DAN PARA SHOHABATNYA
Ditulis Oleh:
Abu Muhammad Anas bin Salim Al-Limboriy
'Afallohu 'Anhu
Diberi Catatan Kaki Oleh:
Abu Ahmad Muhammad bin Salim Al-Limboriy
KATA PENGANTAR
(ABU AHMAD MUHAMMAD BIN
SALIM AL-LIMBORIY)
بِسم الله
الرَّحمنِ الرَّحِيم
الحَمْدُ لله، أَحْمَدُه،
وأستعينُه، وأستغفرُهُ، وأَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ،
وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه.
أمّا بعدُ:
Ini merupakan salah satu tulisan dari
saudara kami Abu Muhammad Anas bin Salim Al-Limboriy 'Afallohu 'Anhu, yang
termasuk salah satu bagian dari tulisannya yang berjudul "SABAR DARI
SEGALA COBAAN DAN MAKAR".
Beliau menulis tulisan ini sebagai
bentuk nasehat untuk saudara-saudarinya, masya Alloh beliau bisa menulis di
tengah-tengah kesibukannya dalam menuntut ilmu dan berjihad di jalan Alloh
dalam melawan kaum kafir Rofidhoh.
Semoga Alloh Ta'ala menjadikan
tulisan ini bermanfaat untuknya dan untuk kedua orang tuanya,
saudara-saudarinya dan siapa saja yang menginginkan kebaikan.
Ditulis oleh:
Abu Ahmad Muhammad bin Salim Al-Limboriy
Pada hari Senin 9 Dzul Hijjah 1434
Di Darul Hadits Dammaj-Yaman
MENGENAL
ROSULULLOH MUHAMMAD SHOLLALLOHU 'ALAIHI WA SALLAM
Rosululloh Shollallohu 'Alaihi wa
Sallam adalah manusia paling utama secara mutlak, dan ujian baginya paling
besar, bahkan dua kali lipatnya daripada manusia selainnya, akan tetapi
balasannya dilipatgandakan.
Beliau Shollallohu 'Alaihi wa Sallam
ditinggal mati oleh ayahnya ketika beliau masih di dalam kandungan ibunya. Dan ibunya
meninggal ketika beliau Shollallohu 'Alaihi wa Sallam berumur 6 (enam)
tahun, oleh karena inilah Alloh Ta'ala berkata:
{أَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيمًا فَآوَى} [الضحى: 6].
"Bukankah
dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu dia melindungimu?". (Adh-Dhuha: 6).
Dan
beliau hidup bersama ibunya hanya 2 (dua) tahun setelah dipelihara oleh Halimah
As-Sa'diyyah, setelah beliau berumur 6 (enam) tahun ibunyapun meninggal, kemudian
beliau menjadi anak yatim, beliau hidup dengan tanpa ayah dan tanpa ibu.
Setelah
itu beliau dipelihara oleh kakeknya yang menggantikan posisi ayah dan ibunya,
kakeknya sangat menyayangi dan mengasihi beliau, setelah beliau berumur 8
(delapan) tahun, kakeknya meninggal dunia. Beliaupun dipelihara oleh pamannya
dengan mencurahkan kecintaan, kasih sayang dan pembelaan kepadanya hingga
beliau diutus sebagai seorang Rosul[1].
Maka
dari sini sepantasnya bagi seorang kakek untuk memperhatikan cucunya, apalagi
kalau cucunya tidak memiliki orang tua, begitu pula seorang paman yang memiliki
anak-anak saudaranya untuk memperhatikan anak-anak saudaranya[2].
ROSULULLOH SHOLLALLOHU 'ALAIHI WA SALLAM DIANGKAT
SEBAGAI NABI DAN DIUTUS SEBAGAI ROSUL
Rosululloh
Shollallohu 'Alaihi wa Sallam diutus sebagai rosul dengan turunnya surat
Al-Mudatsir (1-7)[3].
Ketika
beliau sudah diutus sebagai rosul, beliau diperintah untuk bersabar, karena
beliau akan berhadapan dengan manusia yang berbagai macam, begitu pula gangguan
untuknya.
Beliau
Shollallohu 'Alaihi wa Sallam berda'wah tidak diterima, kemudian beliau keluar
da'wah ke Thoif, beliau juga tidak diterima di sana, bahkan beliau dilempari hingga
wajahnya berdarah dan kedua tangannya mengusap darah di wajahnya.
Dari
Abu Abdirrohman Abdulloh bin Mas'ud Rodhiyallohu 'Anhu, beliau berkata:
"كَأَنِّي أَنْظُرُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ، يَحْكِي نَبِيًّا مِنَ الأَنْبِيَاءِ، ضَرَبَهُ قَوْمُهُ فَأَدْمَوْهُ،
وَهُوَ يَمْسَحُ الدَّمَ عَنْ وَجْهِهِ وَيَقُولُ: «اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِقَوْمِي
فَإِنَّهُمْ لاَ يَعْلَمُونَ»".
"Seakan-akan
aku melihat kepada Rosululloh Shollallohu 'Alaihi wa Sallam
menghikayatkan seorang nabi dari para nabi, yang kaumnya telah memukulnya, lalu
mereka mendarahinya, dan dia mengusap darah dari wajahnya sambil berkata: "Ya
Alloh, ampunilah kaumku, karena sesungguhnya mereka tidak mengetahui".
Diriwayatkan oleh Al-Bukhoriy dan Muslim.
Sebagaimana
pula ketika Aisyah bertanya kepadanya pada pristiwa Uhud tentang ujian yang
paling besar menimpanya, beliau menjawab seperti hadits tersebut di atas.
Padahal para malaikat penjaga gunung telah menawarkan untuk mengazab kaumnya,
akan tetapi beliau memilih untuk bersabar dan berharap kepada Alloh Ta'ala
untuk menjadikan keturunan (kaumnya menerima da'wahnya).
Beliau
Shollallohu 'Alaihi wa Sallam adalah nabi yang sangat menginginkan
kebaikan kepada umatnya dan beliau sangat penyayang kepada umatnya, Alloh Ta'ala
berkata:
{لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا
عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ} [التوبة: 128].
"Sungguh
telah datang kepada kalian seorang Rosul dari kaum kalian sendiri, berat terasa
olehnya penderitaan kalian, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagi
kalian, sangat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang yang beriman". (At-Taubah: 128).
Orang-orang
kafir sangat berusaha untuk membunuhnya dan menghinanya dengan berbagai
penghinaan, sehingga beliau hijroh dari mereka dalam keadaan sembunyi-sembunyi,
sebagaimana Alloh Ta'ala berkata:
{إِلَّا تَنْصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللَّهُ إِذْ أَخْرَجَهُ
الَّذِينَ كَفَرُوا ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِي الْغَارِ إِذْ يَقُولُ
لِصَاحِبِهِ لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا فَأَنْزَلَ اللَّهُ سَكِينَتَهُ
عَلَيْهِ وَأَيَّدَهُ بِجُنُودٍ لَمْ تَرَوْهَا وَجَعَلَ كَلِمَةَ الَّذِينَ
كَفَرُوا السُّفْلَى وَكَلِمَةُ اللَّهِ هِيَ الْعُلْيَا وَاللَّهُ عَزِيزٌ
حَكِيمٌ} [التوبة: 40].
"Jikalau
kalian tidak menolongnya (Rosululloh) maka sesungguhnya Alloh telah menolongnya
(yaitu) ketika orang-orang kafir mengeluarkannya (dari Makkah) sedang dia salah
seorang dari dua orang ketika keduanya berada di dalam gua, di waktu dia
berkata kepada shohabatnya: "Janganlah kamu bersedih, sesungguhnya Alloh bersama
kita". Maka Alloh menurunkan ketenangan-Nya kepada (Rosululloh) dan
membantunya dengan tentara yang kalian tidak melihatnya, dan Dia menjadikan kalimat
orang-orang kafir itu rendah, dan kalimat Alloh itulah yang tinggi. Dan Alloh adalah
Al-'Aziz (Maha Perkasa) lagi Al-Hakim (Maha Bijaksana)". (At-Taubah: 40).
Begitu
pula siksaan terhadap orang-orang yang beriman kepadanya dari kalangan para
shohabat, seperti Khobbab seorang hamba sahaya, disiksa dengan dibentangkan di
atas bara api, bara api tidak mati melainkan karena terkena keringat badannya
yang berjatuhan, beliau disiksa hanya sebab karena beriman kepada Alloh dan
Rosul-Nya, begitu pula para shohabat yang lainnya mendapatkan siksaan yang
keras dan bermacam-macam.
Mereka
para shohabat datang kepada Rosululloh Shollallohu 'Alaihi wa Sallam
mengadukan hal mereka, dan mereka berkata: "Kapan pertolongan Alloh datang
kepada kita?", sebagaimana dalam hadits Khobbab, beliau berkata:
"أَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ
مُتَوَسِّدٌ بُرْدَةً، وَهُوَ فِي ظِلِّ الكَعْبَةِ وَقَدْ لَقِينَا مِنَ
المُشْرِكِينَ شِدَّةً، فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَلاَ تَدْعُو اللَّهَ،
فَقَعَدَ وَهُوَ مُحْمَرٌّ وَجْهُهُ، فَقَالَ: «لَقَدْ كَانَ مَنْ قَبْلَكُمْ
لَيُمْشَطُ بِمِشَاطِ الحَدِيدِ، مَا دُونَ عِظَامِهِ مِنْ لَحْمٍ أَوْ عَصَبٍ،
مَا يَصْرِفُهُ ذَلِكَ عَنْ دِينِهِ، وَيُوضَعُ المِنْشَارُ عَلَى مَفْرِقِ
رَأْسِهِ، فَيُشَقُّ بِاثْنَيْنِ مَا يَصْرِفُهُ ذَلِكَ عَنْ دِينِهِ،
وَلَيُتِمَّنَّ اللَّهُ هَذَا الأَمْرَ حَتَّى يَسِيرَ الرَّاكِبُ مِنْ صَنْعَاءَ
إِلَى حَضْرَمَوْتَ، مَا يَخَافُ إِلَّا اللَّهَ»".
"Aku
datang kepada Rosululloh Shollallohu 'Alaihi wa Sallam dan beliau
mengenakan burdah (untuk bersandar), dan beliau di bawah naungan Ka'bah, dan
sungguh kami telah mendapatkan perlakukan kekerasaan dari kaum musyrikin, maka
aku katakan: "Wahai Rosululloh, tidakkah engkau berdoa kepada Alloh, maka
beliau duduk dan beliau memerah wajahnya", lalu berkata: "Sungguh dahulu ada orang
sebelum kalian dia disisir dengan sisir dari besi, apa yang ada pada tulangnya
dari daging atau kulitnya (terpotong), tidaklah yang demikian itu memalingkannya
dari agamanya, dan diletakan gergaji di atas kepalanya, lalu dibelah menjadi
dua, tidaklah demikian itu memalingkannya dari agamanya, dan sungguh Alloh akan
menyempurnakan perkara (agama) ini sampai seseorang yang berkendaraan berjalan
dari Shon'ah ke Hadromaut, tidaklah dia takut melainkan hanya kepada
Alloh". Diriwayatkan oleh Al-Bukhoriy[4].
Dan
juga perkataan Alloh Ta'ala:
{لَقَدْ تَابَ اللَّهُ عَلَى النَّبِيِّ وَالْمُهَاجِرِينَ
وَالْأَنْصَارِ الَّذِينَ اتَّبَعُوهُ فِي سَاعَةِ الْعُسْرَةِ مِنْ بَعْدِ مَا
كَادَ يَزِيغُ قُلُوبُ فَرِيقٍ مِنْهُمْ ثُمَّ تَابَ عَلَيْهِمْ إِنَّهُ بِهِمْ
رَءُوفٌ رَحِيمٌ} [التوبة: 117].
"Sungguh
Alloh telah menerima taubat Nabi, orang-orang Muhajirin dan orang-orang Anshar
yang mengikuti Nabi dalam masa kesulitan, setelah hati segolongan dari mereka
hampir berpaling, kemudian Alloh menerima taubat mereka itu. Sesungguhnya Alloh
terhadap mereka adalah Ar-Rouf (Maha Pengasih) lagi Ar-Rohim (Maha Penyayang)". (At-Taubah: 117).
Begitulah
keadaan Rosululloh Shollallohu 'Alaihi wa Sallam dan para shohabatnya Rodhiyallohu
'Anhum, dan juga akan senantiasa ada sekelompok dari umat Rosululloh Shollallohu
'Alaihi wa Sallam yang selalu menampakan kebenaran dan mereka benar-benar
mengikuti jalan Nabi Shollallohu 'Alaihi wa Sallam, tidak memudhoratkan
mereka orang yang menyelisihi mereka, dan mereka terus akan ada sampai hari
kiamat, sebagaimana perkataan Nabi Shollallohu 'Alaihi wa Sallam:
«مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ،
وَإِنَّمَا أَنَا قَاسِمٌ وَاللَّهُ يُعْطِي، وَلَنْ تَزَالَ هَذِهِ الأُمَّةُ
قَائِمَةً عَلَى أَمْرِ اللَّهِ، لاَ يَضُرُّهُمْ مَنْ خَالَفَهُمْ، حَتَّى
يَأْتِيَ أَمْرُ اللَّهِ».
"Barangsiapa
yang Alloh inginkan kebaikan kepadanya maka dia fahamkan kepadanya perkara
agama, dan sesungguhnya aku adalah yang membagi dan Alloh adalah pemberi, akan
senantiasa ada pada umat ini (sekelompok) yang mereka tegak di atas perintahnya
Alloh, tidak memudhoratkan mereka orang yang menyelisihi mereka sampai datang
perkaranya Alloh".
Diriwayatkan oleh Al-Bukhoriy dan Muslim dari Mu'awiyyah.
Wahai
saudaraku Ahlassunnah As-Salafiyyin bersabarlah kalian sebagaimana kesabaran
para salaf (pendahulu) kita.
Sekarang
kita melihat bahwa pusat Ahlissunnah adalah di Dammaj-Yaman, ujiannyapun paling
besar, mereka orang-orang kafir dan ahlul bid'ah sangat berusaha dengan membuat
berbagai cara untuk menghancurkan Dammaj, entah dengan diperangi, dihishor dan
ditebarkan syubhat-syubhat terhadapnya dan yang lainnya dari apa yang mereka
upayakan, Insya Alloh semua usaha mereka itu tidak akan berhasil, semoga Alloh
menjaga Ahlussunnah di tempat ini (ya'ni Dammaj) dan seluruh Ahlussunnah
dimanapun mereka berada.
MEMBUTUHKAN KESABARAN PADA SEMUA KEADAAN
Kesabaran
itu dibutuhkan pada semua keadaan, entah sabar dalam beribadah, sabar atas
meninggalkan kema'siatan, sabar dalam berda'wah, sabar dalam berkeluarga, sabar
dalam mendidik anak-anak, sabar dalam menghadapi penghinaan dari masyarakat dan
sabar ketika sakit serta sabar ketika ditinggal mati oleh orang yang dicintai.
MACAM-MACAM UJIAN YANG ALLOH BERIKAN
Ujian
Alloh itu bermacam-macam, diantaranya Alloh akan menguji hamba-hamba-Nya dengan
mewafatkan orang yang dicintai, Alloh Ta'ala berkata:
{وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ
مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ (155)
الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا
إِلَيْهِ رَاجِعُونَ (156) أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ
وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ} [البقرة: 155-157].
"Dan
sungguh Kami akan berikan ujian kepada kalian dengan sesuatu yang menakutkan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan, dan berilah kabar gembira
kepada orang-orang yang bersabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa
musibah, mereka mengucapkan: "Sesungguhnya kami adalah milik Alloh dan
sesungguhnya kami akan kembali kepada-Nya". Mereka itulah yang mendapat sholawat-sholawat
dari Robb mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk". (Al-Baqoroh: 155-157).
Dan
bahwasanya setiap yang bernyawa pasti akan mati, Alloh Ta'ala berkata:
{كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ} [آل عمران: 185].
"Tiap-tiap
yang berjiwa akan merasakan mati". (Ali Imron: 185).
Dan
Alloh Ta'ala berkata:
{إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ
وَيَعْلَمُ مَا فِي الْأَرْحَامِ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا
وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ}
[لقمان: 34].
"Sesungguhnya
Alloh, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari kiamat; dan Dia-lah
yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada di dalam rohim. Dan tidak
seorangpun yang dapat mengetahui apa yang akan diusahakannya besok. Dan tidak
seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Alloh
adalah Al-'Alim (Maha Mengetahui) lagi Al-Khobir (Maha Mengenal)". (Luqman: 34).
Ini
menunjukan bahwa kehidupan dunia akan lenyap dan tidak akan kekal. Dunia adalah
tempat ujian, dia bagaikan penjara bagi orang yang beriman, Rosululloh Shollallohu
'Alaihi wa Sallam berkata:
«الدُّنْيَا سِجْنُ الْمُؤْمِنِ، وَجَنَّةُ الْكَافِرِ».
"Dunia
adalah penjaranya orang yang beriman dan surganya orang yang kafir". Diriwayatkan oleh Muslim dari hadits
Abu Huroiroh.
Kehidupan
dunia itu bagaikan seperti orang yang safar kemudian singgah di suatu tempat, dia
bersitrahat untuk mempersiapkan bekal melanjutkan perjalanannya yang dia tujui.
Ini
menunjukan bahwa seseorang akan masuk Jannah (Surga) mengharuskannya untuk
berusaha keras.
Syaikhuna
An-Nashihul Amin Hafizhohulloh sering menasehatkan murid-muridnya untuk
bersabar, ini juga terjadi ketika saudara-saudara kita dari Ma'bar (yang mereka
bukan dari para hizbiyyun pengikut
Muhammad Al-Imam), mereka berziaroh di tempat ini (ya'ni Dammaj)
karena jumlah Ahlussunnah di Ma'bar sedikit dan hizbiyyun lebih banyak (di
tempat Muhammad Al-Imam), maka Syaikhuna menasehatkan pada kajian setelah Ashar
bertepatan dengan hari Jum'at, diantara nasehatnya:
"Bersabarlah
kalian, karena membela al-haq atau membawa al-haq atau mengikuti al-haq adalah
pahit, Jannah (surga) di kelilingi oleh perkara yang tidak disenangi (sengsara
atau pahit) dan neraka dikelilingi oleh perkara-perkara yang disenangi oleh
hawa nafsu".
Demikian tulisan yang singkat ini,
semoga bermanfaat.
ونسأل الله عز وجل أن
يوفقنا وجميع المسلمين للهداية والسداد، وصلى الله وسلم على نبينا محمد وعلى آله
وصحبه.
[1] Ayah beliau bernama Abdulloh bin Abdil
Muthollib, ibu beliau bernama Aminah bintu Wahb, kakek beliau adalah Abdul
Muthollib dan paman beliau adalah Abu Tholib.
Apa
yang disebutkan oleh penulis dan apa yang kami sebutkan ini telah dijelaskan
oleh Ibnu Katsir Rohimahulloh di dalam tafsirnya, ketika beliau
menjelaskan perkataan Alloh Ta'ala dalam surat Adh-Dhuha' ayat (6).
[2] Hendaknya bagi seseorang benar-benar
memperhatikan cucunya atau anak saudaranya, lebih-lebih kalau dia adalah anak
yatim, karena memelihara anak yatim memiliki keutamaan yang sangat besar,
Rosululloh Shollallohu 'Alaihi wa Sallam berkata:
«أَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيمِ كَهَاتَيْنِ فِي الْجَنَّةِ».
"Aku dan orang yang memelihara anak yatim seperti kedua
ini di dalam Jannah". Hadits ini shohih, diriwayatkan oleh Abu Dawud
dari hadits Sahl. Dan Muslim meriwayatkan di dalam "Shohih"nya
dari hadits Abu Huroiroh, dengan lafazh:
«كَافِلُ الْيَتِيمِ لَهُ أَوْ لِغَيْرِهِ أَنَا وَهُوَ
كَهَاتَيْنِ فِي الْجَنَّةِ» وَأَشَارَ بِالسَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى.
"Orang yang memelihara anak yatim baginya atau bagi
selainnya, aku dan dia seperti dua jari ini di dalam Jannah". Dan
beliau memberi isyarat dengan jari telunjuk dan jari tengah.
[3] Sebelum beliau diutus sebagai seorang rosul,
terlebih dahulu beliau diangkat sebagai nabi, dengan diturunkan surat Al-'Alaq
ayat (1-5), dan ketika itu beliau berada di gua Hiro.
[4] Bila kita melihat kepada saudara-saudari
kita di zaman ini, maka belum kita dapatkan ujian sebagaimana yang dialami oleh
para shohabat dan umat terdahulu, saudara-saudari kita di zaman ini baru diuji
dengan perkataan keras, celaan dan cercaan sudah "loyo", putus
asa dan bahkan Na'udzu Billah sampai melepaskan aqidah dan manhajnya, keluar
dari ketaatan kepada Alloh dan Rosul-Nya padahal baru mendapatkan tekanan dan
gangguan yang jauh lebih ringan bila dibandingkan umat terdahulu. Allohul
Musta'an.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar