Ditulis oleh:
Abu Ahmad Muhammad bin Salim Al-Limboriy
'Afallohu 'Anhu
PENDAHULUAN
بِسمِ الله
الرَّحمنِ الرَّحِيمِ
الْحَمْدُ لِلَّهِ،
أَحْمَدُهُ، وَأَسْتَعِينُهُ، وَأَسْتَنْصِرُهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا
اللَّهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، أمَّا بَعدُ:
Ini adalah termasuk dari ciri-ciri
pengikut Nabi Shollallohu 'Alaihi wa Sallam mulai dari zaman beliau Shollallohu
'Alaihi wa Sallam hingga di zaman kita ini:
1.
Mereka Adalah Orang-orang
yang Lemah dan Miskin serta Tidak Berkedudukan.
Raja Hiraql bertanya kepada Abu
Sufyan:
"فَأَشْرَافُ النَّاسِ يَتَّبِعُونَهُ أَمْ ضُعَفَاؤُهُمْ؟".
"Apakah
orang-orang mulia (terhormat) yang mengikutinya ataukah orang-orang lemah (yang
miskin dan yang tidak berkedudukan)?". Abu Sufyan menjawab:
"بَلْ ضُعَفَاؤُهُمْ".
"Bahkan
orang-orang lemah mereka (yang mengikutinya)". Raja Hiraql berkata:
"وَسَأَلْتُكَ أَشْرَافُ النَّاسِ اتَّبَعُوهُ أَمْ
ضُعَفَاؤُهُمْ، فَذَكَرْتَ أَنَّ ضُعَفَاءَهُمُ اتَّبَعُوهُ، وَهُمْ أَتْبَاعُ
الرُّسلِ".
"Aku
bertanya kepadamu: Apakah orang-orang mulia (terhormat) yang mengikutinya ataukah
orang-orang lemah (yang miskin dan yang tidak berkedudukan)?, kamu menyebutkan
bahwasanya orang-orang lemah mereka yang mengikutinya, mereka itulah
pengikutnya para rosul". Diriwayatkan oleh Al-Bukhoriy (no. 7) dan Muslim
(no. 1773).
Abu Bakr Ash-Shiddiq Rodhiyallohu
'Anhu adalah terkenal kaya raya, namun ketika beliau mengikuti Rosululloh Shollallohu
'Alaihi wa Sallam terlihat seperti orang-orang lemah (yang miskin dan serba
kekurangan), beliau membantu saudara-saudarinya yang beriman dengan harta dan
tenaganya, beliaupun terlihat miskin dan serba kekurangan, bahkan seringkali
beliau bersama para shohabatnya kelaparan bersama, Abu Huroiroh Rodhiyallohu
'Anhu berkata:
"خَرَجَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ
يَوْمٍ أَوْ لَيْلَةٍ فَإِذَا هُوَ بِأَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ، فَقَالَ: «مَا
أَخْرَجَكُمَا مِنْ بُيُوتِكُمَا هَذِهِ السَّاعَةَ؟» قَالَا: الْجُوعُ يَا
رَسُولَ اللهِ، قَالَ: «وَأَنَا، وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لَأَخْرَجَنِي
الَّذِي أَخْرَجَكُمَا، قُومُوا»، فَقَامُوا مَعَهُ، فَأَتَى رَجُلًا مِنَ
الْأَنْصَارِ".
"Rosululloh
Shollallohu 'Alaihi wa Sallam keluar pada suatu hari atau suatu malam,
ternyata beliau (berjumpa) dengan Abu Bakr dan 'Umar, lalu beliau berkata: "Apa
yang mengeluarkan kalian berdua dari rumah kalian pada jam begini?",
keduanya berkata: "Rasa lapar wahai Rosululloh", beliau berkata: "Dan
aku (juga), demi Yang jiwaku berada di tangan-Nya, dan sungguh yang
mengeluarkanku (dari rumahku karena rasa lapar) sebagaimana yang mengeluarkan
kalian dari rumah kalian berdua, berdirilah kalian", mereka berdiri
bersamanya, lalu datang ke seorang dari kalangan Anshor". Diriwayatkan
oleh Muslim (no. 2038).
Maka tidak heran ketika Abul
'Abbas Harmin bin Salim Al-Limboriy Rohimahulloh dan kawan-kawannya
hidup di Limboro, masyarakat menganggap bahwa mereka adalah orang-orang miskin
yang serba kekurangan.
2.
Mereka Dianggap
Asing Ditengah-tengah Umat Manusia.
Rosululloh Shollallohu 'Alaihi
wa Sallam berkata:
«إِنَّ الْإِسْلَامَ بَدَأَ غَرِيبًا، وَسَيَعُودُ كَمَا بَدَأَ،
فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ».
"Sesungguhnya
Islam telah dimulai dalam keadaan asing, dan dia akan kembali asing sebagaimana
permulaannya, maka beruntunglah al-guroba' (orang-orang yang asing)".
Diriwayatkan oleh Ahmad (no. 3784), Ibnu Majah (no. 3988), dan At-Tirmidziy
(no. 2629) dari hadits Abdillah bin Mas'ud Rodhiyallohu 'Anhu dan di
dalam suatu riwayat di dalam "Musnad Ahmad" (no. 1604) dari
hadits Sa'ad bin Abi Waqqosh Rodhiyallohu 'Anhu dengan lafazh:
«إِنَّ الْإِيمَانَ بَدَأَ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ كَمَا بَدَأَ،
فَطُوبَى يَوْمَئِذٍ لِلغُرَبَاءِ».
"Sesungguhnya
Iman telah dimulai dalam keadaan asing, dan akan kembali asing sebagaimana
permulaannya, maka beruntunglah pada hari (keasingannya) itu bagi al-guroba'
(orang-orang yang asing)".
Maka tidak heran ketika Abul
'Abbas Harmin bin Salim Al-Limboriy Rohimahulloh berda'wah di Limboro maka
masyarakatnya menganggap bahwa da'wah beliau adalah asing dan aneh.
3.
Mereka Dikatakan
Membawa Agama Baru.
Ketika ada beberapa shohabat
melakukan hijroh ke negri Habasyah, maka kaum kafir Quroisy mengutus utusan
untuk mempengaruhi raja Najasyiy, mereka berkata:
"أَيُّهَا الْمَلِكُ، إِنَّهُ قَدْ صَبَا إِلَى بَلَدِكَ
مِنَّا غِلْمَانٌ سُفَهَاءُ، فَارَقُوا دِينَ قَوْمِهِمْ، وَلَمْ يَدْخُلُوا فِي
دِينِكَ، وَجَاءُوا بِدِينٍ مُبْتَدَعٍ لَا نَعْرِفُهُ نَحْنُ وَلا أَنْتَ، وَقَدْ
بَعَثَنَا إِلَيْكَ فِيهِمِ أشْرَافُ قَوْمِهِمْ مِنْ آبَائِهِمْ، وَأَعْمَامِهِمْ
وَعَشَائِرِهِمْ، لِتَرُدَّهُمِ إلَيْهِمْ، فَهُمْ أَعَلَى بِهِمْ عَيْنًا،
وَأَعْلَمُ بِمَا عَابُوا عَلَيْهِمْ وَعَاتَبُوهُمْ فِيهِ".
"Wahai
raja!, sesungguhnya telah berpindah ke negrimu orang-orang muda lagi dungu dari
kalangan kami, mereka memecah belah agama kaum mereka, dan mereka tidak pula
masuk ke dalam agama kalian, mereka datang membawa agama baru yang kami dan
kalian tidak mengetahui agama tersebut, dan sungguh telah mengutus kami orang-orang
yang mulia dari kaum mereka, dari bapak-bapak mereka, paman-paman mereka dan
kerabat-kerabat mereka, supaya kalian mengembalikan orang-orang (yang pindah ke negrimu) kepada mereka". Diriwayatkan
oleh Ahmad di dalam "Musnad"nya (no. 1740)".
Maka tidak heran ketika Abul
'Abbas Harmin bin Salim Al-Limboriy Rohimahulloh berda'wah di Limboro maka
masyarakatnya menganggap beliau membawa agama Islam baru.
4.
Mereka Dihina,
Dibenci, dan Bahkan Mereka Diusir dari Rumah Mereka.
Bila mereka mengingkari kesyirikan,
kebid'ahan dan kema'siatan berupa perbuatan keji dan yang lainnya maka
masyarakatnya mengancam mereka, menghina mereka, membenci mereka dan bahkan mengusir
mereka dari rumah mereka, sebagaimana yang dilakukan oleh kaum kafir di zaman
para nabi terdahulu, Alloh Ta'ala berkata tentang mereka:
{فَمَا كَانَ جَوَابَ قَوْمِهِ إِلَّا أَنْ قَالُوا أَخْرِجُوا آلَ
لُوطٍ مِنْ قَرْيَتِكُمْ إِنَّهُمْ أُنَاسٌ يَتَطَهَّرُونَ} [النمل: 56].
"Maka tidak lain jawaban kaumnya melainkan mengatakan:
"Usirlah Luth beserta keluarganya dari negri kalian; karena sesungguhnya
mereka itu orang-orang yang (menda'wakan dirinya) bersih".
(An-Naml: 56).
Rosululloh
Shollallohu 'Alaihi wa Sallam dan para shohabatnya juga diusir oleh
masyarakat mereka dari Makkah, Waroqah bin Naufal anak pamannya Khodijah Rodhiyallohu
'Anhu berkata kepada Rosululloh Shollallohu 'Alaihi wa Sallam:
"لَيْتَنِي
أَكُونُ حَيًّا إِذْ يُخْرِجُكَ قَوْمُكَ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَوَ مُخْرِجِيَّ هُمْ»، قَالَ: نَعَمْ، لَمْ يَأْتِ رَجُلٌ
قَطُّ بِمِثْلِ مَا جِئْتَ بِهِ إِلَّا عُودِيَ، وَإِنْ يُدْرِكْنِي يَوْمُكَ
أَنْصُرْكَ نَصْرًا مُؤَزَّرًا".
"Seandainya aku masih hidup ketika kaummu menggeluarkanmu
(dari Makkah), maka Rosululloh Shollallohu 'Alaihi wa Sallam bertanya:
"Apakah mereka akan mengeluarkanku (dari Makkah)?", beliau
berkata: "Iya, tidaklah datang seorangpun semisal dengan apa yang kamu
datangkan melainkan dimusuhi, dan seandainya hari (dikeluarkannya kamu dari
Makkah) mendapatiku maka aku akan menolongmu dengan pertolongan yang
sekuat-kuatnya". Diriwayatkan oleh Al-Bukhoriy (no. 3) dan Muslim (no. 160)
dari hadits Aisyah Rodhiyallohu 'Anha.
Maka tidak
heran kalau saudara kita Abul 'Abbas Harmin bin Salim Rohimahulloh dan teman-temannya
dikeluarkan dari rumah-rumah mereka di Hanunu-Seram Barat dan mereka diusir
oleh para hizbiyyun –semoga Alloh tidak memberikahi para hizbiyyin itu-.
5.
Mereka
Dicerca dan Disakiti Oleh Masyarakat, Bahkan Paman Mereka Sendiri Mencerca dan
Menyakiti Mereka.
Al-Bukhoriy meriwayatkan di dalam
"Shohih"nya (no. 4770) dan Muslim di dalam "Shohih"nya
(no. 208) dari hadits Abdulloh bin 'Abbas, beliau berkata:
"لَمَّا نَزَلَتْ: {وَأَنْذِرْ عَشِيرَتَكَ الأَقْرَبِينَ}
[الشعراء: 214]، صَعِدَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى
الصَّفَا، فَجَعَلَ يُنَادِي: «يَا بَنِي فِهْرٍ، يَا بَنِي عَدِيٍّ» - لِبُطُونِ
قُرَيْشٍ - حَتَّى اجْتَمَعُوا فَجَعَلَ الرَّجُلُ إِذَا لَمْ يَسْتَطِعْ أَنْ
يَخْرُجَ أَرْسَلَ رَسُولًا لِيَنْظُرَ مَا هُوَ، فَجَاءَ أَبُو لَهَبٍ
وَقُرَيْشٌ، فَقَالَ: «أَرَأَيْتَكُمْ لَوْ أَخْبَرْتُكُمْ أَنَّ خَيْلًا
بِالوَادِي تُرِيدُ أَنْ تُغِيرَ عَلَيْكُمْ، أَكُنْتُمْ مُصَدِّقِيَّ؟» قَالُوا:
نَعَمْ، مَا جَرَّبْنَا عَلَيْكَ إِلَّا صِدْقًا، قَالَ: «فَإِنِّي نَذِيرٌ لَكُمْ
بَيْنَ يَدَيْ عَذَابٍ شَدِيدٍ» فَقَالَ أَبُو لَهَبٍ: تَبًّا لَكَ سَائِرَ
اليَوْمِ، أَلِهَذَا جَمَعْتَنَا؟ فَنَزَلَتْ: {تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ
وَتَبَّ مَا أَغْنَى عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَ} [المسد: 2]".
"Tatkala
turun ayat: "Dan berilah peringatan kepada para kerabat
terdekatmu", (Asy-Syu'aro': 214), maka Nabi Shollallohu 'Alaihi wa
Sallam naik di atas bukit Shofa, lalu menyeru: "Wahai Bani Fihr,
wahai Bani 'Adi". Ini di tengah-tengah orang-orang Quroisy, sampai mereka
berkumpul, seseorang yang tidak bisa keluar (dalam perkumpulan itu) maka dia
mengutus seorang utusan untuk melihat beliau, tiba-tiba datanglah Abu Lahab dan
orang-orang Quroisy, beliau Shollallohu 'Alaihi wa Sallam berkata: "Apa
pendapat kalian jika aku mengabarkan kepada kalian bahwasanya bala tentara di
Wadiy ingin menyerang kalian, apakah kalian akan membenarkanku?, mereka
berkata: "Iya, tidaklah kami mendustakanmu melainkan pembenaran",
beliau berkata: "Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan bagi kalian
tentang azab yang pedih", maka Abu Lahab berkata: "Kecelakaan
bagimu pada seluruh harimu, apakah karena ini kamu mengumpulkan kami?!, maka
turunlah ayat: "Binasalah kedua tangan Abu Lahab
dan sesungguhnya dia akan binasa. Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya
dan apa yang dia usahakan".
(Al-Masad: 2)".
Dan cercaan seperti ini dirasakan
pula oleh teman-temannya Abul 'Abbas Harmin bin Salim Rohimahulloh,
mereka dicerca, disakiti bahkan dipukul oleh paman-paman mereka sendiri,
disebabkan mereka melaksanakan dan mengamalkan sunnah-sunnah Nabi Shollallohu
'Alaihi wa Sallam yang jelas sumbernya dari Al-Qur'an dan Al-Hadits.
6.
Membuat Rencana
Jahat Terhadap Orang-orang yang Menda'wahkan Sunnah dan Mengamalkannya.
Ahmad Rohimahulloh
meriwayatkan di dalam "Musnad"nya (no. 3485) dari hadits Abdulloh bin 'Abbas Rodhiyallohu 'Anhuma,
beliau berkata:
"فَأَقْبَلَتْ فَاطِمَةُ تَبْكِي حَتَّى دَخَلَتْ عَلَى
أَبِيهَا، فَقَالَتْ: هَؤُلَاءِ الْمَلَأُ مِنْ قَوْمِكَ فِي الْحِجْرِ، قَدْ
تَعَاهَدُوا: أَنْ لَوْ قَدْ رَأَوْكَ قَامُوا إِلَيْكَ فَقَتَلُوكَ، فَلَيْسَ
مِنْهُمْ رَجُلٌ إِلَّا قَدْ عَرَفَ نَصِيبَهُ مِنْ دَمِكَ، قَالَ: «يَا بُنَيَّةُ
أَدْنِي وَضُوءًا» فَتَوَضَّأَ، ثُمَّ دَخَلَ عَلَيْهِمُ الْمَسْجِدَ، فَلَمَّا
رَأَوْهُ، قَالُوا: هُوَ هَذَا، هُوَ هَذَا. فَخَفَضُوا أَبْصَارَهُمْ، وَعُقِرُوا
فِي مَجَالِسِهِمْ، فَلَمْ يَرْفَعُوا إِلَيْهِ أَبْصَارَهُمْ، وَلَمْ يَقُمْ
مِنْهُمْ رَجُلٌ، فَأَقْبَلَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
حَتَّى قَامَ عَلَى رُءُوسِهِمْ، فَأَخَذَ قَبْضَةً مِنْ تُرَابٍ، فَحَصَبَهُمْ
بِهَا، وَقَالَ: «شَاهَتِ الْوُجُوهُ»، قَالَ: فَمَا أَصَابَتْ رَجُلًا مِنْهُمْ
حَصَاةٌ إِلَّا قُتِلَ يَوْمَ بَدْرٍ كَافِرًا".
"Fatimah
datang dalam keadaan menangis, sampai masuk menemui bapaknya, dia berkata
(kepada bapaknya): "Mereka beberapa orang dari kaummu berkumpul di Hijr,
mereka telah berjanji; kalaulah mereka melihatmu, mereka akan bangkit untuk membunuhmu,
tidak ada dari mereka seorangpun melainkan sungguh telah mengambil andil atas penumpahan
darahmu, beliau Shollallohu 'Alaihi wa Sallam berkata: "Wahai
putriku, siapkanlah untukku air wudhu!", lalu beliau berwudhu,
kemudian beliau masuk kepada mereka di masjid, maka tatkala mereka melihatnya,
merekapun berkata: "Ini dia", mereka menundukan pandangan mereka,
terdiam di tempat-tempat duduk mereka, mereka tidak bisa mengangkat pandangan mereka,
sehingga tidak seorangpun dari mereka bisa bangkit. Lalu Rosululloh Shollallohu
'Alaihi wa Sallam menghadap (kepada mereka) sampai berdiri di pingir-pingir
mereka, lalu mengambil segenggam dari tanah, lalu dilemparkan dengannya, beliau
sambil berkata: "Telah dilemparkan kepada wajah-wajah", dia
berkata: "Tidaklah menimpa seorangpun dari mereka dari lemparan tersebut
melainkan terbunuh pada hari perang Badr dalam keadaan kafir".
Demikianlah keadaan Rosululloh Muhammad
Shollallohu 'Alaihi wa Sallam selalu diupayakan untuk disakiti dan diganggu
serta dicegah dari sholat dan beribadah di Ka'bah, padahal yang bangun Ka'bah
termasuk kakeknya Rosululloh Shollallohu 'Alaihi wa Sallam juga. Dan ini
kita dapati pula di zaman ini, para pengikut beliau disakiti dan diganggu,
bahkan dilarang dari berda'wah di masjid padahal masjid itu adalah masjid
bersama, dan dibangun bersama-sama.
7.
Mereka
Senantiasa Menuntut Ilmu dan Menyuarakan Kebenaran Walaupun Diganggu dan
Dihalang-halangi Oleh Manusia.
Nabi
Shollallohu 'Alaihi wa Sallam:
«مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ،
وَإِنَّمَا أَنَا قَاسِمٌ وَاللَّهُ يُعْطِي، وَلَنْ تَزَالَ هَذِهِ الأُمَّةُ
قَائِمَةً عَلَى أَمْرِ اللَّهِ، لاَ يَضُرُّهُمْ مَنْ خَالَفَهُمْ، حَتَّى
يَأْتِيَ أَمْرُ اللَّهِ».
"Barangsiapa yang Alloh inginkan kebaikan kepadanya maka
dia fahamkan kepadanya perkara agama, dan sesungguhnya aku adalah yang membagi
dan Alloh adalah pemberi, akan senantiasa ada pada umat ini (sekelompok) yang
mereka tegak di atas perintahnya Alloh, tidak memudhoratkan mereka orang yang
menyelisihi mereka sampai datang perkaranya Alloh". Diriwayatkan oleh Al-Bukhoriy (no. 71)
dan Muslim (no. 1037) dari Mu'awiyyah.
Ketika
teman-teman Abul 'Abbas Harmin bin Salim Al-Limboriy Rohimahulloh mau berangkat
menuntut ilmu, maka bangkitlah beberapa orang melarang, bahkan orang-orang melakukan
pengejaran sampai ke kota Ambon, namun semua itu tidak memudhoratkan mereka,
bahkan justru kebenaran semakin bertambah jelas, karena tidak ada seorangpun
yang menyuarakan kebenaran melainkan ada yang menghalanginya, mencegahnya dan
bahkan mengingkan untuk mencelakakannya.
8.
Mereka Berkata dan Berbuat Didasari dengan
Ilmu.
Tidaklah
kita melihat dari para pengikut Rosulullah Shollallohu 'Alaihi wa Sallam
berkata tentang sesuatu atau mereka melakukan sesuatu melainkan mereka memiliki
dalilnya, baik dalil dari Al-Qur'an maupun dalil dari As-Sunnah. Oleh karena
itu Al-Bukhoriy di dalam "Shohih"nya (1/24) pada "Kitabul
'Ilmi" beliau membuat bab khusus yaitu:
"بَابُ العِلْمِ قَبْلَ القَوْلِ وَالعَمَلِ".
"Bab berilmu sebelum berkata dan berbuat".
Penutup
Apa yang kami sebutkan tentang
ciri-ciri pengikut Nabi Shollallohu 'Alaihi wa Sallam ini hanya pokok-pokok terpentingnya, dan masih banyak
lagi ciri-ciri mereka namun kami hanya mencukupkan dengan menyebutkan poin-poin
ini, mengingat keterbatasan waktu yang ada.
Demikian tulisan yang singkat
ini, semoga bermanfaat.
ونسأل
الله عز وجل أن يوفقنا وجميع المسلمين للهداية والسداد، وصلى الله وسلم على نبينا
محمد وعلى آله وصحبه.
Ditulis
oleh:
Abu
Ahmad Muhammad bin Salim Al-Limboriy
Di
Darul Hadits Dammaj-Sho'dah-Yaman
Pada
tanggal 15 Dzul Hijjah 1434
Daftar Pustaka
1.
Al-Qur'anul Karim.
2.
Al-Jami'ul Musnad
Ash-Shohihul Mukhtashor/Muhammad bin Isma'il/Al-Bukhoriy Al-Ju'fiy/Dar Thouqin
Najah/Cetakan Pertama/1422 H.
3.
Musnad Al-Imam Ahmad/Penulis
Abu Abdillah Ahmad bin Muhammad bin Hanbal/Penerbit Muassasah Ar-Risalah/Tahun 1421H-2001
M.
4.
Al-Musnadush
Shohih/Muslim bin Hajjaj An-Naisaburiy/Dar Ihyatit Turots Al-'Arobiy-Beirut.
5.
Sunan Ibni
Majah/Muhammad Ibnu Majah Yazid/Dar Ihyail Kutub Al-'Arobia.
6.
Sunan At-Tirmidziy/Muhammad
bin 'Isa At-Tirmidziy/Maktabah Mushthofa Al-Babiy/Cetakan Kedua/Tahun 1395
H-1975 M.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar