Al Imam Ibnul Qoyyim berkata: “Maka sesungguhnya hamba itu jika memurnikan niatnya untuk Alloh ta’ala, dan maksud dia, keinginan dia dan amalan dia itu adalah untuk wajah Alloh Yang Mahasuci, maka Alloh itu bersama dia, karena sesungguhnya Yang Mahasuci itu beserta orang-orang yang bertaqwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan. Dan kepala taqwa dan kebaikan adalah murninya niat untuk Alloh dalam penegakan kebenaran. Dan Alloh Yang Mahasuci itu tiada yang bisa mengalahkan-Nya. Maka barangsiapa Allo bersamanya, maka siapakah yang bisa mengalahkannya atau menimpakan kejelekan padanya? Jika Alloh bersama sang hamba, maka kepada siapakah dia takut? Jika Alloh tidak bersamanya, maka siapakah yang diharapkannya? Dan kepada siapa dia percaya? Dan siapakah yang menolongnya setelah Alloh meninggalkannya? Maka jika sang hamba menegakkan kebenaran terhadap orang lain, dan terhadap dirinya sendiri lebih dulu, dan dia menegakkannya itu adalah dengan menyandarkan pertolongan pada Alloh dan karena Alloh, maka tiada sesuatupun yang bisa menghadapinya. Seandainya langit dan bumi serta gunung-gunung itu membikin tipu daya untuknya, pastilah Alloh akan mencukupi kebutuhannya dan menjadikan untuknya jalan keluar dari masalahnya.” (“I’lamul Muwaqqi’in”/ hal. 412/cet. Darul Kitabil ‘Arobiy).

Sesaat Lagi Semua Akan Mati


PENDAHULUAN

بِسمِ الله الرَّحمنِ الرَّحِيمِ
الْحَمْدُ لِلَّهِ، أَحْمَدُهُ، وَأَسْتَعِينُهُ، وَأَسْتَنْصِرُهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، أمَّا بَعدُ:
Alloh Ta'ala berkata di dalam Al-Qur'an:
{وَلَا تَحْسَبَنَّ اللَّهَ غَافِلًا عَمَّا يَعْمَلُ الظَّالِمُونَ إِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍ تَشْخَصُ فِيهِ الْأَبْصَارُ  مُهْطِعِينَ مُقْنِعِي رُءُوسِهِمْ لَا يَرْتَدُّ إِلَيْهِمْ طَرْفُهُمْ وَأَفْئِدَتُهُمْ هَوَاءٌ وَأَنْذِرِ النَّاسَ يَوْمَ يَأْتِيهِمُ الْعَذَابُ فَيَقُولُ الَّذِينَ ظَلَمُوا رَبَّنَا أَخِّرْنَا إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ نُجِبْ دَعْوَتَكَ وَنَتَّبِعِ الرُّسُلَ أَوَلَمْ تَكُونُوا أَقْسَمْتُمْ مِنْ قَبْلُ مَا لَكُمْ مِنْ زَوَالٍ وَسَكَنْتُمْ فِي مَسَاكِنِ الَّذِينَ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ وَتَبَيَّنَ لَكُمْ كَيْفَ فَعَلْنَا بِهِمْ وَضَرَبْنَا لَكُمُ الْأَمْثَالَ} [إبراهيم: 42-45].
"Dan janganlah sekali-kali kamu mengira bahwa Alloh lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zholim. Sesungguhnya Alloh memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak, mereka datang bergegas-gegas memenuhi panggilan dengan mengangkat kepalanya, sedang mata mereka tidak berkedip-kedip dan hati mereka kosong. Dan berikanlah peringatan kepada manusia terhadap hari (yang pada waktu itu) datang azab kepada mereka, maka berkatalah orang-orang yang zholim: "Waha Robb kami, beri tangguhlah kami  walaupun dalam waktu yang sedikit, niscaya kami akan mematuhi seruan-Mu dan kami akan mengikuti rosul-rosul". (Kepada mereka dikatakan): "Bukankah dahulu kalian telah bersumpah bahwa sekali-kali kalian tidak akan binasa?. Dan kalian telah berdiam di tempat-tempat kediaman orang-orang yang menganiaya diri mereka sendiri, dan telah nyata bagi kalian bagaimana Kami telah berbuat terhadap mereka dan telah Kami berikan kepada kalian beberapa perumpamaan". (Ibrohim: 42-45).
Bila seseorang membaca, merenungi dan meresapi ayat-ayat Al-Qur'an tersebut maka tentu akan membuatnya untuk sadar, bila dia sudah menyadari tentang arti dari sebuah kehidupan maka dia akan bertambah sadar, 
dengan terus mengingat perkataan Robbnya Alloh 'Azza wa Jalla:
{أَفَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَنْ يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا بَيَاتًا وَهُمْ نَائِمُونَ أَوَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرَى أَنْ يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا ضُحًى وَهُمْ يَلْعَبُونَ أَفَأَمِنُوا مَكْرَ اللَّهِ فَلَا يَأْمَنُ مَكْرَ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ} [الأعراف: 97-99].
"Maka apakah penduduk negri-negri itu merasa aman dari kedatangan azab Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur?. Atau apakah penduduk negri-negri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu dhuha ketika mereka sedang bermain?. Maka apakah mereka merasa aman dari azab Alloh (yang tidak terduga-duga itu)?. Tidaklah ada yang merasa aman terhadap azab Alloh kecuali orang-orang yang merugi". (Al-A'rof: 97-99).


MENGAMBIL PELAJARAN DARI KEJADIAN-KEJADIAN SEBELUMNYA
Wahai manusia!, bukankah beberapa tahun yang lalu telah terjadi bencana besar di Aceh?, ribuan nyawa melayang, jutaan harta hilang dan hancur disebabkan oleh tsunami?.   
Belum lama juga terjadi bencana di Bantul-Jogjakarta, ribuan jiwa melayang, ratusan rumah hancur dan jutaan harta hilang dan binasa karena sebab gempa bumi?.
Wahai umat manusia!, sampai kapan kalian akan sadar dan kembali kepada Yang Menciptakan kalian?.
Janganlah kalian merasa aman!.
Wahai manusia yang berada di Surabaya!, janganlah kalian merasa aman dari azab Alloh Ta'ala, lihatlah lumpur Lapindo semakin menjadi-jadi, tidakkah kalian takut kalau lumpur itu akan membanjiri rumah-rumah kalian?, lihatlah pula di sekitar pelabuhan tanjung Perak!, air laut sudah berwarna coklat dan berlumpur, tidak kalian takut kalau Alloh Ta'ala tiba-tiba mendatangkan azabnya atas kalian?!.
 Wahai umat manusia yang berada di Seram Barat, wahai manusia yang bertanah Air Indonesia, tidakkah kalian melihat bahwa negri kita di kelilingi lautan, kebanyakan perkampungan terdapat sungai-sungai, tidakkah kalian takut kalau Alloh Ta'ala mendatangkan azabnya dengan meluapkan air laut ke daratan, atau Alloh Ta'ala turunkan hujan hingga air sungai dan air laut bersatu menghancurkan kampung halaman kita?, ingatlah ketika Alloh Ta'ala mengazab kaum Nuh dengan bajir besar, Dia berkata kepada Nabi-Nya Nuh 'Alaihis Salam:
{وَاصْنَعِ الْفُلْكَ بِأَعْيُنِنَا وَوَحْيِنَا وَلَا تُخَاطِبْنِي فِي الَّذِينَ ظَلَمُوا إِنَّهُمْ مُغْرَقُونَ} [هود: 37].
"Dan buatlah kamu bahtera itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami, dan janganlah kamu bicarakan dengan-Ku tentang orang-orang yang zholim itu; sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan". (Hud: 37).
Alloh Ta'ala sebutkan bahwa kaum Nuh adalah termasuk orang-orang zholim, dan kata "zholim" adalah bersifat umum, mencakup syirik, ma'siat dan bid'ah. Luqman Ash-Shiddiq Rodhiyallohu 'Anhu berkata tentang syirik sebagaimana yang Alloh Ta'ala sebutkan di dalam kitab-Nya:
{إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ} [لقمان: 13].
"Sesungguhnya kesyirikan adalah kezholiman yang besar". (Luqman: 13).
Kaum Nuh diazab karena mereka melakukan kesyirikan, kema'siatan dan mengadakan kebid'ahan (perkara) baru dalam agama yang dibawa oleh Adam 'Alaihis Salam, oleh sebab itu, Alloh Ta'ala azab mereka dengan banjir yang besar, Alloh Ta'ala berkata:
{وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ نُوحٍ إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِ يَا قَوْمِ إِنْ كَانَ كَبُرَ عَلَيْكُمْ مَقَامِي وَتَذْكِيرِي بِآيَاتِ اللَّهِ فَعَلَى اللَّهِ تَوَكَّلْتُ فَأَجْمِعُوا أَمْرَكُمْ وَشُرَكَاءَكُمْ ثُمَّ لَا يَكُنْ أَمْرُكُمْ عَلَيْكُمْ غُمَّةً ثُمَّ اقْضُوا إِلَيَّ وَلَا تُنْظِرُونِ فَإِنْ تَوَلَّيْتُمْ فَمَا سَأَلْتُكُمْ مِنْ أَجْرٍ إِنْ أَجْرِيَ إِلَّا عَلَى اللَّهِ وَأُمِرْتُ أَنْ أَكُونَ مِنَ الْمُسْلِمِينَ  فَكَذَّبُوهُ فَنَجَّيْنَاهُ وَمَنْ مَعَهُ فِي الْفُلْكِ وَجَعَلْنَاهُمْ خَلَائِفَ وَأَغْرَقْنَا الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُنْذَرِينَ} [يونس: 71-73].
"Dan bacakanlah kepada mereka berita penting tentang Nuh di waktu dia berkata kepada kaumnya: "Wahai kaumku, jika terasa berat bagi kalian tinggal (bersamaku) dan peringatanku (kepada kalian) dengan ayat-ayat Alloh, maka kepada Alloh-lah aku bertawakal, karena itu bulatkanlah keputusan kalian dan (kumpulkanlah) sekutu-sekutu kalian (untuk membinasakanku). Kemudian janganlah keputusan kalian itu dirahasiakan, lalu lakukanlah terhadap diriku, dan janganlah kalian memberi tangguh kepadaku.  Jika kalian berpaling (dari peringatanku), aku tidak meminta upah sedikitpun dari kalian. Upahku tidak lain hanyalah dari Alloh semata, dan aku disuruh supaya aku termasuk golongan orang-orang yang berserah diri (kepada-Nya)". Lalu mereka mendustakan Nuh, maka Kami menyelamatkannya dan orang-orang yang bersamanya di dalam bahtera, dan Kami jadikan mereka itu pemegang kekuasaan dan Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang diberi peringatan itu". (Yunus: 71-73).
Apa yang kami tuliskan ini semoga cukup sebagai peringatan bagi umat manusia di Indonesia khususnya, dan umat manusia di muka bumi pada umumnya, supaya mereka sadar dan kembali kepada Robb mereka, jika mereka tidak mau sadar maka cukup peringatan ini sebagai hujatan dan alasan untuk Alloh Ta'ala timpakan azab, Alloh Ta'ala berkata:
{وَمَا كَانَ رَبُّكَ مُهْلِكَ الْقُرَى حَتَّى يَبْعَثَ فِي أُمِّهَا رَسُولًا يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِنَا وَمَا كُنَّا مُهْلِكِي الْقُرَى إِلَّا وَأَهْلُهَا ظَالِمُونَ} [القصص: 59].
"Dan tidaklah Robbmu membinasakan kota-kota, sebelum Dia mengutus di ibukota itu seorang utusan yang akan membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka; dan tidak pernah (pula) Kami membinasakan kota-kota; kecuali penduduknya dalam keadaan melakukan kezholiman". (Al-Qoshshosh: 59).
Sudah sangat cukup hujjahnya Alloh Ta'ala untuk Dia membinasakan penduduk suatu tempat, karena mereka (para penduduknya) telah membuat banyak kezholiman, diantaranya:

Menentang Da'wah Rosululloh Muhammad Shollallohu 'Alaihi wa Sallam yang Dibawa oleh Para Pengikut Setianya
Mereka menentang da'wah itu dengan tujuan membela agama yang mereka dapatkan dari nenek moyang mereka, maka ini adalah termasuk dari sebab datangnya azab Alloh Ta'ala atas mereka, Alloh Ta'ala berkata:
{اتَّبِعُوا مَا أُنْزِلَ إِلَيْكُمْ مِنْ رَبِّكُمْ وَلَا تَتَّبِعُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ قَلِيلًا مَا تَذَكَّرُونَ (3) وَكَمْ مِنْ قَرْيَةٍ أَهْلَكْنَاهَا فَجَاءَهَا بَأْسُنَا بَيَاتًا أَوْ هُمْ قَائِلُونَ (4) فَمَا كَانَ دَعْوَاهُمْ إِذْ جَاءَهُمْ بَأْسُنَا إِلَّا أَنْ قَالُوا إِنَّا كُنَّا ظَالِمِينَ (5)} [الأعراف: 3-5].
"Ikutilah oleh kalian apa yang diturunkan kepada kalian dari Robb kalian dan janganlah kalian mengikuti wali-wali selain-Nya. Sangat sedikitlah kalian mengambil pelajaran (darinya). Betapa banyak negri yang telah Kami binasakan, maka datanglah siksaan Kami (menimpa penduduk)nya di waktu mereka berada di malam hari, atau di waktu mereka beristirahat di tengah hari. Maka tidak ada keluhan dari mereka di waktu datang kepada mereka siksaan Kami, kecuali mereka mengatakan: "Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zholim". (Al-A'rof: 3-5).

Kema'siatan Tersebar Luas dengan Berbagai Macam Bentuknya
Bila kita melihat masyarakat kita di zaman ini, maka tentu kita mendapati mereka di atas kerusakan etika, akhlak, dan mereka jauh dari adab-adab yang islamiy.
Pacaran, perzinaan, homoseks, perjudian, perampokan, pengkorupsian, penindasan dan kezholiman-kezholiman lainnya terjadi di mana-mana. Di Doli Surabaya terdapat tempat pelacuran yang terkenal se Asia Tenggara, Tanjung dan karoke-karoeke di Ambon semakin ramai para pengunjungnya, bahkan orang yang dikenal sebagai guru agama, kepala kampung, imam dan pengurus masjid ikut masuk ke rumah panjang di Tanjung Batu Merah Ambon, mereka dengan penuh rasa aman dan ni'mat serta lezat berzina dengan para pelacur. Begitu pula homoseks, lesbian, perzinaan antara guru dengan siswinya, dosen dengan mahasiswinya, siswa dengan siswi, mahasiswa dengan mahasiswi, perzinaan antara anak dengan ibunya, bapak dengan putrinya, saudara dengan saudari sekandungnya terjadi di mana-mana, bahkan dengan bangga mereka menceritakan perbuatan keji itu kepada orang lain, mereka menuliskan di majalah-majalah, atau di situs-situs jorok, mengisahkan tentang perbuatan jijik dari birahi mereka.
Bila para ustadz yang sholih dan para penuntut ilmu agama mengingkari perbuatan mereka itu, maka mereka membalas dengan ejekan, olok-olokan dan bahkan mereka berani menentang dan menantang, bila mereka dikatakan sebagaimana perkataan Nabiulloh Luth 'Alaihis Salam kepada kaumnya yang Alloh Ta'ala sebutkan di dalam surat An-Naml ayat (54):
{أَتَأْتُونَ الْفَاحِشَةَ وَأَنْتُمْ تُبْصِرُونَ}.
"Mengapa kalian mengerjakan perbuatan keji itu sedang kalian adalah diberi penglihatan?", maka mereka akan marah dan bahkan ada dari mereka akan berkata sebagaimana perkataan kaum Luth yang telah terangkan di dalam Al-Qur'an:
{فَمَا كَانَ جَوَابَ قَوْمِهِ إِلَّا أَنْ قَالُوا أَخْرِجُوا آلَ لُوطٍ مِنْ قَرْيَتِكُمْ إِنَّهُمْ أُنَاسٌ يَتَطَهَّرُونَ} [النمل: 56].
"Maka tidak lain jawaban kaumnya, melainkan mereka mengatakan: "Usirlah Luth beserta keluarganya dari negri kalian; karena sesungguhnya mereka itu adalah orang-orang yang (menda'wakan dirinya) suci". (An-Naml: 56).
Bila keadaan mereka sudah seperti itu maka tinggal kita menunggu kapan azab Alloh Ta'ala akan turun kepada mereka, karena dengan sebab perbuatan seperti itu Alloh Ta'ala azab kaum Luth, Alloh Ta'ala berkata:
{وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهِمْ مَطَرًا فَسَاءَ مَطَرُ الْمُنْذَرِينَ} [النمل: 58].
"Dan Kami turunkan hujan atas mereka dengan hujan batu yang sebenar-benarnya, maka sangat buruklah hujan yang ditimpakan atas orang-orang yang diberi peringatan itu". (An-Naml: 58).
Maka tidakkah takut bagi mereka yang masih terus bergelimang ke dalam ma'siat itu?!.
Ketahuilah bahwa para ustadz yang sholih dan para penuntut ilmu agama telah berada di tengah-tengah kalian, dan mereka telah memberikan peringatan bagi kalian, jika kalian masih terus berada di atas kema'siatan maka sungguh telah sampai kepada kalian peringatan, dan bagi kalian hanya menunggu saat-saat azab Alloh Ta'ala akan datang menimpa kalian.
Al-Bukhoriy meriwayatkan di dalam "Shohih"nya (no. 3346) dan Muslim di dalam "Shohih"nya (no. 2880) dari hadits Zainab bintu Abi Salamah dari Ummu Habibah bintu Abi Sufyan dari Zainab bintu Jahsyin, dia bertanya kepada Rosululloh Shollallohu 'Alaihi wa Sallam:
"أَنَهْلِكُ وَفِينَا الصَّالِحُونَ؟".
"Apakah kita akan binasa, padahal di tengah-tengah kita ada orang-orang sholih?". Rosululloh Muhammad Shollallohu 'Alaihi wa Sallam menjawab:
«نَعَمْ إِذَا كَثُرَ الخَبَثُ».
 "Iya, jika telah banyak kekejian".


SEBAB-SEBAB TERANGKATNYA AZAB
Bila suatu kaum benar-benar mentauhidkan Alloh Ta'ala maka tentu Alloh Ta'ala tidak akan mengazab mereka di dunia dan di akhirat, belum lama gunung merapi meletus di sekitar Jokjakarta, hal demikian itu disebabkan masyarakat di daerah tersebut melakukan kesyirikan dan berbagai macam kema'siatan.
Gunung sudah mengeluarkan asapnya, kota dan perkampungan sudah ditutupi asap, mbah Marijan masih saja tetap memerintahkan masyarakat untuk berbuat syirik, mempersembahkan sesajian, dan berbagai macam bentuk kesyirikan lainnya dilakukan, maka tidak heran kalau kemudian Alloh Ta'ala timpakan dengan bala' dan azab yang besar.
Kalau seandainya masyarakat dan penduduk suatu daerah benar-benar mentauhidkan Alloh Ta'ala, mereka hanya berdoa kepada-Nya, mereka bertaubat dan kembali kepada-Nya maka tentu Alloh Ta'ala akan angkat bala' dan azab itu, Alloh Ta'ala berkata:
{وَمَا كَانَ اللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ} [الأنفال: 33].
"Dan tidaklah Alloh mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun (kepada-Nya)". (Al-Anfal: 33).
Sungguh telah benar janji Alloh Ta'ala, bahwa siapa saja yang kembali kepada-Nya dan berdoa hanya kepada-Nya maka Dia akan kabulkan doa mereka, Dia akan selamatkan mereka dari berbagai macama bala' dan petaka, sebagaimana Alloh Ta'ala telah selamatkan para nabi-Nya ketika mereka berdoa hanya kepada-Nya:
{وَأَيُّوبَ إِذْ نَادَى رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ فَاسْتَجَبْنَا لَهُ فَكَشَفْنَا مَا بِهِ مِنْ ضُرٍّ وَآتَيْنَاهُ أَهْلَهُ وَمِثْلَهُمْ مَعَهُمْ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِنَا وَذِكْرَى لِلْعَابِدِينَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِدْرِيسَ وَذَا الْكِفْلِ كُلٌّ مِنَ الصَّابِرِينَ وَأَدْخَلْنَاهُمْ فِي رَحْمَتِنَا إِنَّهُمْ مِنَ الصَّالِحِينَ وَذَا النُّونِ إِذْ ذَهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ أَنْ لَنْ نَقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادَى فِي الظُّلُمَاتِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَنَجَّيْنَاهُ مِنَ الْغَمِّ وَكَذَلِكَ نُنْجِي الْمُؤْمِنِينَ وَزَكَرِيَّا إِذْ نَادَى رَبَّهُ رَبِّ لَا تَذَرْنِي فَرْدًا وَأَنْتَ خَيْرُ الْوَارِثِينَ فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَوَهَبْنَا لَهُ يَحْيَى وَأَصْلَحْنَا لَهُ زَوْجَهُ إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِينَ} [الأنبياء: 83-90].
"Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika dia menyeru Robbnya: "(Wahai Robbku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Arhamurrohimin (Yang Maha Penyayang di antara semua Penyayang), maka Kamipun mengabulkan doanya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rohmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Alloh. Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris dan Dzulkifli, semua mereka termasuk orang-orang yang sabar. Kami telah memasukkan mereka kedalam rohmat Kami, sesungguhnya mereka termasuk orang-orang yang sholih. Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka dia berdoa di dalam kegelapan (di perut ikan): "Bahwa tidak ada Sesembahan selain Engkau, Maha suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zholim", maka Kami mengabulkan doanya dan Kami menyelamatkannya dari kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman. Dan (ingatlah kisah) Zakaria, tatkala dia menyeru Robbnya: "Wahai Robbku janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkau adalah sebaik-baik yang memberi warisan", maka Kami mengabulkan doanya, dan Kami anugerahkan kepadanya Yahya dan Kami jadikan isterinya bisa hamil, sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan penuh harapan dan rasa takut. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu' kepada Kami". (Al-Anbiya': 83-90).
Barangsiapa mentaati Alloh dan menta'ati rosul-Nya maka sungguh Alloh Ta'ala menjaganya di kehidupan dunia, dan kalaupun dia di dunia mendapatkan cobaan maka itu sebagai penghapus dosa-dosanya dan di akhirat dia termasuk dari orang-orang yang beruntung dan meraih kemenangan, Alloh Ta'ala berkata:
{وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيَخْشَ اللَّهَ وَيَتَّقْهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَائِزُونَ} [النور: 52].
"Dan barangsiapa yang mentaati Alloh dan mentaati Rosul-Nya dan takut kepada Alloh dan bertaqwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang- orang yang merai kemenangan". (An-Nur: 52).
Demikian tulisan yang singkat ini, semoga bermanfaat.
ونسأل الله عز وجل أن يوفقنا وجميع المسلمين للهداية والسداد، وصلى الله وسلم على نبينا محمد وعلى آله وصحبه.


Daftar Pustaka
1.        Al-Qur'anul Karim.
2.        Musnad Al-Imam Ahmad/Penulis Abu Abdillah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal/Penerbit Muassasah Ar-Risalah/Tahun 1421H-2001 M.
3.        Al-Jami'ul Musnad Ash-Shohihul Mukhtashor/Muhammad bin Isma'il/Al-Bukhoriy Al-Ju'fiy/Dar Thouqin Najah/Cetakan Pertama/1422 H. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar