مُقَدِّمَة
فِي المُوبِقَاتِ
PENDAHULUAN
TENTANG DOSA-DOSA
YANG MEMBINASAKAN
بِسْمِ
اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Dengan nama Alloh
yang (Ar-Rohman) Maha Pengasih lagi (Ar-Rohim)
Maha Penyayang
قال
الله تعالى: {إِنْ تَجْتَنِبُوا كَبَائِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفِّرْ
عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَنُدْخِلْكُمْ مُدْخَلًا كَرِيمًا} [النساء: 31].
Alloh (تَعَالَى) berkata: "Jika
kalian menjauhi dosa-dosa besar diantara apa-apa yang dilarang untuk
melakukannya maka niscaya Kami akan menghapus dari kalian dosa-dosa kalian dan
Kami akan memasukan kalian di tempat yang mulia (Jannah)". (An-Nisa’:
31).
1. عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «اجْتَنِبُوا السَّبْعَ المُوبِقَاتِ»، قَالُوا: يَا رَسُولَ
اللَّهِ وَمَا هُنَّ؟ قَالَ: «الشِّرْكُ بِاللَّهِ، وَالسِّحْرُ، وَقَتْلُ
النَّفْسِ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالحَقِّ، وَأَكْلُ الرِّبَا، وَأَكْلُ
مَالِ اليَتِيمِ، وَالتَّوَلِّي يَوْمَ الزَّحْفِ، وَقَذْفُ المُحْصَنَاتِ
المُؤْمِنَاتِ الغَافِلاَتِ». (رواه الشيخان، وأبو داود، والنسائي).
Hadits
pertama: Dari Abu Huroiroh –semoga Alloh merdihoinya-, dari Nabi
(صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ), beliau berkata: "Jauhilah oleh kalian 7
(tujuh) dosa yang membinasakan!”. Mereka (para shahabat) bertanya: "Wahai
Rosululloh dan apa saja dosa-dosa yang membinasakan itu?" Beliau berkata: "Menyekutukan
Alloh, sihir, membunuh jiwa (yang jiwa tersebut) telah Alloh haromkan melainkan
(membunuhnya dengan) cara yang benar, memakan riba, memakan harta anak yatim,
berpaling (lari) pada hari pertempuran dan menuduh wanita yang beriman, yang
suci, yang menjaga kehormatannya dengan tuduhan berbuat zina". (Diriwayatkan
oleh Al-Bukhory, Muslim, Abu Dawud dan An-Nasa’iy).
بَاب: مَا جَاءَ فِي الشِّرْكِ
بِالله
BAB: APA-APA YANG
DATANG TENTANG MENYEKUTUKAN ALLOH
قال الله تعالى: {إِنَّ اللَّهَ لَا
يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ
يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا} [النساء: 116].
Alloh (تَعَالَى) berkata: "Sesungguhnya
Alloh tidak akan mengampuni dosa mempersekutukan dengan-Nya dan dia akan
mengampuni dosa-dosa dari yang selain itu bagi siapa yang Dia kehendaki, dan
barang siapa yang menyekutukan Alloh maka sungguh dia telah sesat dengan
kesesatan yang jauh". (An-Nisa’: 116).
وقال تعالى: {لَئِنْ أَشْرَكْتَ
لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الخَاسِرِينَ} [الزمر: 65].
Dan Alloh (تَعَالَى) berkata: "Jika
kamu berbuat syirik maka sungguh akan batallah amalanmu dan sungguh kamu akan
termasuk dari orang-orang yang merugi". (Az-Zumar: 65).
وقال تعالى: {إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ
بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا
لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ} [المائدة: 72].
Dan Alloh (تَعَالَى) berkata: "Bahwasanya
orang yang menyekutukan Alloh maka sungguh Alloh telah mengharomkan Jannah
(surga) kepadanya dan tempatnya di neraka, dan tidaklah bagi orang-orang zholim
itu ada penolong". (Al-Maidah: 72).
وقال
تعالى: {يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ إِذَا جَاءَكَ الْمُؤْمِنَاتُ يُبَايِعْنَكَ
عَلَى أَنْ لَا يُشْرِكْنَ بِاللَّهِ شَيْئًا وَلَا يَسْرِقْنَ وَلَا يَزْنِينَ
وَلَا يَقْتُلْنَ أَوْلَادَهُنَّ وَلَا يَأْتِينَ بِبُهْتَانٍ يَفْتَرِينَهُ
بَيْنَ أَيْدِيهِنَّ وَأَرْجُلِهِنَّ وَلَا يَعْصِينَكَ فِي مَعْرُوفٍ فَبَايِعْهُنَّ
وَاسْتَغْفِرْ لَهُنَّ اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ} [الممتحنة: 12].
Dan Alloh (تَعَالَى) berkata: "Wahai
Nabi! Jika datang kepadamu orang-orang yang beriman dari kalangan wanita untuk
membai’at (mengadakan janji setia) kepadamu supaya mereka tidak menyekutukan
Alloh dengan sesuatu (apapun), tidak mencuri, tidak berzina, tidak membunuh
anak-anak mereka, tidak mendatangkan kedustaan yang dilakukan diantara kedua
tangan-tangan mereka dan kedua kaki-kaki mereka dan tidak memaksiatimu dalam
(perkara) kebaikan maka terimalah bai’at mereka dan mintakanlah ampun kepada
Alloh untuk mereka sesungguhnya Alloh adalah (Al-Ghofurٌ) Maha
Pengampun lagi (Ar-Rohim) Maha Penyayang".
(Al-Mumtahanah: 12).
2. عَنْ
عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: لَمَّا
نَزَلَتْ {الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ} [الأنعام:
82]، شَقَّ ذَلِكَ عَلَى المُسْلِمِينَ، فَقَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَيُّنَا
لاَ يَظْلِمُ نَفْسَهُ؟ قَالَ: «لَيْسَ ذَلِكَ إِنَّمَا هُوَ الشِّرْكُ أَلَمْ
تَسْمَعُوا مَا قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ {يَا بُنَيَّ لاَ
تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ» [لقمان: 13] (رواه
البخاري).
Hadits Kedua: Dari Abdulloh bin Mas’ud –semoga Alloh
meridhoinya-, beliau berkata: "Tatkala telah turun (ayat): “Orang-orang
yang mereka telah beriman dan mereka tidak mencampur keimanan mereka dengan
kezholiman". (Al-An’am: 82) maka merasa berat bagi kaum
muslimin atas demikian itu, lalu mereka berkata: "Wahai Rosululloh! siapa
yang tidak menzholimi dirinya?". Beliau berkata: "Bukan demikian
(maksudnya) hanya saja kezholiman itu adalah kesyirikan, tidakkah kalian mendengar apa yang dikatakan oleh
Luqman kepada putranya dan ketika dia menasehatinya: "Wahai putraku!
Janganlah kamu menyekutukan Alloh, sesungguhnya kesyirikan adalah kezholiman
yang besar". (Luqman: 13) (Diriwayatkan oleh Al-Bukhory).
3.
عَنْ أَبِي
بَكْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " أَكْبَرُ الكَبَائِرِ: الإِشْرَاكُ بِاللَّهِ،
وَعُقُوقُ الوَالِدَيْنِ، وَشَهَادَةُ الزُّورِ، وَشَهَادَةُ الزُّورِ - ثَلاَثًا
- أَوْ: قَوْلُ الزُّورِ " فَمَا زَالَ يُكَرِّرُهَا حَتَّى قُلْنَا:
لَيْتَهُ سَكَتَ. (رواه البخاري).
Hadits
ketiga: Dari Abu Bakroh –semoga
Alloh meridhoinya-, beliau berkata: Nabi (صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata: "Paling besarnya dosa-dosa besar adalah:
Menyekutukan Alloh, durhaka kepada kedua orang tua, persaksian palsu (dusta) –(diucapkan)
tiga kali- atau perkataan dusta" Beliau senantiasa
mengulang-ngulangnya sampai kami mengatakan: "Kalau seandainya beliau diam
(berhenti dari mengucapkannya)". (Diriwayatkan oleh Al-Bukhory).
4. عَنْ
عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أُنَيْسٍ الجُهَنِيِّ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّ مِنْ أَكْبَرِ الْكَبَائِرِ: الشِّرْكَ
بِاللهِ، وَعُقُوقَ الْوَالِدَيْنِ، وَالْيَمِينَ الْغَمُوسَ، وَمَا حَلَفَ
حَالِفٌ بِاللهِ يَمِينًا صَبْرًا، فَأَدْخَلَ فِيهَا مِثْلَ جَنَاحِ بَعُوضَةٍ،
إِلَّا جَعَلَهُ اللهُ نُكْتَةً فِي قَلْبِهِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ». (رواه
أحمد، وابن أبي شيبة، وابن أبي عاصم في "الآحاد والمثاني"،
والطحاوي في "شرح مشكل الآثار"، والحاكم، والترمذي وقال: هَذَا
حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ).
الحديث صحيح
دون قوله: «وَمَا حَلَفَ حَالِفٌ بِاللهِ يَمِينًا صَبْرًا، فَأَدْخَلَ فِيهَا
مِثْلَ جَنَاحِ بَعُوضَةٍ، إِلَّا جَعَلَهُ اللهُ نُكْتَةً فِي قَلْبِهِ إِلَى
يَوْمِ الْقِيَامَةِ».
Hadits
keempat: Dari Abdulloh bin Unais
Al-Juhany, beliau berkata: Rosululloh (صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata: "Sesungguhnya termasuk dari paling besarnya
dosa-dosa besar adalah menyekutukan Alloh, durhaka kepada kedua orang tua,
sumpah palsu, dan tidaklah orang yang bersumpah kepada Alloh dengan benar-benar
bersumpah lalu dia memasukan padanya semisal sayapnya lalat melainkan Alloh
akan menjadikan satu titik di dalam hatinya sampai hari kiamat". (Diriwayatkan
oleh Ahmad, Ibnu Abi Syaibah, Ibnu Abi ‘Ashim di dalam "Al-Ahad wal
Matsany", Ath-Thohawy di dalam "Syarhu Musykil Atsar",
Al-Hakim dan At-Tirmidzy, dan beliau berkata: Ini adalah hadits hasan ghorib).
Hadits ini
adalah shohih, selain perkataannya: ("Dan tidaklah orang yang bersumpah
kepada Alloh benar-benar bersumpah lalu dia memasukan padanya semisal sayapnya
lalat melainkan Alloh akan menjadikan satu titik di dalam hatinya sampai hari
kiamat”).
5.
عَنْ عَبْدِ
اللَّهِ بن مسعود رضي الله عنه قَالَ:
قَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُولَ اللهِ، أَيُّ الذَّنْبِ أَكْبَرُ عِنْدَ اللهِ؟
قَالَ: «أَنْ تَدْعُوَ لِلَّهِ نِدًّا وَهُوَ خَلَقَكَ» قَالَ: ثُمَّ أَيٌّ؟
قَالَ: «أَنْ تَقْتُلَ وَلَدَكَ مَخَافَةَ أَنْ يَطْعَمَ مَعَكَ» قَالَ: ثُمَّ
أَيٌّ؟ قَالَ: «أَنْ تُزَانِيَ حَلِيلَةَ جَارِكَ» فَأَنْزَلَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ
تَصْدِيقَهَا: {وَالَّذِينَ لَا يَدْعُونَ مَعَ اللهِ إِلَهًا آخَرَ وَلَا
يَقْتُلُونَ النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللهُ إِلَّا بِالْحَقِّ، وَلَا يَزْنُونَ
وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ يَلْقَ أَثَامًا} [الفرقان: 68] (رواه الإمام أحمد،
والشيخان، وأصحاب السنن).
Hadits
kelima: Dari Abdulloh bin Mas’ud –semoga
Alloh meridhoinya-, beliau berkata: Seseorang berkata: "Wahai
Rosululloh! Dosa apa yang paling besar di sisi Alloh?". Beliau berkata: "Kamu
menjadikan tandingan bagi Alloh dan Dia telah menciptakanmu". Kemudian
apa? Beliau berkata: "Kamu membunuh anakmu karena kamu takut dia akan
makan bersamamu". Kemudian apa? Beliau berkata: "Kamu menzinai
istri tetanggamu". Lalu Alloh (عَزَّوَجَلَّ) menurunkan pembenarannya: "Dan
orang-orang yang mereka tidak menyembah bersama Alloh sesembahan yang lain,
mereka tidak membunuh jiwa yang Alloh haromkan melainkan (membunuh dengan cara)
yang benar dan mereka tidak berzina maka barang siapa melakukan yang demikian
itu maka dia akan mendapatkan balasannya". (Al-Furqon: 68), (Diriwayatkan
oleh Al-Imam Ahmad, Al-Bukhory dan Muslim, serta Abu Dawud, An-Nasa’y, Ibnu
Majah dan At-Tirmidzy).
6. عَنْ
مُعَاوِيَةَ رضي الله عنه، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَقُولُ: «كُلُّ ذَنْبٍ عَسَى اللهُ أَنْ
يَغْفِرَهُ، إِلَّا الرَّجُلُ يَمُوتُ كَافِرًا، أَوِ الرَّجُلُ يَقْتُلُ
مُؤْمِنًا مُتَعَمِّدًا». (رواه الإمام أحمد، والنسائي، وأبو داود عن أبي
الدرداء، وصححه ابن حبان، والحاكم، ووافقه الذهبي).
Hadits
keenam: Dari Mu’awiyyah –semoga
Alloh meridhoinya-, beliau berkata: "Aku mendengar Rosululloh (صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) dan dia berkata: "Semua dosa akan Alloh
mengampuninya, keculi seseorang yang mati dalam keadaan kafir atau seseorang
yang dia membunuh seorang mu'min dengan sengaja". (Diriwayatkan oleh
Al-Imam Ahmad, An-Nasa’y, Abu Dawud dari Abud Darda’, dan telah dishohihkan
oleh Ibnu Hibban dan Al-Hakim dan Az-Zahaby menyetujui keshohihannya).
7.
عَنْ عُقْبَةَ
بْنِ عَامِرٍ الْجُهَنِيِّ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ أَقْبَلَ إِلَيْهِ رَهْطٌ، فَبَايَعَ تِسْعَةً وَأَمْسَكَ عَنْ وَاحِدٍ،
فَقَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ، بَايَعْتَ تِسْعَةً وَتَرَكْتَ هَذَا؟ قَالَ:
«إِنَّ عَلَيْهِ تَمِيمَةً» فَأَدْخَلَ يَدَهُ فَقَطَعَهَا، فَبَايَعَهُ، وَقَالَ:
«مَنْ عَلَّقَ تَمِيمَةً فَقَدْ أَشْرَكَ». (رواه أحمد، والحاكم، والطبراني في
"الكبير"، ولم يذكر فيه قوله: «من علّق تميمة فقد أشرك»).
Hadits
ketujuh: Dari Uqbah bin ‘Amir
Al-Juhany, bahwasanya Rosululloh (صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) datang kepadanya 10 (sepuluh) orang, lalu beliau membai'at 9 (sembilan)
orang dan menahan seorang, maka mereka (para shohabat) bertanya: "Wahai
Rosululloh! Engkau telah membai'at 9 (sembilan) dan meninggalkan (yang seorang)
ini?". Beliau berkata: "Sesungguhnya (yang seorang tersebut) ada
padanya galung jimat", lalu beliau memasukan tangannya kemudian
mematahkan (jimat)nya, lalu membai'atnya. Dan beliau berkata: "Barang
siapa mengantung tamimah (jimat) maka sungguh dia telah berbuat syirik".
(Diriwayatkan oleh Ahmad, Al-Hakim dan Ath-Thobary di dalam "Al-Kabir",
dan beliau tidak menyebutkan pada haditsnya perkataan: "Barang siapa
mengantung tamimah (jimat) maka sungguh dia telah berbuat syirik").
8. عَنْ
عَبْدِ اللهِ بن مسعود رضي الله عنه، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «الطِّيَرَةُ مِنَ الشِّرْكِ، وَمَا مِنَّا إِلَّا،
وَلَكِنَّ اللهَ يُذْهِبُهُ بِالتَّوَكُّلِ». (رواه أحمد، والترمذي، وقال: وَفِي
البَاب عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، وَحَابِسٍ التَّمِيمِيِّ، وَعَائِشَةَ، وَابْنِ
عُمَرَ، وَسَعْدٍ وَهَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ).
Hadits
kedelapan: Dari Abdulloh bin Mas’ud –semoga Alloh meridhoinya-,
dari Nabi (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ), beliau berkata: "Merasa
sial adalah termasuk dari kesyirikan dan tidaklah dari kita melainkan (terbenak
di dalam hatinya yang demikian itu) akan tetapi Alloh menghilangkannya dengan
sebab (kita) bertawakkal (kepada-Nya)". (Diriwayatkan oleh Ahmad,
At-Tirmidzy, dan beliau berkata: Dalam bab ini diriwayatkan pula dari Abu
Huroiroh, Habis At-Tamimy, Aisyah, Ibnu Umar dan Sa’ad,
dan ini adalah hadits hasan shohih).
9.
عَنْ عَبْدِ
اللهِ بْنِ عَمْرٍو، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: «مَنْ رَدَّتْهُ الطِّيَرَةُ مِنْ حَاجَةٍ، فَقَدْ أَشْرَكَ»، قَالُوا:
يَا رَسُولَ اللهِ، مَا كَفَّارَةُ ذَلِكَ؟ قَالَ: «أَنْ يَقُولَ أَحَدُهُمْ:
اللهُمَّ لَا خَيْرَ إِلَّا خَيْرُكَ، وَلَا طَيْرَ إِلَّا طَيْرُكَ، وَلَا إِلَهَ
غَيْرُكَ». (رواه أحمد، والطبراني، وابن وهب في "الجامع"، وأورده
الهيثمي في "المجمع").
Hadits
kesembilan: Dari Abdulloh bin ‘Amr,
beliau berkata: Rosululloh (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata: "Barang
siapa yang rasa kesialan membuatnya berbalik dari keperluannya maka sungguh dia
telah berbuat kesyirikan", mereka (para shahabat) bertanya: "Wahai
Rosululloh! Apa penghapus dari (kesyirikan) tersebut?". Beliau berkata: "Hendaknya
dia berdoa: "Ya Alloh tidak ada kebaikan melainkan kebaikanmu, dan tidak
ada kesialan melainkan kesialan yang Kamu (tetapkan), dan tidak ada sesembahan
yang berhak disembah selain-Mu". (Diriwayatkan oleh Ahmad,
Ath-Thobrany dan Ibnu Wahb di dalam "Al-Jami’" dan di tetapkan
oleh Al-HaitsamIy di dalam "Al-Majma’").
10.
عَنْ مَحْمُودِ
بْنِ لَبِيدٍ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:
«إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمُ الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ» قَالُوا: وَمَا
الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: «الرِّيَاءُ، يَقُولُ اللهُ
عَزَّ وَجَلَّ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ: إِذَا جُزِيَ النَّاسُ
بِأَعْمَالِهِمْ: اذْهَبُوا إِلَى الَّذِينَ كُنْتُمْ تُرَاءُونَ فِي الدُّنْيَا
فَانْظُرُوا هَلْ تَجِدُونَ عِنْدَهُمْ جَزَاءً». (رواه أحمد، وابن أبي شيبة، وابن
خزيمة، والبغوي في "شرح السنة").
Hadits
kesepuluh: Dari
Mahmud bin Labib, bahwasanya Rosululloh (صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata: 'Sesungguhnya yang paling aku takutkan atas kalian
adalah syirik kecil", mereka (para shahabat) bertanya: "Dan apa
syirik kecil itu wahai Rosululloh?". Beliau berkata: "Riya’ (ingin
dilihat), Alloh (عَزَّوَجَلَّ) akan berkata pada hari kiamat
ketika dibalas manusia terhadap amalan-amalan mereka: "Pergilah kalian
kepada orang-orang yang kalian inginkan dahulu ketika di dunia supaya mereka
melihat (kalian)! Lalu lihatlah oleh kalian apakah kalian mendapatkan pada
mereka balasan?!". (Diriwayatkan
oleh Ahmad, Ibnu Abi Syaibah, Ibnu Khuzaimah dan Al-Baghowiy di dalam "Syarhus
Sunnah").
بَاب:
مَا جَاءَ فِي السِّحر
BAB: APA-APA YANG DATANG
TENTANG SIHIR
قال الله تعالى: {وَلَا
يُفْلِحُ السَّاحِرُ حَيْثُ أَتَى} [طه: 69].
Alloh (تَعَالَى) berkata: "Dan
tidaklah akan menang tukang sihir dari manapun mereka dating". (Thoha:
69).
وقال تعالى: {وَاتَّبَعُوا مَا تَتْلُو الشَّيَاطِينُ عَلَى
مُلْكِ سُلَيْمَانَ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ وَلَكِنَّ الشَّيَاطِينَ كَفَرُوا
يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْرَ وَمَا أُنْزِلَ عَلَى الْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ
هَارُوتَ وَمَارُوتَ وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّى يَقُولَا إِنَّمَا
نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلَا تَكْفُرْ فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِ
بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهِ وَمَا هُمْ بِضَارِّينَ بِهِ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا
بِإِذْنِ اللَّهِ} [البقرة: 102].
Dan Alloh (تَعَالَى) berkata:
"Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaithon-syaithon pada masa
kerajaan Sulaiman, dan tidaklah kafir Sulaiman, akan tetapi
syaithon-syaithonlah yang telah kafir yang mereka mengajari manusia tentang
sihir. Dan apa yang diturunkan kepada dua malaikat di negri Babil: Harut dan
Marut dan keduanya tidak mengajarkan sesuatu pun kepada seseorang sampai
keduanya berkata: "Sesungguhnya kami adalah fitnah (cobaan) maka janganlah
kamu kafir, maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa-apa yang
menceraikan dengannya antara seseorang dengan istrinya, dan mereka (para tukang
sihir) itu tidaklah memberi madhorot (petaka) kepada seseorang dengan sihir
mereka kecuali dengan izin Alloh". (Al-Baqoroh: 102).
11.
عَنْ عَائِشَةَ
رضي الله عنها، قَالَتْ: سُحِرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
حَتَّى إِنَّهُ لَيُخَيَّلُ إِلَيْهِ أَنَّهُ يَفْعَلُ الشَّيْءَ وَمَا فَعَلَهُ،
حَتَّى إِذَا كَانَ ذَاتَ يَوْمٍ وَهُوَ عِنْدِي، دَعَا اللَّهَ وَدَعَاهُ، ثُمَّ
قَالَ: «أَشَعَرْتِ يَا عَائِشَةُ أَنَّ اللَّهَ قَدْ أَفْتَانِي فِيمَا
اسْتَفْتَيْتُهُ فِيهِ» قُلْتُ: وَمَا ذَاكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ:
«جَاءَنِي رَجُلاَنِ، فَجَلَسَ أَحَدُهُمَا عِنْدَ رَأْسِي، وَالآخَرُ عِنْدَ
رِجْلَيَّ، ثُمَّ قَالَ أَحَدُهُمَا لِصَاحِبِهِ: مَا وَجَعُ الرَّجُلِ؟ قَالَ:
مَطْبُوبٌ، قَالَ: وَمَنْ طَبَّهُ؟ قَالَ: لَبِيدُ بْنُ الأَعْصَمِ اليَهُودِيُّ
مِنْ بَنِي زُرَيْقٍ، قَالَ: فِيمَا ذَا؟ قَالَ: فِي مُشْطٍ وَمُشَاطَةٍ وَجُفِّ
طَلْعَةٍ ذَكَرٍ، قَالَ: فَأَيْنَ هُوَ؟ قَالَ: فِي بِئْرِ ذِي أَرْوَانَ» قَالَ:
فَذَهَبَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي أُنَاسٍ مِنْ
أَصْحَابِهِ إِلَى البِئْرِ، فَنَظَرَ إِلَيْهَا وَعَلَيْهَا نَخْلٌ، ثُمَّ رَجَعَ
إِلَى عَائِشَةَ فَقَالَ: «وَاللَّهِ لَكَأَنَّ مَاءَهَا نُقَاعَةُ الحِنَّاءِ،
وَلَكَأَنَّ نَخْلَهَا رُءُوسُ الشَّيَاطِينِ» قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ
أَفَأَخْرَجْتَهُ؟ قَالَ: «لاَ، أَمَّا أَنَا فَقَدْ عَافَانِيَ اللَّهُ وَشَفَانِي،
وَخَشِيتُ أَنْ أُثَوِّرَ عَلَى النَّاسِ مِنْهُ شَرًّا» وَأَمَرَ بِهَا
فَدُفِنَتْ. (رواه أحمد، والشيخان، وابن ماجه).
Hadits
kesebelas: Dari Aisyah –semoga
Alloh meridhoinya-, dia berkata: "Nabi (صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) disihir sampai beliau menginginkan untuk melakukan sesuatu dan
beliau tidak melakukannya, sampai pada suatu waktu beliau ada di sisiku, beliau
berdoa kepada Alloh dan selalu berdoa kepada-Nya, kemudian beliau berkata: 'Aku
akan memberitahukan kepadamu wahai Aisyah sesungguhnya Alloh telah berkata
kepadaku terhadap apa-apa yang aku akan berkata tentangnya", aku bertanya:
"Apa itu wahai Rosululloh? ', beliau berkata: "Datang kepadaku dua
orang, lalu salah satu dari keduanya duduk di sisi kepalaku, dan yang lain di
sisi kakiku, kemudian berkata salah satu dari keduanya kepada yang lain: "Menderita
apa orang ini?, dia berkata: "Disihir", orang tadi bertanya lagi: "Siapa
yang menyihirnya?", dia menjawab: Labib Ibnul A'shom Al-Yahudiy dari Bani
Zuroiq", orang tadi bertanya lagi: "Pada apa (dia menyihirnya)?",
dia menjawab: "Pada sisir dan apa yang menyertainya dan pada sisik
dari pelepak korma", orang
tadi bertanya lagi: "Dimana dia?", dia menjawab: "Di sumur Dzu Arwan”,
dia berkata: “Maka berangkatlah Nabi (صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) dan orang-orang yang mereka termasuk para
shahabatnya ke sumur tersebut, lalu melihat kepadanya dan di dalamnya ada korma", kemudian beliau kembali kepada Aisyah lalu
berkata: "Demi Alloh airnya seakan-akan keruhnya inai dan kormanya
seakan-akan kepala-kepalanya syathon-syaithon". Aku bertanya: "Wahai
Rosululloh apa kamu mengeluarkannya (dari sumur)?", beliau menjawab: "Tidak,
adapun saya maka sungguh Alloh telah mengampuniku dan menyembuhkanku, dan aku
khawatir akan memberikan pengaruh kepada manusia darinya suatu kejelekan".
Dan beliau memerintahkan untuk menimbunnya". (Diriwayatkan oleh Al-Bukhory
dan Muslim serta Ibnu Majah).
12.عَنْ
جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ رضي الله عنه، قَالَ: سُئِلَ النَّبِيُّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ النَّشْرَةِ، فَقَالَ: «مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ».
(رواه أحمد، وأبو داود، والبيهقي، وعبد الرزاق في "مصنفه"، والحاكم
عن أنَسٍ).
Hadits
keduabelas: Dari Jabir bin
Abdilloh –semoga Alloh meridhoinya-, beliau berkata: "Rosululloh
(صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) ditanya tentang jampi-jampi (mantra) maka beliau
berkata: "Dia termasuk dari amalannya syaithon". (Diriwayatkan oleh
Ahmad, Abu Dawud, Al-Baihaqy, Abdurrozzaq di dalam "Mushonnaf"nya
dan Al-Hakim dari Anas).
13.
عَن
جُنْدُبٍ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «حَدُّ السَّاحِرِ ضَرْبَةٌ بِالسَّيْفِ». (رواه الترمذي،
والبيهقي، فَالْحَدِيثُ ضَعِيفٌ مَرْفُوعًا وَمَوْقُوفًا).
Hadits
ketigabelas: Dari Jundub –semoga
Alloh meridhoinya-, beliau berkata: Rosululloh (صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata: "Hukuman bagi tukang sihir adalah ditebas dengan
pedang". (Diriwayatkan oleh At-Tirmidziy dan Al-Baihaqiy. Hadits ini dhoif,
baik yang terangkat sanadnya sampai kepada Nabi atau hanya sampai kepada
shahabatnya).
14.
عَنْ عَمْرِو
بْنِ دِينَارٍ قَالَ: سَمِعْتُ بَجَالَةَ يُحَدِّثُ، أَبَا الشَّعْثَاءِ،
وَعَمْرَو بْنَ أَوْسٍ، عَامَ حَجَّ مُصْعَبُ بْنُ الزُّبَيْرِ وَهُوَ إِلَى جَنْبِ
دَرَجِ زَمْزَمَ: " كُنْتُ كَاتِبًا لِجَزْءِ بْنِ مُعَاوِيَةَ عَمِّ
الْأَحْنَفِ، فَأَتَاهُ عُمَرُ قَبْلَ مَوْتِهِ بِسَنَةٍ: اقْتُلُوا كُلَّ
سَاحِرٍ، وَفَرِّقُوا بَيْنَ كُلِّ ذِي مَحْرَمٍ مِنَ الْمَجُوسِ، وَانْهَوْهُمْ
عَنِ الزَّمْزَمَةِ، قَالَ: فَقَتَلْنَا ثَلَاثَ سَوَاحِرَ، وَجَعَلْنَا نُفَرِّقُ
بَيْنَ الْمَرْأَةِ وَحَرِيمِهَا فِي كِتَابِ اللَّهِ، وَصَنَعَ طَعَامًا كَثِيرًا
فَدَعَا الْمَجُوسَ وَعَرَضَ السَّيْفَ عَلَى فَخِذِهِ، فَأَلْقُوا وَقْرَ بَغْلٍ
أَوْ بَغْلَيْنِ مِنْ وَرِقٍ، وَأَكَلُوا بِغَيْرِ زَمْزَمَةٍ، قَالَ: وَلَمْ
يَكُنْ عُمَرُ أَخَذَ الْجِزْيَةَ مِنَ الْمَجُوسِ حَتَّى أَخْبَرَهُ عَبْدُ
الرَّحْمَنِ بْنُ عَوْفٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
أَخَذَهَا مِنْ مَجُوسِ هَجَرَ". (رواه أحمد، والشافعي، وأبو داود، والبيهقي،
والدارقطني).
Hadits
keempatbelas: Dari ‘Amr bin Dinar,
beliau berkata: "Aku mendengar Bajalah (ketika) beliau menceritakan Abu
Asy-Sya’sya’ dan ‘Amr bin Uwais pada waktu Mush’ab Ibnuz Zubair haji dan beliau
di samping tangganya Zam zam: "Aku menulis kepada Jaz’i bin Mu’awiyyah
pamannya Al-Ahnaf, maka Umar mendatanginya setahun sebelum kematiannya: "Bunuhlah
setiap tukang sihir! Dan pisahkan yang memiliki mahrom dari orang-orang Majusi,
dan laranglah mereka dari Zam zam", dia berkata: Dan tidaklah Umar
mengambil upeti dari orang-orang Majusi sampai Abdurrohman bin ‘Auf
memberitahukannya bahwasanya Rosululloh (صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) mengambilnya dari orang-orang Majusi yang melebihi selainnya".
(Diriwayatkan oleh Ahmad, Asy-Syafi’i, Abu Dawud, Al-Baihaqy dan
Ad-Daruquthny).
15.
عَنْ عِيسَى
بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ قَالَ: دَخَلْنَا عَلَى عَبْدِ اللهِ بْنِ عُكَيْمٍ
وَهُوَ مَرِيضٌ نَعُودُهُ فَقِيلَ لَهُ: لَوْ تَعَلَّقْتَ شَيْئًا، فَقَالَ:
أَتَعَلَّقُ شَيْئًا، وَقَدْ قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: مَنْ تَعَلَّقَ شَيْئًا وُكِلَ إِلَيْهِ". (رواه أحمد، وله شاهد
من حديث أبي هريرة عند النسائي).
Hadits
kelimabelas: Dari ‘Isa bin
Abdirrohman, beliau berkata: "Kami masuk kepada Abdulloh bin 'Ukaim untuk
menjenguknya dan dia adalah sakit, maka dikatakan kepadanya: 'Kalaulah kamu
menggantung sesuatu!", maka beliau berkata: "Aku menggantung sesuatu,
dan sungguh Nabi (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) telah
berkata: "Barang siapa menggantung sesuatu maka dibebankan kepadanya".
(Diriwayatkan oleh Ahmad, dan padanya syahid/penguat dari hadits Abu
Huroiroh, yang diriwayatkan oleh An-Nasa'iy).
16.
عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ رضي الله عنه، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ «مَنْ عَقَدَ عُقْدَةً، ثُمَّ نَفَثَ فِيهَا فَقَدْ سَحَرَ، وَمَنْ
سَحَرَ فَقَدْ أَشْرَكَ، وَمَنْ تَعَلَّقَ شَيْئًا وُكِلَ إِلَيْهِ». (رواه
النسائي، الحديث حسن لغيره).
Hadits
keenambelas: Dari Abu Huroiroh –semoga
Alloh meridhoinya-, beliau berkata: Rosululloh (صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata: "Barang siapa menggantung
(mengikat) suatu pengikat kemudian meludah (meniup) padanya maka sungguh dia
telah menyihir, dan barang siapa menyihir maka sungguh dia telah berbuat
syirik, dan barang siapa menggantung sesuatu maka dibebankan kepadanya".
(Diriwayatkan oleh An-Nasa'iy, dia adalah hadits hasan karena ada penguat dari
yang selainnya).
17.
عَنْ عِمْرَانَ
بْنِ حُصَيْنٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " لَيْسَ مِنَّا مَنْ تَطَيَّرَ أَوْ تُطُيِّرَ
لَهُ، أَوْ تَكَهَّنَ أَوْ تُكُهِّنَ لَهُ، أَوْ سَحَرَ أَوْ سُحِرَ لَهُ، وَمَنْ
عَقَدَ عُقْدَةً - أَوْ قَالَ: مَنْ عَقَدَ عُقْدَةً - وَمَنْ أَتَى كَاهِنًا
فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ". (رواه الطبراني، والبزار بإِسْنادٍ جَيْدٍ).
Hadits
ketujuhbelas: Dari ‘Imron bin
Hushoin –semoga Alloh meridhoinya-, beliau berkata: Rosululloh (صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata: "Bukan termasuk dari (golongan)
kami orang yang merasa sial atau dipersialkan untuknya, atau meramal atau
diramalkan untuknya, atau menyihir atau disihirkan untuknya, dan barang siapa
yang mengikat suatu ikatan –atau dia berkata-: "Orang yang
menggantung (mengikat) suatu ikatan dan orang yang mendatangi dukun lalu
membenarkan apa yang dikatakannya maka sungguh dia telah kafir terhadap apa
yang diturunkan kepada Muhammad (صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ)".
(Diriwayatkan oleh Ath-Thobrony dan Al-Bazzar dengan sanad yang bagus).
18.
عَنْ أَبِي
مُوسَى رضي الله عنه، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ: " ثَلَاثَةٌ لَا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ: مُدْمِنُ خَمْرٍ، وَقَاطِعُ
رَحِمٍ، وَمُصَدِّقٌ بِالسِّحْرِ. وَمَنْ مَاتَ مُدْمِنًا لِلْخَمْرِ سَقَاهُ
اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ نَهْرِ الْغُوطَةِ". قِيلَ: وَمَا نَهْرُ
الْغُوطَةِ؟ قَالَ: «نَهْرٌ يَجْرِي مِنْ فُرُوجِ الْمُومِسَاتِ يُؤْذِي أَهْلَ
النَّارِ رِيحُ فُرُوجِهِمْ». (رواه أحمد، وابن حبان، والحديث ضعيف، لكن صححه الحاكم،
وأقره الذهبي).
Hadits
kedelapanbelas: Dari Abu Musa –semoga
Alloh meridhoinya-, bahwasanya Nabi (صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata: "Tiga (orang) yang tidak akan masuk Jannah
(surga), pecandu minuman keras, pemutus silaturrohim, dan yang membenarkan
sihir. Dan barang siapa yang mati dalam keadaan meminum minuman keras maka
Alloh (عَزَّوَجَلَّ)
meminumkannya dari "Nahrul Ghuthoh",
beliau ditanya: Dan apa itu "Nahrul Ghuthoh"?, beliau
menjawab: "Sungai yang mengalir dari kemaluan wanita-wanita pelacur, yang
bau busuknya kemaluan mereka mencemari penduduk neraka". (Diriwayatkan
oleh Ahmad, Ibnu Hibban dan hadits ini adalah dhoif, akan tetapi
Al-Hakim menshohihkannya dan Adz-Dzahabiy menetapkan keshohihannya).
بَاب: مَا جَاءَ فِي قَتْلِ
النَّفْسِ الَّتِي حَرَّمَ الله إِلاَّ بِالْحَقِّ
BAB: APA-APA YANG
DATANG TENTANG MEMBUNUH JIWA
YANG ALLOH HAROMKAN
MELAINKAN DENGAN CARA YANG BENAR
قال
الله تعالى: {مَنْ قَتَلَ نَفْسًا بِغَيْرِ نَفْسٍ أَوْ فَسَادٍ فِي الْأَرْضِ
فَكَأَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيعًا وَمَنْ أَحْيَاهَا فَكَأَنَّمَا أَحْيَا
النَّاسَ جَمِيعًا} -إلى قوله- {إِنَّمَا جَزَاءُ الَّذِينَ يُحَارِبُونَ اللَّهَ
وَرَسُولَهُ وَيَسْعَوْنَ فِي الْأَرْضِ فَسَادًا أَنْ يُقَتَّلُوا أَوْ
يُصَلَّبُوا أَوْ تُقَطَّعَ أَيْدِيهِمْ وَأَرْجُلُهُمْ مِنْ خِلَافٍ أَوْ
يُنْفَوْا مِنَ الْأَرْضِ ذَلِكَ لَهُمْ خِزْيٌ فِي الدُّنْيَا وَلَهُمْ فِي
الْآخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيمٌ} [المائدة: 33].
Alloh (تَعَالَى) berkata: "Barang
siapa yang membunuh jiwa (yang jiwa tersebut) tidak membunuh jiwa yang lain
atau membuat kerusakan di muka bumi maka seakan-akan dia telah membunuh manusia
semuanya, dan barang siapa yang menghidupkan jiwa tersebut maka seakan-akan dia
telah menghidupkan manusia seluruhnya" –sampai pada perkataan-Nya- "Sesungguhnya
balasan bagi orang-orang yang memerangi Alloh dan Rosul-Nya serta mereka
memperluas kerusakan di muka bumi maka (hukumannya) adalah mereka dibunuh atau
disalib atau dipotong tangan dan kaki mereka secara bersilang atau dibuang dari
negri (tempat tinggalnya), demikianlah balasan untuk mereka di kehidupan dunia
dan di akhirat mereka mendapatkan azab yang besar". (Al-Maidah:
33).
وقال
تعالى: {وَمَنْ يَقْتُلْ مُؤْمِنًا مُتَعَمِّدًا فَجَزَاؤُهُ جَهَنَّمُ خَالِدًا
فِيهَا وَغَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَلَعَنَهُ وَأَعَدَّ لَهُ عَذَابًا عَظِيمًا}
[النساء: 93].
Dan Alloh (تَعَالَى) berkata: "Dan
barang siapa yang membunuh seseorang yang beriman dengan sengaja maka
balasannya adalah neraka, dia kekal di dalamnya dan Alloh murka kepadanya dan
melaknatnya dan disediakan untuknya azab yang besar". (An-Nisa’:
93).
19.عَنْ
عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لَا يَحِلُّ دَمُ امْرِئٍ مُسْلِمٍ يَشْهَدُ
أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنِّي رَسُولُ اللَّهِ، إِلَّا أَحَدُ
ثَلَاثَةِ نَفَرٍ: النَّفْسُ بِالنَّفْسِ، وَالثَّيِّبُ الزَّانِي، وَالتَّارِكُ
لِدِينِهِ، الْمُفَارِقُ لِلْجَمَاعَةِ. (رواه البخاري، وابن ماجه، والنسائي، وفي
رواية عن عائشة، والترمذي عن معاوية وأبي هريرة).
Hadits
kesembilanbelas: Dari Abdulloh bin
Mas’ud –semoga Alloh meridhoinya-, beliau berkata: Rosululloh (صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata: "Tidak halal darah seorang
muslim (untuk ditumpahkan), yang muslim tersebut bersaksi bahwa tidak ada
sesembahan yang berhak disembah kecuali Alloh, dan bahwasanya saya adalah
utusan-Nya, melainkan 1 (satu) dari 3 (tiga) orang: “Jiwa yang membunuh jiwa,
orang yang sudah nikah melakukan zina, orang yang murtad (keluar dari
keislaman) yang memisahkan diri dari jama’ah (kaum muslimin)". (Diriwayatkan
oleh Al-Bukhoriy, Ibnu Majah, An-Nasa'iy, dan dalam satu riwayat dari Aisyah
dan At-Tirmidziy dari Muawiyah dan Abu Huroiroh).
20. عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه، قَالَ: لَمَّا تُوُفِّيَ النَّبِيُّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاسْتُخْلِفَ أَبُو بَكْرٍ، وَكَفَرَ مَنْ كَفَرَ مِنَ
العَرَبِ، قَالَ عُمَرُ: يَا أَبَا بَكْرٍ، كَيْفَ تُقَاتِلُ النَّاسَ، وَقَدْ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " أُمِرْتُ أَنْ
أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَقُولُوا: لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، فَمَنْ قَالَ:
لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، فَقَدْ عَصَمَ مِنِّي مَالَهُ وَنَفْسَهُ إِلَّا
بِحَقِّهِ، وَحِسَابُهُ عَلَى اللَّهِ. قَالَ أَبُو بَكْرٍ: وَاللَّهِ
لَأُقَاتِلَنَّ مَنْ فَرَّقَ بَيْنَ الصَّلاَةِ وَالزَّكَاةِ، فَإِنَّ الزَّكَاةَ
حَقُّ المَالِ، وَاللَّهِ لَوْ مَنَعُونِي عَنَاقًا كَانُوا يُؤَدُّونَهَا إِلَى
رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَقَاتَلْتُهُمْ عَلَى مَنْعِهَا
قَالَ عُمَرُ: «فَوَاللَّهِ مَا هُوَ إِلَّا أَنْ رَأَيْتُ أَنْ قَدْ شَرَحَ
اللَّهُ صَدْرَ أَبِي بَكْرٍ لِلْقِتَالِ، فَعَرَفْتُ أَنَّهُ الحَقُّ». (رواه
البخاري ومسلم).
Hadits
keduapuluh: Dari Abu Huroiroh
–semoga Alloh meridhoinya-, beliau berkata: "Tatkala Nabi (صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) diwafatkan dan Abu Bakr dijadikan
penggantinya maka kafirlah orang yang kafir dari kalang Arob, Umar
berkata: "Wahai Abu Bakr! Bagaimana engkau membunuh manusia,
sedangkan Nabi (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) telah
berkata: "Saya diutus untuk memerangi manusia sampai mereka mengucapkan
“Tidak ada sesembahan yang berhak untuk disembah melainkan Alloh”, maka barang
siapa yang mengatakan “Tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan
Alloh maka sungguh dia terjaga dariku harta dan jiwanya melainkan dengan haknya
dan perhitungannya hanya bagi Alloh”, Abu Bakr berkata: "Demi
Alloh sungguh aku akan membunuh siapa saja yang membedakan antara zakat dan
sholat, karena sesungguhnya zakat adalah haknya harta, demi Alloh kalaulah
mereka menahan seekor anak onta yang dahulu mereka keluarkan (zakat)nya kepada
Rosululloh (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) maka sungguh aku akan memerangi
mereka karena sebab mereka menahannya". Umar berkata: "Demi
Alloh, tidaklah beliau melainkan aku telah melihat bahwa Alloh telah
melapangkan dada Abu Bakr untuk berperang lalu aku mengetahui bahwa
beliau adalah benar". (Diriwayatkan oleh Al-Bukhoriy dan Muslim).
21.
عَنْ عَمْرِو
بْنِ دِينَارٍ، عَنْ عَبْدِ الله بْنِ عَبَّاسٍ رضي الله عنهما، عَنِ
النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "يَجِيءُ المَقْتُولُ
بِالقَاتِلِ يَوْمَ القِيَامَةِ نَاصِيَتُهُ وَرَأْسُهُ بِيَدِهِ وَأَوْدَاجُهُ
تَشْخَبُ دَمًا، يَقُولُ: يَا رَبِّ، قَتَلَنِي هَذَا، حَتَّى يُدْنِيَهُ مِنَ
العَرْشِ " قَالَ: فَذَكَرُوا لِابْنِ عَبَّاسٍ، التَّوْبَةَ، فَتَلَا هَذِهِ
الْآيَةَ: {وَمَنْ يَقْتُلْ مُؤْمِنًا مُتَعَمِّدًا} [النساء: 93]، قَالَ: «مَا
نُسِخَتْ هَذِهِ الْآيَةُ، وَلَا بُدِّلَتْ، وَأَنَّى لَهُ التَّوْبَةُ». (رواه
الترمذي، وحَسنه، وأصله في "الصحيحين").
Hadits
keduapuluh satu: Dari 'Amr bin Dinar,
dari Abdulloh bin 'Abbas –semoga Alloh meridhoi keduanya-, dari
Nabi (صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ), beliau berkata: "Orang yang dibunuh
akan datang pada hari kiamat dengan (membawa) orang yang membunuhnya, dengan
memegang jambul (rambut depan) dan kepalanya dia (memegangnya) dengan tangannya
dan (orang yang dipengang) urat lehernya mengalir darah, dia berkata: Wahai
Robbku! Orang ini membunuhku sampai (orang yang membunuh tersebut) dihinakannya
dari Al-’Arsy". Dia (‘Amr bin Dinar) berkata: "Mereka menyebutkan
kepada Ibnu 'Abbas tentang taubat (orang yang membunuh jiwa) maka beliau
membaca ayat ini: "Barang siapa yang membunuh seorang yang beriman
dengan sengaja". (An-Nisa’: 93), beliau berkata: "Tidaklah
ayat ini dihapus (hukumnya) dan tidak pula diganti dan bahwasanya dia
(pembunuh) baginya taubat". (Diriwayatkan oleh At-Tirmidzy dan beliau
menghasankannya dan asal hadits ini di dalam "Shohih Al-Bukhoriy"
dan "Shohih Muslim").
20.
عن عبد الله بن عباس رضي الله
عنهما أَنَّهُ أَتَاهُ رَجُلٌ فَقَالَ: إِنِّي خَطَبْتُ امْرَأَةً فَأَبَتْ
أَنْ تَنْكِحَنِي وَخَطَبَهَا غَيْرِي فَأَحَبَّتْ أَنْ تَنْكِحَهُ فَغِرْتُ
عَلَيْهَا فَقَتَلْتُهَا فَهَلْ لِي مِنْ تَوْبَةٍ؟ قَالَ أُمُّكَ حَيَّةٌ؟ قَالَ:
لَا، قَالَ تُبْ إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَتَقَرَّبْ إِلَيْهِ مَا
اسْتَطَعْتَ، فَذَهَبْتُ فَسَأَلْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ لِمَ سَأَلْتَهُ عَنْ حَيَاةِ
أُمِّهِ؟ فَقَالَ: (إِنِّي لَا أَعْلَمُ عَمَلًا أَقْرَبَ إِلَى الله عز وجل من بر
الوالدة). (رواه البخاري في "الأدب المفرد" بِسَنَدٍ صَحِيْحٍ).
Hadits
keduapuluh dua: Dari Abdulloh bin
‘Abbas –semoga Alloh meridhoinya- bahwasanya seseorang datang
kepadanya, lalu berkata: "Sesungguhnya aku meminang seorang wanita lalu
dia enggan untuk menikah dengannku dan seseorang selainku meminangnya lalu dia
menerima dan mau menikahinya maka aku pun cemburu padanya lalu aku membunuhnya,
maka apakah ada taubat untukku? Beliau berkata: "Apakah ibumu masih hidup?".
Dia berkata: "Tidak". Beliau berkata: "Bertaubatlah kepada Alloh
(عَزَّوَجَلَّ) dan
mendekatkanlah diri kepada-Nya semampumu". Lalu aku pergi dan aku bertanya
kepada Ibnu ‘Abbas: "Kenapa engkau bertanya kepadanya tentang
kehidupan ibunya?", maka beliau menjawab: "Sesungguhnya aku tidak
mengetahui suatu amalan yang paling dekat kepada Alloh (عَزَّوَجَلَّ) dari pada
berbuat baik kepada ibu". (Diriwayatkan oleh Al-Bukhory di dalam “Al-Adabul
Mufrod” dengan sanad yang shohih).
21.
عَنْ أَبِي إِدْرِيسَ، قَالَ:
سَمِعْتُ مُعَاوِيَةَ - وَكَانَ قَلِيلَ الْحَدِيثِ عَنْ رَسُولِ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَقُولُ: " كُلُّ ذَنْبٍ عَسَى اللهُ أَنْ
يَغْفِرَهُ، إِلَّا الرَّجُلُ يَمُوتُ كَافِرًا، أَوِ الرَّجُلُ يَقْتُلُ
مُؤْمِنًا مُتَعَمِّدًا". (رواه أحمد).
Hadits
keduapuluh tiga: Dari Abu Idris,
beliau berkata: Aku mendengar Mu’awiyyah –dan dia sedikit haditsnya dari
Rosululloh (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ), beliau berkata: "Aku
mendengar Rosululloh (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) yang
beliau berkata: "Semua dosa semoga Alloh mengampuninya, kecuali
seseorang yang mati dalam keadaan kafir atau seseorang yang membunuh seorang
yang beriman dengan sengaja". (Diriwayatkan oleh Ahmad).
24.
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ: «مَنْ قَتَلَ مُعَاهَدًا لَمْ يَرِحْ رَائِحَةَ الجَنَّةِ، وَإِنَّ
رِيحَهَا تُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ أَرْبَعِينَ عَامًا». (رواه البخاري، وابن ماجه).
Hadits
keduapuluhempat: Dari Abdulloh bin
‘Amr –semoga Alloh meridhoinya-, dari Nabi (صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ), beliau berkata: "Barang siapa membunuh orang kafir
yang mengadakan perjanjian damai dengan kaum muslimin maka dia tidak akan
mencium harumnya Jannah dan sesungguhnya harumnya Jannah didapati dari
perjalanan 40 (empat puluh) tahun". (Diriwayatkan oleh Al-Bukhoriy dan
Ibnu Majah).
بَابُ: مَا جَاءَ فِيْ أَكْلِ
الرِّبَا
BAB: APA-APA YANG
DATANG TENTANG MEMAKAN RIBA
قال
الله تعالى: {الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبَا لَا يَقُومُونَ إِلَّا كَمَا يَقُومُ
الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا إِنَّمَا
الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبَا وَأَحَلَّ اللَّهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا فَمَنْ
جَاءَهُ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّهِ فَانْتَهَى فَلَهُ مَا سَلَفَ وَأَمْرُهُ إِلَى
اللَّهِ وَمَنْ عَادَ فَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ}
[البقرة: 275].
Alloh (تَعَالَى) berkata: "Orang-orang
yang mereka memakan riba tidaklah mereka mampu berdiri melainkan sebagaimana
berdirinya orang yang kesurupan syaithon lantaran tersentuh penyakit gila, yang
demikian itu karena disebabkan mereka berkata: "Sesungguhnya jual beli itu
seperti riba", dan Alloh telah menghalalkan jual beli dan telah
mengharomkan riba, maka barang siapa yang datang nasehat dari Robbnya kepadanya
lalu berhenti (dari memakan riba) maka baginya (ampunan) terhadap apa-apa yang
telah lewat dan perkaranya dikembalikan kepada Alloh dan barang siapa
mengulangi lagi maka mereka adalah penghuni neraka, mereka di dalamnya kekal”.
(Al-Baqoroh: 275).
وقال
تعالى: {يَمْحَقُ اللَّهُ الرِّبَا وَيُرْبِي الصَّدَقَاتِ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ
كُلَّ كَفَّارٍ أَثِيمٍ} [البقرة: 276].
Dan Alloh (تَعَالَى) berkata: "Alloh
melenyapkan riba dan menumbuh suburkan sedekah-sedekah, dan Alloh tidak
menyukai setiap orang yang kafir yang lagi berbuat dosa". (Al-Baqoroh:
276).
وقال
تعالى: {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَأْكُلُوا الرِّبَا أَضْعَافًا
مُضَاعَفَةً وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ} [آل عمران: 130].
Dan Alloh (تَعَالَى) berkata: "Wahai
orang-orang yang beriman! Janganlah kalian memakan riba dengan berlipat ganda,
dan bertaqwalah kalian kepada Alloh supaya kalian beruntung". (Ali
Imron: 130).
وقال
تعالى: {وَأَخْذِهِمُ الرِّبَا وَقَدْ نُهُوا عَنْهُ وَأَكْلِهِمْ أَمْوَالَ
النَّاسِ بِالْبَاطِلِ وَأَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ مِنْهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا}
[النساء: 161].
Dan Alloh (تَعَالَى) berkata: "Dan
disebabkan mereka memakan riba, sesungguhnya mereka telah dilarang darinya dan
mereka memakan harta-harta anak yatim dengan cara yang bathil (salah), dan Kami
telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir
diantara mereka dengan azab yang pedih". (An-Nisa’: 161).
25.
عَنْ أَبِي جُحَيْفَةَ رضي الله
عنه، قَالَ: «لَعَنَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الوَاشِمَةَ
وَالمُسْتَوْشِمَةَ، وَآكِلَ الرِّبَا وَمُوكِلَهُ، وَنَهَى عَنْ ثَمَنِ الكَلْبِ،
وَكَسْبِ البَغِيِّ، وَلَعَنَ المُصَوِّرِينَ». (رواه البخاري).
Hadits
keduapuluhlima: Dari Abu Juhaifah
–semoga Alloh meridhoinya-, beliau berkata: "Rosululloh (صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) mela'nat orang yang membuat tato dan yang minta
ditato, orang yang memakan riba dan yang meminta riba, dan beliau melarang dari
harga (jual beli) anjing dan (hasil dari) upah pelacur dan melaknat tukang
gambar (pembuat gambar)". (Diriwayatkan oleh Al-Bukhoriy).
26.
عَنْ جَابِرٍ رضي الله عنه،
قَالَ: «لَعَنَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ آكِلَ الرِّبَا،
وَمُؤْكِلَهُ، وَكَاتِبَهُ، وَشَاهِدَيْهِ»، وَقَالَ: «هُمْ سَوَاءٌ». (رواه
مسلم).
Hadits
keduapuluh enam: Dari Jabir –semoga
Alloh meridhoinya-, beliau berkata: "Rosululloh (صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) mela'nat orang yang memakan riba dan yang
meminta riba, yang menulisnya dan yang menyaksikannya", dan beliau
berkata: "Semuanya sama". (Diriwayatkan oleh Muslim).
27.
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ
مَسْعُودٍ رضي الله عنه، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ لَعَنَ آكِلَ الرِّبَا، وَمُوكِلَهُ، وَشَاهِدِيهِ، وَكَاتِبَهُ». (رواه
مسلم، وابن ماجه، وهذا لفظه).
Hadits
keduapuluh tujuh: Dari Abdulloh
bin Mas’ud –semoga Alloh meridhoinya-, bahwasanya Rosululloh (صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) mela'nat orang orang yang memakan riba dan yang
meminta riba, yang menyaksikannya dan yang menulisnya". (Diriwayatkan oleh
Muslim dan Ibnu Majah dan ini adalah lafadznya).
بَابُ: مَا جَاءَ فِيْ أَكْلِ مَالِ
اليَتِيمِ
BAB: APA-APA YANG
DATANG TENTANG MEMAKAN HARTA ANAK YATIM
قال
الله تعالى: {إِنَّ الَّذِينَ يَأْكُلُونَ أَمْوَالَ الْيَتَامَى ظُلْمًا إِنَّمَا
يَأْكُلُونَ فِي بُطُونِهِمْ نَارًا وَسَيَصْلَوْنَ سَعِيرًا} [النساء: 10].
Alloh (تَعَالَى) berkata: "Sesungguhnya
orang-orang yang mereka memakan harta anak-anak yatim secara zholim sebenarnya
mereka itu telah memasukan api ke dalam perut-perut mereka dan mereka akan
masuk ke dalam neraka yang menyala-nyala (apinya)". (An-Nisa’:
10).
وقال
تعالى: {وَآتُوا الْيَتَامَى أَمْوَالَهُمْ وَلَا تَتَبَدَّلُوا الْخَبِيثَ
بِالطَّيِّبِ وَلَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَهُمْ إِلَى أَمْوَالِكُمْ إِنَّهُ كَانَ
حُوبًا كَبِيرًا} [النساء: 2].
Dan Alloh (تَعَالَى) berkata: "Dan
berikanlah kepada anak-anak yatim (yang sudah baligh) harta-harta mereka dan
janganlah kalian menukar yang baik dengan yang buruk dan janganlah kalian
memakan harta-harta mereka bersama memakan harta-harta kalian, sesungguhnya
perbuatan menukar (yang baik dengan buruk) adalah dosa yang besar". (An-Nisa’:
2).
وقال
تعالى: {وَلَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ وَتُدْلُوا بِهَا
إِلَى الْحُكَّامِ لِتَأْكُلُوا فَرِيقًا مِنْ أَمْوَالِ النَّاسِ بِالْإِثْمِ
وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ } [البقرة: 188].
Dan Alloh (تَعَالَى) berkata: "Dan
janganlah kalian memakan harta-harta diantara kalian dengan cara yang bathil
dan janganlah kalian membawa urusan harta itu kepada hakim supaya kalian dapat
memakan harta terhadap harta sebagian yang lain dengan (cara berbuat) dosa
sedangkan kalian mengetahui". (Al-Baqoroh: 188).
وقال تعالى: {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا لَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ إِلَّا أَنْ
تَكُونَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِنْكُمْ وَلَا تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ إِنَّ
اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا} [النساء: 29].
Dan Alloh (تَعَالَى) berkata: "Wahai
orang-orang yang beriman! Janganlah kalian memakan harta diantara kalian dengan
cara bathil melainkan dengan cara perdagangan yang berjalan di atas suka sama
suka diantara kalian dan janganlah kalian membunuh jiwa-jiwa kalian,
sesungguhnya Alloh bagi kalian adalah penyayang". (An-Nisa’:
29).
28.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ:
«يَأْتِي عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ، لاَ يُبَالِي المَرْءُ مَا أَخَذَ مِنْهُ،
أَمِنَ الحَلاَلِ أَمْ مِنَ الحَرَامِ». (رواه البخاري).
Hadits
keduapuluh delapan: Dari Abu
Huroiroh –semoga Alloh meridhoinya-, dari Nabi (صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ), beliau berkata: "Akan datang pada
manusia suatu zaman, seseorang tidak peduli lagi apa-apa yang dia peroleh; dari
yang halal ataukah dari yang harom". (Diriwayatkan oleh Al-Bukhory).
29. عَنْ
كَعْبِ بْنِ عِيَاضٍ، قَالَ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَقُولُ: «إِنَّ لِكُلِّ أُمَّةٍ فِتْنَةً وَفِتْنَةُ أُمَّتِي المَالُ».
(رواه الترمذي، وقال: هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ غَرِيبٌ).
Hadits
keduapuluh sembilan: Dari Ka’ab
bin ‘Iyadh, beliau berkata: "Aku mendengar Nabi (صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata: "Sesungguhnya setiap umat ada
fitnahnya dan fitnah umatku adalah harta". (Diriwayatkan oleh
At-Tirmidziy, dan beliau berkata: Ini adalah hadits hasan shohih ghorib).
30.
عَنْ خَوْلَةَ الأَنْصَارِيَّةِ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، قَالَتْ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ، يَقُولُ: «إِنَّ رِجَالًا يَتَخَوَّضُونَ فِي مَالِ اللَّهِ بِغَيْرِ
حَقٍّ، فَلَهُمُ النَّارُ يَوْمَ القِيَامَةِ». (رواه البخاري).
Hadits
ketigapuluh: Dari Khoulah
Al-Anshoriyyah –semoga Alloh meridhoinya- dia berkata: “Aku
mendengar Nabi (صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata: "Sesungguhnya
orang-orang memperebutkan tentang
hartanya Alloh dengan tanpa hak maka bagi mereka pada hari kiamat adalah neraka".
(Diriwayatkan oleh Al-Bukhoriy).
بَابُ
مَا جَاءَ فِي التَّوَلِّي يَوْمَ الزَّحْفِ
BAB: APA-APA YANG
DATANG TENTANG LARI (DARI MEDAN TEMPUR) PADA HARI PERTEMPURAN
قال
الله تعالى: {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا لَقِيتُمُ الَّذِينَ كَفَرُوا
زَحْفًا فَلَا تُوَلُّوهُمُ الْأَدْبَارَ (15) وَمَنْ يُوَلِّهِمْ يَوْمَئِذٍ
دُبُرَهُ إِلَّا مُتَحَرِّفًا لِقِتَالٍ أَوْ مُتَحَيِّزًا إِلَى فِئَةٍ فَقَدْ
بَاءَ بِغَضَبٍ مِنَ اللَّهِ وَمَأْوَاهُ جَهَنَّمُ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ (16)}
[الأنفال: 15، 16].
Alloh (تَعَالَى) berkata: "Wahai
orang-orang yang beriman jika kalian berpapasan dengan orang-orang kafir yang
sedang menyerang kalian maka janganlah kalian lari ke belakang (mundur). Dan
barang siapa yang mundur pada waktu itu, kecuali berbelok untuk mengatur
strategi perang atau hendak menggabungkan diri dengan pasukan yang lain maka
sesungguhnya orang tersebut kembali dengan membawa kemurkaan dari Alloh dan
tempatnya adalah Jahannam dan dia adalah sejelek-jelek tempat kembali".
(Al-Anfal: 15-16).
31.
عَنْ صَفْوَانَ بْنِ عَسَّالٍ،
قَالَ: قَالَ يَهُودِيٌّ لِصَاحِبِهِ: اذْهَبْ بِنَا إِلَى هَذَا النَّبِيِّ
فَقَالَ صَاحِبُهُ: لَا تَقُلْ نَبِيٌّ، إِنَّهُ لَوْ سَمِعَكَ كَانَ لَهُ
أَرْبَعَةُ أَعْيُنٍ، فَأَتَيَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فَسَأَلَاهُ عَنْ تِسْعِ آيَاتٍ بَيِّنَاتٍ. فَقَالَ لَهُمْ: «لَا تُشْرِكُوا
بِاللَّهِ شَيْئًا، وَلَا تَسْرِقُوا، وَلَا تَزْنُوا، وَلَا تَقْتُلُوا النَّفْسَ
الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالحَقِّ، وَلَا تَمْشُوا بِبَرِيءٍ إِلَى ذِي
سُلْطَانٍ لِيَقْتُلَهُ، وَلَا تَسْحَرُوا، وَلَا تَأْكُلُوا الرِّبَا، وَلَا
تَقْذِفُوا مُحْصَنَةً، وَلَا تُوَلُّوا الفِرَارَ يَوْمَ الزَّحْفِ، وَعَلَيْكُمْ
خَاصَّةً اليَهُودَ أَنْ لَا تَعْتَدُوا فِي السَّبْتِ»، قَالَ: فَقَبَّلُوا
يَدَيْهِ وَرِجْلَيْهِ. فَقَالَا: نَشْهَدُ أَنَّكَ نَبِيٌّ. قَالَ: «فَمَا
يَمْنَعُكُمْ أَنْ تَتَّبِعُونِي؟» قَالُوا: إِنَّ دَاوُدَ دَعَا رَبَّهُ أَنْ لَا
يَزَالَ مِنْ ذُرِّيَّتِهِ نَبِيٌّ، وَإِنَّا نَخَافُ إِنْ تَبِعْنَاكَ أَنْ
تَقْتُلَنَا اليَهُودُ (رواه النسائي، والترمذي، وقال: هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ
صَحِيحٌ).
Hadits
ketigapuluh satu: Dari Shofwan bin
‘Assal, beliau berkata: "Orang Yahudi berkata kepada temannya: "Pergilah
kamu dari kami kepada Nabi itu!" maka temanya berkata: "Jangan kamu
katakan dia adalah Nabi!, sesungguhnya kalau dia mendengarmu maka padanya 4
(empat) mata, maka keduanya mendatangi Roslululloh (صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) lalu keduanya bertanya kepadanya tentang 7 (tujuh) ayat yang
jelas maka beliau berkata kepada mereka: "Jangan kalian menyekutukan
Alloh dengan sesuatu apapun, jangan kalian mencuri, jangan kalian berzina,
jangan kalian membunuh jiwa yang Alloh haromkan melainkan dengan cara yang
benar, jangan kalian membawa orang bebas kepada penguasa untuk membunuhnya,
jangan kalian mempraktekan sihir, jangan kalian memakan riba, jangan kalian
menuduh wanita-wanita suci, yang menjaga kehormatannya berbuat zina dan jangan
kalian lari (dari medan perang) pada hari pertempuran dan bagi kalian khusus
orang-orang Yahudi untuk tidak melakukan pelanggaran pada hari sabtu".
(Diriwayatkan oleh An-Nasa'iy dan At-Tirmidziy dan beliau berkata: Ini adalah
hadits hasan shohih).
32.
عَنْ أَبِي
أَيُّوبَ الأَنْصَارِيّ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "مَنْ عَبَدَ اللَّهَ لَا يُشرِكُ بِهِ شَيْئًا،
وَأَقَامَ الصَّلَاةَ، وَآتَى الزَّكَاةَ، وَصَامَ رَمَضَانَ، واجْتَنَبَ
الْكَبَائِرَ، فَلَهُ الْجَنَّةُ -أَوْ دَخَلَ الْجَنَّةَ" فَسَأَلَهُ
رَجُلٌ: مَا الْكَبَائِرُ؟ فَقَالَ: الشِّرْكُ بِاللَّهِ، وقَتْلُ نَفْسٍ
مُسْلِمَةٍ، والفِرار يَوْمَ الزَّحْف". (رواه أحمد والنسائي).
Hadits
ketigapuluh dua: Dari Abu Ayyub
Al-Anshory –semoga Alloh meridhoinya-, beliau berkata: "Rosululloh
(صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata: "Barang siapa yang beribadah
kepada Alloh dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, menegakan
sholat, mengeluarkan zakat, puasa Romadhon dan menjauhi dosa-dosa besar maka
baginya Jannah –atau masuk Jannah", maka seseorang bertanya kepadanya:
"Apa itu dosa besar?", maka beliau menjawab: "Menyekutukan
Alloh, membunuh jiwa yang beragama Islam dan lari (dari medan tempur) pada hari
pertempuran". (Diriwayatkan oleh Ahmad dan An-Nasa'iy).
بَابُ
مَا جَاءَ فِي قَذْفِ المُحْصَنَاتِ المُؤْمِنَاتِ الغَافِلاَتِ
BAB: APA-APA YANG
DATANG TENTANG MENUDUH WANITA-WANITA SUCI, YANG BERIMAN, YANG MENJAGA
KEHORMATANNYA DENGAN TUDUHAN BERBUAT ZINA
قال الله تعالى: {وَالَّذِينَ يَرْمُونَ
المُحْصَنَاتِ ثُمَّ لَمْ يَأْتُوا بِأَرْبَعَةِ شُهَدَاءَ فَاجْلِدُوهُمْ
ثَمَانِينَ جَلْدَةً وَلاَ تَقْبَلُوا لَهُمْ شَهَادَةً أَبَدًا وَأُولَئِكَ هُمُ
الفَاسِقُونَ إِلَّا الَّذِينَ تَابُوا مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ وَأَصْلَحُوا فَإِنَّ
اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ} [النور: 5].
Alloh (تَعَالَى) berkata: "Dan
orang-orang yang mereka melemparkan tuduhan kepada wanita-wanita yang suci
kemudian mereka tidak mendatangkan 4 (empat) saksi maka mereka dicambuk dengan
80 (delapanpuluh) cambukan dan tidaklah diterima persaksian mereka
selama-lamanya, dan mereka itu adalah orang-orang yang fasiq, kecuali
orang-orang yang mereka bertaubat
setelah itu dan mereka melakukan perbaikan, maka sesungguhnya Alloh
adalah Al-Ghofur (Maha Pengampun) lagi Ar-Rohim (Maha Penyayang)". (An-Nur:
5).
وقال تعالى: {إِنَّ الَّذِينَ يَرْمُونَ
المُحْصَنَاتِ الغَافِلاَتِ المُؤْمِنَاتِ لُعِنُوا فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ
وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ} [النور: 23].
Alloh (تَعَالَى) berkata: "Sesungguhnya
orang-orang yang mereka melemparkan tuduhan kepada wanita-wanita suci dengan
tuduhan berbuat zina maka mereka dilaknat di dunia dan di akhirat, dan bagi
mereka azab yang besar". (An-Nur: 23).
وقال تعالى: {إِنَّ الَّذِينَ جَاءُوا
بِالْإِفْكِ عُصْبَةٌ مِنْكُمْ لَا تَحْسَبُوهُ شَرًّا لَكُمْ بَلْ هُوَ خَيْرٌ
لَكُمْ لِكُلِّ امْرِئٍ مِنْهُمْ مَا اكْتَسَبَ مِنَ الْإِثْمِ وَالَّذِي تَوَلَّى
كِبْرَهُ مِنْهُمْ لَهُ عَذَابٌ عَظِيمٌ} [النور: 11].
Alloh (تَعَالَى) berkata: "Sesungguhnya
orang-orang yang mereka datang dengan membawa berita dusta itu adalah termasuk
dari (warga) kalian juga, janganlah kalian menyangka bahwa berita dusta itu
adalah kejelekan bagi kalian bahkan dia adalah kebaikan bagi kalian, setiap
orang dari mereka mendapatkan dosa yang dikerjakannya dan orang yang mengambil
bagian dalam memberitakan kedustaan itu maka baginya azab yang besar".
(An-Nur: 11).
33.
عَنْ عَائِشَةَ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا: {وَالَّذِي تَوَلَّى كِبْرَهُ} [النور: 11] قَالَتْ:
«عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أُبَيٍّ ابْنُ سَلُولَ». (رواه البخاري).
Hadits
ketigapuluh tiga: Dari Aisyah –semoga
Alloh meridhoinya-: "Dan orang yang mengambil bagian dalam membesarkan
masalah tentang kedustaan itu" (An-Nur: 11), dia berkata: "Dia
adalah Abdulloh bin Ubay bin Salul". (Dirwayatkan oleh Al-Bukhoriy).
34.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ، يَقُولُ: بَيْنَا امْرَأَةٌ تُرْضِعُ ابْنَهَا إِذْ مَرَّ بِهَا
رَاكِبٌ وَهِيَ تُرْضِعُهُ، فَقَالَتِ اللَّهُمَّ لاَ تُمِتِ ابْنِي، حَتَّى
يَكُونَ مِثْلَ هَذَا، فَقَالَ: اللَّهُمَّ لاَ تَجْعَلْنِي مِثْلَهُ، ثُمَّ
رَجَعَ فِي الثَّدْيِ، وَمُرَّ بِامْرَأَةٍ تُجَرَّرُ وَيُلْعَبُ بِهَا،
فَقَالَتْ: اللَّهُمَّ لاَ تَجْعَلِ ابْنِي مِثْلَهَا، فَقَالَ: اللَّهُمَّ
اجْعَلْنِي مِثْلَهَا، فَقَالَ أَمَّا الرَّاكِبُ فَإِنَّهُ كَافِرٌ، وَأَمَّا
المَرْأَةُ فَإِنَّهُمْ يَقُولُونَ لَهَا تَزْنِي، وَتَقُولُ حَسْبِيَ اللَّهُ،
وَيَقُولُونَ تَسْرِقُ، وَتَقُولُ حَسْبِيَ اللَّهُ. (رواه البخاري ومسلم، وهذا
لفظ البخاري).
Hadits
ketigapuluh empat: Dari Abu
Huroiroh –semoga Alloh meridhoinya-, bahwasanya Rosululloh (صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) berkata: "Ketika seorang wanita menyusui
bayinya tiba-tiba lewatlah padanya orang yang naik kendaraan dan dia menyusui
(bayi)nya: Maka dia (wanita tadi) berkata: "Ya Alloh janganlah Engkau
matikan bayiku ini sampai dia menjadi seperti orang itu", maka bayinya
berkata: "Ya Alloh janganlah Engkau menjadikanku sepertinya”, kemudian dia
kembali mengisap susunya. Dan dilewatkan dengan seorang wanita dan wanita
tersebut dijadikan mainan, maka berkatalah dia (ibu bayi): "Ya Alloh
jangan Engkau jadikan bayiku ini semisal wanita itu!", maka dia (bayinya)
berkata: "Ya Alloh jadikanlah aku semisal wanita itu", lalu dia
berkata: "Adapun yang berkendaraan itu maka sesungguhnya dia adalah orang
kafir, dan adapun wanita (yang dijadikan mainan) itu maka sesungguhnya mereka
mengatakan tentangnya adalah pezina, dan dia (wanita) itu berkata: "Cukuplah
Alloh bagiku", dan mereka mengatakan: "Dia (wanita) itu pencuri, dan
dia berkata: "Cukuplah Alloh bagiku". (Diriwayatkan oleh
Al-Bukhoriy dan Muslim, dan ini adalah lafadznya Al-Bukhoriy).
35.
عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، قَالَ: قَالَتْ
عَائِشَةُ: رُميت بِمَا رُمِيتُ بِهِ وَأَنَا غَافِلَةٌ، فَبَلَغَنِي
بَعْدَ ذَلِكَ. قَالَتْ: فَبَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ جَالِسٌ عِنْدِي إِذْ أُوحِيَ، إِلَيْهِ. قَالَتْ: وَكَانَ إِذَا
أُوحِيَ إِلَيْهِ أَخَذَهُ كَهَيْئَةِ السُّبات، وَإِنَّهُ أُوحِيَ إِلَيْهِ
وَهُوَ جَالِسٌ عِنْدِي، ثُمَّ اسْتَوَى جَالِسًا يَمْسَحُ عَلَى وَجْهِهِ،
وَقَالَ: "يَا عَائِشَةُ أَبْشِرِي". قَالَتْ: قُلْتُ: بِحَمْدِ اللَّهِ
لَا بِحَمْدِكَ. فَقَرَأَ: {إِنَّ الَّذِينَ يَرْمُونَ الْمُحْصَنَاتِ
الْغَافِلاتِ الْمُؤْمِنَاتِ}، حَتَّى قَرَأَ: {أُولَئِكَ مُبَرَّءُونَ مِمَّا
يَقُولُونَ} [النُّورِ: 26]. (رواه ابن جرير في "تفسيره" وأصله
في "الصحيحين").
Hadits
ketigapuluh lima: Dari Abu Salamah,
beliau berkata: Aisyah berkata: "Aku dituduh dengan apa-apa yang
telah aku dituduh dan aku adalah orang yang menjaga kehormatan, maka
disampaikan kepadaku setelah itu, dia berkata: "Ketika Rosululloh (صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) duduk di sisiku tiba-tiba diwahyukan kepadanya,
dia (Aisyah) berkata: "Dan dahulu jika diwahyukan kepadanya maka
beliau mengambilnya seakan-akan sedang tidur, dan sesungguhnya diwahyukan
kepadanya dan beliau adalah duduk di sisiku, kemudian beliau melurus dalam
keadaan duduk dengan mengusap pada wajahnya, dan berkata: "Wahai ‘Aisyah
aku beri kabar gembira kepadamu!" dia (Aisyah) berkata: "Aku
berkata: "Segala puji untuk Alloh bukan pujian untukmu, lalu beliau
membaca: "Sesungguhnya orang-orang yang melemparkan tuduhan kepada
wanita-wanita suci yang menjaga kehormatannya" sampai beliau membaca: "Mereka
itu adalah orang-orang yang dibebaskan dari apa-apa yang mereka katakan
(tuduhkan)". (Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir di dalam "Tafsir"nya,
dan asalnya di dalam "Ash-Shohihain").
Tidak ada komentar:
Posting Komentar