Dia turun ke langit dunia dengan kehendak-Nya….. kemudian beliau menyebutkan seluruh keyakinan". [Selesai penukilan dari kitab "Mukhtashor Al-U`lu Lil 'Aliyil 'Azim" (hal. 176)].
وفي "صحيح مسلم" عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ الْحَكَمِ السُّلَمِيِّ، قَالَ: وَكَانَتْ لِي جَارِيَةٌ تَرْعَى غَنَمًا لِي قِبَلَ أُحُدٍ وَالْجَوَّانِيَّةِ، فَاطَّلَعْتُ ذَاتَ يَوْمٍ فَإِذَا الذِّيبُ قَدْ ذَهَبَ بِشَاةٍ مِنْ غَنَمِهَا، وَأَنَا رَجُلٌ مِنْ بَنِي آدَمَ، آسَفُ كَمَا يَأْسَفُونَ، لَكِنِّي صَكَكْتُهَا صَكَّةً، فَأَتَيْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَعَظَّمَ ذَلِكَ عَلَيَّ، قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ أَفَلَا أُعْتِقُهَا؟ قَالَ: «ائْتِنِي بِهَا» فَأَتَيْتُهُ بِهَا، فَقَالَ لَهَا: «أَيْنَ اللهُ؟» قَالَتْ: فِي السَّمَاءِ، قَالَ: «مَنْ أَنَا؟» قَالَتْ: أَنْتَ رَسُولُ اللهِ، قَالَ: «أَعْتِقْهَا، فَإِنَّهَا مُؤْمِنَةٌ».
Dalam di dalam "Shohih Muslim" dari hadits Mu`awiyah bin Al-Hakam As-Sulamiy, beliau berkata: "Dahulu aku mempunyai seorang hamba wanita yang mengembela kambingku di belakang gunung Uhud dan gunung Al-Jawwaniyyah, maka pada suatu hari aku naik (ke gunung tersebut) untuk melihatnya, lalu aku melihat seekor serigala telah pergi membawa seekor kambing dari kambing-kambingnya, dan aku adalah seorang lelaki dari anak Adam, aku merasa sedih sebagaimana mereka sedih, akan tetapi aku memukulnya dengan benar-benar pemukulan, lalu aku mendatangi Rosululloh –Shollallohu 'Alaihi wa Sallam-, beliau menganggap berat perkara tersebut atasku. Aku berkata: Wahai Rosululloh! Tidakkah aku memerdekakannya?, Beliau berkata: "Datangkan dia kepadaku!". Maka aku datangkan hamba sahayaku kepadanya. Beliau bertanya kepadanya: "Dimanakah Alloh?", dia menjawab: "Alloh di langit". Beliau bertanya lagi: "Siapakah aku?", dia menjawab: "Engkau adalah utusan Alloh?" Beliau berkata: "Merdekakanlah dia, karena sesungguhnya dia adalah wanita yang beriman".
وقد استدل الإمام الشافعِي رحِمه الله على علو الله تعالى بهذا الحديث.
Dan sungguh Al-Imam Asy-Syafi`iy -Rohimahulloh- telah berdalil dengan hadits ini, atas ketinggiannya Alloh Ta`ala.
وقال الإمام الحاكم رحِمه الله: سمعت الأصم يقول: سمعت الربيع يقول: سمعت الشافعي وقد روى حديثاً فقال له رجل: تأخذ بهذا يا أبا عبد الله؟ فقال: "إذا رويت حديثاً صحيحا عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلم فلم آخذ به فأشهدكم أن عقلي قد ذهب". انظر "مختصر العلو للعلي العظيم" (ص: 176).
Dan Al-Imam Al-Hakim -Rohimahulloh- telah berkata: "Aku mendengar Al-Ashom, beliau berkata: Aku mendengar Ar-Robi`, beliau berkata: Aku mendengar Asy-Syafi`iy, sungguh beliau telah meriwayatkan satu hadits, maka seseorang bertanya kepadanya: "Engkau mengambil hadits ini, wahai Abu Abdillah?" Beliau (Al-Imam Asy-Syafi'iy) menjawab: "Jika aku meriwayatkan hadits yang Shohih dari Rosululloh –Shollallohu 'Alaihi wa Sallam- lalu aku tidak mengamalkannya, maka saksikanlah oleh kalian bahwa akalku telah pergi. [Lihat kitab "Mukhtashor Al-U`lu Lil Aliyil 'Azim".(hal. 176)].
وقال الإمام البيهقي رحِمه الله في "الأسماء والصفات" (2/ 308): أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْحَافِظُ، قَالَ: هَذِهِ نُسْخَةُ الْكِتَابِ الَّذِي أَمْلَاهُ الشَّيْخُ أَبُو بَكْرٍ أَحْمَدُ بْنُ إِسْحَاقَ بْنِ أَيُّوبَ فِي مَذْهَبِ أَهْلِ السُّنَّةِ فِيمَا جَرَى بَيْنَ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْحَاقَ بْنِ خُزَيْمَةَ وَبَيْنَ أَصْحَابِهِ، فَذَكَرَهَا وَذَكَرَ فِيهَا: {الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى} [طه: 5] بِلَا كَيْفٍ، وَالْآثَارُ عَنِ السَّلَفِ فِي مِثْلِ هَذَا كَثِيرَةٌ" وَعَلَى هَذِهِ الطَّرِيقِ يَدُلُّ مذْهب الشَّافِعِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْه. 
Dan Al-Imam Al-Baihaqiy –Rohimahulloh- berkata di dalam kitabnya "Al-Asma` wash Shifat" [Juz: 2/hal. 308]: "Telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Abdillah Al-Hafizh, beliau berkata: Ini adalah salinan dari kitab yang disebutkan oleh Asy-Syaikh Abu Bakr Ahmad bin Ishaq bin Ayyub tentang Mazhab Ahlissunnah terhadap apa yang telah lalu antara Muhammad bin Ishaq bin Khuzaimah dan shohabatnya, beliau menyebutkannya dan menyebutkan di dalamnya ayat: "Ar-Rohman (yang Maha Penyayang) di atas 'Arsy ber-istiwa'". [Thoha: 5], dengan tanpa membagaimanakan (bersitiwa'nya Alloh), astar (perkataan shohabat, para tabi'in dan setelah mereka) dari Salaf (para pendahulu) yang semisal dengan ini adalah banyak, dan di atas thoriq (jalan) ini menunjukkan mazhab Asy-Syafi`iy –Rodiallohu 'anhu-.
وقال صاحب "الفتوى الحموية الكبرى" (ص: 343): وقال الشافعي رحِمه الله: "خلافة أبي بكر رضي الله عنه حق قضاها الله في سمائه، وجمع عليه قلوب عباده".
Berkata penulis "Al-Fatawa' Al-Hamawiyah Al-Kubro" (hal. 343): "Al-Imam Syafi`iy -Rohimahulloh- berkata: Khilafah (kepemimpinan) Abu Bakr adalah benar, Alloh telah menetapkannya di langit-Nya, dan Dia telah menyatukan hati hamba-hamba-Nya (terhadap khilafah Abu Bakr -Rodiallahua`nhu-) tersebut.
وفي "الصحيح" عن أنس بن مالك، قال: كانت زينب تفتخر على أزواج النبي صلى الله عليه وسلم تقول: "زوجكنَّ أهاليكُن وزوجني الله من فوق سبع سماوات"، وهذا مثل قول الشافعي. اهـ.
Dan di dalam "Shohih Al-Bukhoriy" dari Anas bin Malik, beliau berkata: Dahulu Zainab berbangga diri atas istri-istri Nabi –Shollallohu 'Alaihi wa Sallam- dia berkata: "Kalian dinikahkan oleh keluarga kalian dan saya dinikahkan oleh Alloh dari atas tujuh langit, dan ini seperti perkataan Asy-Syafi`iy.
وقال صاحب "الدرر السنية" (3/ 101): ونثبت هذه الصفات، وننفي عنها التشبيه، كما نفى سبحانه التشبيه عن نفسه، فقال: {لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ} [الشورى: 11].
Berkata Penulis kitab "Duror Ats-Tsaniyyah" (Juz: 3/hal. 101): "Kami menetapkan sifat-sifat ini, dan kita meniadakan dari (sifat-sifat ini) penyerupaan (bagi Alloh), sebagaimana Alloh -Subhanahu wa Ta'ala- telah meniadakan penyerupaan terhadap diri-Nya sendiri, Alloh berkata: "Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia (Alloh), dan Dia adalah As-Sami' (Yang Maha Mendengar) lagi Al-Bashir (Yang Maha Melihat" [Asy-Syu'aro: 11].
وصح عن الشافعي أنه قال: خلافة أبي بكر الصديق رضي الله عنه حق، قضاها الله في سمائه، وجمع عليها قلوب عباده. اهـ.
Dan telah shohih dari Asy-Syafi'iy, bahwasanya beliau berkata: "Khilafah (kepemimpian) Abu Bakr Ash-Shiddiq -Rodhiyallohu 'anhu- adalah hak (benar adanya), Alloh menetapkannya di langit-Nya, dan Dia telah menyatukan hati hamba-hamba-Nya (terhadap khilafah Abu Bakr -Rodiallahua`nhu-).
وقال الإمام أبو العباس الحراني رحِمه الله كما في "فتاواه" (5/ 139): "وَلَوْ يُجْمَعُ مَا قَالَهُ الشَّافِعِيُّ فِي هَذَا الْبَابِ لَكَانَ فِيهِ كِفَايَةٌ، وَمِنْ أَصْحَابِ الشَّافِعِيِّ عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ يَحْيَى الْكِنَانِيُّ الْمَكِّيُّ لَهُ كِتَابُ "الرَّدِّ عَلَى الْجَهْمِيَّة" وَقَرَّرَ فِيهِ "مَسْأَلَةَ الْعُلُوِّ "، وَأَنَّ اللَّهَ تَعَالَى فَوْقَ عَرْشِهِ. اهـ.
Al-Imam Abul 'Abbas Al-Harroniy –Rohimahulloh- berkata di dalam "Fatawa"nya (Juz: 5/hal. 139): "Kalau dikumpulkan apa yang telah dikatakan oleh Asy-Syafi'iy pada bab ini, maka tentu sudah cukup, dan dari pengikut mazhab Asy-Syafi'iy adalah Abdul Aziz bin Yahya Al-Kinaniy Al-Makkiy beliau mempunyai kitab "Ar-Rod 'alal Jahmiyah", dan beliau menetapkan tentang masalah ketinggian Alloh Ta'ala, dan bahwasanya Alloh di atas 'Arsy-Nya.
والأدلة مِن القرآن في إثبات علو الله تعالى كثيرة جدا، منها:
قول الله تعالى في سورة "الأنعام" (61): {وَهُوَ الْقَاهِرُ فَوْقَ عِبَادِهِ}، الآية.
Dalil-dalil dari Al-Qur'an tentang penetapam ketinggian Alloh Ta'ala adalah sangat banyak, diantaranya adalah perkataan Alloh Ta'ala di dalam surat "Al-An'am" (ayat: 61): "Dan Dia-lah yang berkuasa di atas seluruh hamba-hamba-Nya".
وقوله تعالى في سورة "الأنعام" (18): {وَهُوَ الْقَاهِرُ فَوْقَ عِبَادِهِ وَهُوَ الْحَكِيمُ الْخَبِيرُ}. الآية.
Dan perkataan-Nya di dalam surat "Al-An'am" (ayat: 18): "Dan Dia-lah yang berkuasa di atas seluruh hamba-hamba-Nya, dan Dia adalah Al-Hakim (Yang Maha Bijaksana) lagi Al-Khobir (Yang Maha Mengetahui)".
وقوله تعالى في سورة "الأعلى" (1): {سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى}، الآية.
Dan perkataan-Nya di dalam surat "Al-A`la' (ayat 1)": "Sucikanlah nama Robbmu Al-A'la (Yang Paling Tinggi)".

وقوله تعالى في سورة "البقرة" (29): {هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُمْ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا ثُمَّ اسْتَوَى إِلَى السَّمَاءِ فَسَوَّاهُنَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ}. الآية.
Dan perkataan-Nya di dalam surat "Al-Baqoroh" (ayat: 29): "Dan Dia (Alloh) menciptakan untuk kalian apa-apa yang ada di bumi semuanya, kemudian Dia beristiwa' di atas langit, lalu dijadikanlah tujuh langit".
وقوله تعالى في سورة "الأعراف" (54): {إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ }، الآية.
Dan perkataan-Nya di dalam surat "Al-'Arof" (ayat: 54): "Sesungguhnya Robb kalian adalah Alloh yang Dia telah menciptakan langit-langit dan bumi pada enam hari, kemudian Dia beristiwa di atas 'Arsy".
وقوله تعالى في سورة "الليل" (20): {إِلَّا ابْتِغَاءَ وَجْهِ رَبِّهِ الْأَعْلَى}، الآية.
Dan perkataan-Nya di dalam surat "Al-Lail" (ayat 20): "Melainkan orang yang (semata-mata) ingin mencari Wajah Robbnya yang Al-A'la' (Maha Tertinggi)".
وقوله تعالى في سورة "طه" (1–5): {طه (1) مَا أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْآنَ لِتَشْقَى (2) إِلَّا تَذْكِرَةً لِمَنْ يَخْشَى (3) تَنْزِيلًا مِمَّنْ خَلَقَ الْأَرْضَ وَالسَّمَاوَاتِ الْعُلَى (4) الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى (5)}، الآية.
Dan perkataan-Nya di dalam Surat "Thoha" (ayat 1-5): "Thoha, Kami tidak menurunkan Al-Qur'an ini kepadamu supaya kamu jadi susah, tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Alloh), diturunkan dari Alloh yang menciptakan bumi dan langit-langit yang tinggi, Ar-Rohman (Yang Maha Pemurah) beristiwa' di atas 'Arsy".
فهذه الأدلة ونظائرها كثير في القرآن والسنة، تضمنت إثبات علو الله تعالى، والإمام الشافعي رحِمه الله يؤمن بهذه الصفة، ويصف الله تعالى بها من غير تكييف، ولا تشبيه، ولا تَحريف، ولا تعطيل.
Dalil-dalil ini dan dalil-dalil yang semisalnya adalah banyak di dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah, yang dia mengandung itsbat (penetapan) sifat ketinggiannya Alloh Ta'ala. Dan Al-Imam Asy-Syafi'iy –Rohimahulloh- telah beriman dengan sifat ini. Dan beliau mensifati Alloh Ta'ala dengan tanpa membagaimanakan, menyerupakan, menyimpangkan, dan merusakkan.
وقال الإمام الشافعي رحِمه الله كما في "إجْماع الجيوش" (94): وإن الله تعالى على عرشه في سَمائه، يقرب من خلقه كيف شاء، وإن الله ينْزل إلى سماء الدنيا كيف شاء. اهـ.
Dan Al-Imam Asy-Syafi'iy Rohimahulloh berkata sebagaimana di dalam kitab "Ijma`ul Juyusy" (hal. 94): "Sesungguhnya Alloh Ta'ala di atas 'Arsy-Nya di langit-Nya, Dia mendekati dari makhluk-Nya dengan kehendak-Nya, dan sesungguhnya Alloh Ta'ala turun ke langit dunia dengan kehendak-Nya.
وهذا الذي ذكره الإمام الشافعي رحِمه الله دليله في "الصَّحِيحَين" مِنْ حدِيثِ مَالِكٍ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، وَأَبِي عَبْدِ اللَّهِ الأَغَرِّ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا، حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ فَيَقُولُ: مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ، مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ، مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ".
Dan yang disebutkan oleh Al-Imam Asy-Syafi'iy Rohimahulloh dalilnya di dalam "Shohihul Bukhoriy dan Shohih Muslim" dari Malik, dari Ibnu Syihab, dari Abu Salamah dan Abu Abdillah Al-Aghor, dari Abu Huroiroh Rodiallohu'anhu, Rosululloh Shollallohu 'Alihi wa Sallam berkata: "Alloh Robb kami Tabaroka wa Ta'ala turun setiap malam ke langit dunia, ketika sisa sepertiga malam terakhir, lalu Dia berkata: "Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku maka pasti Aku akan kabulkan untuknya, dan barangsiapa yang meminta kepada-Ku maka pasti Aku akan memberinya, dan barangsiapa yang meminta ampun kepada-Ku maka pasti Aku akan memberikan ampun untuknya".
والأحاديث الثابتة في هذا المعنى كثيرة.
Dan hadits-hadits yang tsabit (shohih) sema'na dengan hadits ini adalah banyak.
وقال الإمام الشافعي رحِمه الله كما في "صفة صلاة النبي صلى الله عليه وسلم" (50): "إذا صح الحديث فهو مذهبي". وقال رحِمه الله: كل مسألة صح فيها الخبر عن رسول الله صلى الله عليه وسلم عند أهل النقل بخلاف ما قلت فأنا راجع عنها في حياتي وبعد موتي". اهـ.
Al-Imam Asy-Syafi'iy Rohimahulloh berkata sebagaimana di di dalan kitab "Sifat Solatin Nabi Shollallohu 'Alaihi wa Sallam" (hal. 50): "Jika telah shohih suatu hadits maka itulah mazhabku". Dan beliau Rohimahulloh juga berkata: "Setiap masalah yang dia itu shohih ada padanya khobar dari Rosululloh Shollallohu 'Alaihi wa Sallam di sisi Ahli Naql (para ulama), dan dia menyelisihi apa yang aku katakan, maka aku menarik perkataanku itu ketika aku hidup dan sesudah kematianku".
وأما الأدلة مِن القرآن في إثبات عِلم الله تعالى فكثيرة، منها:
قوله تعالى في سورة "البقرة" (29): {وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ}، الآية.
Dan adapun dalil-dalil dari Al-Qur'an tentang itsbat (penetapan) sifat ilmu bagi Alloh Ta'ala maka dia adalah banyak, diantaranya adalah perkataan-Nya Ta'ala di dalam surat "Al-Baqoroh" (ayat: 29): "Dan Dia-lah (Alloh) mengetahui terhadap segala sesuatu".
فاعلم رحِمك الله أن الله تعالى على عرشه، وهوَ يَعْلَمُ سِرَّكُمْ وَجَهْرَكُمْ، وَيَعْلَمُ مَا تَكْسِبُونَ، قال تعالى في سورة "الأنعام" (59): {وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَا إِلَّا هُوَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ}، الآية.
Ketahuilah semoga Alloh merohmatimu, sesungguhnya Alloh Ta'ala di atas 'Arsy-Nya, Dia mengetahui apa yang kalian rahasiakan dan apa yang kalian nyatakan, dan Alloh mengetahui juga apa yang kalian kerjakan, Dia Ta'ala berkata di dalam surat "Al-An'am" (ayat: 59): "Dan di sisi Alloh-lah kunci-kunci semua yang ghoib; tidak ada yang mengetahuinya melainkan Dia, Dia mengetahui apa yang ada di darat dan yang di laut, tidak ada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya, tidaklah jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi, dan tidak lah pula sesuatu yang basah dan kering melainkan telah tertulis di dalam kitab yang terang  (Lauh Mahfuzh)".
وَقَوْلُهُ: {وَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ} أَيْ: يُحِيطُ عِلْمُهُ الْكَرِيمُ بِجَمِيعِ الْمَوْجُودَاتِ، بَريها وَبَحْرِيِّهَا لَا يَخْفَى عَلَيْهِ مِنْ ذَلِكَ شَيْءٌ، وَلَا مِثْقَالُ ذَرَّةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ.
Dan perkataan-Nya: "Dan Dia (Alloh) mengetahui apa yang ada di darat dan yang di laut", yaitu: Ilmu-Nya Al-Karim (Alloh Yang Maha Mulia) mencakup seluruh apa yang ada, sama saja yang di daratnya ataupun yang di lautnya, tidak tersembunyi atas-Nya dari yang demikian itu sedikit pun, dan tidak juga tersembunyi darinya sebutir zarroh (biji yang paling kecil)pun di bumi dan di di langit.
وَقَوْلُهُ: {وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَرَقَةٍ إِلا يَعْلَمُهَا} أَيْ: وَيَعْلَمُ الْحَرَكَاتِ حَتَّى مِنَ الْجَمَادَاتِ، فَمَا ظَنُّكَ بِالْحَيَوَانَاتِ، وَلَا سِيَّمَا الْمُكَلَّفُونَ مِنْهُمْ مِنْ جِنِّهِمْ وَإِنْسِهِمْ، كَمَا قَالَ تَعَالَى: {يَعْلَمُ خَائِنَةَ الأعْيُنِ وَمَا تُخْفِي الصُّدُورُ} [غَافِرٍ: 19]. انظر "تفسير القرآن العظيم" (3/ 265).
Dan perkataan-Nya: "Dan tidak ada sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya", yaitu: Alloh mengetahui gerakan-gerakan sampai yang beku-beku (benda mati), maka apa sangkaanmu dengan hewan-hewan, lebih-lebih makhluk yang dibebani syari'at di antara mereka baik mereka dari jin ataupun mereka dari manusia, sebagaimana Alloh Ta'ala berkata: "Dia (Alloh) mengetahui pandangan mata yang khianat, dan apa yang tersembunyi di dalam dada". [Ghofir: 19]. Lihat kitab "Tafsir Al-Qur`in 'Azim" (Jilid:3/hal. 265).
وقال تعالى في سورة "يونس" (61): {وَمَا تَكُونُ فِي شَأْنٍ وَمَا تَتْلُو مِنْهُ مِنْ قُرْآنٍ وَلَا تَعْمَلُونَ مِنْ عَمَلٍ إِلَّا كُنَّا عَلَيْكُمْ شُهُودًا إِذْ تُفِيضُونَ فِيهِ وَمَا يَعْزُبُ عَنْ رَبِّكَ مِنْ مِثْقَالِ ذَرَّةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَلَا أَصْغَرَ مِنْ ذَلِكَ وَلَا أَكْبَرَ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ}. الآية.
Alloh Ta'ala berkata di dalam surat "Yunus" (ayat: 61): "Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Al-Qur'an dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan melainkan Kami menjadi saksi atas kalian di waktu kalian melakukannya. Dan tidak luput dari (pengetahuan) Robbmu walaupun sebesar zarroh (biji yang paling kecil) di bumi atau di langit. Dan tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)".
يُخْبِرُ تَعَالَى نَبِيَّهُ صَلَوَاتُ اللَّهِ عَلَيْهِ وَسَلَامُهُ أَنَّهُ يَعْلَمُ جَمِيعَ أَحْوَالِهِ وَأَحْوَالِ أُمَّتِهِ، وَجَمِيعَ الْخَلَائِقِ فِي كُلِّ سَاعَةٍ وَآنٍ وَلَحْظَةٍ، وَأَنَّهُ لَا يعزُب عَنْ عِلْمِهِ وَبَصَرِهِ مثقالُ ذَرَّةٍ في حقارتها وصغرها في السموات وَلَا فِي الْأَرْضِ، وَلَا أَصْغَرَ مِنْهَا وَلَا أَكْبَرَ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ. انظر "تفسير القرآن العظيم" (4/ 277).
Dia (Alloh) Ta'ala mengabarkan nabi-Nya semoga sholawat dan salam untuknya bahwasanya Dia (Alloh) mengetahui seluruh keadaan-keadaannya, keadaan-keadaan umatnya, dan seluruh makhluk-makhluk di setiap jam, menit dan detik, dan bahwasanya Dia tidak luput dari ilmu-Nya dan pandangan-Nya walaupun sebutir zarroh pada yang teremehnya dan yang kecilnya baik yang di langit ataupun yang di bumi, dan tidaklah yang paling kecil darinya dan tidak pula yang paling besar melainkan telah tertulis di kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh). Lihat kitab "Tafsir Al-Qur`anil 'Al-Azim" (jilid: 4/hal. 277).
وَقال الإمام أبو العباس الحرانِي رحِمه الله كما في "فتاواه" (5/ 140): وَسُئِلَ عَلِيُّ بْنُ الْمَدِينِيِّ عَنْ قَوْلِهِ: {مَا يَكُونُ مِنْ نَجْوَى ثَلَاثَةٍ إلَّا هُوَ رَابِعُهُمْ} الْآيَةَ؟ قَالَ: اقْرَأْ مَا قَبْلَهُ {أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ} الْآيَةَ. وَرُوِيَ عَنْ أَبِي عِيسَى التِّرْمِذِيِّ قَالَ: هُوَ عَلَى الْعَرْشِ كَمَا وَصَفَ فِي كِتَابِهِ وَعِلْمُهُ وَقُدْرَتُهُ وَسُلْطَانُهُ فِي كُلِّ مَكَانٍ. اهـ.
Al-Imam Abul 'Abbas Al-Harroniy Rohimahulloh berkata sebagaimana di dalam "Fatawa"nya (jilid: 5/hal. 140): "Dan Ali Al-Madiniy ditanya tentang perkataan-Nya: "Tidaklah pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah yang keempatnya"?. Beliau (Ali Al-Madiniy) menjawab: "Bacalah ayat yang sebelumnya: "Tidakkah kamu perhatikan bahwa Alloh mengetahui apa yang ada di langit-langit dan apa yang ada di bumi". Dan telah diriwayatkan dari Abu 'Isa At-Tirmiziy, beliau berkata: Dia (Alloh) di atas 'Arsy sebagaimana Dia telah mensifati di dalam kitab-Nya, ilmu-Nya dan kemampuan-Nya serta kekuasaan-Nya ada di setiap tempat.
وَقال تَعالَى في سورة "البقرة" (255): {وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ}، الآية.
Dan Dia Ta'ala berkata di dalam surat "Al-Baqoroh" (ayat: 255): "Dan mereka tidak mengetahui terhadap sesuatu dari ilmu-Nya melainkan siapa saja yang dikehendaki, Kursi-Nya meliputi langit-langit dan bumi, tidaklah Dia merasa berat menjaga keduanya, dan Dia adalah Al-'Aliy (Yang Maha Tinggi) lagi Al-'Azhim (Yang Maha Besar)".
وَقال شيخُ الإمامِ الشافعِيِّ مالكُ بنُ أنسٍ رحِمه الله: "الله في السماء، وعلمه في كل مكان لا يخلو من علمه مكان". أخرجه الإمام عبد الله بن أحْمد في "كتاب السنة" (1/107)، والآجري في "كتاب الشريعة" (289)، واللالكائي في "شرح أصول اعتقاد أهل السنة" (2/401).
Guru Al-Imam Asy-Syafi'iy yang dia adalah Malik bin Anas Rohimahumalloh berkata: "Alloh di langitnya, dan pengetahuan-Nya di setiap tempat, tidak luput dari pengetahuan-Nya terhadap suatu tempat. Diriwayatkan  oleh Al-Imam Abdullah bin Ahmad di dalam "Kitab As-Sunnah" (jilid: 1/hal. 107), Al-Ajurriy di dalam "Kitab Asy-Syari'ah" (hal. 289), dan Al-Lalakaiy di dalam "Syarhu Ushuli I'tiqadi Ahlissunnah" (jilid: 2/hal. 301).
وبالله التوفيق
وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَلَّا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar