KATA PENGANTAR
بسم الله الرحمن الرحيم
إن الحمد لله، نحمده،
ونستعينه، ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا، ومن سيئات أعمالنا، من يهده الله
فلا مضل له، ومن يضلل فلا هادي له، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأن
محمدا عبده ورسوله. أما بعد:
Sungguh Alloh Ta'ala telah menyebutkan di dalam
Al-Qur'anul Karim tentang kisah hamba-Nya yang sholih yaitu Dzul Qornain Rodhiyallohu
'anhu ketika beliau berkata:
{أَمَّا
مَنْ ظَلَمَ فَسَوْفَ نُعَذِّبُهُ ثُمَّ يُرَدُّ إِلَى رَبِّهِ فَيُعَذِّبُهُ
عَذَابًا نُكْرًا} [الكهف: 87]
"Adapun orang yang zholim,
maka kami akan mengazabnya, kemudian dikembalikan kepada Robbnya, lalu Dia
mengazabnya dengan azab yang tidak ada taranya". (Al-Kahfi: 87).
Ayat tersebut sebagai hujjah atas orang-orang yang
berbuat zholim di muka bumi ini, dan mungkin mereka di muka bumi ini masih
berluasa dan terus menerus melakukan tindak kezholiman namun di akhirat nanti
mereka akan melihat akibat dari kezholiman mereka, Alloh Ta'ala berkata:
{الْيَوْمَ تُجْزَى
كُلُّ نَفْسٍ بِمَا كَسَبَتْ لَا ظُلْمَ الْيَوْمَ إِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ
الْحِسَابِ} [غافر: 17]
"Pada hari ini tiap-tiap
jiwa diberi balasan dengan apa yang dilakukannya, tidak ada yang dizholimi pada
hari ini. Sesungguhnya Alloh sangat cepat hisabnya". (Ghofir: 17).
Orang-orang yang melakukan kezholiman di dunia maka
pada hari kiamat mereka akan mengalami kegelapan:
«الظُّلْمُ ظُلُمَاتٌ
يَوْمَ القِيَامَةِ»
"Kezholiman adalah
kegelapan pada hari kiamat". Diriwayatkan oleh Asy-Syaikhon dari Abdul
'Aziz Al-Majisyun, dari Abdullah bin Dinar, dari Abdullah bin 'Umar,
dari Rosululloh Shollallohu 'Alaihi wa Sallam.
Dengan adanya ancaman yang begitu mengerikan maka
hendaknya setiap insan berupaya untuk menjauhi kezholiman, dan hendaknya mereka
berupaya untuk mengetahui macam-macam dan bentuk-bentuk dari kezholiman
sehingga mereka tidak cemplung ke dalamnya.
Pada kesempatan ini Insya Alloh kami akan
menyebutkan diantara bentuk kezholiman, yang kezholiman tersebut dianggap bagus
dan indah di hadapan para pelakunya, ketahuilah dia adalah "pemberian
ancaman dan tekanan keras terhadap para da'i dan murid-murid mereka", yang
para pelaku kezholiman ini menganggap bahwa ini adalah salah satu bentuk jihad
untuk meraih mati syahid.
Tidaklah seorang IM membunuh Asy-Syaikh
Jamilurrohman melainkan karena mereka (IM) menganggap bahwa beliau adalah
penghalang mereka untuk meraih mati syahid.
Tidaklah LJ (Laskar Jihad) melakukan penyembelihan,
penculikan dan pemukulan terhadap kaum muslimin melainkan karena mereka menganggap
bahwa kaum muslimin tersebut adalah penghalang dan penghambat jihad mereka dalam
mencari mati syahid!.
Dan tidaklah kaum Rofidhoh melakukan pemboikotan,
pengepungan dan pembunuhan terhadap para da'i dan para murid Ahlissunnah yang
di Dammaj melainkan karena mereka (Rofidhoh) berkeyakinan sedang berjihad untuk
meraih kemuliaan mati syahid, dengan anggapan itu kemudian mereka menyerang para
da'i dan para murid Ahlissunah dengan serangan yang membabi buta.
MERAIH MATI SYAHID DENGAN SENANTIASA BERIBADAH
Amirul Mu'minin Umar Ibnul Khoththob dan saudaranya
Utsman bin 'Affan merupakan suatu pelajaran yang indah untuk orang-orang
yang dizholimi oleh para penjahat, Umar dan Utsman Rodhiyallahu 'anhuma
adalah termasuk dari orang-orang yang mati syahid, keduanya paling pemberani
ketika bertempur di medan jihad, namun keduanya tidak terbunuh ketika sedang di
medan jihad, keduanya terbunuh ketika sedang beribadah kepada Robbnya namun
dengan sebab itu keduanya teranggap sebagai orang-orang yang mati syahid, Al-Bukhoriy
Rohimahulloh berkata: "Telah menceritakan kepada kami Musaddad,
beliau berkata: Telah menceritakan kepada kami Yahya, dari Sa'id, dari Qotadah,
bahwasanya Anas Rodhiyallahu 'anhu menceritakan kepada mereka, beliau
berkata:
"صَعِدَ
النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُحُدًا وَمَعَهُ أَبُو بَكْرٍ،
وَعُمَرُ، وَعُثْمَانُ، فَرَجَفَ، وَقَالَ: «اسْكُنْ أُحُدُ - أَظُنُّهُ ضَرَبَهُ
بِرِجْلِهِ -، فَلَيْسَ عَلَيْكَ إِلَّا نَبِيٌّ، وَصِدِّيقٌ، وَشَهِيدَانِ»
"Nabi Shollallohu
'Alaihi wa Sallam mendaki gunung Uhud, bersama beliau Abu Bakr, Umar dan
Utsman, maka bergetarlah (gunung Uhud), lalu beliau (Shollallohu 'Alaihi wa
Sallam) berkata: "Diam wahai Uhud" –aku menyangka beliau
memukulnya dengan kakinya"-, tidaklah ada di atasmu melainkan seorang
Nabi, seorang Shiddiq dan dua orang Syahid".
Apa yang menyebabkan para penjahat menzholimi Utsman
bin 'Affan? Tidak lain karena alasan mereka untuk menegakan keadilan, mereka
menganggap Utsman tidak adil, beliau dikepung dan dihishor di dalam rumahnya.
Ibnu Katsir Rohimahulloh berkata di dalam
"Al-Bidayah wan Nihayah" (7/212):
"كانت مدة حصار
عُثْمَانَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ فِي دَارِهِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا عَلَى
الْمَشْهُورِ، وَقِيلَ كَانَتْ بِضْعًا وَأَرْبَعِينَ يَوْمًا".
"Waktu
pengepungan Utsman Rodhiyallohu 'anhu di dalam rumahnya 40 (empat puluh)
hari, ini yang masyhur (dikenal), dan dikatakan pula: 40 (empat puluh) hari
lebih".
Dan
Asy-Sya'biy berkata:
"كَانَتْ
ثِنْتَيْنِ وَعِشْرِينَ لَيْلَةً".
"Waktu
pengepungannya adalah 22 (dua puluh dua) malam".
Selama pengepungan ini, Utsman tidak melawan dengan
memerangi orang-orang yang mengepungnya namun beliau tetap bersabar dengan berdiam
diri di dalam rumahnya, hingga kemudian beliau terbunuh, Ibnu Katsir Rohimahulloh
berkata di dalam "Al-Bidayah wan Nihayah" (7/212):
"ثُمَّ كَانَ
قَتْلُهُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ بِلَا خِلَافٍ".
"Kemudian terbunuhnya
beliau Rodhiyallohu 'anhu pada hari Jum'at dengan tanpa ada perselisihan
(tentang hari terbunuhnya)".
Kejadian beliau ini sebagai bantahan terhadap para
teroris, Al-Qaedah, dan siapa saja yang menganggap bahwa mati syahid itu hanya
bisa diraih dengan berlagak di medan tempur, sangat menyayangkan adanya para
simpatisan da'wah beramai-ramai menghabiskan waktu-waktu mereka dengan alasan
persiapan untuk jihad dan mereka mengabaikan dari beribadah dan dari menuntut
ilmu dengan alasan itu.
Kita katakan: "Ahlussunnah sejati adalah sibuk
dengan ilmu dan mengamalkannya, ketika masuk waktu untuk beribadah maka mereka
bergegas beribadah, ketika terjadi jihad syar'iy maka mereka bergegas
menyambutnya dan mereka paling terdepan".
TERANGGAP MATI SYAHID BILA TERBUNUH KARENA MEMBELA DIRI DARI KEZHOLIMAN
Bila seseorang dibunuh oleh
para pelaku kezholiman dikarenakan dia membela dirinya, hartanya dan
kehormatannya maka dia terhitung mati syahid, Rosululloh Shollallohu 'Alaihi
wa Sallam berkata:
«مَنْ
قُتِلَ دُونَ مَالِهِ فَهُوَ شَهِيدٌ، وَمَنْ قُتِلَ دُونَ دِينِهِ فَهُوَ
شَهِيدٌ، وَمَنْ قُتِلَ دُونَ دَمِهِ فَهُوَ شَهِيدٌ، وَمَنْ قُتِلَ دُونَ
أَهْلِهِ فَهُوَ شَهِيدٌ»
"Barangsiapa
yang dibunuh (karena mempertahankan) hartanya maka dia syahid, barangsiapa yang
dibunuh (karena membela) agamanya maka dia adalah syahid, barangsiapa yang
dibunuh (karena membela) darahnya maka dia adalah syahid, dan barangsiapa yang
dibunuh (karena membela) keluarganya maka dia adalah syahid". Diriwayatkan oleh At-Tirmidziy dan An-Nasa'iy dari
hadits Sa'id bin Zaid.
Al-Imam Muslim
meriwayatkan di dalam "Shohih"nya dari hadits Abu Huroiroh,
beliau berkata:
"جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ، أَرَأَيْتَ إِنْ جَاءَ رَجُلٌ يُرِيدُ
أَخْذَ مَالِي؟ قَالَ: «فَلَا تُعْطِهِ مَالَكَ» قَالَ: أَرَأَيْتَ إِنْ
قَاتَلَنِي؟ قَالَ: «قَاتِلْهُ» قَالَ: أَرَأَيْتَ إِنْ قَتَلَنِي؟ قَالَ:
«فَأَنْتَ شَهِيدٌ»، قَالَ: أَرَأَيْتَ إِنْ قَتَلْتُهُ؟ قَالَ: «هُوَ فِي
النَّارِ»".
"Datang seseorang kepada Rosululloh Shollallohu 'Alaihi wa Sallam lalu berkata: "Wahai Rosululloh, apa
pendapatmu jika datang seseorang merampas hartaku?, beliau berkata: "Jangan
kamu berikan hartamu!", dia berkata lagi: "Apa pendapatmu kalau
dia mau membunuhku (karena aku tidak memberikan hartaku kepadanya)?, beliau
berkata: "Kamu bunuh dia!", apa pendapatmu dia (berhasil
membunuhku?, beliau berkata: "Kamu syahid!", dia berkata:
"Apa pendapatmu kalau aku yang membunuhnya? Beliau berkata: "Dia
di dalam neraka".
Dan ini diperjelas lagi dengan hadits yang
diriwayatkan oleh Al-Bukhoriy di dalam "Shohih"nya dari hadits
Abdulloh bin 'Amr, beliau berkata: Aku mendengar Rosululloh Shollallohu
'Alaihi wa Sallam berkata:
«مَنْ قُتِلَ دُونَ
مَالِهِ فَهُوَ شَهِيدٌ»
"Barangsiapa yang dibunuh
(karena mempertahankan) hartanya maka dia syahid". Hadits ini diriwayatkan pula
oleh Ashhabussunan.
Adapun yang membunuhnya maka balasannya adalah
neraka, Alloh Ta'ala mengisahkan perkataan anak Adam yang pertama:
{إِنِّي أُرِيدُ أَنْ
تَبُوءَ بِإِثْمِي وَإِثْمِكَ فَتَكُونَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ وَذَلِكَ جَزَاءُ
الظَّالِمِينَ} [المائدة: 29]
"Sesungguhnya aku ingin
agar kamu kembali dengan (membawa) dosa (karena membunuh)ku dan dosamu sendiri,
maka kamu akan menjadi penghuni neraka, dan yang demikian itulah pembalasan
bagi orang-orang yang zholim". (Al-Maidah: 29).
Dan Alloh Ta'ala juga berkata:
{وَمَنْ يَقْتُلْ
مُؤْمِنًا مُتَعَمِّدًا فَجَزَاؤُهُ جَهَنَّمُ خَالِدًا فِيهَا وَغَضِبَ اللَّهُ
عَلَيْهِ وَلَعَنَهُ وَأَعَدَّ لَهُ عَذَابًا عَظِيمًا} [النساء: 93]
"Dan barangsiapa yang
membunuh seorang mu'min dengan sengaja maka balasannya adalah Jahannam, dia
kekal di dalamnya dan Alloh murka kepadanya, dan Dia mengutuknya serta
menyediakan azab yang besar baginya". (An-Nisa': 93).
Ayat ini sebagai hujatan atas para teroris,
Al-Qaedah dan Laskar Jihad serta orang-orang yang seperti mereka, mereka
bersengaja membunuh orang-orang yang beriman dengan sangkaan mereka sedang
berjihad dan mencari mati syahid:
{قُلْ هَلْ
نُنَبِّئُكُمْ بِالْأَخْسَرِينَ أَعْمَالًا (103) الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي
الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا} [الكهف:
103، 104]
"Katakanlah: "Apakah
akan Kami beritahukan kepada kalian tentang orang-orang yang paling merugi
amalannya?, yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya di dalam
kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat
sebaik-baik perbuatan". (Al-Kahfi: 103-104).
Karena anggapan sedang berjihad maka tidak heran kalau
para penjahat LJ (Laskar Jihad) melakukan kezholiman terhadap seorang da'i,
karena mereka menilai bahwa da'i tersebut sibuk dengan dagang atau jualan
daging dan juga alasan mereka karena da'i tersebut hanya memakai baju kaos dalam,
maka mereka beramai-ramai mengkroyok, memukulnya dan mematahkan tulang-tulang
rusuknya.
Begitu pula ketika ada yang ingin untuk mengangkat
mereka ke pengadilan negara karena kejahatan mereka maka merekapun
mendatanginya dengan diberi ancaman kalau dia tetap naik ke pengadilan maka
akan disembelih dan dibunuh, dengan rasa takut orang tersebut kemudian
membatalkan rencananya, dan orang tersebut sudah di atas penderitaan karena
sebelumnya sudah diiris tubuhnya dengan pedang.
Tidak hanya itu, ketika ada yang membantah mereka
dan menyatakan bahwa mereka keluar dari ketaatan kepada penguasa maka mereka
langsung mendatangi di depan rumahnya lalu dipukul, sampai orang yang dipukul
teriak sambil berkata: "Tolong! tolong! tolong! ada maling!", ada
pula yang diculik lalu disembelih kemudian jenazahnya dibuang di sungai.
Kasian mereka benar-benar kalau sudah buta mata hati
mereka, mereka takut dari hukuman pemerintah namun berani menantang hukuman
Alloh.
Al-Imam
Ahmad meriwayatkan di dalam "Musnad"nya dengan sanad hasan, dari
hadits Abu Idris, beliau berkata: Aku mendengar Mu’awiyyah –dan dia
sedikit haditsnya dari Rosululloh Shollallohu 'Alaihi wa Sallam, beliau
berkata: "Aku mendengar Rosululloh Shollallohu 'Alaihi wa Sallam
berkata:
" كُلُّ ذَنْبٍ عَسَى اللهُ أَنْ يَغْفِرَهُ، إِلَّا
الرَّجُلُ يَمُوتُ كَافِرًا، أَوِ الرَّجُلُ يَقْتُلُ مُؤْمِنًا
مُتَعَمِّدًا".
"Semua
dosa semoga Alloh mengampuninya, kecuali seseorang yang mati dalam keadaan
kafir atau seseorang yang membunuh seorang mu'min dengan sengaja".
Dan Alloh Ta'ala juga berkata:
{وَمَنْ يَقْتُلْ
مُؤْمِنًا مُتَعَمِّدًا فَجَزَاؤُهُ جَهَنَّمُ خَالِدًا فِيهَا وَغَضِبَ اللَّهُ
عَلَيْهِ وَلَعَنَهُ وَأَعَدَّ لَهُ عَذَابًا عَظِيمًا} [النساء: 93]
"Dan barangsiapa yang
membunuh seorang mu'min dengan sengaja maka balasannya adalah Jahannam, dia
kekal di dalamnya dan Alloh murka kepadanya, dan Dia mengutuknya serta
menyediakan azab yang besar baginya". (An-Nisa': 93).
BERBUAT ZHOLIM KEMUDIAN MATI SYAHID
Banyak
dari para pelaku kezholiman mengangan-angankan mati syahid, setelah mereka melakukan
kezholiman berupa membantai, membunuh, menyembelih, memukul, mencekik atau
mendorong maka mereka bergegas ingin membersihkan kezholiman itu dengan cara mencemplungkan
diri mereka ke medan jihad dengan anggapan sebagai penebus dosa mereka.
Mereka
mengira dengan perkiraan itu akan selesailah masalah mereka dengan orang yang
pernah mereka zholimi, tidak demikian keadaannya, bahkan mereka akan dituntut di
akhirat kelak, taruhlah kalau mereka mati di medan tempur tapi urusannya dengan
hak hamba masih terus dituntut.
At-Tirmidziy
dan yang selainnya meriwayatkan dari hadits 'Amr bin Dinar, dari Abdulloh bin
Dinar, dari Abdulloh bin 'Abbas Rodhiyallohu 'anhuma dari Nabi Shollallohu
'Alaihi wa Sallam, beliau berkata:
«يَجِيءُ
المَقْتُولُ بِالقَاتِلِ يَوْمَ القِيَامَةِ نَاصِيَتُهُ وَرَأْسُهُ بِيَدِهِ
وَأَوْدَاجُهُ تَشْخَبُ دَمًا، يَقُولُ: يَا رَبِّ، قَتَلَنِي هَذَا، حَتَّى
يُدْنِيَهُ مِنَ العَرْشِ».
"Orang yang dibunuh akan datang pada hari kiamat dengan
(membawa) orang yang membunuhnya, dengan memegang jambul (rambut depan) dan
kepalanya dengan tangannya dan urat lehernya mengalirkan darah, dia berkata:
Wahai Robbku! Orang ini membunuhku sampai (orang yang membunuh tersebut)
dihinakannya dari Al-’Arsy".
Ini yang berkaitan dengan
yang membunuh, adapun yang berkaitan dengan kezholiman secara umum maka Rosululloh Shollallohu 'Alaihi wa Sallam telah berkata:
«إِنَّ
الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلَاةٍ، وَصِيَامٍ،
وَزَكَاةٍ، وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا، وَقَذَفَ هَذَا، وَأَكَلَ مَالَ هَذَا،
وَسَفَكَ دَمَ هَذَا، وَضَرَبَ هَذَا، فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ، وَهَذَا
مِنْ حَسَنَاتِهِ، فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ
أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ، ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ».
"Sesungguhnya
orang yang merugi dari umatku adalah dia datang pada hari kiamat dengan
(membawa pahala) sholat, puasa dan zakat, dan dia datang dalam keadaan sudah
menghina (orang) ini, dan menuduh orang itu berzina, dan memakan harta orang
ini, menumpahkan darah orang itu, maka diberikanlah kepada orang ini (yang
dizholimi tersebut) dari kebaikannya, dan diberikanlah kepada orang itu (yang
dizholimi tersebut) dari kebaikannya, jika sudah habis kebaikannya (untuk
diberikan kepada orang-orang yang dia zholimi) sebelum diputuskan atas apa yang
dia berada di atasnya maka diberikanlah dari dosa-dosa mereka (orang-orang yang
dia zholimi) lalu dipikulkan kepadanya (orang yang berbuat zholim tersebut),
kemudian dilemparkan ke dalam neraka".
Diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Huroiroh.
Demikian
penjelasan singkat ini kami tulis, semoga sebagai penerang di tengah gelapnya
gulita dan semoga dia sebagai penghibur bagi orang yang terzholimi:
{إِنَّهُ مَنْ يَأْتِ رَبَّهُ مُجْرِمًا فَإِنَّ لَهُ جَهَنَّمَ
لَا يَمُوتُ فِيهَا وَلَا يَحْيَى (74) وَمَنْ يَأْتِهِ مُؤْمِنًا قَدْ عَمِلَ
الصَّالِحَاتِ فَأُولَئِكَ لَهُمُ الدَّرَجَاتُ الْعُلَى (75) جَنَّاتُ عَدْنٍ
تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَذَلِكَ جَزَاءُ مَنْ
تَزَكَّى (76)} [طه: 74 - 76]
"Sesungguhnya barangsiapa
datang kepada Robbnya dalam keadaan berdosa, maka sesungguhnya baginya neraka
Jahannam, dia tidak mati di dalamnya dan tidak (pula) hidup. Dan barangsiapa
datang kepada Robbnya dalam keadaan beriman, lagi sungguh-sungguh telah beramal
sholih maka mereka itulah orang-orang yang memperoleh tempat-tempat yang tinggi
(mulia), (yaitu) syurga 'Adn yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka
kekal di dalamnya, dan itu adalah balasan bagi orang yang bersih (dari
kekafiran dan kema'siatan)". (Thoha: 74-76).
وصَلَّى
اللَّهُ على مُحَمَّد وَآلِهِ وَصَحْبِه وَسَلِّم
والحمد لله رب العالمين.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar