BAB 1
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
بِسم الله
الرَّحمنِ الرَّحِيم
الحَمْدُ لله، أَحْمَدُه،
وأستعينُه، وأستغفرُهُ، وأَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ،
وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه.
أمّا بعدُ:
Ketika kaum Rofidhoh –semoga Alloh membinasakan mereka- merencanakan
makar terhadap Darul Hadits Dammaj dan berupaya untuk menguasainya, bersamaan dengan itu kaum hizbiyyun yang
dipelopori oleh Abdurrahman bin Mar’i Al-Adniy dan jaringannya dintara mereka adalah Luqman
bin Muhammad Ba’abduh dan jaringannya
bergerak pula dengan menjalankan makar terhadap Darul Hadits Dammaj.
Kalau kaum Rofidhoh –semoga Alloh menutunkan azab
kepada mereka- melakukan makar berupa gerakan
persenjataan dan embargo, sedangkan kaum hizbiyyun melakukan
makar berupa politik adu domba.
Kedua kelompok tersebut memiliki kesamaan visi
dan misi dalam menjalankan makar terhadap Darul Hadits Dammaj yaitu supaya para
penuntut ilmu keluar dari Darul Hadits Dammaj, disamping itu mereka terus
mencegah agar orang-orang tidak menuntut ilmu di Darul Hadits Dammaj.
Disaat kaum Rofidhoh –semoga Alloh menurunkan malapetaka kepada mereka- semakin
terlihat memiliki ambisi besar untuk menguasai Darul Hadits Dammaj maka para
hizbiyyin yang masih tersisa di Darul Hadits Dammaj satu persatu mulai
meninggalkan Dammaj[1],
begitu pula para pengkhianat da'wah ketika menyaksikan bahwa kaum Rofidhoh
sangat berambisi untuk menguasai Dammaj mulailah para pengkhianat tersebut
menyusun rencana untuk kabur dari Darul Hadits Dammaj, padahal sebelumnya
mereka berkata: "Kami akan lama di Dammaj, kami mau membeli rumah di
Dammaj! kami mau benar-benar menuntut ilmu di Dammaj! kami….dan kami….".
Sebelum kabur dari Dammaj mereka ditanya:
Katanya mau lama di Dammaj? Mereka menjawab: "Kami akan balik ke Dammaj,
kami mau safar karena begini dan begitu… kami mau balik ke Dammaj segera… kami
dan kami….".
Ketika kaum Rofidhoh –semoga Alloh membinasakan
mereka- telah
mengepung Darul Hadits Dammaj dan telah menguasai jalan masuk ke Darul Hadits
Dammaj dan Ahlussunnah yang ada di
Darul Hadits Dammaj semakin terjepit dan terkepung maka para hizbiyyun dan para
pengkhianat tersebut bersyukur dan bergembira karena mereka sudah keluar dari
Dammaj sehingga tidak merasakan apa yang telah dirasakan oleh Ahlussunnah di Dammaj,
maka kami katakan sebagaimana Robb kami berkata:
{كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ} [آل عمران: 185].
"Setiap jiwa pasti akan merasakan kematian". (Al-Baqoroh: 185).
Ketahuilah bahwasanya kematian adalah suatu
kepastian yang tidak bisa dimajukan dan dimundurkan dengan cara bagaimanapun
dan kami menyadari pula bahwa kematian akan terus mendekat kepada kami, kepada
para hizbiyyin dan kepada para pengkhianat serta kepada siapa saja yang masih bernyawa,
oleh karena itu maka kami katakan: "KEMATIAN
SEMAKIN DEKAT, KEMANAPUN KAMU PERGI PASTI AKAN DIJEMPUT".
وَصَلّى الله
عَلَى نَبِيِّنا مُحَمّدٍ وآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسلَّم
والحمدُ لله
رَبِّ العالَمِيْنَ.
Ditulis oleh Hamba yang Faqir atas Ampunan
Robbnya Abu Ahmad Muhammad bin Salim –semoga Alloh mengampuni dosa-dosanya- pada malam Kamis di Maktabah Darul
Hadits Dammaj-Sho'dah-Yaman, 15 Dzulhijjah 1432 Hijriyyah.
BAB 2
KABAR GEMBIRA BAGI YANG MATI KARENA DIBUNUH
OLEH ORANG-ORANG ZHOLIM
KABAR GEMBIRA BAGI YANG MATI KARENA DIBUNUH
OLEH ORANG-ORANG ZHOLIM
Suatu kebahagian tersendiri bagi para orang tua
bila mereka memiliki buah hati mati karena dibunuh oleh orang-orang zholim, baik
mereka yang zholim itu adalah khowarij atau para perusak dan pengacau.
Al-Imam Ahmad –semoga Alloh merohmatinya- berkata: Telah menceritakan
kepadaku Waki', beliau berkata: Telah menceritakan kepadaku Hammad bin Salamah
dari Abu Gholib dari Abu Umamah bahwasanya beliau melihat kepala-kepala
yang terpajang di atas tangga-tangga masjid Dimasyqi, lalu beliau berkata:
»كِلَابُ النَّارِ كِلَابُ
النَّارِ«، ثَلَاثًا: »شَرُّ
قَتْلَى تَحْتَ أَدِيمِ السَّمَاءِ خَيْرُ قَتْلَى مَنْ قَتَلُوهُ«، ثُمَّ قَرَأَ: {يَوْمَ
تَبْيَضُّ وُجُوهٌ وَتَسْوَدُّ وُجُوهٌ}.
"Anjing-anjingnya neraka,
anjing-anjingnya neraka", beliau mengatakannya tiga
kali "Sejelek-jelek orang yang terbunuh di bawah kolong langit (adalah
mereka) dan sebaik-baik orang yang terbunuh adalah orang-orang yang dibunuh
oleh mereka". Kemudian
Abu Umamah membaca ayat: "Pada hari yang di waktu itu ada
muka yang putih berseri dan ada pula muka yang hitam muram".
Maka Abu Ghalib bertanya kepada Abu Umamah: Apakah engkau
mendengarkannya dari Rosululloh –Shollallohu 'Alaihi wa Sallam-? Abu Umamah
menjawab: "Kalaulah aku tidak mendengarnya dari Rosululloh –Shollallohu 'Alaihi wa Sallam- dua
kali, tiga kali, empat kali, lima kali, enam kali atau tujuh kali maka aku
tidak akan menceritakannya kepada kalian. (Hadits ini diriwayatkan pula oleh
At-Tirmidziy dan beliau berkata: Hadits ini adalah hasan).
Bila seseorang dibunuh oleh para pelaku kezholiman
dikarenakan dia membela dirinya, hartanya dan kehormatannya maka dia terhitung
mati syahid, Rosululloh Shollallohu 'Alaihi wa Sallam berkata:
«مَنْ
قُتِلَ دُونَ مَالِهِ فَهُوَ شَهِيدٌ، وَمَنْ قُتِلَ دُونَ دِينِهِ فَهُوَ
شَهِيدٌ، وَمَنْ قُتِلَ دُونَ دَمِهِ فَهُوَ شَهِيدٌ، وَمَنْ قُتِلَ دُونَ
أَهْلِهِ فَهُوَ شَهِيدٌ»
"Barangsiapa yang dibunuh (karena
mempertahankan) hartanya maka dia syahid, barangsiapa yang dibunuh (karena
membela) agamanya maka dia adalah syahid, barangsiapa yang dibunuh (karena
membela) darahnya maka dia adalah syahid, dan barangsiapa yang dibunuh (karena
membela) keluarganya maka dia adalah syahid". Diriwayatkan oleh
At-Tirmidziy dan An-Nasa'iy dari hadits Sa'id bin Zaid.
Al-Imam Muslim meriwayatkan di
dalam "Shohih"nya dari hadits Abu Huroiroh, beliau
berkata:
"جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ، أَرَأَيْتَ إِنْ جَاءَ رَجُلٌ يُرِيدُ
أَخْذَ مَالِي؟ قَالَ: «فَلَا تُعْطِهِ مَالَكَ» قَالَ: أَرَأَيْتَ إِنْ
قَاتَلَنِي؟ قَالَ: «قَاتِلْهُ» قَالَ: أَرَأَيْتَ إِنْ قَتَلَنِي؟ قَالَ:
«فَأَنْتَ شَهِيدٌ»، قَالَ: أَرَأَيْتَ إِنْ قَتَلْتُهُ؟ قَالَ: «هُوَ فِي
النَّارِ»".
"Datang seseorang kepada Rosululloh Shollallohu 'Alaihi wa Sallam lalu berkata: "Wahai Rosululloh, apa pendapatmu jika
datang seseorang merampas hartaku?, beliau berkata: "Jangan kamu
berikan hartamu!", dia berkata lagi: "Apa pendapatmu kalau dia
mau membunuhku (karena aku tidak memberikan hartaku kepadanya)?, beliau
berkata: "Kamu bunuh dia!", apa pendapatmu kalau dia (berhasil
membunuhku?, beliau berkata: "Kamu syahid!", dia berkata:
"Apa pendapatmu kalau aku yang membunuhnya? Beliau berkata: "Dia
di dalam neraka".
Dan
ini diperjelas lagi dengan hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhoriy di dalam
"Shohih"nya dari hadits Abdulloh bin 'Amr, beliau
berkata: Aku mendengar Rosululloh Shollallohu 'Alaihi wa Sallam berkata:
«مَنْ قُتِلَ دُونَ
مَالِهِ فَهُوَ شَهِيدٌ»
"Barangsiapa yang dibunuh (karena
mempertahankan) hartanya maka dia syahid". Hadits ini diriwayatkan pula oleh
Ashhabussunan.
Adapun
yang membunuhnya maka balasannya adalah neraka, Alloh Ta'ala mengisahkan
perkataan anak Adam yang pertama:
{إِنِّي أُرِيدُ أَنْ
تَبُوءَ بِإِثْمِي وَإِثْمِكَ فَتَكُونَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ وَذَلِكَ جَزَاءُ
الظَّالِمِينَ} [المائدة: 29]
"Sesungguhnya aku ingin agar kamu kembali
dengan (membawa) dosa (karena membunuh)ku dan dosamu sendiri, maka kamu akan
menjadi penghuni neraka, dan yang demikian itulah pembalasan bagi orang-orang
yang zholim". (Al-Maidah:
29).
Dan
Alloh Ta'ala juga berkata:
{وَمَنْ يَقْتُلْ
مُؤْمِنًا مُتَعَمِّدًا فَجَزَاؤُهُ جَهَنَّمُ خَالِدًا فِيهَا وَغَضِبَ اللَّهُ
عَلَيْهِ وَلَعَنَهُ وَأَعَدَّ لَهُ عَذَابًا عَظِيمًا} [النساء: 93].
"Dan barangsiapa yang membunuh seorang mu'min
dengan sengaja maka balasannya adalah Jahannam, dia kekal di dalamnya dan Alloh
murka kepadanya, dan Dia mengutuknya serta menyediakan azab yang besar
baginya". (An-Nisa':
93).
Dari dalil-dalil tersebut maka kami memberikan
sedikit hiburan kepada saudara-saudara kami kaum muslimin di manapun mereka
berada yang pernah mereka menjadi korban berupa kezholiman, pembantaian atau
penganiayaan, perampasan harta benda dan penghalalan kehormatan dan yang
semisalnya yang digencarkan oleh para pembuat kezholiman baik mereka dari para
teroris, LJ ataupun penjahat da'wah dan yang semisal mereka.
Bila dalil-dalil tersebut dibawa kepada
pemahaman mantan wakil LJ yang bernama Luqman bin Muhammad Ba'abduh (penulis buku "Mereka
Adalah Teroris") maka tentu
sangat menguntungkan bagi siapa saja yang menjadi korban kejahatan mereka,
karena mantan wakil panglima ketika membedah bukunya tersebut ditanya: Apakah
orang yang mereka bunuh walaupun pelaku syirik akan masuk dalam hadits tersebut
("sebaik-baik orang yang terbunuh adalah orang-orang yang dibunuh
oleh mereka")? Maka mantan wakil LJ Luqman bin Muhammad Ba'abduh menjawab: "Tergantung
kehendaknya Alloh, bila Dia azab maka diazab".
Dari jawaban tersebut tampak kebodohannya
terhadap aqidah dan manhaj Ahlussunnah wal Jama'ah, di dalam Al-Qur'an sangat
jelas perkataan Alloh Ta'ala:
{إِنَّ اللهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا
دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا
عَظِيمًا} [النساء: 48].
“Sesungguhnya Alloh tidak akan mengampuni
dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi
siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Alloh, maka
sungguh dia telah berbuat dosa yang besar”. (An-Nisa':
48).
Dan Alloh Ta'ala berkata
pula:
{إِنَّ اللهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا
دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللهِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا
بَعِيدًا} [النساء: 116].
“Sesungguhnya Alloh tidak mengampuni dosa
mempersekutukan (sesuatu) dengan-Nya, dan Dia mengampuni dosa yang selain
syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan
(sesuatu) dengan Alloh, maka sesungguhnya dia telah tersesat sejauh-jauhnya”.(An-Nisa': 116).
Kalau seseorang berpemahaman seperti yang telah
dipahami oleh mantan wakil panglima LJ tersebut maka sungguh beruntung
orang-orang musyrik (yang menyekutukan Alloh) yang ada di Bali ketika dibom
oleh para teroris, atau sangat beruntung pula para anggota RMS (Republik Maluku
Sarani) yang dibunuh oleh teroris yang menamakan diri mereka dengan LJ (laskar
jihad)?!! Apa demikian pemahaman yang benar???!!!.
Tentu jawabannya tidak demikian, karena Alloh Ta'ala telah
berkata tentang orang-orang yang menyekutukan-Nya:
﴿وَقَدِمْنَا
إِلَى مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُورًا﴾ [الفرقان: 23].
"Dan Kami hadapkan segala amal yang mereka
kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan". (Al-Furqon:
23).
BAB 3
KABAR GEMBIRA BAGI YANG MATI DI ATAS JALAN MENUNTUT ILMU
KABAR GEMBIRA BAGI YANG MATI DI ATAS JALAN MENUNTUT ILMU
Tidaklah membuat kami dan saudara-saudara kami
datang ke Darul Hadits Dammaj hanya untuk berkunjung semata, akan tetapi –Alhamdulillah- kami datang ke Darul Hadits Dammaj
dengan niat untuk menuntut ilmu supaya akan terangkat dari kami kebodohan,
dengan itu pula kami berharap untuk tidak seperti para hizbiyyin dan para
pengkhianat, mereka datang ke Darul Hadits Dammaj dengan penuh dosa dan
kebodohan ketika mereka pulangpun masih membawa dosa dan kebodohan tersebut,
bahkan ketika mereka sudah sampai ke kediaman mereka masih terus terpupuk dosa
dan kebodohan sehingga terus tumbuh subur –kami memohon kepada Alloh supaya tidak menjadikan kami seperti
mereka–.
Bergembiralah wahai para penuntut ilmu yang
masih berada di Darul Hadits Dammaj dengan berita yang disampaikan oleh Nabi Shollallohu 'Alaihi wa Sallam:
»مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا
يَلْتَمِسُ فِيه عِلْمًا سَهَّل الله له بِه طرِيقًا إلى الجَنَّةِ. وَإِنَّ
الْعَالِمَ لَيَسْتَغْفِرُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ.
وَإِنَّ الْعَالِمَ لَيَسْتَغْفِرُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي
الْأَرْضِ. حَتَّى الحِيتانُ في الماءِ. وَإِنَّ فَضْلَ الْعَالِمِ عَلَى
الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ. وَإِنَّ الْعُلَمَاءَ
وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ وَإِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِرْهَمًا وَلَا
دِيْنَارًا وَإِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ
وَافِرٍ«.
"Barangsiapa menempuh suatu jalan untuk
menuntut ilmu maka Alloh mudahkan baginya jalan menuju Jannah (surga).
Sesungguhnya malaikat meletakan sayap-sayapnya ridho kepada penuntut ilmu, dan
sesungguhnya penuntut ilmu dimintakan ampun oleh siapa saja yang di langit dan
di bumi, sampai-sampai ikan-ikan di dalam air (ikut memintakan
ampun kepadanya). Dan bahwasanya keutamaan atas orang yang berilmu terhadap
orang yang beribadah seperti keutamaan bulan dengan seluruh bintang-bintang,
sesungguhnya para ulama adalah pewarisnya para nabi, para nabi tidaklah mereka
mewariskan dinar dan dirham hanyalah yang mereka wariskan adalah ilmu maka barangsiapa
mengambilnya maka sungguh dia telah mengambil dengan pengambilan yang banyak”. (Hadits ini adalah shohih, diriwayatkan oleh Al-Imam Ahmad, Abu
Dawud, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban dari Abud Darda’ –semoga Alloh meridhoinya-).
BAB 4
KABAR GEMBIRA BAGI YANG SABAR DI ATAS UJIAN
DAN COBAAN KETIKA MENUNTUT ILMU
KABAR GEMBIRA BAGI YANG SABAR DI ATAS UJIAN
DAN COBAAN KETIKA MENUNTUT ILMU
Tidak ada sesuatu yang terindah bagi seseorang
ketika menghadapi ujian daripada kesabaran, betapa indahnya apa yang dikatakan
oleh Abu Yusuf 'Alaihis Salam ketika
beliau diuji dengan dipisahkannya antara beliau dengan putra kesayangannya
Yusuf 'Alaihimas
Salam:
{فَصَبْرٌ جَمِيلٌ وَاللهُ الْمُسْتَعَانُ} [يوسف: 18].
"Maka kesabaran yang indah itulah
(kesabaranku), dan kepada Alloh tempat meminta pertolongan”.(Yusuf: 18).
Sudah merupakan ketetapan dari Alloh Ta'ala bahwa orang yang beriman pasti akan
diuji dan diberi cobaan, ujian dan cobaan bagi setiap orang yang beriman itu
akan datang dengan bergantian dan berbagai macam model, terkadang ujian dan
cobaan yang datang itu berupa penderitaan, kesengsaraan, kesedihan, penyakit
dan rasa kekhowatiran lebih-lebih ketika peperangan, terkadang orang-orang yang
berjuang di dalam pertempuran atau ketika jaga di perbatasan-perbatasan merasa
khowatir apalagi kalau melihat musuh memiliki kekuatan dan perlengkapan dari
kemeliteran, lebih-lebih kalau musuh sudah mengepung, tapi bagi orang-orang
yang beriman tentu akan selalu bersabar karena dia menyadari bahwa Alloh Ta'ala telah menentukan dan mengatur segala
apa yang di langit dan di bumi beserta
segala isinya, Alloh Ta'ala berkata:
{أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ
مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ
وَزُلْزِلُوا حَتَّى يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آَمَنُوا مَعَهُ مَتَى نَصْرُ
اللَّهِ أَلَا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ} [البقرة: 214].
"Apakah kalian mengira bahwa kalian akan
masuk Jannah (surga), padahal belum datang kepada kalian (cobaan) sebagaimana
orang-orang terdahulu sebelum kalian? mereka ditimpa oleh malapetaka dan
kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga
berkatalah seorang Rosul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Kapan
akan datang pertolongannya Alloh?". Ketahuilah sesungguhnya pertolongan
Alloh itu sangat dekat”. (Al-Baqoroh: 214).
Dan Alloh Ta'ala juga
berkata:
{أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَعْلَمِ
اللهُ الَّذِينَ جَاهَدُوا مِنْكُمْ وَيَعْلَمَ الصَّابِرِينَ (142) وَلَقَدْ
كُنْتُمْ تَمَنَّوْنَ الْمَوْتَ مِنْ قَبْلِ أَنْ تَلْقَوْهُ فَقَدْ رَأَيْتُمُوهُ
وَأَنْتُمْ تَنْظُرُونَ (143)} [آل عمران : 142-144].
"Apakah kalian mengira bahwa kalian akan
masuk Jannah, padahal belum Alloh nyatakan orang-orang yang berjihad diantara kalian dan belum dinyatakan orang-orang yang bersabar. Sesungguhnya kalian
mengharapkan mati (syahid) sebelum kalian menghadapinya; (sekarang) sungguh
kalian telah melihatnya dan kalian menyaksikannya". (Ali Imron:
142-144).
Para penuntut ilmu seringkali diuji dengan
penderitaan berupa kekurangan, kelaparan dan penyakit, tidak ketinggalan pula
ujian berupa gangguan berupa kezholiman dari orang lain, pemukulan, pencekikan,
pendorongan dan bahkan ancaman-ancaman sadis berupa penyembelihan, penculikan
dan penganiayaan serta ancaman yang berkaitan dengan kematian.
Ketika seseorang mendengar, melihat atau
menyaksikan langsung ujian yang saat ini terjadi di Darul Hadits Dammaj maka
mereka akan menyimpulkan bahwa itu merupakan salah satu dari ujian yang sangat
berat, namun bagi seseorang yang beriman tentu akan menyadari bahwa di balik
ujian tersebut terdapat hikmah yang sangat indah dan menggembirakan, Al-Imam
Ahmad berkata: Telah menceritakan kepadaku Abdurrahman bin Mahdi, beliau
berkata: Telah menceritakan kepadaku Sulaiman bin Mughirah dari Tsabit dari
Abdurrahman bin Abi Laila dari Shuhaib, beliau berkata: Rosululloh Shollallohu 'Alaihi wa Sallam berkata:
»عَجِبْتُ مِنْ قَضَاءِ اللهِ
لِلْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَ الْمُؤْمِنِ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَلِكَ إِلاَّ
لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ فَشَكَرَ كَانَ خَيْراً لَهُ وَإِنْ
أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ فَصَبَرَ كَانَ خَيْراً لَهُ«
“Sangat mengagumkanku tentang keputusan Alloh
kepada orang yang beriman; sesungguhnya perkaranya orang yang beriman semuanya adalah
baik dan tidaklah yang demikian itu ada melainkan hanya kepada orang yang beriman; jika ditimpakan
kepadanya perkara yang menyenangkan lalu dia bersyukur maka itu adalah suatu
kebaikan baginya, dan jika ditimpakan kepadanya perkara yang menyedihkan lalu
dia bersabar maka itu adalah suatu kebaikan baginya”.
BAB 5
KABAR GEMBIRA BAGI YANG SENANG DENGAN
PERJUMPAAN KEPADA ROBBNYA
KABAR GEMBIRA BAGI YANG SENANG DENGAN
PERJUMPAAN KEPADA ROBBNYA
Ketika seseorang yang beriman merasa ridho dan
merasa puas dengan apa yang Alloh Ta'ala tetapkan
baginya maka dia akan selalu siap, kapanpun kematian akan menjemputnya maka dia
selalu di atas keadaan senang dan ridho, Rosulullah Shollallohu 'Alaihi wa Sallam menyebutkan tentang sifat-sifat orang
yang seperti ini sebagaimana perkataan-Nya:
»مَنْ أَحَبَّ لِقَاءَ اللهِ
أَحَبَّ اللهُ لِقَاءَهُ وَمَنْ كَرِهَ لِقَاءَ اللهِ كَرِهَ اللهُ لِقَاءَهُ«
"Barangsiapa yang senang dengan perjumpaan kepada Alloh
maka Alloh-pun senang berjumpa dengannya dan barangsiapa yang membenci
perjumpaan dengan Alloh maka Allohpun membenci berjumpa dengannya'. (Diriwayatkan oleh Al-Bukhoriy dan Muslim dari Ubadah
bin Shamit, Abu Musa Al-Asy'ariy dan Aisyah).
BAB 6
PARA PENGECUT, PENGKHIANAT DAN SIAPA SAJA YANG LARI DARI PEPERANGAN PASTI JUGA AKAN MATI
PARA PENGECUT, PENGKHIANAT DAN SIAPA SAJA YANG LARI DARI PEPERANGAN PASTI JUGA AKAN MATI
Alloh Ta'ala berkata:
{أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِكُكُمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِي
بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ} [النساء: 78].
"Di mana saja kalian berada, kematian akan menjemput
kalian, walaupun kalian berada di dalam
benteng yang tinggi lagi kokoh". (An-Nisa': 78).
Sifat pengecut dan takut mati adalah salah satu
dari sifat-sifat yang tercela, bahkan dia termasuk dari sifat-sifat kaum
munafiq, oleh karena itu Rosululloh Shollallohu 'Alaihi wa Sallam berlindung kepada Alloh dari sifat
tersebut:
»اللَّهمَّ إني أَعوذ بك من
الجُبْنِ، وأعُوذُ بك من البُخْلِ، وأَعوذُ بك أنْ أُرَدَّ إِلى أرذَلِ العُمر،
وأعوذُ بك من فِتْنَةِ الدَّجال، وأعوذُ بك من عَذَابِ القَبْرِ«
"Ya Alloh sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari
berjiwa penakut dan aku berlindung kepada-Mu dari sifat bakhil (pelit), dan aku
berlindung kepada-Mu pendeknya umur, dan aku berlindung kepada-Mu dari siksa
kubur". (Diriwayatkan
oleh Al-Bukhoriy dan At-Tirmidziy, dan beliau berkata: Hadits ini hasan shohih).
BAB 7
KEMATIAN ADALAH UJIAN BAGI ORANG-ORANG YANG BAIK
DAN ORANG-ORANG YANG JELEK
KEMATIAN ADALAH UJIAN BAGI ORANG-ORANG YANG BAIK
DAN ORANG-ORANG YANG JELEK
Alloh Ta'ala berkata:
{كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ
وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ} [الأنبياء: 35].
"Setiap yang berjiwa pasti akan
merasakan kematian. Dan Kami akan menguji kalian dengan keburukan dan kebaikan
sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kalian
dikembalikan". (Al-Anbiya': 35).
Orang-orang yang beriman apabila diberikan ujian
dan cobaan maka mereka bersabar, mereka menyadari bahwa apa yang mereka miliki
berupa kebaikan dan apa yang mereka rasakan dari sebab kejelekan semuanya adalah
ujian pula.
Bila mereka ditimpa musibah maka ucapan mereka:
{إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ} [البقرة: 156].
"Sesungguhnya Kami adalah milik Alloh
dan kepada-Nyalah kami kembali". (Al-Baqoroh: 156), karena mereka bersabar dengan musibah
yang mereka hadapi maka mereka mendapatkan jaminan rohmat dan keselamatan dari
Robb mereka dan mereka selalu diberi petunjuk, Alloh Ta'ala berkata:
{أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ
وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ} [البقرة: 157].
"Mereka itulah yang mendapat keberkatan
yang sempurna dan rohmat dari Robb mereka dan mereka itulah orang-orang yang
mendapat petunjuk". (Al-Baqoroh: 156).
Bila seseorang bersabar dan siap menerima apa
saja yang Alloh Ta'ala tetapkan maka dia adalah termasuk dari
orang-orang yang beriman dan Alloh Ta'ala telah
menjanjikan kepada mereka berupa Jannah (surga),
Alloh Ta'ala berkata:
{جَزَاؤُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِنْ
تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ
وَرَضُوا عَنْه} [البينة: 8].
"Balasan mereka di sisi Robb mereka
adalah Jannah 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di
dalamnya selama-lamanya, Alloh ridho kepada mereka dan merekapun ridho
kepada-Nya'. (Al-Bayyinah: 8).
BAB 8
MENGHARAPKAN MATI SYAHID
MENGHARAPKAN MATI SYAHID
Mati syahid merupakan salah satu ni'mat dari ni'mat-ni'mat
Alloh Ta'ala yang Dia berikan kepada siapa yang Dia
anggap berhak meraihnya.
Orang-orang yang beriman tentu sangat
mendamba-dambakan untuk memperoleh ni'mat yang paling besar tersebut, karena
keutamaan dan agungnnya maka Rosululloh Shollallohu 'Alaihi wa Sallam berkata:
»وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ
وَدِدْتُ أَنِّي أُقَاتِلُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَأُقْتَلُ ثُمَّ أُحْيَا ثُمَّ
أُقْتَلُ ثُمَّ أُحْيَا ثُمَّ أُقْتَلُ«
"Demi Yang Menggenggam jiwaku dengan Tangan-Nya;
sesungguhnya aku senang terbunuh di jalan Alloh, aku terbunuh kemudian aku
hidup kemudian aku terbunuh kemudian aku hidup kemudian aku terbunuh'. (Diriwayatkan oleh Al-Bukhoriy dari Abu Huroiroh).
Ketika seseorang telah mengetahui betapa ni'mat
dan mulianya mati syahid maka tentu dia akan berharap untuk meraihnya, teringat
dengan apa yang pernah terjadi di Darul Hadits Dammaj ketika kaum Rofidhoh
melakukan pergerakan dengan menjadikan Darul Hadits Dammaj sebagai sasaran
mereka dalam pembantaian maka bangkitlah guru kami Abu Abdirrozzaq Riyadh
Al-Udainiy –semoga Alloh merohmatinya- melakukan pembelaan
terhadap da'wah Ahlissunnah yang ada di Darul Hadits Dammaj, beliau sangat
gigih dan pemberani, ketika terdengar bunyi tembakan maka beliau selalu menuju
ke tempat-tempat penjagaan di perbatasan-perbatasan, beliau selalu mendatangi
dan mengawasi saudara-saudaranya yang berasal dari Indonesia yang sedang
berjaga-jaga di Wadi', di tengah-tengah kesibukan, beliau tidak luput dari
berdoa dan meminta kepada Alloh Ta'ala untuk
menjadikannya sebagai para syuhada', bila beliau pulang ke rumahnya di Mazra'ah
ketika bertemu dengan putri kecilnya maka beliau langsung berdo kepada Alloh Ta'ala untuk menjadikannya sebagai seorang
yang mati syahid maka putri kecilnya mengaminkan doanya, dalam waktu tidak lama
kemudian beliau terbunuh di perbatasan antara Darul Hadits Dammaj dengan Wathon
pemukiman Rafidhoh –semoga Alloh merohmati dan mengumpulkannya
bersama para syuhada'-.
BAB 9
MENCARI MATI SYAHID DENGAN CARA-CARA YANG KELIRU
MENCARI MATI SYAHID DENGAN CARA-CARA YANG KELIRU
Setiap orang yang beriman tentunya ketika sudah
mengetahui keutamaan dan mulianya mati syahid maka tentu akan berupaya untuk
meraihnya, sampai-sampai terkadang didapati banyak dari manusia melakukan
cara-cara yang keliru untuk meraihnya, namun Ath-Thoyyib (Alloh
Yang Maha Baik) telah membuat ketentuan tersendiri sebagaimana perkataan Nabi Shollallohu 'Alaihi wa Sallam:
»أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ
اللهَ طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّبًا«
"Wahai manusia sesungguhnya Alloh adalah
Ath-Thoyyib (Maha Baik), Dia tidak menerima kecuali yang baik". (Diriwayatkan oleh Muslim
dari Abu Huroiroh).
Dan Beliau Shollallohu 'Alaihi wa Sallam juga berkata:
»مَن أَحْدَث فِي أمْرِنا هذا
ما لَيْسَ مِنْه فَهَوَ رَدّ«
"Barangsiapa mengada-adakan (sesuatu
perkara) dalam urusan Kami ini yang dia bukan bagian darinya maka dia tertolak". (Diriwayatkan oleh
Al-Bukhoriy dan Muslim dari Aisyah dan di dalam riwayat Muslim Beliau Shollallohu 'Alaihi wa Sallam berkata:
»مَنْ عَمِلَ عَملا لَيْسَ
عَلَيْه أمْرِنا فهو رَدّ«
"Barangsiapa melakukan suatu amalan yang
amalan tersebut bukan dari urusan Kami maka dia tertolak'.
Diantara cara-cara yang keliru tersebut adalah bunuh diri
dalam peperangan, kebanyakan pergerakan saat
ini seringkali para pelakunya menggunakan cara bunuh diri untuk melumpuhkan
kekuatan lawan sebagaimana yang telah dilakukan oleh jaringan teroris-khowarij
semisal Al-Qaidah, pengikut Juhaiman, pengikut Usamah bin Ladin, Ikhwanul
Muslimin dan Hizbut Tahrir atau yang memiliki prinsip sama dengan mereka.
Tidak diragukan lagi bahwa perbuatan bunuh diri
adalah merupakan perbuatan tercela dan termasuk dosa dari dosa-dosa besar, Rosululloh Shollallohu 'Alaihi wa Sallam berkata:
»مَنَ قَتَلَ نَفْسَهُ
بِحَدِيدَةٍ فَحَدِيدَتُهُ فِى يَدِهِ يَتَوَجَّأُ بِهَا فِى بَطْنِهِ فِى نَارِ
جَهَنَّمَ خَالِدًا مُخَلَّدًا فِيهَا أَبَدًا«
"Barangsiapa membunuh dirinya dengan
besi maka besi yang ada di tangannya akan terhunus pada perutnya di neraka
jahannam, dia kekal di dalam neraka jahannam selama-lamanya". (Diriwayatkan oleh Muslim
dari Abu Huroiroh).
Demikian tulisan singkat ini kami tulis, semoga
member manfaat, baik untuk kami, kedua orang tua kami dan siapa saja yang
berbuat kebaikan kepada kami.
وصَلَّى
اللَّهُ على مُحَمَّد وَآلِهِ وَصَحْبِه وَسَلِّم
[1] Sungguh merupakan keanehan ketika terjadi
jihad yang tercampur dengan kejahatan mereka berbondong-bondong terjun dan
mereka menghiasi diri-diri mereka dengan nama "LJ (Laskar Jihad)" dengan tanpa memperdulikan atauran-aturan
Islam namun ketika terjadi jihad yang sebenarnya seperti yang terjadi sekarang
ini di Dammaj yaitu melawan anjing-anjing neraka (musuh kaum muslimin dan musuh
para shohabat Nabi yang mulia) mereka kabur, bahkan Maling Kandang alias Dzul Akmal ikut tampil
memiliki visi dan misi dengan para laskarnya berupaya untuk menjauhkan manusia
dari Darul Hadits Dammaj, maka kami sangat khowatir kalau pendalilan Maling Kandang
(Dzul Akmal) dalam rekaman "Oleh-oleh dari Umrohnya" akan menghujati dirinya:
»يَقْتُلُونَ أَهْلَ
الإِسْلاَمِ وَيَدَعُونَ أَهْلَ الأَوْثَانِ«
“Mereka
membunuh orang-orang yang beragama Islam dan mereka membiarkan para penyembah
berhala”. (Diriwayatkan
oleh Al-Bukhoriy dan Muslim dari Abu Sa'id Al-Khudriy).
Telah diketahui bersama bahwa kaum Rofidhoh lebih biadad dan lebih
najis daripada kaum musyrikin Arab terdahulu, karena kaum musyirikin Arab
dahulu ketika masuk bulan harom mereka menghentikan peperangan dan mereka
membuka jalan sehingga para shohabat bebas keluar masuk kota Madinah, adapun
kaum Rofidhoh maka mereka tidak perduli dengan bulan-bulan harom, mereka tetap
membunuh dan melakukan embargo, adapun kesamaan mereka dalam menyekutukan Alloh Ta'ala adalah diantaranya: Kaum musrikin Arab
menganggap berhala-berhala mereka sebagai sesembahan selain Alloh sedangkan
kaum Rofidhoh menganggap Ali bin Abi Tholib sebagai sesembahan selain
Alloh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar