Al Imam Ibnul Qoyyim berkata: “Maka sesungguhnya hamba itu jika memurnikan niatnya untuk Alloh ta’ala, dan maksud dia, keinginan dia dan amalan dia itu adalah untuk wajah Alloh Yang Mahasuci, maka Alloh itu bersama dia, karena sesungguhnya Yang Mahasuci itu beserta orang-orang yang bertaqwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan. Dan kepala taqwa dan kebaikan adalah murninya niat untuk Alloh dalam penegakan kebenaran. Dan Alloh Yang Mahasuci itu tiada yang bisa mengalahkan-Nya. Maka barangsiapa Allo bersamanya, maka siapakah yang bisa mengalahkannya atau menimpakan kejelekan padanya? Jika Alloh bersama sang hamba, maka kepada siapakah dia takut? Jika Alloh tidak bersamanya, maka siapakah yang diharapkannya? Dan kepada siapa dia percaya? Dan siapakah yang menolongnya setelah Alloh meninggalkannya? Maka jika sang hamba menegakkan kebenaran terhadap orang lain, dan terhadap dirinya sendiri lebih dulu, dan dia menegakkannya itu adalah dengan menyandarkan pertolongan pada Alloh dan karena Alloh, maka tiada sesuatupun yang bisa menghadapinya. Seandainya langit dan bumi serta gunung-gunung itu membikin tipu daya untuknya, pastilah Alloh akan mencukupi kebutuhannya dan menjadikan untuknya jalan keluar dari masalahnya.” (“I’lamul Muwaqqi’in”/ hal. 412/cet. Darul Kitabil ‘Arobiy).

Perjalanan Hidup Abul 'Abbas Harmin


RINGKASAN KETERANGAN
TENTANG
PERJALANAN HIDUP ABUL 'ABBAS HARMIN 

Ditulis Oleh:
Abu Muhammad Anas bin Salim Al-Limboriy
'Afallohu 'Anhu

Diberi Keterangan Oleh:
Abu Ahmad Muhammad bin Salim Al-Limboriy
'Afallohu 'Anhu


KATA PENGANTAR

(Abu Ahmad Muhammad bi Salim Al Limboriy)

بِسم الله الرَّحمنِ الرَّحِيم
الحَمْدُ لله، أَحْمَدُه، وأستعينُه، وأستغفرُهُ، وأَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه.
أمّا بعدُ:
Tulisan yang ringkas ini merupakan salah satu karya saudara kami Abu Muhammad Anas bin Salim Al-Limboriy 'Afallohu 'Anhu, yang beliau tulis untuk mengenang kisah ringkas tentang perjalanan hidup saudara kami yang tercinta Abul 'Abbas Harmin bin Salim Rohimahulloh wa Askanahu Jannatal Firdausil A'la.
Dan kami beri beberapa tambahan keterangan tentangnya yang tidak kami sebutkan di dalam tulisan kami yang berjudul "An-Nushhul Amin min Tarjamati Abil 'Abbas Harmin".
Pada tulisan yang ada di hadapanmu ini berjudul "RINGKASAN KETERANGAN TENTANG PERJALANAN HIDUP ABUL 'ABBAS HARMIN".
Semoga Alloh Ta'ala menjadikan atas apa yang kami tulis ini bermanfaat.


Nama Beliau:
Nama beliau adalah Harmin, kuniyah beliau adalah Abul 'Abbas. Nama bapak beliau adalah Salim dan ibu beliau adalah Musrihah Rohimahumulloh.

Kelahiran Beliau:
Beliau lahir di Limboro, Seram Bagian Barat.

Saudara-saudari Beliau:
Beliau anak kedua dari 11 (sebelas) orang bersaudara, 4 (empat orang) dari mereka meninggal dunia; 2 (dua) laki-laki meninggal ketika masih bayi dan 2 (dua) prempuan meninggal ketika masih anak-anak.
Tujuh dari saudaranya yang selain dari 4 (empat) itu semuanya adalah laki-laki kecuali yang terakhir wanita.

KETERANGAN:
Semoga Alloh Ta'ala menjadikan 4 (empat) saudara-saudarinya yang meninggal itu sebagai pemberi syafa'at kepada kedua orang tuanya, sebagaimana yang dikatakan oleh Rosululloh Shollallohu 'Alaihi wa Sallam:
«مَا مِنَ النَّاسِ مُسْلِمٌ، يَمُوتُ لَهُ ثَلاَثَةٌ مِنَ الوَلَدِ لَمْ يَبْلُغُوا الحِنْثَ، إِلَّا أَدْخَلَهُ اللَّهُ الجَنَّةَ بِفَضْلِ رَحْمَتِهِ إِيَّاهُمْ».
"Tidaklah dari manusia yang dia adalah seorang muslim, mati baginya tiga dari anak-anak(nya), yang anak-anak itu belum baligh melainkan Alloh akan memasukannya ke dalam Jannah (Surga) dengan keutamaan rohmah (kasih sayang)-Nya kepada mereka". Diriwayatkan oleh Al-Bukhoriy di dalam "Shohih"nya (no. 1248) dari hadits Anas bin Malik.
Jumlah 3 (tiga) bukan berarti sebagai pembatasan, lebih dari itu tentu keutamaannya juga lebih besar.
Muslim meriwayatkan di dalam "Shohih"nya (no. 2636) dari hadits Abu Huroiroh, beliau berkata:
"أَتَتِ امْرَأَةٌ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِصَبِيٍّ لَهَا، فَقَالَتْ: يَا نَبِيَّ اللهِ ادْعُ اللهَ لَهُ، فَلَقَدْ دَفَنْتُ ثَلَاثَةً، قَالَ: «دَفَنْتِ ثَلَاثَةً؟» قَالَتْ: نَعَمْ، قَالَ: «لَقَدِ احْتَظَرْتِ بِحِظَارٍ شَدِيدٍ مِنَ النَّارِ»".
"Seorang wanita datang kepada Nabi Shollallohu 'Alaihi wa Sallam dengan membawa bayinya, lalu dia berkata: "Wahai Nabiulloh, berdoalah kepada Alloh untuknya, sungguh aku telah mengubur tiga (anak-anakku yang meninggal), beliau berkata: "Tiga yang telah kamu kubur?", Dia mejawab: "Iya", beliau Shollallohu 'Alaihi wa Sallam berkata: "Sungguh telah tercegah bagimu dengan pencegah yang kokoh dari neraka".
Pada hadits tersebut hanya menyebutkan 3 (tiga) anak, itu bukan berarti pula sebagai pembatasan, namun kurang dari 3 (tiga) juga mendapatkan keutamaan, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Al-Bukhoriy di dalam "Shohih"nya (no. 7310) dan Muslim di dalam "Shohih"nya (no. 2633) dari hadits Abu Sa'id Al-Khudriy, bahwa Rosululloh Shollallohu 'Alaihi wa Sallam berkata:
«مَا مِنْكُنَّ امْرَأَةٌ تُقَدِّمُ بَيْنَ يَدَيْهَا مِنْ وَلَدِهَا ثَلاَثَةً، إِلَّا كَانَ لَهَا حِجَابًا مِنَ النَّارِ»، فَقَالَتِ امْرَأَةٌ مِنْهُنَّ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَوِ اثْنَيْنِ؟ فَأَعَادَتْهَا مَرَّتَيْنِ، ثُمَّ قَالَ: «وَاثْنَيْنِ وَاثْنَيْنِ وَاثْنَيْنِ».
"Tidaklah dari kalian seorang wanita yang didahului (meninggal) dari 3 (tiga) anaknya (yang belum baligh), melainkan anaknya itu baginya adalah penghalang dari neraka", maka berkatalah seorang wanita: "Wahai Rosululloh (bagaimana dengan) dua anak?, dia mengulangi pertanyaannya dua kali, beliau menjawab: "Dan juga dua, dan juga dua, dan juga dua".
Dan di dalam "Shohih Muslim" (no. 2635) dari hadits Abu Huroiroh, Rosululloh Shollallohu 'Alaihi wa Sallam berkata:
«صِغَارُهُمْ دَعَامِيصُ الْجَنَّةِ يَتَلَقَّى أَحَدُهُمْ أَبَاهُ -أَوْ قَالَ: أَبَوَيْهِ-، فَيَأْخُذُ بِثَوْبِهِ -أَوْ قَالَ: بِيَدِهِ-، كَمَا آخُذُ أَنَا بِصَنِفَةِ ثَوْبِكَ هَذَا، فَلَا يَتَنَاهَى حَتَّى يُدْخِلَهُ اللهُ وَأَبَاهُ الْجَنَّةَ».
"Anak-anak kecil mereka adalah anak-anak Jannah (Surga), salah seorang dari mereka menanti-nanti bapaknya –atau beliau berkata: "ibu bapaknya, lalu memegang bajunya", -atau beliau berkata: "Memegang tangannya, sebagaimana aku memegang ujung bajuku ini, tidaklah meninggalkannya sampai Alloh memasukannya dan memasukan bapaknya ke dalam Jannah".

Masa Kecil dan Pertumbuhannya:
Beliau Rohimahulloh sejak kecil dikenal cerdas, sebelum masuk sekolah MIM (Madrasah Ibtida'iyah Muhammadiyyah) di Limboro beliau sudah bisa membaca dan menghitung, beliau belajar dengan ibunya (Musyrihah) di rumahnya.
Ketika masuk sekolah dan beliau duduk di kelas 1 (satu), beliau sering dipanggil oleh gurunya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di kelas 2 (dua) dan di kelas 3 (tiga), sampai suatu ketika bibinya (Halimah) lewat di pinggir sekolah dia melihat manusia ramai diapun datang melihatnya ternyata keponakannya (ya'ni Harmin) sedang berada di depan anak-anak sekolah kelas 2 (dua) atau kelas 3 (tiga), setiap pertanyaan yang diajukan kepadanya oleh guru kelas 2 (dua) dan guru kelas 3 (tiga) selalu beliau menjawabnya dengan benar.
Dan kecerdasan beliau diakui oleh guru-guru sekolah ketika itu, padahal beliau adalah orang yang paling kecil umurnya di dalam kelas 1 (satu).  

KETERANGAN:
Selama sekolah, dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi beliau selalu mendapatkan peringkat yang paling terbaik.
Alhmadulillah dengan sebab kecerdasannya membuat beliau menerima dan mengikuti da'wah Rosululloh Shollallohu 'Alaihi wa Sallam, karena merupakan ciri orang yang cerdas adalah mudah menerima dan mengikuti da'wah dan ajaran yang dibawa oleh para rosul, sebagaimana Alloh Ta'ala sebutkan tentang seorang ratu di negri Saba', dia adalah wanita yang cerdas, dengan kecerdasannya kemudian dia mengikuti da'wah Nabiulloh Sulaiman 'Alaihis Salam, dan dia berkata sebagaimana yang Alloh Ta'ala kisahkan di dalam Al-Qur'an:
{رَبِّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي وَأَسْلَمْتُ مَعَ سُلَيْمَانَ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ} [النمل: 44].
"Wahai Robbku sesungguhnya aku telah menzholimi diriku. Dan aku (sekarang) telah memeluk Islam bersama Sulaiman karena Alloh Robb semesta alam". (An-Naml: 44).
Bacalah kisah wanita cerdas ini di dalam Al-Qur'an pada surat "An-Naml" sehingga kamu bisa mengambil pelajaran.

Kasih Sayangnya Terhadap Saudara-Saudaranya:
Beliau Rohimahulloh penyayang terhadap anak-anak dan adik-adiknya.

Keterangan:
Beliau menjadikan adik-adik kecilnya seakan-akan sebagai anak-anaknya, beliau menyayangi mereka, mencintai mereka, bahkan beliau menggendong mereka, semasa beliau sekolah ataupun ketika beliau pulang dari kuliah ke kampungnya  beliau berbuat seperti itu.
Begitu pula ketika beliau Rohimahulloh sudah menikah maka beliau menyayangi kedua anaknya, beliau memperlakukannya sebagaimana Rosululloh Shollallohu 'Alaihi wa Sallam memperlakukan kedua cucunya ya'ni Hasan dan Husain, diriwayatkan oleh Al-Bukhoriy di dalam "Shohih"nya (no. 3749) dan Muslim di dalam "Shohih"nya (no. 2422) dari hadits Al-Baro' Rodhiyallohu 'Anhu, beliau berkata:
"رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَالحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ عَلَى عَاتِقِهِ، يَقُولُ: «اللَّهُمَّ إِنِّي أُحِبُّهُ فَأَحِبَّهُ»".
"Aku melihat Nabi Shollallohu 'Alaihi wa Sallam, dan Hasan bin 'Ali di antara dua pundak dan lehernya (mengungganginya), beliau berdoa: "Ya Alloh, sesungguhnya aku mencintainya maka cintailah dia".
Abu 'Abbas Harmin Rohimahulloh tidak hanya menyayangi adik-adik kecilnya seperti itu, tidak juga hanya menyayangi kedua anaknya, namun beliau juga menyayangi anak-anak saudaranya dan anak-anak kawan-kawannya.
Apa yang beliau lakukan sebagai pengamalan sunnah Rosululloh Shollallohu 'Alaihi wa Sallam dan pencontohan kepada para salafush sholih, sebagaimana yang pernah dilakukan oleh Abu Bakr Ash-Shiddiq Rodhiyallohu 'Anhu, diriwayatkan oleh Al-Bukhoriy di dalam "Shohih"nya (no. 3750) dari hadits 'Uqbah Ibnul Harits, beliau berkata:
"رَأَيْتُ أَبَا بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، وَحَمَلَ الحَسَنَ وَهُوَ يَقُولُ: «بِأَبِي شَبِيهٌ بِالنَّبِيِّ، لَيْسَ شَبِيهٌ بِعَلِيٍّ» وَعَلِيٌّ يَضْحَكُ".
"Aku melihat Abu Bakr Rodhiyallohu 'Anhu, dan beliau menggendong Hasan, dan beliau berkata: "Ini adalah serupa dengan Nabi, tidak serupa dengan'Ali". Dan Ali bertawa (mendengarkan ucapan Abu Bakr).

Kelembutannya dalam Mendidik Saudara-Saudaranya:
Beliau Rohimahulloh mengajari adik-adiknya dan anak-anak kaum muslimin.
Saya (Anas) bisa membaca huruf latin karena sebab beliau yang mengajariku, dan ketika aku sekolah teman-temanku senang belajar kelompok di rumahku, karena biasanya beliau Rohimahulloh yang membimbing kami.

Keterangan:
Demikianlah keadaan beliau yang perhatian dengan saudara-saudaranya, dan ini sebelum beliau mengenal da'wah Ahlissunnah wal Jama'ah, ketika beliau sudah mengenal da'wah bertambah kecintaan dan kasih sayangnya terhadap saudara-saudarinya, lebih-lebih bagi mereka yang mengikuti da'wahnya untuk menjadi pengikut setia Nabi Shollallohu 'Alaihi wa Sallam maka beliau bertambah kecintaannya kepada mereka, begitu pula saudara-saudaranya Ahlussunnah mencintai beliau pula, sungguh benar apa yang dikatakan oleh Rosululloh Shollallohu 'Alaihi wa Sallam:
«إِنَّ المُؤْمِنَ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا» وَشَبَّكَ أَصَابِعَهُ.
"Sesungguhnya seorang yang beriman dengan orang yang beriman lainnya seperti bangunan yang saling mengokohkan sebagiannya terhadap sebagian yang lain", dan beliau memasukan jari-jemarinya antara satu dengan yang lainnya. Diriwayatkan oleh Al-Bukhoriy di dalam "Shohih"nya (no. 481) dan Muslim di dalam "Shohih"nya (no. 2585) dari hadits Abu Musa Al-Asy'ariy.
Dan Rosululloh Shollallohu 'Alaihi wa Sallam berkata:
«لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ، حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ».
"Tidak (sempurnah) keimanan salah seorang diantara kalian, melainkan dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri". Diriwayatkan oleh Al-Bukhoriy di dalam "Shohih"nya (no. 13) dan Muslim di dalam "Shohih"nya (no. 45) dari hadits Anas bin Malik.

Kesungguhannya Dalam Mencari Kebenaran:
Setelah beliau Rohimahulloh mengenal da'wah Ahlissunnah wal Jama'ah, beliau berkeinginan untuk pergi menuntut ilmu di pondok pesantren namun karena banyak rintangan dan tantangan, maka beliau hanya menyuruh adiknya yaitu Abul Husain Umair untuk berangkat ke pondok pesantren. Dan Abul Husain Umair inilah orang yang pertama kali dari kalangan Ahlussunnah di Limboro yang berangkat menuntut ilmu di pondok pesantren.
Ketika beliau selesai melanjutkan studinya di STAIN (Sekolah Tinggi Agama Islam Negri) Ambon dan beliau memperoleh gelar SHI (Sarjana Hukum Islam), maka beliau bergegas untuk mewujudkan cita-citanya yaitu menuntut ilmu agama di pondok pesantren di Jawa, beliau kembali ke kampung Limboro membantu bapaknya memanen cengkeh, setelah selesai panen, beliau mendapatkan sekarung cengkeh kemudian beliau jual untuk biaya perjalanannya ke pondok pesantren, beliau Rohimahulloh kemudian pergi bersama adik kecilnya (ya'ni saya; Anas).  

Keterangan:
Dalam perjalanannya bersama adiknya ke pondok pesantren ini, keduanya mendapatkan berbagai macam ujian dan cobaan yang berat, Alhamdulillah keduanya bisa bersabar, ketika sedang di pelabuhan Ambon, adiknya hampir ditahan dan dicegah supaya tidak ke pondok pesantren, Alhamdulillah dengan pembelaan darinya dan dari kawan-kawannya adiknyapun bisa beliau bawa, hingga keduanya berhasil menyebrangi lautan menuju pulau Jawa.
Sesampainya di Jawa, beliau Rohimahulloh tidak sanggup bertahan lama, disebabkan tidak adanya dukungan dari keluarga, beliau memaksakan diri hanya setahun bisa duduk di pondok pesantren, hal demikian itu dikarenakan beliau tidak sanggup membayar iuran di pondok pesantren, setelah itu beliau kembali ke Maluku untuk bekerja sehingga bisa membiayai saudara-saudaranya di pondok pesantren dan yang mau ke pondok pesantren.

Menyambung Hubungan Kekeluargaan:
Beliau Rohimahulloh pulang dari pondok pesantren dengan tidak mengabariku karena ketika itu aku di pondok pesantren lain, yang berjauhan dengan pondok pesantren yang beliau belajar padanya, beliau sengaja tidak mengabariku jangan sampai aku sedih dan ingin juga pulang karena aku ketika itu masih kecil.
Dari pondok pesantren itu, beliau singgah di Buton (Sulawesi Tenggara) untuk berjumpa dan silaturrohim (menyambung hubungan kekeluargaan) dengan bibinya (kakak kandung ibunya), sesampainya di Buton beliau dikabari oleh sepupu ibunya bahwa bibinya sudah lama pindah ke Flores.

Keterangan:
Dan beliau sangat senang karena masih bisa berjumpa dengan keluarga besar orang tuanya di Buton, Rosululloh Shollallohu 'Alaihi wa Sallam berkata:
«إِنَّ أَبَرَّ الْبِرِّ صِلَةُ الْوَلَدِ أَهْلَ وُدِّ أَبِيهِ».
"Sesungguhnya paling baiknya kebaikan adalah seorang anak menyambung (hubungan) persahabatan bapaknya". Diriwayatkan oleh Muslim di dalam "Shohih"nya (no. 2552) dari hadits Abdulloh bin 'Umar.   
Dengan menyambung hubungan persahabatan orang tua saja sudah begitu utamanya maka tentu lebih utama lagi kalau yang masih berhubungan kekeluargaan, bahkan ketika ada yang berkata kepada Rosululloh Shollallohu 'Alaihi wa Sallam:
يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَخْبِرْنِي بِعَمَلٍ يُدْخِلُنِي الجَنَّةَ؟.
"Wahai Rosululloh, kabarkanlah kepadaku terhadap suatu amalan dengan sebab amalan itu memasukanku ke dalam Jannah (Surga)?", maka beliau Shollallohu 'Alaihi wa Sallam berkata:
«تَعْبُدُ اللَّهَ لاَ تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا، وَتُقِيمُ الصَّلاَةَ، وَتُؤْتِي الزَّكَاةَ، وَتَصِلُ الرَّحِمَ».
"Kamu beribadah kepada Alloh dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, kamu menegakan sholat, dan menunaikan zakat serta menyambung hubungan kekeluargaan". Diriwayatkan oleh Al-Bukhoriy di dalam "Shohih"nya (no. 5983) dan Muslim di dalam "Shohih"nya (no. 13) dari hadits Abu Ayyub Al-Anshoriy.

Mencari Bibinya:
Ketika beliau Rohimahulloh mendengar bahwa bibinya di Flores tinggal bersama anak cucunya di sana, beliaupun mencari jejaknya, ketika beliau sudah mendapatkan alamatnya beliau ke sana, Alhamdulillah beliau menjumpai mereka, dan beliau bergembira ketika mengetahui kalau bibinya dan anak bibinya sudah haji ke Makkah.

Keterangan:
Ketika beliau sudah balik ke Maluku, setelah ziarohnya ke Flores, beliau bergegas mengabarkan kepada kami bahwa beliau sudah berjumpa dengan bibi kami, beliau Rohimahulloh sangat bergembira dengan hal itu.
Demikianlah keadaan beliau sangat senang bila mengamalkan ilmunya, tidaklah beliau bersusah payah mencari bibinya melainkan untuk mengamalkan hadits yang beliau ketahui tentang keutamaan menyambung hubungan kekeluargaan, karena sudah merupakan ciri dan sifat beliau adalah bila beliau mengetahui suatu ilmu dari sunnah-sunnah Nabi Shollallohu 'Alaihi wa Sallam maka beliau langsung mengamalkannya.

Awal Mula Da'wah Beliau:
Beliau Rohimahulloh adalah orang yang pertama mengenal, mengikuti dan menda'wahkan da'wah Ahlissunnah wal Jama'ah di Limboro.
Ketika beliau sudah mengenal da'wah Ahlissunnah beliau bergegas mengamalkan dan menda'wahkannya, tidaklah ada suatu perkara dari sunnah-sunnah Nabi Shollallohu 'Alaihi wa Sallam melainkan beliau langsung mengamalkan dan menda'wahkannya.

Keterangan:
Ketika beliau Rohimahulloh sudah selesai kuliah di STAIN Ambon beliau pulang kampung, dan beliau mendapati kami mendidik anak-anak kaum muslimin sekitar 60 (enam puluh) orang di rumah orang tua kami, maka beliau melakukan pendekatan dengan kami, beliau memperkenalkan kami dengan sebuah buku terjemahan yang berjudul "Perisai Seorang Muslim" yang dia adalah terjemahan dari kitab "Hishnul Muslim".
Dalam menda'wahi kami beliau sangat bersabar dan pelan-pelan dengan penuh kelemah lembutan, buku tersebut kemudian kami hafal dan kami menyuruh anak-anak yang belajar kepada kami untuk menghafalnya dan mengamalkannya dan meninggalkan buku yang berjudul "Kunci Ibadah", Alhamdulillah niat dan tujuan beliau dalam memperkenalkan kami dengan dzikir-dzikir dan doa-doa dari Rosululloh Shollallohu 'Alaihi wa Sallam berhasil.
Ketika kami berangkat ke Surabaya untuk melanjutkan studi (kuliah) di sana, beliau selalu menghubungi kami dan mendorong kami untuk selalu menghadiri pengajian yang diisi oleh para ustadz keluaran dari Dammaj, kamipun mengikuti nasehat dan dorongannya, dengan sebab beliau itulah kemudian kami duduk di majelis ta'lim yang mengajarkan kitab-kitab berbahasa Arob.
Ketika beliau mendengar bahwa kami sudah rutin menghadiri pengajian umum di masjid-masjid, maka beliau sangat bergembira akan hal itu, kemudian beliau menghubungi kami untuk mencoba sewaktu-waktu untuk datang ke pondok pesantren mengikuti pengajian khusus pelajaran bahasa Arob seperti ilmu Nahwu dan Shorf, kamipun mengikuti pengarahan beliau.
Setelah kami menyelesaikan studi maka beliau menyuruh kami untuk tidak pulang dulu ke Maluku akan tetapi kami perlu coba untuk menjadi santri di pondok pesantren, Alhamdulillah ketika kami mencoba menjadi santri disaat itulah Alloh memberi hidayah kepada kami hingga kecintaan terhadap ilmu agama tertancap di dalam hati kami, -semoga Alloh Ta'ala membalas beliau dengan balasan kebaikan yang berlipat ganda, yang mana beliau telah bersusah payah dan berusaha sekuat tenaganya untuk bisa mengarahkan kami sehingga kami menjadi seorang Ahlussunnah dan penuntut ilmu sejati-, Alhamdulillah satu harapan beliau Rohimahulloh telah Alloh Ta'ala wujudkan:
{وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ} [النحل: 53].
"Dan apa saja pada kalian dari suatu ni'mat maka itu (datangnya) dari Alloh". (An-Nahl: 53). Dan semoga harapan-harapan yang lainnya segera terwujudkan pula:
{اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاءُ بِيَدِكَ الْخَيْرُ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ} [آل عمران: 26].
"Wahai Robb yang memiliki kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki, di tangan-Mulah segala kebaikan. Sesungguhnya Engkau atas segala sesuatu adalah Al-Qodir (Maha Kuasa)". (Ali Imron: 26).
Dengan sebab keberadaannya beliau yang senantiasa bersabar, Alhamdulillah banyak umat manusia, terkhusus di Limboro bisa mengenal da'wah Ahlissunnah wal Jama'ah dari beliau Rohimahulloh, -semoga semua itu menjadi catatan dan simpanan kebaikan baginya-, Rosululloh Shollallohu 'Alaihi wa Sallam berkata:
«مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً حَسَنَةً، فَعُمِلَ بِهَا بَعْدَهُ، كُتِبَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِ مَنْ عَمِلَ بِهَا، وَلَا يَنْقُصُ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْءٌ».
"Barangsiapa (menghidupkan) sunnah di dalam Islam dengan sunnah yang baik, lalu diamalkan sunnah tersebut setelahnya, maka dicatat baginya semisal pahala orang mengamalkannya, dan tidaklah terkurangi dari pahala mereka sedikitpun". Diriwayatkan oleh Muslim di dalam "Shohih"nya (no. 1017).

Wafatnya Beliau:
Beliau Rohimahulloh meninggal dunia di Rumah Sakit Tentara Ambon dan dimakamkan di Limboro.
Beliau Rohimahulloh adalah orang yang pertama di Limboro meninggal dunia dengan pengurusan jenazahnya sesuai dengan tuntutan Islam yang benar, jenazah beliau diurus oleh adik kandungnya yaitu Abul Husain Umair bin Salim Al-Limboriy selaku ustadz di Limboro yang mengantikan posisi beliau berda'wah di jalan Alloh.

Keterangan:
Beliau Rohimahulloh meninggal dunia dengan meninggalkan dua orang anak, -semoga Alloh menjaga keduanya, menjaga keluarganya dan saudara-saudarinya serta menjaga orang-orang yang beriman-.
{رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ} [الحشر: 10].
"Ya Robb kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah mendahului kami dalam keimanan, dan janganlah Engkau menjadikan kedengkian di dalam hati kami kepada orang-orang yang beriman; Ya Robb kami, sesungguhnya Engkau adalah Ar-Ro'uf (Maha Penyantun) lagi Ar-Rohim (Maha Penyayang)". (Al-Hasyr: 10).
Diberi keterangan oleh:
Abu Ahmad Muhammad bin Salim Al-Limboriy
'Afallohu 'Anhu
Pada hari Kamis 12 Dzul Hijjah 1434

Di Darul Hadits Dammaj-Yaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar